Bart berencana untuk menemukan semua bukti tentang Arsene, dia ingin memberitahu kalau Arsene sebenarnya bukan lelaki baik. Tapi dia tidak yakin apakah Melinda akan percaya dengan ucapannya atau tidak.
"Besok aku harus menemui Melinda, tapi gimana caranya aku bisa menemuinya." batin Bart seketika memikirkan sesuatu, sesuatu supaya rencana yang ia bangun ini tidak membuat siapapun curiga termasuk Melinda.
Bart tersenyum saat mengetahui ide muncul di otaknya, dia bergegas menuju ke salah satu butik yang didirikan Melinda. Butik tersebut tidak jauh dari kantornya, Bart memutuskan untuk datang kesana.
Dengan pakaian yang rapih seperti anak muda sepantarannya, ia bergegas membawa motor ninja. Selama perjalanan Bart terus tersenyum memikirkan pembicaraan apa yang akan dia sampaikan nanti.
Tiba di butik tersebut Bart melihat dari kejauhan, butik itu terbilang cukup ramai dari butik yang pernah dia temui. Mungkin peminatnya sangat banyak sampai semua orang pada suka dengan desain bajunya.
Bart turun dari motor, ia melangkah setelah meletakan helm di atas motor saat langkahnya masuk ia bertemu dengan salah satu asisten dari pemilik butik.
"Mas, mau cari baju?" tanya karyawan wanita yang menatap kearah Bart, sedangkan ia seperti mencari pemilik butik.
Bart menatap kembali karyawan tersebut, "Apa pemilik butik ini ada di dalam?" karyawan itu sempat mengerutkan kening mendengar pertanyaan Bart, lalu wanita itu kembali bicara.
"Bu Melinda sedang ada di atas mas. Dia lagi ada meeting online, jadi bu Melinda tidak bisa di ganggu terlebih dahulu. Kalau mas mau cari baju biar saya dan karyawan yang lain, yang akan mencari baju untuk masnya." ucap kembali karyawan itu.
"Tapi saya ingin bicara langsung dengan pemilik butik ini, karena saya mau membahas sesuatu dengannya. Apa boleh saya bertemu dengannya?" Bart menatap karyawan wanita itu, dan bergegas untuk menemui Melinda.
Wanita cantik yang kini sibuk dengan klien bisnisnya mendengar suara pintu, ia menoleh kearah pintu itu dan melihat bahwa asistennya datang.
Tanpa bicara pun asisten tersebut tahu apa yang dikatakan Melinda, "Di dalam ada tamu Bu. Sepertinya dia ingin mencari ibu."
"Mencari saya?" Melinda menunjuk jari telunjuknya ke dirinya sendiri, dan asisten itu mengangguk.
Melinda meminta asisten pribadinya untuk menemui tamunya terlebih dahulu sebelum dia datang, selesai meeting Melinda bergegas menemui tamu tersebut.
Dia melangkah menemui asisten pribadinya, dan asistennya mengatakan kalau tamu itu berada di ruang tunggu yang sudah mereka sediakan.
"Apa anda sedang mencari saya?" ucap Melinda melangkah menuju tamu lelaki itu, Bart yang mendengar suara Melinda langsung menatap.
"Ternyata wanita ini masih terlihat cantik dan anggun, tapi sayang perempuan ini tidak tahu kalau suaminya selingkuh." batin Bart menatap Melinda saat wanita itu sudah duduk di hadapannya.
"Rayn, tolong minta OB untuk buatkan minuman." ucap Melinda menatap kearah Rayn.
"Baik bu." Rayn pergi dari hadapan mereka, tinggal mereka berdua yang berada di ruangan.
Melinda mengerutkan kening saat tamunya ini cuman diam saja, "Ekhem. Apa mas di sini tidak ada keperluan lain selain menatap saya."
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud begitu."
Bart kembali menatap Melinda, "Saya datang kemari untuk melakukan kerjasama dengan butik kamu."
"Butik saya?" ulang Melinda membuat Bart mengangguk.
"Apa tuan tidak bisa bekerjasama dengan desainer yang lebih baik dari saya?"
"Karena saya melihat kalau butik kamu ini cukup bagus dan peminatnya cukup banyak, makanya saya datang kemari untuk melakukan kerjasama dengan anda. Apa anda bersedia bekerjasama dengan saya?" kata Bart menyakinkan Melinda kalau apa yang dia katakan sungguh-sungguh.
***
"Mohon maaf mas bukan saya tidak bermaksud untuk menolak kerjasama ini, tapi saya tidak mengenal anda dan saya tidak tahu apakah mas berniat bekerjasama atau tidak. Karena saya tidak mau mas di sini hanya buang-buang waktu saya saja." kata Melinda dengan tegas.
Ketegasan wanita ini seakan membuat Bart tertarik, di era wanita yang pernah dia temui cuman Melinda yang bisa membuat hatinya berdebar kencang. Apalagi melihat tatapannya saja, membuat tubuhnya seakan berhenti.
"Mas." panggil Melinda melambaikan tangannya tepat di wajah Bart.
Bart tersadar, ia langsung mengambil kartu namanya beserta nama perusahaan yang kini dia bangun. Melinda yang melihat kartu nama itu seketika terkejut, ini pertama kalinya seorang pengusaha besar datang untuk bekerjasama.
Tapi dia tidak bisa menerima gitu aja, siapa tahu pria ini malah menipunya. Dia tidak mau di tipu dengan alasan kerjasama.
"Kalau kamu tidak yakin tidak masalah. Karena saya tahu kedatangan saya membuat anda shock, dan ini pertama kalinya kamu melihat saya walau sebenarnya banyak yang mau bekerjasama dengan perusahaan saya."
"Tapi kamu tenang aja saya tidak akan membohongi kamu, saya datang kemari hanya ingin melakukan kerjasama saja tidak bermaksud lain. Kalau kamu tertarik kamu bisa hubungi nomor saya atau nomor asisten pribadi saya supaya kamu percaya dengan ucapan saya ini." Bart berdiri dari tempat duduk ia masih menatap Melinda.
"Kalau gitu saya permisi dulu semoga anda bisa memikirkan kembali tawaran saya ini." setelah mengatakan itu Bart melangkah pergi membuat Melinda cuman bisa menatap kepergian lelaki asing itu.
"Bu, kenapa tidak terima saja tawaran kerjasamanya. Bagus loh Bu ada yang ingin bekerjasama dengan butik kita." ucap Rayn yang tiba-tiba muncul setelah kepergian Bart.
"Astaga, kamu ini kenapa tiba-tiba muncul ngagetin saya. Kalau saya jantungan gimana Rayn." ucap Melinda dengan raut kesal, membuat wanita itu tersenyum tanpa dosa.
"Nggak apa-apa Bart suatu saat kamu bisa dekat dengan Melinda dan kamu bisa merebut wanita itu dari kakak sepupu kamu." batin Bart di dalam perjalanan.
Karena Bart tahu suami dari Melinda adalah kakak sepupunya, Bart bertujuan untuk merebut Melinda. Karena dia tidak tega melihat wanita itu tersakiti, walau sebenarnya kelakuan kakak sepupunya tidak benar tapi ia akan berusaha menyakinkan Arsene.
Melinda terus menatap kartu nama lelaki asing itu, Melinda belum tahu sebenarnya lelaki itu adalah anak dari keluarga pihak suaminya. Karena Bart tidak pernah hadir dalam acara keluarga, makanya Melinda tidak mengenal Bart.
"Apa aku menerima kerjasamanya, tapi aku sudah menolaknya apa dia mau menerima kerjasama ini lagi." batin Melinda yang masih menatap kartu nama yang sempat diberikan Bart.
Sampai di rumah Bart memilih untuk ke kamar, dia melangkah menuju kantor pribadi yang tidak jauh dari kamar. Saat Bart sibuk mengurus berkas perusahaan tiba-tiba saja telepon kantor bunyi, dia segera mengangkat telepon dan meninggalkan pekerjaan.
"Ya dengan saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Bart dari balik telepon.
"Mohon maaf mengganggu waktunya tuan, saya Melinda pemilik butik yang tuan datangi. Apa kerjasama yang tuan berikan masih bisa dilakukan?" tanya Melinda dengan hati-hati, pasalnya dia takut menyinggung pemilik perusahaan besar.
Awalnya Melinda tidak tahu siapa yang mau bekerjasama dengannya, tapi setelah mencari tahu ternyata yang mau bekerjasama dengannya adalah perusahaan terkenal. Perusahaan yang bisa membantunya, itupun Rayn yang mengetahui perusahaan Bart.
Bart tersenyum saat tahu siapa yang menghubunginya, dia tidak menyangka ternyata Melinda yang menghubunginya terlebih dahulu bukan asistennya.
"Mau ketemu dimana untuk membahas kerjasama kita?" tanya Bart kepada Melinda.
"Baiklah gini saja mas, saya akan mengirim alamat melalui asisten pribadi saya nanti asisten saya akan memberitahu mas atau memberitahu asisten masnya." kata Melinda membuat Bart setuju.
"Baik kalau gitu saya tunggu kabar dari kamu." setelah panggilan telepon berakhir Bart tersenyum senang, dia tidak bisa menahan rasa bahagianya.
Tinggal menunggu waktu dia akan lebih dekat dengan Melinda, dan memberitahu kelakuan busuk Arsene. Dia tidak mau kalau wanita itu tersiksa menjalankan pernikahan ini.
Bart tidak peduli resikonya seperti apa yang penting dia bisa memberitahu yang sebenarnya tentang Arsene di luar sana.
Part selanjutnya...
Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap babnya, like komen dan dukungan tersebut novel ini supaya karya novel ini berjalan dengan sempurna...
Sekian terima gajih...
Karena author nya belum gajian jadi terima gajih dulu baru terima kasih 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments