PAREWANGAN 7

Setelah kejadian itu ibuku koma selama dua hari. Dokter mendiagnosa jika Ibuku terkena struk ringan. Semenjak kejadian itu aku melarang Ibu bekerja di warung. Namun ia tetap saja bersikeras untuk mengelola bisnisnya itu.

Ia tak percaya padaku karena ibu bilang warung sepi jika aku yang pegang.

Meskipun ibu sakit ia tetap menumbuk padi menggunakan lesung. Bukan hanya itu saja semenjak ibu sakit ia selalu menggunakan baju berwarna hijau. Meskipun setiap hari pakaiannya selalu berganti-ganti tapi tetap saja semua yang dipakainya warna hijau.

Entah Kenapa ibu jadi suka banget dengan warna hijau, padahal dulu ibu tak begitu.

Hingga pada suatu malam ibu mengeluh sakit punggung dan memintaku untuk memijatnya. Ibu terlihat menikmati pijatanku sambil bercerita.

Kali ini Ibu bercerita tentang Mbah Kung. Entah kenapa ia begitu bersemangat menceritakan tentang almarhum. Meskipun aku tahu Ibu sangat mengagumi sosok Mbah Kung, tapi kali ini dia tidak menceritakan bagaimana perjuangan Mbah Kung menjadi kaya raya seperti biasanya. Ia lebih memilih menceritakan tentang rahasia awet muda mbah Kung.

"Kata Mbah sih bangun pagi terus numbuk padi untuk menyambut pagi. Selain membuat tubuh bugar menumbuk padi sambil berkidung bisa membuat wajah kita awet muda," ucapnya sambil tersenyum

"Gimana punggungnya bu?" tanyaku

Ibu bangun dan meregangkan tangannya.

"Kok masih sakit ya le," keluhnya

"Apa mau di pijat lagi?"

Ibu menggeleng, "Kok sekarang dada ibu juga sakit ya le, rasanya kaya sesek, susah nafas," imbuhnya

Karena mengira masuk angin akupun menyarankan untuk mengerik punggung ibu. Ibu tak keberatan, ia menyuruhku memanggil seorang tukang pijit langganannya.

Aku meninggalkan ibu saat seorang wanita tua datang untuk mengeriknya.

Aku menunggu cukup lama, setelah hampir setengah jam wanita itu keluar dan berpamitan pulang.

Ku lihat ibu tidur pulas setelah di pijit dan di kerik. Mungkin dia kecapean menumbuk padi dan efeknya masuk angin.

Tengah malam aku mendengar ibu batuk-batuk. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali hingga ibu tak bisa tidur. Karena kasian aku pun mengajak ibu berobat ke dokter, namun ibu menolak. Dia malah menyuruhku beli obat batuk untuknya.

Aku tak mau berdebat dengan ibu, apalagi sekarang ini sudah larut malam. Aku pun pergi ke apotek 24 jam untuk membeli obat batuk untuknya.

Beruntung ada satu apotek 24 jam yang ada di desaku. Meski harganya sedikit mahal.

Setelah mendapatkan obat, aku segera pulang. Ku dengar ibu masih batuk-batuk, dan kali ini batuknya lebih sering dari sebelumnya.

Aku segera memberikan obat yang ku beli kepada Ibu. Ibu pun langsung meminumnya.

Namun siapa sangka bukannya membaik ibu justru muntah darah setelah minum obat. Karena takut terjadi sesuatu dengannya aku pun melarikan ibu ke rumah sakit.

Dokter mengatakan jika ibu menderita tuberkulosis akut. Tapi bagaimana bisa sedangkan almarhum bapak bukan perokok.

Mengetahui kondisi ibu kali ini aku benar-benar meminta ibu untuk istirahat total apalagi setelah dokter memvonis ia menderita TBC dan paru-paru.

Namun lagi-lagi ibu bersikeras tetap menjalankan usah warung makannya.

Pagi harinya aku benar-benar hanya bisa mengelus dada saat mendengar suara ibu menumbuk padi dibelakang rumah.

Meskipun dengan batuk-batuk ia tetap menumbuk padi-padi itu.

Aku segera menuju halaman belakang untuk melihat kondisi ibu. Ku lihat Ibu begitu senang saat menumbuk padi itu. Sesekali ia batuk dan menutupi mulutnya dengan sapu tangan.

Keringat dingin mulai membasahi keningnya, saat melihat ibu kelelahan akupun menawarkan untuk menggantikannya, namun ibu melarangnya.

"Lesung ini bukan mainan, jadi jangan coba-coba menggunakannya bila tidak tahu apa-apa," ucap ibu

Ia kemudian memindahkan beras yang sudah di tumbuknya ke baskom.

Ia kemudian membawanya ke sumur yang berada tak jauh sari sana. Mungkin ibu mau mencuci beras itu sebelum di masakannya.

Aku hanya mengawasi Ibu dari kejauhan. Bagaimanapun juga aku tetap khawatir jika sesuatu terjadi padanya. Apalagi dengan kondisinya yang sedang sakit.

Selesai mencuci beras iapun membawa baskom itu menuju ke dapur. Saat hendak meninggalkan sumur , tiba-tiba ibu terpeleset hingga jatuh dan kepalanya membentur sumur.

Ibu seketika pingsan, dan kembali aku membawanya ke rumah sakit untuk berobat.

Kembali ibu koma, beberapa hari.

Dokter mendiagnosa jika ia mengalami stroke alkemik atau semacam akibat pembuluh darah yang menyebar ke otak. Kali ini ibu harus dirawat lama di rumah sakit. Hampir dua bulan ia berbaring di rumah sakit, karena ia tak bisa apa-apa.

Kondisinya seperti mayat hidup, ia tidak bisa bicara ataupun bergerak.

Saat ini aku harus bolak-balik rumah sakit sambil tetap menjalankan usaha warung makan ibu.

Di hari ke 61 ibuku mulai membaik. Ia mulai bisa menggerakkan motoriknya. Dan Dokter mengizinkan ia pulang.

Dengan kondisinya saat ini aku terpaksa harus menyewa seorang perawat untuk merawat ibu saat aku sedang mengurus warung makan..

Bila biasanya orang sakit akan membaik kondisinya saat pulang justru yang dialami ibu berbanding terbalik.

Semakin lama kondisi ibu semakin menurun pasca di rawat di rumah.

Tentu saja hal ini membuat aku merasa takut. Ya ... Tentu saja aku takut kehilangan Ibu. Bagaimanapun aku masih berduka atas kematian ayah dan aku tak mau kehilangan ibu juga.

Jadi meskipun ibu di rawat di rumah aku masih intensif mengundang dokter spesialis untuk merawatnya.

Dokter mengatakan jika organ-organ vital ibu sudah tidak dapat mengorganisir tugas-tugas metamorfosanya. Pada akhirnya ibu benar-benar lumpuh, ia seperti mayat hidup yang hanya terbaring di ranjangnya.

Seiring ibu sakit maka usaha warung makan kami pun mulai mengalami kebangkrutan. Satu persatu cabang tutup karena sepi pembeli.

Aku bahkan mengurangi jumlah karyawan untuk menutupi kerugian.

Sepertinya yang diucapkan Abu Musa benar jika ibu menggunakan penglaris dalam bisnis warung makannya.

Malam itu aku benar-benar dihadapkan pada situasi yang membuat ku dilema. Di sisi lain aku sedang mengalami krisis keuangan sehingga sulit sekali mendapatkan uang dalam kondisi warung yang sepi pembeli. Jangankan mengharap untung bahkan untuk mengembalikan modal saja rasanya sulit sekali.

Namun saat ini aku juga sedang membutuhkan banyak uang untuk biaya pengobatan ibu yang lumayan besar.

Saat aku dihadapkan pada situasi sulit, aku pun mencoba untuk mengikuti kebiasaan ibu yaitu menumbuk padi dengan menggunakan lesung.

Karena ibu pernah bilang jika nasi yang di masak dari beras tumbuk rasanya akan lebih enak dan itulah yang membuat para pelanggan kembali datang ke warung makan kami.

Saat pikiran ku sedang buntu tiba-tiba aku melihat sosok ayah. Ia berjalan ke kamar ibu dan berhenti di depan cermin besar yang di pajang di kamar ibu.

Wajahnya terlihat lusuh dan ia terus menunjuk kearah cermin itu.

Karena penasaran akupun melihat kearah cermin itu. Seketika aku langsung pingsan setelah melihat mahluk tinggi besar dengan mata merah dan air liur yang terus menetes sedang menjilati tubuh ibu.

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

ituh genderuwo ya... iihhh sereeemm

2023-12-14

1

kezia desta

kezia desta

waya gini masih ngelmu begituan hadeuh

2023-12-01

0

Dairi 123

Dairi 123

ya wajar dong terus²an sakit.ternyata ilmu yg dipegang trlalu banyak

2023-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 PAREWANGAN 1
2 PAREWANGAN 2
3 PAREWANGAN 3
4 PAREWANGAN 4
5 PAREWANGAN 5
6 PAREWANGAN 6
7 PAREWANGAN 7
8 PAREWANGAN 8
9 PAREWANGAN 9
10 PAREWANGAN 10
11 PAREWANGAN 11
12 PAREWANGAN 12
13 PAREWANGAN 13
14 PAREWANGAN 14
15 PAREWANGAN 15
16 PAREWANGAN 16
17 PAREWANGAN 17
18 PAREWANGAN 18
19 PAREWANGAN 19
20 PAREWANGAN 20
21 PAREWANGAN 21
22 PAREWANGAN 22
23 PAREWANGAN 23
24 PAREWANGAN 24
25 PAREWANGAN 25
26 PAREWANGAN 26
27 PAREWANGAN 27
28 PAREWANGAN 28
29 PAREWANGAN 29
30 PAREWANGAN 30
31 PAREWANGAN 31
32 PAREWANGAN 32
33 PAREWANGAN 33
34 PAREWANGAN 34
35 PAREWANGAN 35
36 PAREWANGAN 36
37 PAREWANGAN 37
38 PAREWANGAN 38
39 PAREWANGAN 39
40 PAREWANGAN 40
41 PAREWANGAN 41
42 PAREWANGAN 42
43 PAREWANGAN 43
44 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80 PENGUMUMAN
81 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
PAREWANGAN 1
2
PAREWANGAN 2
3
PAREWANGAN 3
4
PAREWANGAN 4
5
PAREWANGAN 5
6
PAREWANGAN 6
7
PAREWANGAN 7
8
PAREWANGAN 8
9
PAREWANGAN 9
10
PAREWANGAN 10
11
PAREWANGAN 11
12
PAREWANGAN 12
13
PAREWANGAN 13
14
PAREWANGAN 14
15
PAREWANGAN 15
16
PAREWANGAN 16
17
PAREWANGAN 17
18
PAREWANGAN 18
19
PAREWANGAN 19
20
PAREWANGAN 20
21
PAREWANGAN 21
22
PAREWANGAN 22
23
PAREWANGAN 23
24
PAREWANGAN 24
25
PAREWANGAN 25
26
PAREWANGAN 26
27
PAREWANGAN 27
28
PAREWANGAN 28
29
PAREWANGAN 29
30
PAREWANGAN 30
31
PAREWANGAN 31
32
PAREWANGAN 32
33
PAREWANGAN 33
34
PAREWANGAN 34
35
PAREWANGAN 35
36
PAREWANGAN 36
37
PAREWANGAN 37
38
PAREWANGAN 38
39
PAREWANGAN 39
40
PAREWANGAN 40
41
PAREWANGAN 41
42
PAREWANGAN 42
43
PAREWANGAN 43
44
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80
PENGUMUMAN
81
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!