Sudah hampir satu minggu Bart tidak pernah menemui Melinda begitupun sebaliknya, mereka sama-sama disibukan oleh pekerjaan. Sedangkan Arsene kini sibuk berselingkuh di belakang Melinda, hari ini Arsene membawa Dion ke rumah.
Melinda yang sudah pulang dari butik lebih dulu sedang menyiapkan makan malam, saat ia sibuk merapikan dan menyusun makanan di meja makan menatap kearah pintu saat pintu tersebut diketuk.
Melinda dengan cepat menghampiri pintu, saat di buka ternyata suaminya. Tapi Arsene tidak sendiri melainkan bersama dengan seorang pria, Melinda melihat Arsene masuk begitupun dengan pria asing itu.
Arsene datang menghampiri Melinda, "Sayang, kenalin ini temanku. Teman kerjaku, dia datang kemari mau menginap di rumah kita. Soalnya dia diusir dari kontrakan, boleh ya kamu izinkan dia tinggal di sini sampai dia mendapatkan tempat tinggal."
Arsene memeluk tubuh Melinda, Melinda yang melihat sikap manja Arsene membuatnya luluh. Akhirnya Melinda menatap lelaki itu.
"Namamu siapa?"
"Saya Dion." ucap Dion dengan memberikan senyuman dengan menahan rasa cemburu saat Arsene terus memeluk Melinda.
Arsene melepaskan pelukan kini Melinda tersenyum, "Baiklah kamu boleh tinggal di sini sampai kamu mendapatkan tempat tinggal." Arsene menatap Dion dengan memberikan senyuman kecil, setelah itu Arsene kembali mencium pipi kanan Melinda.
"Makasih sayang." Arsene kembali melangkah saat melihat ada makanan di meja makan.
"Sayang ini masakan kamu?" Arsene menatap Melinda yang masih berdiri di sana, Melinda mengangguk lalu datang menghampiri Arsene.
"Aku gak tahu apa kamu suka dengan masakanku atau gak. Aku cuman masak segitu kalau nanti aku masak banyak yang ada ke buang." ucap Melinda, dia sengaja masak sedikit takutnya kejadian waktu itu terjadi lagi.
Dimana Arsene menolak masakannya tapi sekarang Arsene sudah jauh berubah, Melinda kembali menatap Dion yang masih memperhatikan mereka.
"Oh ya kenapa kamu masih ada di situ. Sini kita makan bersama." kata Melinda membuat Dion tersenyum, lelaki itu melihat makanan yang ada di meja.
Walau tidak begitu mewah tapi rasanya luar biasa, pertama kalinya ia makan seperti ini. Rasanya dia seperti merindukan masakan seseorang, seseorang yang amat dia rindukan tapi tidak terbalaskan.
"Ada apa? Kamu tidak suka dengan makanannya." kata Melinda melihat reaksi Dion yang mendadak diam.
"Masakan istri kamu enak banget. Jarang-jarang ada wanita yang pintar masak, saya jadi kangen masakan ibu saya."
Arsene tersenyum lalu memeluk pinggang Melinda, "Dia memang pintar masak, tapi sayang aku jarang di rumah jadi gak sempat mencicipi masakannya."
Melinda tersenyum kaku saat mendengar kalimat yang keluar dari bibir Arsene, pria ini memang sangat pandai bermain lidah. Ucapannya begitu manis sampai siapapun percaya dengannya.
Tidak dengannya, dari dulu Arsene selalu seperti ini. Sampai akhirnya orang lain percaya dengan Arsene, begitupun dengan keluarga besarnya yang amat mempercayai Arsene.
Walau begitu Melinda sudah terbiasa dengan sikap Arsene yang begitu manis, tetapi di dalam tidak semanis yang mereka pikirkan.
Selesai makan Melinda mencuci piring kotor sedangkan Arsene mengantar Dion ke kamar tamu. Di dalam kamar Arsene menutup pintu dan menguncinya, lalu ia menatap Dion yang memasang wajah kesal.
"Kamu sengaja memperlakukan Melinda manis di depanku. Kamu sengaja melakukan itu supaya aku cemburu melihat kalian bermesraan di depanku." ucapnya dengan kesal, Arsene tersenyum melihat kekasihnya marah gara-gara cemburu.
"Aku tidak sengaja melakukan itu sayang. Aku lakuin itu supaya Melinda percaya dan tidak curiga dengan hubungan kita."
"Tapi gak gitu juga kamu memperlakukan Melinda di depanku. Kamu gak tahu aja aku nahan cemburu melihat kamu dengan Melinda bermesraan." ujar Dion membuat Arsene terkekeh, Arsene menyentuh pundak Lia dengan menatap kekasihnya dengan lembut.
"Sudah jangan cemberut gitu. Aku lakuin ini untuk kamu juga, bukannya kamu mau terus bersamaku. Jadi aku lakuin itu supaya Melinda tidak curiga dan kamu bisa bersama denganku."
***
"Kenapa Arsene belum datang. Apa mengantar tamu ke kamar tamu sampai selama ini." batin Melinda melihat kearah ruangan menuju kamar tamu.
Sedangkan di kamar Arsene sedang menjamah Dion dengan sentuhan lembut. Apalagi keduanya begitu menikmati permainan yang mereka lakukan, sampai akhirnya permainan panas itu berakhir.
Dion dengan penampilan yang sudah acak-acakan melihat Arsene yang penampilannya sama dengannya.
"Rapikan penampilan kamu nanti istriku tahu."
"Tapi sayang kita baru bermain sebentar." kata Lia melihat Arsene yang sibuk menjauh untuk merapikan pakaian.
Tanpa berbalik Arsene menjawab, "Ya aku tahu. Lebih baik bermain sebentar dari pada lama, yang ada Melinda datang melihat kita melakukan hal itu."
Arsene kini melangkah dan menatap Lia, "Kamu mau hubungan kita ketahuan Melinda? Kamu mau kita gak ketemu lagi?" Lia dengan cepat menggeleng, gimana nasibnya kalau tidak bertemu dengan Arsene sehari.
Gak bisa dia bayangkan nasibnya gimana, sehari aja bagaikan setahun apalagi selamanya. Bisa-bisa hidupnya makin gila kalau kehilangan Arsene dan juga harta kekayaannya.
Dion menghela nafas lalu kembali menatap Arsene, "Baiklah." Lia kembali merapikan pakaian setelah melihat Arsene keluar dari kamar tamu.
Saat Melinda ingin memeriksa kamar tamu tiba-tiba saja Arsene datang, "Kamu sudah datang, sayang?" Arsene menghentikan langkahnya menatap Melinda.
"Aku istirahat dulu ya. Badanku capek semua, kamu kalau mau istirahat langsung ke kamar."
"Ya mas." jawab Melinda dengan manis, Arsene membalas perlakuan manis Melinda barulah lelaki itu memutuskan untuk ke kamar.
Sedangkan di sisi lain Bart begitu sibuk mengurus pekerjaan kantor di rumah, semenjak pertemuan terakhir dengan Melinda ia tidak pernah bertemu dengan wanita itu lagi. Walau cuman membahas pekerjaan tapi sekarang tidak sama sekali.
Semenjak itu juga Bart menghentikan mencari bukti tentang Arsene, lagian Melinda tidak akan percaya lagi dengannya. Percaya dengan ucapannya saja tidak apalagi kalau dia memberikan semua bukti perselingkuhan Arsene.
"Mel, kau ini sungguh keras kepala. Kalau kaya gini yang ada selingkuhan Arsene yang akan menang dari kamu bukan kamu." batin Bart menatap foto yang sempat dia ambil diam-diam.
Entah kenapa sikap Arsene semakin lama mulai berubah, dulu sikapnya acuh tidak peduli dengannya. Tapi sekarang Arsene sudah mulai terbuka dan mulai hangat dalam rumah tangga, Melinda berharap kalau ini bukan mimpi tapi kenyataan.
"Sayang, kamu kenapa belum tidur?" tanya Arsene saat lelaki itu memeluk tubuh Melinda.
Melinda berbalik menatap Arsene, "Aku senang sama perubahan sikap kamu mas. Dulu kamu tidak pernah menyentuhku, boro-boro menyentuhku untuk melihat aku saja tidak. Tapi sekarang kamu sudah berubah mas, kamu sudah mau percaya denganku. Aku seperti merasakan mimpi yang indah sekali, aku harap ini bukan mimpi."
Arsene tersenyum lalu menyentuh rambut Melinda, "Gak sayang ini bukan mimpi. Maaf mas dulu gak memperdulikan kamu sampai membuat kamu menderita, tapi mas janji mas akan memperlakukan kamu sebagaimana sepasang suami istri. Tapi kalau mas ada yang salah tolong ditegur ya jangan diam aja."
Melinda mengangguk dia dengan cepat membalas pelukan Arsene, saat merasakan pelukan Melinda rasanya sedikit aneh. Seperti ada sesuatu yang sangat berbeda dari biasanya ia memeluk Dion.
Tapi Arsene tidak menghiraukan itu ia malah mengelus pundak Melinda dengan lembut, akhirnya keduanya sama-sama masuk ke alam mimpi bersama.
•••
...Maaf ya teman-teman selama ini aku tidak up. Aku sedikit gak enak badan makanya gak bisa lanjut cerita, untuk hari ini aku akan lanjut seperti biasanya tapi aku tidak bisa memaksa tubuhku untuk up setiap hari....
...Terima kasih untuk kalian yang masih menunggu kelanjutan novelnya....
...Dan terima atas dukungan kalian, semoga kalian terus mendukung karyaku ini sampai kalian puas dengan ceritaku yang sedikit membosankan....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments