PAREWANGAN 2

*Dug, dug, dug!"

Ku lihat wajah ibuku tampak bahagia saat menumbuk padi, seperti biasanya ia memang selalu menyambut kedatangan pagi dengan menumbuk padi.

Suara lesung ibu begitu khas sehingga bahkan selalu menjadi alarm yang membangunkan kami anak-anaknya, termasuk ayah juga.

Namun ada yang berbeda kali ini, bila kemarin ibu masih terlihat kurus dengan mata sayu, kini ia terlihat gagah dengan wajah berseri-seri saat menumbuk padi.

Ia bahkan melambaikan tangannya kearah ku seakan memintaku untuk datang membantunya.

Aku pun menerima alu yang diberikan oleh ibu kemudian mulai menumbuk padi-padi itu.

Aku hanya sedikit heran kenapa hari ini ibu menumbuk padi begitu banyak bahkan lebih banyak dari hari-hari biasanya.

"Kenapa hari ini ibu menumbuk padi banyak sekali, bukankah biasanya ibu hanya menumbuk satu bakul nasi saja?" tanyaku penasaran

"Karena sekarang warung nasi ibu kan banyak jadi ya numbuk padinya harus banyak," jawab Ibu dengan logat Jawanya yang kental

"Kenapa ibu tidak mengunakan beras yang sudah jadi saja Bu," jawabku

Ibu tersenyum simpul menatapku, "Semuanya sudah ada le. Nasi untuk manusia, rumput untuk rojo koyo (hewan ternak berkaki empat) , bekatul (pakan ayam dan bebek) untuk ayam. Memangnya kamu mau makan bekatul?" jawab Ibu

"Kok begitu perumpamaannya?" jawabku sedikit menyangkalnya

"Ya memang begitu le, setiap mahluk ciptaan Gusti Allah itu memiliki makanan yang berbeda-beda, jadi jangan di samakan," jawab Ibu lagi

Jawaban kali ini benar-benar absurd hingga membuat ku merasa kesal mendengarnya. Tapi kali ini aku tak mau menyangkalnya lagi karena ibu itu tipe orang yang sangat keras dan teguh pendirian. Jadi kalau sudah ngomong A ya harus A gak bisa di ganggu gugat.

"Yowes kalau gitu gimana kalau ibu bayar orang saja buat numbuk padi, soalnya ibu sudah terlalu tua untuk mengurus semuanya sendirian. Sekali-kali berbagi rezeki sama orang-orang yang membutuhkan gak apa-apa kan?" jawabku

"Gak bisa gitu le, perkoro nyowo gak iso di pindahke wong liyo. Lagian kenapa harus minta bantuan orang lain kalau ada kamu yang bisa bantuin ibumu!" sahut Ibu

"Fikri, fik, dimana kamu le!"

Kudengar sayup-sayup suara bapak memanggil ku.

"Aku dibelakang Pak!" jawabku dengan suara yang sengaja ku tinggikan agar bapak denger.

Aku memberikan alu kepada Ibu dan menoleh saat ku dengar langkah kaki Bapak mulai mendekat.

"Haduh, ngapain Le kamu di sini, dari tadi ibumu nyariin kamu," ucap Bapak sambil mengatur nafasnya

"ngapain Ibu nyari Fikri Pak Wong dari tadi ibu sama Fikri kok," jawabku kemudian menoleh kearah Ibu

*Deg,

Aneh bin ajaib tiba-tiba aku tercengang saat melihat ibu tiba-tiba menghilang. Aku reflek langsung mencarinya sambil memanggil namanya.

Melihat aku yang kebingungan membuat bapak langsung menegurku.

"Ibu di kamarnya le, ngapain kamu nyari di sini," ucap Bapak kemudian menarik lenganku

Namun aku segera menjelaskan kepadanya jika Ibu tadi ada bersamaku di belakang. Aku mengatakan jika kami baru saja menumbuk padi bersama, bahkan aku baru saja menggantikan ia untuk menumbuk padi.

Saat aku menoleh kebelakang untuk menunjukkan lesung yang masih berisi padi kembali aku di buat terperanjat saat melihat lesung itu masih tertutup kain hitam.

"Aneh, kok bisa begini," ucapku penasaran

Yang lebih aneh lagi aku melihat alu ( sejenis tongkat panjang untuk menumbuk padi ) yang ternyata masih tergantung diatas lesung.

Seketika aku merasa tubuhku begitu lemas hingga nyaris ambruk. Beruntung bapak langsung menangkap ku dan membawaku masuk.

"Makanya pagi-pagi jangan ngelamun di sini le, bukannya sholat malah ngelamun?" ucap Bapak membuatku semakin bingung

"Ngelamun, bukankah dari tadi aku menumbuk padi bersama ibu, lalu siapa yang bapak lihat sedang melamun??"

Belum selesai rasa bingungku kembali aku di buat tak bisa berkata-kata saat melihat ibuku tampak pucat memanggil-manggil namaku.

Sial, dia memang ibuku??

Aku memberanikan diri bertanya kepada bapak dimana ibu tadi.

"Dari tadi ya Ibu di sini sama bapak, wong ini aku baru selesai membersihkan tubuhnya," jawab Bapak kemudian menyingkirkan baskom tempat air yang ia gunakan untuk membasuh tubuh ibu.

Jika dari tadi ibu di sini, lalu saipa yang bersamaku, tadi. Siapa wanita yang begitu mirip dengan ibu dan menumbuk padi bersamaku?

Seketika ibu menarik lenganku dan menunjuk kearah cermin besar yang menempel di dinding kamar ibu.

"Kenapa kacanya?" tanyaku saat melihat raut wajah ketakutan ibu

Ibu tak menjawab, ia hanya menunjuk kearah kaca itu dengan raut wajah ketakutan dan akhirnya menangis tersedu-sedu.

Melihat ibuku menangis akupun memeluknya.

Kembali ku rasakan tubuh ibuku yang tinggal tulang belulang, rasanya aku merasa bersalah karena bertahun-tahun meninggalkan beliau sendirian mengurus warung makan.

Pukul delapan pagi, Bapak mengajak Ibu untuk berobat ke rumah sakit. Akupun ikut mendampingi Ibuku ke rumah sakit.

Aku bahkan menemaninya saat ia melakukan medikal cek up untuk memastikan sakitnya.

Karena seperti yang Bapak katakan Ibu sudah mengalami sakit-sakitan selama hampir dua bulan. Ia sudah membawanya ke beberapa rumah sakit besar namun setiap kali di bawa ke rumah sakit dokter selalu mengatakan jika ibu tidak menderita penyakit apapun. Semua dokter mengatakan jika Ibu hanya kelelahan saja dan menyarankan untuk beristirahat.

Benar saja, bahkan hari ini aku sendiri benar-benar membuktikan ucapan Bapak.

Dokter spesialis penyakit dalam bahkan mengatakan ibuku baik-baik saja. Ia tak mengidap penyakit kronis apapun. Semuanya baik-baik saja. Bahkan hasil CT Scan dan tes darah pun menunjukkan ibuku adalah wanita yang sehat.

"Jadi saran saya mending sekarang istirahat saja dan biarkan anaknya yang menjalankan usahanya. Bila perlu setiap akhir pekan, ajak ibu jalan-jalan, senang-senanglah intinya biar dia gak terlalu stress," tukas Dokter Tama

Akupun mengikuti saran Dokter. Kini aku sudah membulatkan tekad untuk mengurus rumah makan menggantikan Ibu. Aku bahkan mengangkat beberapa orang karyawan untuk mengurus 25 cabang rumah makan yang tersebar di sepanjang Pantura.

Setiap hari minggu aku bahkan sengaja libur dan mengajak ibu jalan-jalan.

Meskipun demikian, tetap saja ibu masih sakit-sakitan. Bahkan kondisinya makin parah.

Setiap malam ia menjerit-jerit kesakitan hingga membentur-benturkan kepalanya ke tembok.

Seperti malam itu, sayup-sayup ke dengar suara ibu berteriak-teriak meminta tolong.

Akupun segera keluar menuju kamar ibu.

Aku segera manarik ibuku yang sedang menggedor-gedor kepalanya ke tembok.

Aku melihat wajah ibuku di penuhi darah, dan aku segera mengusapnya dengan tisu.

Tiba-tiba ibu menyeringai saat melihat aku begitu panik melihatnya.

Entah kenapa aku merasa merinding saat melihat wajah ibuku yang tiba-tiba tampak menyeramkan.

Saat aku hendak mengambil Betadine untuk mengobati lukanya, dadaku seketika langsung sesak saat melihat sosok ibu terbaring di ranjang berusaha menarik lenganku meminta tolong.

Terpopuler

Comments

Abi Zar

Abi Zar

seru bangets thor

2024-03-15

0

lili

lili

seru ceritanya

2024-02-29

0

Amelia

Amelia

salam kenal ❤️

2024-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 PAREWANGAN 1
2 PAREWANGAN 2
3 PAREWANGAN 3
4 PAREWANGAN 4
5 PAREWANGAN 5
6 PAREWANGAN 6
7 PAREWANGAN 7
8 PAREWANGAN 8
9 PAREWANGAN 9
10 PAREWANGAN 10
11 PAREWANGAN 11
12 PAREWANGAN 12
13 PAREWANGAN 13
14 PAREWANGAN 14
15 PAREWANGAN 15
16 PAREWANGAN 16
17 PAREWANGAN 17
18 PAREWANGAN 18
19 PAREWANGAN 19
20 PAREWANGAN 20
21 PAREWANGAN 21
22 PAREWANGAN 22
23 PAREWANGAN 23
24 PAREWANGAN 24
25 PAREWANGAN 25
26 PAREWANGAN 26
27 PAREWANGAN 27
28 PAREWANGAN 28
29 PAREWANGAN 29
30 PAREWANGAN 30
31 PAREWANGAN 31
32 PAREWANGAN 32
33 PAREWANGAN 33
34 PAREWANGAN 34
35 PAREWANGAN 35
36 PAREWANGAN 36
37 PAREWANGAN 37
38 PAREWANGAN 38
39 PAREWANGAN 39
40 PAREWANGAN 40
41 PAREWANGAN 41
42 PAREWANGAN 42
43 PAREWANGAN 43
44 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80 PENGUMUMAN
81 PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 82 Episodes

1
PAREWANGAN 1
2
PAREWANGAN 2
3
PAREWANGAN 3
4
PAREWANGAN 4
5
PAREWANGAN 5
6
PAREWANGAN 6
7
PAREWANGAN 7
8
PAREWANGAN 8
9
PAREWANGAN 9
10
PAREWANGAN 10
11
PAREWANGAN 11
12
PAREWANGAN 12
13
PAREWANGAN 13
14
PAREWANGAN 14
15
PAREWANGAN 15
16
PAREWANGAN 16
17
PAREWANGAN 17
18
PAREWANGAN 18
19
PAREWANGAN 19
20
PAREWANGAN 20
21
PAREWANGAN 21
22
PAREWANGAN 22
23
PAREWANGAN 23
24
PAREWANGAN 24
25
PAREWANGAN 25
26
PAREWANGAN 26
27
PAREWANGAN 27
28
PAREWANGAN 28
29
PAREWANGAN 29
30
PAREWANGAN 30
31
PAREWANGAN 31
32
PAREWANGAN 32
33
PAREWANGAN 33
34
PAREWANGAN 34
35
PAREWANGAN 35
36
PAREWANGAN 36
37
PAREWANGAN 37
38
PAREWANGAN 38
39
PAREWANGAN 39
40
PAREWANGAN 40
41
PAREWANGAN 41
42
PAREWANGAN 42
43
PAREWANGAN 43
44
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
45
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
46
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
47
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
48
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
49
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
50
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
51
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
52
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
53
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
54
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
55
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
56
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
57
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
58
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
59
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
60
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
61
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
62
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
63
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
64
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
65
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
66
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
67
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
68
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
69
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
70
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
71
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
72
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
73
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
74
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
75
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
76
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
77
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
78
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
79
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
80
PENGUMUMAN
81
PAREWANGAN SEASON 2 KHODAM PENJAGA
82
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!