Bab 15 Lelucon Jelek

Harum masakan bertiup melewati penciuman Daniel yang sudah duduk menunggu di kursi makan. Melody datang Bersama tiga menu utama mereka, sup ikan dan tumis sayur untuk anak kecil, telur balado untuk orang dewasa. Daniel tidak boleh bosan memakan makanan-makanan super sehat itu.

Akhirnya mereka bisa menikmati makan malam yang lezat kembali. Sebenarnya hanya satu hari, yang membuatnya menjadi berat karena tidak ada waktu untuk tidur. Kecuali untuk Melody yang rekor begadang paling lama lima hari.

Sebelum dimakan, Daniel terlebih dahulu memisahkan tulang besar dari daging ikan. Jamie tidak sembarang memilih jenis ikan, jenis yang dia pilih adalah jenis ikan yang tidak ada tulang halus agar aman bagi anaknya.

"Dany, ikan ku ada tulangnya juga, nih," ucap Melody memberi kode.

"Bersihkan sendiri." Daniel memakan dengan lahap.

Jamie tersenyum. "Sini."

Dengan semangat Melody menyodorkan piringnya pada tangan pria itu, ia menoleh pada Daniel dan menjulurkan lidahnya, meledek. Selesai Jamie memisahkan tulang, mereka baru mulai makan dengan lahap dan penuh rasa syukur di hati mereka.

Seperti biasa Daniel meminum obat, dibantu oleh Jamie. Melody mencuci piring bekas makan mereka, biasanya Melody akan pulang setelah selesai makan malam dan dibawakan se-rantang makanan yang juga di masak Jamie bersama dengan makan malam, untuk adik-adik Melody.

"Melody nginep lagi, ya?" ujar Daniel mendadak di belakangnya.

"Enggak. Kamu mau aku nginep?" tanya Melody, mencuci tangannya selepas mencuci semua alat makan kotor.

"Gimana kalau Dany sesak napas lagi kayak kemarin? Dany takut ... sesak napas itu sakit," rayu Daniel memegangi celana training Melody.

Melody berbalik dan menjongkok kan tubuhnya, dua tangannya memegang pundak Daniel.

"Kamu tidak akan sesak napas lagi, paham?"

Angguk Daniel dengan tatapan imut. "Asal Melody menginap."

Melody menarik napas panjang, dia pasrah dan menuruti keinginan anak itu. Dengan berkata, "ya." Tetapi, itu cuma bohong. Dia akan pulang setelah Daniel tidur.

Jamie setuju. Karena itu dia menonton di ruang televisi sambil bekerja, menunggu Daniel tidur karena dia harus mengantar Melody. Sepenuhnya atas keinginan dirinya, padahal Melody sudah bilang dia bisa memesan ojek on line.

Pengasuh juga punya keluarga, Melody segera mengabarkan keterlambatan pulangnya pada sang adik perempuan. Untungnya sang adik punya skill memasak, tidak seperti si anak pertama. Melody tidak perlu khawatir, adik-adiknya tidak akan kelaparan.

Walau Felicia sedikit risih disaat-saat kakaknya menganggur. Pada kenyataannya saat pekerjaan Melody menjadi sangat padat, ia merasa kurang perhatian dari kakaknya. Felicia menyembunyikan perasaan itu dari Melody.

Sudah di dalam kamar dan lampu redup, Jamie pun sudah mencium keningnya yang luas itu. Tetapi Daniel masih memainkan ponsel pintar milik melody, sembari sesekali melihat ke arah pintu siapa tahu ayahnya masuk.

"Hei, bocah," lontar Melody, dia sudah melipat tangannya saja.

Bocah itu acuh saja tengkurap kepalanya di sisi kaki Melody. Ia malah turun dan berjalan ke arah pintu, mematung memandangi celah lima senti. Daniel sontak terperanjat, Melody sudah ada di belakangnya saja.

Dengan dorongan dari satu tangan Melody, pintu ditutup halus, tak mengeluarkan suara.

"Aku menginap hanya karna kau ingin bermain dengan Apple ku, hah?" Tatapan Melody kalem, tapi tidak dengan senyumannya yang menyeringai lebar.

"Fufufu ... kamu pikir aku beneran ingin ditemani oleh mu? Yang benar itu aku ingin ditemani Apple-mu. Semua hape ayah Android, sama sekali tidak menarik," balas Daniel, berlagak sombong berkacak pinggang sebelah.

Daniel melewatinya dan kembali bermain ponsel di kasurnya. Sedangkan Melody membeku di tempat, memikirkan kepercayaan dirinya yang terlalu besar.

Matanya sudah lelah, seperti janjinya pada Melody dia akan bermain ponsel hanya dua jam saja. Daniel menepatinya, ia menaruh ponsel itu di atas nakas lalu berbaring melawan arah dengan Melody. Wanita itu sudah tidur, Daniel senyam-senyum sendiri mengingat lantangnya perkataan Melody di perjalanan pulang tadi.

"Melody tidak takut tertular oleh Dany?"

"Tidak!"

Ucapan itu kini terbuktikan langsung olehnya, Melody tertidur di kasur yang sama dengannya tanpa rasa takut atau menjaga jarak. Daniel mampu membedakan mana yang jijik dan mana yang takut tertular, Melody tidak ada diantara kedua itu.

"Imunitas tubuh bunda mungkin lemah ...."

Kata-kata itu tidak lebih dari lelucon bagi Daniel, dia tahu betul fakta bahwa ibu kandungnya jijik pada dirinya yang berpenyakit.

......................

Di ruang televisi, Jamie terlelap menyaksikan acara televisi yang membosankan, pekerjaan pun sudah selesai semua. Suntuk menunggu begitu lama, ia bahkan sudah melewati dua judul film yang berbeda sebelum akhirnya tertidur.

Jamie terbangun dan langsung menengok ke arah jam dinding, sudah menunjuk pada angka tiga. Yang pertama muncul di kepalanya adalah Melody.

"Melody tidak boleh tidur sekamar dengan Daniel," gumamnya.

Khawatir si pengasuh tertular, pria itu pun bangun pergi ke kamar anaknya. Berderik pintu begitu dibuka, Tampak Melody memang sudah ketiduran dengan posisi berbalik dengan Daniel.

Jamie berjinjit mendekati kasur. Merasa tidak enak, tapi dia harus menyentuh dan menggoyang-goyang tangan Melody agar dia bangun. Matanya cepat sekali terbuka, Melody langsung paham dan bangun saat itu juga. Dia mengambil ponsel lalu keluar dari kamar itu.

"Untung Kak Jamie bangunin," gumam Melody pelan dan loyo.

Jamie sendiri tidak bereaksi apapun mendengar perkataan itu, dia akan membiarkannya tahu sendiri.

Masih mengira kalau dirinya ketiduran hanya beberapa menit, dengan santainya Melody ke toilet untuk buang air kecil lalu mencuci muka. Barulah ia melihat jam ketika membuka ponsel, menganga lebar mulut Melody.

Melody dengan cepat berjalan ke sofa ruang televisi. Jamie merebahkan tubuhnya di sana, matanya yang polos ditutup oleh siku lengan.

"Kak?" panggil Melody.

"Iya, saya juga ketiduran, Melody." Jamie membentuk senyum simpul di wajahnya.

Episodes
1 Bab 1 Ditinggalkan
2 Bab 2 Tanggung Jawab
3 Bab 3 Pelanggan Favorit
4 Bab 4 Surat Kontrak
5 Bab 5 Daniel Malas Belajar
6 Bab 6 Guru Les Privat
7 Bab 7 Anak Tetangga
8 Bab 8 Internet Kawan Atau Lawan?
9 Bab 9 Sesak Nafas
10 Bab 10 Supermarket
11 Bab 11 Pelukan Rindu
12 Bab 12 Di Laut Terdalam
13 Bab 13 Terasa Sakit
14 Bab 14 Semakin sakit
15 Bab 15 Lelucon Jelek
16 Bab 16 Tong Sampah
17 Bab 17 Sudah Berakhir
18 Bab 18 Guyuran Air
19 Bab 19 Selamat Datang Natasya
20 Bab 20 Keinginan Setiap Anak
21 Bab 21 Berlawanan Arah
22 Bab 22 Berkumpulnya Keluarga
23 Bab 23 Fase Anak Muda
24 Bab 24 Wajah Tanpa Dosa
25 Bab 25 Teman Lama
26 Bab 26 Pemberian Seorang Jamie
27 Bab 27 Makan Malam Sederhana
28 Bab 28 Pulangnya Nyonya Rumah
29 Bab 29 Mediasi
30 Bab 30 Belum Waktunya
31 Bab 31 Dua Sahabat Karib
32 Bab 32 Aura Positif Natasya
33 Bab 33 Sebuah Kesialan
34 Bab 34 Semakin Ketat
35 Bab 35 Keinginan Emily
36 Bab 36 Tamu Tak Diundang
37 Bab 37 Bom Waktu
38 Bab 38 Siapa Sangka
39 Bab 39 Sebutan Baru Lagi
40 Bab 40 Manisnya Karamel
41 Bab 41 Mungkin Besok
42 Bab 42 Dua Pilihan
43 Bab 43 Anak-anak Yang Tertidur
44 Bab 44 Saling Melukai
45 Bab 45 Pandangan Buruk
46 Bab 46 Ternyata Bukan Teman
47 Bab 47 Minuman Beralkohol
48 Bab 48 Kamu Siapa?
49 Bab 49 Awal Dari Semuanya
50 Bab 50 Hati Perlu Dijaga
51 Bab 51 Kepergian Yang Mendadak
52 Bab 52 I Don't Give a Shit
53 Bab 53 Semua Akan Membaik
54 Bab 54 Tetangga Baik Hati
55 Bab 55 Suami Dan Pebinor Bertemu
56 Bab 56. Pengumuman
57 Bab 57 Malam Yang Panas
58 Bab 58 Minggu, 7 Juli
59 Bab 59 Hanya Kita Berdua Yang Tau
60 Bab 60 Persahabatan Yang Renggang
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Ditinggalkan
2
Bab 2 Tanggung Jawab
3
Bab 3 Pelanggan Favorit
4
Bab 4 Surat Kontrak
5
Bab 5 Daniel Malas Belajar
6
Bab 6 Guru Les Privat
7
Bab 7 Anak Tetangga
8
Bab 8 Internet Kawan Atau Lawan?
9
Bab 9 Sesak Nafas
10
Bab 10 Supermarket
11
Bab 11 Pelukan Rindu
12
Bab 12 Di Laut Terdalam
13
Bab 13 Terasa Sakit
14
Bab 14 Semakin sakit
15
Bab 15 Lelucon Jelek
16
Bab 16 Tong Sampah
17
Bab 17 Sudah Berakhir
18
Bab 18 Guyuran Air
19
Bab 19 Selamat Datang Natasya
20
Bab 20 Keinginan Setiap Anak
21
Bab 21 Berlawanan Arah
22
Bab 22 Berkumpulnya Keluarga
23
Bab 23 Fase Anak Muda
24
Bab 24 Wajah Tanpa Dosa
25
Bab 25 Teman Lama
26
Bab 26 Pemberian Seorang Jamie
27
Bab 27 Makan Malam Sederhana
28
Bab 28 Pulangnya Nyonya Rumah
29
Bab 29 Mediasi
30
Bab 30 Belum Waktunya
31
Bab 31 Dua Sahabat Karib
32
Bab 32 Aura Positif Natasya
33
Bab 33 Sebuah Kesialan
34
Bab 34 Semakin Ketat
35
Bab 35 Keinginan Emily
36
Bab 36 Tamu Tak Diundang
37
Bab 37 Bom Waktu
38
Bab 38 Siapa Sangka
39
Bab 39 Sebutan Baru Lagi
40
Bab 40 Manisnya Karamel
41
Bab 41 Mungkin Besok
42
Bab 42 Dua Pilihan
43
Bab 43 Anak-anak Yang Tertidur
44
Bab 44 Saling Melukai
45
Bab 45 Pandangan Buruk
46
Bab 46 Ternyata Bukan Teman
47
Bab 47 Minuman Beralkohol
48
Bab 48 Kamu Siapa?
49
Bab 49 Awal Dari Semuanya
50
Bab 50 Hati Perlu Dijaga
51
Bab 51 Kepergian Yang Mendadak
52
Bab 52 I Don't Give a Shit
53
Bab 53 Semua Akan Membaik
54
Bab 54 Tetangga Baik Hati
55
Bab 55 Suami Dan Pebinor Bertemu
56
Bab 56. Pengumuman
57
Bab 57 Malam Yang Panas
58
Bab 58 Minggu, 7 Juli
59
Bab 59 Hanya Kita Berdua Yang Tau
60
Bab 60 Persahabatan Yang Renggang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!