PAREWANGAN 6

"Keberatan Ilmu??" aku hampir tak percaya mendengar jawaban Abu.

Bagaimana mungkin, ibu itu selama ini hanya bergelut di sumur, kasur, dan dapur jadi mana mungkin di mengerti ilmu begituan.

Lagian dia itu tipe orang yang tidak percaya dengan takhayul, jadi gak mungkin dong di belajar ilmu begituan.

"Tapi bagaimana bisa Abu, memangnya ibu punya ilmu apa?" tanyaku penasaran

"Ibumu mewarisi ilmu dari Mbah Gondo, Mbah Kung Mu," jawab Abu

Lelaki itu menghentikan ucapannya sejenak kemudian menyeruput teh manis yang ku suguhkan.

Kalau Mbah Kung punya pegangan atau ilmu aku masih percaya, tapi kalau ibu rasanya sulit untuk ku percaya.

"Sebenarnya kalau ibumu hanya menguasai satu ilmu saja mungkin tidak akan seperti ini. Selain mewarisi ilmu dari Mbah Gondo, ibumu yang begitu takut kehilangan almarhum bapakmu justru memasang susuk agar ayahmu tidak berpaling darinya,"

Seketika aku menjadi lemas mendengar jawaban dari Abu Musa.

"Jadi begitu ya abu, terus aku harus bagaimana?" tanyaku pasrah

Abu Musa kemudian mengatakan jika ia akan membantu Ibu melepaskan satu persatu ilmu hitamnya.

Tentu saja hal itu membuat aku merasa lega.

Tak lama setelah Abu pulang, Ibu menelpon. Ia memintaku datang ke warung makan.

Aku segera menyalakan sepeda motor ku melesat menuju warung makan yang ada di alun-alun.

Setibanya di sana, aku begitu terkejut karena warung begitu ramai. Beda sekali saat aku yang menjalankannya. Aku diminta ibu untuk membantu melayani para tamu, karena semua pelayan kewalahan melayani begitu banyak pelanggan hari itu.

Bahkan ibu sampai turun tangan untuk mengantar pesanan para pembeli ke mejanya.

Aku jadi teringat dengan ucapan Abu Musa yang mengatakan ibuku memiliki banyak pegangan.

Apa ibu juga memakai penglaris??

Seketika aku terhenyak saat ibu menyodorkan baki berisi pesanan pelanggan.

"Anterin ke meja nomor 46, jangan ngelamun aja!" seru ibu membuatku kaget

"Baik Bu," aku segera menuju ke meja nomor 46 untuk mengantar pesanan.

Karena penasaran aku coba bertanya kepada seorang pelanggan yang sangat menikmati makanannya.

"Selamat siang ibu, boleh nanya sebentar?"

"Monggo mas," jawab wanita itu dengan ramah

Aku mulai menanyakan tentang rasa masakan warung makan kami padanya.

"Jujur ya dari semua warung makan yang ada di kota ini, hanya warung makan bu Sri yang rasanya benar-benar nampol. Dan yang paling enak dan spesial di warung ini adalah nasinya. Nggak tahu kenapa nasinya tuh rasanya enak banget gitu. Jadi walaupun tanpa ayam sebenarnya nasinya tuh udah enak tapi kalau ditambah ayam goreng makin enak pastinya. Nah itulah kenapa aku tuh selalu makan di sini walaupun di rumah udah masak. Entah kenapa nasi Mbak Sri itu bikin nagih. Tapi kemarin itu ada yang beda, jadi semenjak mbak Sri sakit dan warung ini dipegang oleh orang lain Kok rasa masakannya beda ya. Rasanya gimana ya jadi hambar dan kurang enak menurut ku. Makanya aku cuma datang sekali doang, dan nggak beli-beli lagi. Eh... pas tadi ada tetangga yang bilang katanya mbak Sri udah sehat dan udah jaga warung lagi aku langsung ke sini buat nyobain lagi nasi pulennya. Nah ini rasa nasinya emang sama dengan yang biasanya, benar-benar enak banget masakan Bu Sri itu. Bikin nagih, dan aku selalu pengin balik lagi, lagi, dan lagi!" jawab salah seorang pelanggan dengan penuh semangat

"Oh begitu ya Bu, terimakasih atas infonya," jawabku

"Eh masnya ini siapa kok kaya kenal?" tanya Wanita itu

"Apa Masnya ini tukang ngonten ya, atau artis?" imbuhnya

"Bukan Bu," jawabku tersipu malu Karena dibilang artis

Tak puas hanya mendengar satu jawaban dari pelanggan, aku pun menanyakan hal yang sama dengan pelanggan lain dan benar saja jawabannya hampir sama.

Rata-rata semua orang yang datang ke warung makan kami, paling suka dengan nasi yang ada di warung ini.

Sekarang aku mengerti kenapa ibu selalu menyuruh aku untuk belajar menumbuk padi, ternyata ini alasannya.

Jadi yang membuat rame warung makan Ibu adalah nasi yang ditumbuk dari lesung antik pemberian Mbah Kung. Pantas saja ibu selalu merawat lesung itu seperti merawat sebuah barang berharga.

Sejenak pikiranku mulai melayang tak tentu. Aku bahkan sempat berpikir jika lesung itu adalah seperti sebuah benda keramat atau benda pusaka yang bisa mendatangkan pelanggan atau sejenis penglaris.

Tiba-tiba lamunanku terhenyak saat seorang pelayan memanggil ku.

"Mas, Ibu mas...." ucap seorang pelayan wanita dengan wajah panik

"Ibu kenapa?" tanyaku penasaran

"Ibu...." ucap wanita itu sambil menunjuk kearah dapur

Aku segera bergegas menuju ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. di sana Aku melihat ibu sedang memarahi seorang karyawan yang masih menggunakan mukena. Ibu berusaha menarik mukena yang dipakai oleh pelayan itu dan memakainya dan terus memarahinya dengan kata-kata kasar.

Intinya Ibu melarang pelayan itu untuk melakukan salat zuhur saat warung sedang ramai. Ibu bilang sholat bisa ditunda saat warung sedang tidak ramai atau setelah jam makan siang selesai.

"Kalau kamu masih ingin kerja di sini maka tunda dulu solatnya, toh sholat itu nggak bisa mendatangkan duit kok!" maki Ibu dengan wajah judesnya

Namun ku lihat si pelayan itu tetap bersikeras untuk sholat, karena waktu memang sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore.

"Maaf Ibu, tapi saya sudah menunda sholat dari tadi. Sebentar lagi ashar bu, jadi gak bisa ditunda lagi," jawab pelayan itu menundukkan wajahnya

Ibu tampak kesal mendengar jawaban wanita itu dan terus menggerutu. Aku segera menghampiri Ibu dan berusaha menenangkannya.

Namun ibu tetap saja marah-marah ran tidak mentolerir ucapan alasan gadis itu.

Ibu semakin marah saat melihatku membiarkan pelayan itu solat.

"Kamu itu jangan terlalu lembek kalau sama pelayan, nanti yang lain jadi ikut-ikutan ngelunjak kaya dia," gerutu ibu

"Maaf Bu, tapi sekarang kan sudah gak terlalu rame jadi biarkan saja dia Sholat dulu. Toh masih banyak pelayan lain yang akan melayani para pelanggan,"

Ibu seolah tak mau mendengar penjelasanku. Ia berlalu pergi sambil memalingkan wajahnya. Melihat para pelayan yang tampak memperhatikan kami aku berusaha memberikan penjelasan kepada mereka agar mereka tak salah sangka dengan ibu.

Karena bagaimanapun aku tidak mau nama ibu rusak gara-gara melarang karyawannya sholat.

Aku bahkan memberikan sebuah pemberitahuan untuk para pelayan agar bisa melakukan sholat bergantian agar mereka tetap bisa melaksanakan kewajiban mereka meskipun mereka sibuk bekerja.

Pukul setengah lima akupun bersiap-siap untuk pulang, apalagi warung sudah sepi dan akan di tutup.

Ku lihat ibu tampak memperbaiki riasannya di meja kasir. Seketika ibu langsung bangun dari duduknya saat melihat seorang penjual jamu. Ibu buru-buru berlari saat penjual jamu itu tak mendengar panggilannya.

Karena buru-buru ibu sampai terjatuh ke lantai. Segera ku hampiri ibuki yang tak sadarkan diri dan segera melarikannya ke rumah sakit.

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

kualat si Ibu ya
orang sholat koq dilarang tho

2023-12-14

0

Dairi 123

Dairi 123

Azab nya langsung dibayar tunai ya🤭🤭
gegara ngelarang org sholat

2023-11-19

1

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

🦈υℓιє..✰͜͡w⃠

udh g wajar yaaa... larang org sholat artinya banyak setan nya....ilmu ibu banyak sesat semua lagi... waduhhhhh..... mas fikri...bisa jd tumbal

2023-09-03

1

lihat semua
Episodes
1 PAREWANGAN 1
2 PAREWANGAN 2
3 PAREWANGAN 3
4 PAREWANGAN 4
5 PAREWANGAN 5
6 PAREWANGAN 6
7 PAREWANGAN 7
8 PAREWANGAN 8
9 PAREWANGAN 9
10 PAREWANGAN 10
11 PAREWANGAN 11
12 PAREWANGAN 12
13 PAREWANGAN 13
14 PAREWANGAN 14
15 PAREWANGAN 15
16 PAREWANGAN 16
17 PAREWANGAN 17
18 PAREWANGAN 18
19 PAREWANGAN 19
20 PAREWANGAN 20
21 PAREWANGAN 21
22 PAREWANGAN 22
23 PAREWANGAN 23
24 PAREWANGAN 24
25 PAREWANGAN 25
26 PAREWANGAN 26
27 PAREWANGAN 27
28 PAREWANGAN 28
29 PAREWANGAN 29
30 PAREWANGAN 30
31 PAREWANGAN 31
32 PAREWANGAN 32
33 PAREWANGAN 33
34 PAREWANGAN 34
35 PAREWANGAN 35
36 PAREWANGAN 36
37 PAREWANGAN 37
38 PAREWANGAN 38
39 PAREWANGAN 39
40 PAREWANGAN 40
41 PAREWANGAN 41
42 PAREWANGAN 42
43 PAREWANGAN 43
44 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80 PENGUMUMAN
81 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
PAREWANGAN 1
2
PAREWANGAN 2
3
PAREWANGAN 3
4
PAREWANGAN 4
5
PAREWANGAN 5
6
PAREWANGAN 6
7
PAREWANGAN 7
8
PAREWANGAN 8
9
PAREWANGAN 9
10
PAREWANGAN 10
11
PAREWANGAN 11
12
PAREWANGAN 12
13
PAREWANGAN 13
14
PAREWANGAN 14
15
PAREWANGAN 15
16
PAREWANGAN 16
17
PAREWANGAN 17
18
PAREWANGAN 18
19
PAREWANGAN 19
20
PAREWANGAN 20
21
PAREWANGAN 21
22
PAREWANGAN 22
23
PAREWANGAN 23
24
PAREWANGAN 24
25
PAREWANGAN 25
26
PAREWANGAN 26
27
PAREWANGAN 27
28
PAREWANGAN 28
29
PAREWANGAN 29
30
PAREWANGAN 30
31
PAREWANGAN 31
32
PAREWANGAN 32
33
PAREWANGAN 33
34
PAREWANGAN 34
35
PAREWANGAN 35
36
PAREWANGAN 36
37
PAREWANGAN 37
38
PAREWANGAN 38
39
PAREWANGAN 39
40
PAREWANGAN 40
41
PAREWANGAN 41
42
PAREWANGAN 42
43
PAREWANGAN 43
44
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80
PENGUMUMAN
81
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!