Ganteng-ganteng Letoy
Braaakkk
Sebuah Aston Martin Vantage terpelanting karena menabrak median jalan raya dengan kecepatan tinggi. Mobil lain segera menepi dan menghampiri mobil Aliando Alvian yang terguling. Dini hari itu AMV Mobile Club, genk mobil anak-anak borjuis, mengadakan balap liar di jalan raya yang sudah lengang dari hiruk pikuk lalu lintas. Roy Andrean memeriksa keadaan Aliando yang berada dalam mobil. Seorang teman lagi menelepon rescue untuk meminta pertolongan. Segera berdatangan polisi, ambulan dan tim penyelamatan lainnya ke tempat kejadian.
Begitu cepat berita kecelakaan Aliando menyebar di media sosial, Facebook, TikTok, status WhatsApp, Twitter, pokoknya di semua media sosial.
Ponsel Anita tiada henti tang ting tung menandakan pesan chat masuk. Juga beberapa panggilan tak terjawab entah dari siapa saja.
"Apa?! Aliando kecelakaan parah?!" Anita Sari, ibu Aliando tampak kebingungan saat melihat foto yang dikirim oleh salah satu temannya melalu chat WhatsApp.
Triingg
Triingg
Triingg
Ponsel Anita berbunyi dia pun membuka percakapannya.
"Ma, di mana kamu? Apa kamu tau Aliando kecelakaan? Kamu jangan panik tenanglah! Aku masih belum bisa kembali," Anton Wiryawan yang sedang perjalan bisnis ke London mencoba menenangkan istrinya dari jauh.
"Minta tolong Pak Heru mengantar kamu ke rumah sakit Banjar Hospital. Lihat keadaan Aliando Ma, kabari aku," ujar Anton lagi.
"Baik Pah," hanya itu yang bisa di ucapkan Anita. Ponsel pun berhenti bersuara, suaminya telah memutuskan panggilan.
Segera dia menemui Heru sesuai perintah suaminya, dia harus ke rumah sakit dini hari itu juga. Heru yang sudah siap dengan mobil mewah lainnya milik pengusaha property ternama sejagat raya Anton Wiryawan, menunggu perintah Anita untuk jalan.
"Rumah sakit Banjar Hospital, Her!" Ujar Anita. Heru pun segera meluncurkan mobilnya ke jalan raya menuju arah yang dimaksud Anita.
Sesampainya di rumah sakit Anita menuju lobi dan menanyakan keberadaan Aliando.
"Sus, korban kecelakaan yang barusan atas nama Aliando Alvian di mana ya?" Tanya Anita pada seorang suster jaga.
"Anda siapa?" Suster bertanya balik.
"Saya Mamahnya korban," ujar Anita.
"Masih di tangani pihak IGD Bu. Mohon bersabar menunggu," suster itu mencoba menenangkan Anita.
"Sebaiknya Ibu duduk dulu, ini ada air minum," Heru menawarkan pada Anita.
"Terimakasih Her," ucap Anita.
"Al.. Al.. apa sih maunya anak itu cari mati saja ikut balapan liar. Aku sudah dorong dia mending ikut latihan balap beneran di Sentul sana. Ini malah jadi pecundang!" Anita menggerutu kesal dengan ulah putra semata wayangnya yang selalu bertentangan dengan dirinya atau pun suaminya.
"Sabar Bu namanya juga anak muda, suka icip-icip hal-hal yang belum mereka tau akibatnya apa," Heru memberikan pengertian pada istri Bosnya agar tidak darah tinggi.
"Muda apa?! Al itu sudah dua puluh lima tahunan, Her!" Ujar Anita mulai terisak.
"Seumur dia itu orang-orang sudah punya anak bukannya kelakuan masih kayak anak-anak. Hiks.. hiks.. hiks.." Isak Anita lagi.
"Sabar Bu," ujar Heru. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menenangkan Anita yang masih emosional dan syok mendengar kecelakaan putra semata wayangnya itu.
"Keluarga pasien kecelakaan tunggal, silakan masuk ke ruang dokter," ujar suster jaga tadi.
Segera Anita masuk di iringi oleh Heru. Dia khawatir kalau Anita kenapa-napa setelah mendengarkan penjelasan dokter. Seperti yang sudah di ketahui oleh Anita sendiri kalau kecelakaan yang di alami Aliando sangat parah sekali. Mobilnya saja sampai remuk begitu. Bagaimana keadaan Aliando sekarang ini pun belum di ketahui lagi.
Di dalam ruang dokter Anita dan Heru duduk berdampingan mendengarkan penjelasan dokter.
"Keadaan pasien mungkin akan mengalami kelumpuhan bagian bawah tubuh termasuk disfungsi ereksi. Tapi kami belum bisa kami pastikan Bu. Sementara ini dia belum siuman. Untuk sementara pasien akan kita pindah ke ruangan rawat inap dulu Bu. Kita akan melakukan pemeriksaan yang lebih intensif lagi pada putra Ibu. Jadi silahkan Ibu urus ke bagian administrasi dulu untuk segera mendapatkan kamar," Ujar dokter jaga dini hari itu.
"Baik dok, berikan perawatan terbaik untuk putra saya," ucap Anita. Kemudian dia di bantu Heru pergi ke ruang administrasi mencarikan kamar rawat inap untuk Aliando. Setelah mendapatkan kamar Aliando pun di pindahkan ke kamar VVIP oleh perawat. Sampai subuh Aliando belum juga siuman. Anita semakin risau saja.
"Tenanglah Bu, Aliando pasti akan baik-baik saja. Yakinlah Bu, jangan risau," ujar Heru menyemangati majikannya itu.
Mereka berdua pun menatap Aliando yang terbaring lemas di atas tempat tidur perawatan.
Tak terlihat teman-teman Aliando yang mengajak dia balapan liar mendampingi di rumah sakit itu. Itulah mereka hanya akan menemani saat Aliando senang, saat susah begini tak seorang pun menemani atau bahkan datang sekedar menjenguk.
"Assalamualaikum, selamat pagi, permisi kami mau memeriksa pasien Bu," Dua orang perawat masuk dan mulai mengecek kondisi tubuh Aliando.
"Sementara ini pasien belum ada perubahan secara fisik ya Bu. Masih belum siuman, kita tunggu sampai besok ya Bu. Secara umum fungsi organ dalam sudah normal semua," jelas perawat.
"Iya Sus, terimakasih," ucap Anita.
"Saya sudah telepon Mamat agar membawa Yuli ke sini Bu untuk menjaga Aliando," ujar Heru. Yuli sendiri asisten rumah tangga yang cukup cekatan dan pintar. Tentunya sangat bisa di andalkan dalam menjaga Aliando.
"Oh iya Her, suruh juga bawa keperluan ku sehari-hari," ujar Anita.
"Menurut ku sebaiknya ibu pulang saja dulu, sarapan dan membersihkan diri di rumah. Kalau ibu sarapan dan membersihkan diri di sini takutnya tidak tenang. Sebaiknya pulang lah Bu beristirahat," ujar Heru lagi.
Anita memikirkan perkataan Heru dan menimbang-nimbang apakah dia harus pulang atau harus stay di rumah sakit saja demi Aliando.
"Baiklah Her, betul kata mu sebaiknya aku pulang dulu istirahat," ujar Anita akhirnya. Tidak lama menunggu Mamat dan Yuli akhirnya sampai jua keruangan Aliando di rawat.
"Yul, Mat, aku antar ibu pulang. Kalau ada apa-apa telepon saja aku ya," pesan Heru pada dua rekannya.
"Baik bang Heru," sahut Mamat.
Anita Sari dan Heru pun meninggalkan rumah sakit setelah sejak dini hari tidak tidur sampai pagi menjelang.
"Kasian ya Bang, Den Al. Banyak sekali peralatan yang harus menempel di tubuhnya. Semoga setelah siuman nanti dia baik-baik saja. Nyonya tadi sepertinya khawatir sekali dengan anaknya yang merupakan pewaris tunggal kerajaan property Anton Wiryawan, ya Bang," kata Yuli.
"Iya, semua salah Den Aliando sendiri punya temen bukannya pada bener, ini berandal semua. Kuliah juga bukannya bener malah balapan liar! Ya salah sendiri!" Ujar Mamat pada Yuli.
Mamat sudah seperti memarahi anak sendiri saja.
"Iish Bang Mamat ini meski begitu Den Aliando kan bos kita. Di pecat baru tahu rasa kamu Bang!" Sahut Yuli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
love my self❤️
lucu
2023-11-25
1
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶
wooooaaaaaah.....
2023-10-05
1
Park Kyung Na
mampir
2023-10-03
1