PAREWANGAN 20

Aku masih tak percaya dengan ucapan Bu Dhe yang mengatakan jika Ranum sudah meninggal.

Rasanya tak mungkin, baru saja kami makan siang bersama, jadi gak percaya saja kalau dia tiba-tiba mati.

"Ranum terlalu berambisi untuk menghabisi Buto Ijo itu agar bisa menyelamatkan ibumu," jawab Bu Dhe Suryati

Ia tampak begitu sedih, meskipun tak menitikkan air mata.

Aku berjalan mendekatinya, saat ku ingin memeluknya tiba-tiba Bu Dhe menghilang.

"Astaghfirullah,"

Seketika aku langsung beristighfar, aku juga tak lupa berdzikir untuk menghilangkan rasa kaget sekaligus takut yang mulai menjalar di tubuhku.

Tiba-tiba ku dengar suara ringtone ponselku berdering.

Ku dengar suara tangisan Bu Dhe Suryati yang mengabarkan kalau Ranum meninggal.

"Innalilahi wa inna Ilaihi Raji'un,"

"Saat ini Ranum di semayamkan di rumah sakit Sumber Sehat, dengan kondisi jasad kepala pecah," ucap Bu Dhe dengan suara serak

"Yang sabar ya Bu Dhe, maaf kalau semua ini terjadi karena ibuku,"

Aku benar-benar merasa bersalah terhadap Bu Dhe, andai saja aku tidak tidur siang mungkin semuanya tidak akan seperti ini.

Tapi menangis darah pun tidak akan bisa menghidupkan Ranum kembali. Sekarang aku sedang berpikir bagaimana caranya untuk menghibur Bu Dhe.

Aku kemudian meminta tolong tetangga untuk menjaga ibuku sebentar karena aku ingin pergi melayat ke rumah Bu Dhe yang ada di kampung sebelah.

Ku pacu sepeda motor ku menuju kediaman keluarga Bu Dhe Suryati.

Setelah setengah jam perjalanan akhirnya aku tiba juga di depan rumah Bu Dhe. Ku lihat rame para tetangga yang berdatangan untuk bertakziah.

Ku rapikan rambutku dulu sebelum melangkah masuk ke dalam rumah.

Saat ku tatap spion motor tiba-tiba kulihat sosok wanita bertubuh hijau kehitaman-hitaman itu tersenyum di belakangku.

"Astaghfirullah hal adzim,"

"Ada apa mas?" tanya seorang pria menepuk bahuku

"Gak ada apa-apa kok Pak Dhe," jawabku berusaha menyembunyikan ketakutan ku.

Saat ku tengok ke belakang, sosok wanita itu sudah menghilang. Aku buru-buru masuk untuk menemui Bu Dhe.

Ku lihat Bu Dhe tampak duduk termenung di depan jenazah Ranum yang masih di tutupi kain.

Aku langsung mencium punggung tangannya dan memeluknya erat.

"Yang sabar ya Bu Dhe,"

Bu Dhe hanya mengangguk tanpa menjawab ucapanku. Ku lihat matanya bengkak, mungkin karena ia terus menangisi kepergian Ranum yang mendadak.

Aku segera mengambil yasin dan duduk di samping jenazah Ranum.

Karena penasaran aku juga mencoba melihat jenazah Ranum.

Namun seketika Bu Dhe melarangnya.

"Jangan di lihat, nanti kamu malah gak bisa tidur!" seru Bu Dhe

"Baik Bu Dhe,"

Aku hanya menurut, aku benar-benar tak berani membantah Bu Dhe Suryati kali ini. Aku tahu dia pasti sangat terpukul dengan kepergian Ranum apalagi dia adalah satu-satunya yang akan mewarisi ilmu kebatinannya.

Selesai membaca Yasin akupun ikut membantu para pria untuk menyiapkan air untuk memandikan jenazah.

Dari pembicaraan para tetangga aku tahu kalau kematian Ranum itu tidak normal. Bayangkan saja kepalanya pecah padahal ia memakai helm standar. Dan yang lebih anehnya tidak ada bekas darah di tkp.

Seorang saksi melihat motor Ranum tergelincir dan menabrak pembatas jalan, Ranum tiba-tiba seperti terlempar dari motornya dan jatuh tersungkur menghantam aspal jalan.

"Seharusnya kondisinya gak separah itu, wong ia jatuh membentur jalan masih pakai helm. Kalau kepalanya pecah kan harusnya helmnya juga hancur, lah ini helmnya aja gak rusak sama sekali cuma lecet doank," tutur seorang pria dengan berapi-api

"Bener, dan anehnya lagi gak ada darah tercecer di tkp, di helm pun hanya sedikit, terus kemana sisanya??"

Semuanya tiba-tiba langsung diam saat Bu Dhe menghampiri mereka.

"Gak usah di bahas lagi, mendingan buru-buru di mandikan sebelum magrib," ucap Bu Dhe sinis

"Inggih Sur,"

Tidak lama seorang pemandi jenazah datang dan segera memandikan Ranum.

Hanya pemandi jenazah dan Bu Dhe Suryati yang memandikannya, ia tak mengizinkan siapapun melihat jenazah putrinya itu. Begitupun saat mengkafani, ia sengaja melakukannya di ruang tertutup.

Aku tidak menyalahkan Bu Dhe, ia pasti melakukan semua itu untuk menghindari gunjingan warga.

Memang ada beberapa orang yang mengatakan kalau Ranum itu mati tak wajar seperti menjadi tumbal. Dan itu membuat ku semakin tidak enak hati.

Saat aku berusaha untuk meluruskan pendapat warga yang salah itu Bu Dhe malah melarang ku.

"Biarkan saja le, jangan mengatakan apapun tentang ibumu kepada mereka," ucap Bu Dhe

Tentu saja ucapan Bu Dhe ini semakin membuat aku tak enak hati dengannya.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku Bu Dhe?"

"Jaga Ibumu, dan jangan pernah meninggalkannya sendirian, bila perlu cari seorang perawat untuk menjaganya. Jadi kau bisa tetap bekerja di bengkel,"

"Baik Bu Dhe,"

"Tapi Bu Dhe juga mau minta maaf karena setelah kejadian ini mungkin aku tidak bisa datang lagi untuk menjenguk ataupun mengobati ibumu lagi. Bukannya Bu Dhe marah atau dendam dengan ibumu, tapi aku ingin menenangkan diri dan aku juga butuh waktu untuk menyembuhkan luka hati ini. Tapi jangan khawatir untuk air kembang aku akan selalu mengirimkannya untuk mu. Kau bisa mengambilnya di bengkel setiap selasa Kliwon," ucap Bu Dhe

"Baik Bu Dhe, terimakasih banyak sudah mau menolong Ibu. Sekali lagi Fikri minta maaf kalau selama ini sudah membuat Bu Dhe kesal, atau ada perkataanku yang kurang berkenan di hati Bu Dhe," ucapku kemudian mencium punggung tangan Bu Dhe

"Iya le, sama-sama. Tolong maafkan Ranum juga jika dia ada salah atau ada janjinya yang belum di tunaikan kepadamu, aku mohon keikhlasan mu Le,"

"Tentu saja, bahkan tanpa diminta aku sudah memaafkan Ranum, Bu Dhe,"

Saat jenazah sudah siap untuk di bawa ke makam aku bahkan sengaja untuk menjadi pembawa keranda jenazah.

Beberapa orang sudah menunggu kedatangan kami. Ku lihat kakak-kakak Ranum sudah turun ke liang kubur untuk membaringkan jenazah adiknya itu di tempat peristirahatan terakhirnya.

Saat semua orang khusuk mengaminkan doa dari seorang Ustadz. Aku justru terkesiap saat melihat sosok wanita mirip ranum menatap nanar kearahku.

Aku seketika memalingkan wajah ku agar tak melihat makhluk itu lagi. Namun saat sang ustadz selesai membaca doa dan semua orang pergi meninggalkan tempat itu, ku lihat wanita itu masih berdiri tegap menatap ku.

Andai saja ada Bu Dhe, dia pasti akan segera mengusir makhluk itu,

Benar saja, saat ku tengok lagi ke belakang makhluk itu sudah tidak kelihatan.

Bu Dhe membawakan aku dua kendi air kembang saat aku pulang.

"Kalau sudah habis jangan lupa ambil saja di bengkel hari Selasa Kliwon," ucap Bu Dhe

"Inggih,"

Pukul delapan malam aku tiba di rumah. Aku segera menuju ke kamar ibu untuk melihat keadaannya.

*Deg!!

Seketika jantungku seperti hendak melompat keluar saat ku lihat cermin yang dibawa Ranum tiba-tiba kembali terpaksa di dinding kamar Ibu.

Terpopuler

Comments

Sarita

Sarita

bakar aja tuh ibu sama cerminnya .pasti ga ada bujo lagi

2024-02-04

0

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

makin serem aja... susah banget ngusir nya..... ulie boleh coba gak bantuin mas fikri.... ❤❤❤

2023-09-04

0

🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰 🦈

🇦ⷦ 🇷๎ 🇴ᷡ 🇰 🦈

ohhhh jadi itu alesannya budhe ngomel2 sm fikri. gara2 fikri tidur bu tho keluar.
sekarang aku paham dengan paragraf yg membuatku bingung itu, maksdnya keluar bukan keluar hilang. tapi keluar membunuh orang. oke oke

2023-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 PAREWANGAN 1
2 PAREWANGAN 2
3 PAREWANGAN 3
4 PAREWANGAN 4
5 PAREWANGAN 5
6 PAREWANGAN 6
7 PAREWANGAN 7
8 PAREWANGAN 8
9 PAREWANGAN 9
10 PAREWANGAN 10
11 PAREWANGAN 11
12 PAREWANGAN 12
13 PAREWANGAN 13
14 PAREWANGAN 14
15 PAREWANGAN 15
16 PAREWANGAN 16
17 PAREWANGAN 17
18 PAREWANGAN 18
19 PAREWANGAN 19
20 PAREWANGAN 20
21 PAREWANGAN 21
22 PAREWANGAN 22
23 PAREWANGAN 23
24 PAREWANGAN 24
25 PAREWANGAN 25
26 PAREWANGAN 26
27 PAREWANGAN 27
28 PAREWANGAN 28
29 PAREWANGAN 29
30 PAREWANGAN 30
31 PAREWANGAN 31
32 PAREWANGAN 32
33 PAREWANGAN 33
34 PAREWANGAN 34
35 PAREWANGAN 35
36 PAREWANGAN 36
37 PAREWANGAN 37
38 PAREWANGAN 38
39 PAREWANGAN 39
40 PAREWANGAN 40
41 PAREWANGAN 41
42 PAREWANGAN 42
43 PAREWANGAN 43
44 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80 PENGUMUMAN
81 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
PAREWANGAN 1
2
PAREWANGAN 2
3
PAREWANGAN 3
4
PAREWANGAN 4
5
PAREWANGAN 5
6
PAREWANGAN 6
7
PAREWANGAN 7
8
PAREWANGAN 8
9
PAREWANGAN 9
10
PAREWANGAN 10
11
PAREWANGAN 11
12
PAREWANGAN 12
13
PAREWANGAN 13
14
PAREWANGAN 14
15
PAREWANGAN 15
16
PAREWANGAN 16
17
PAREWANGAN 17
18
PAREWANGAN 18
19
PAREWANGAN 19
20
PAREWANGAN 20
21
PAREWANGAN 21
22
PAREWANGAN 22
23
PAREWANGAN 23
24
PAREWANGAN 24
25
PAREWANGAN 25
26
PAREWANGAN 26
27
PAREWANGAN 27
28
PAREWANGAN 28
29
PAREWANGAN 29
30
PAREWANGAN 30
31
PAREWANGAN 31
32
PAREWANGAN 32
33
PAREWANGAN 33
34
PAREWANGAN 34
35
PAREWANGAN 35
36
PAREWANGAN 36
37
PAREWANGAN 37
38
PAREWANGAN 38
39
PAREWANGAN 39
40
PAREWANGAN 40
41
PAREWANGAN 41
42
PAREWANGAN 42
43
PAREWANGAN 43
44
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80
PENGUMUMAN
81
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!