Kepastian

Dino terdiam sejenak sambil menatap wajah teduh Arsene, apalagi sekarang mereka sedang menikmati kehangatan di atas ranjang.

"Tapi gimana denganku. Suatu saat kamu akan fokus dengan istri kamu dari pada aku, aku juga ingin menikah denganmu bukan main petak umpet seperti ini."

Arsene merasa kalau dirinya sudah bersalah dengan kekasihnya, seharusnya dia mempertahankan hubungannya dengan Lia bukan memilih menikah dengan Melinda.

"Maafkan aku baby. Aku hanya bisa menutupi hubungan kita seperti ini, aku tidak bisa menikahi kamu secepat itu. Aku harus mengatakan sejujurnya tentang kamu dan hubungan ini dengan keluargaku."

"Tapi kamu tahukan orang tuamu tidak akan setuju kamu menikah denganku, apalagi kamu pernah ngenalin aku sama keluarga kamu tapi apa respon mereka. Mereka malah menghinaku dan mengancam keluargaku kalau aku tidak putus hubungan denganmu."

Dulu Arsene pernah membawa Lia ke orang tuanya sebelum orang tuanya menjodohkannya dengan Melinda, tapi tanggapan mereka menolak dan memberikan sebuah ancaman kalau masih berhubungan dengan Lia.

Mau tidak mau Arsene menerima pernikahan dengan terpaksa, walau begitu mereka semua tidak tahu kalau dia masih berhubungan dengan Lia. Kekasih sesama jenisnya.

"kamu tenang aja aku akan memilih kamu dari pada Melinda. Kamu tahu selama aku menikah dengannya aku tidak pernah membuka hati, hati aku hanya untuk kamu tanpa ada orang lain lagi." ungkap Arsene dengan mengelus rambut Lia dengan lembut, kelembutan hati Arsene membuat Lia jatuh hati maka dari itu Dino tidak bisa mengakhiri hubungan ini.

Melinda terbiasa dalam kesepian hubungan rumah tangga yang kini mereka jalani, dulu dia berharap kalau Arsene akan berubah tapi apa yang dirinya dapatkan malah Arsene tetap sama.

Mau tidak mau Melinda bersikap masa bodoh yang penting tugasnya sebagai istri sudah dilakukan, kini dia sibuk melakukan kerja sama dengan perusahaan Bart. Laki-laki itu sempat mengajaknya kerja sama sampai sekarang Bart bisa diandalkan begitupun dengan dirinya sendiri.

"Boleh aku ketemu denganmu sebelum makan siang nanti." Melinda memberikan sebuah pesan, saat Bart sibuk melihat berkas kantor ia melihat handphone bergetar.

Ia mengambil benda pipih tersebut, ternyata pesan tersebut diberikan oleh Melinda yang katanya wanita itu akan menemuinya. Bart menyetujui permintaan Melinda, dan kali ini ia akan bertemu saat makan siang.

Restoran private yang sudah dipesan oleh Bart kali ini cukup sederhana, tidak terlalu mewah tapi berkesan luar biasa. Bart tersenyum saat seseorang datang.

"Sudah lama kamu menungguku di sini?" Melinda duduk dengan melontarkan pertanyaan, di sampingnya ada Rayn sekretaris pribadi Melinda.

"Tidak begitu lama. lagian aku habis bertemu klien jadi sekalian aja kamu datang kemari." Melinda mengangguk, lalu ia meminta Rayn untuk mengambil tema yang dia buat.

Berkas atau rancangan kerja sama yang dia buat diberikan oleh Bart, Melinda terus mengamati Bart yang sibuk mengecek laporan tanpa mengucapkan satu katapun.

"Gimana dengan rancanganku apa kamu suka? Kalau tidak suka aku akan mengubahnya sesuai dengan permintaan kamu atau permintaan pasar."

Bart menutup kembali laporan tersebut kini ia menatap Melinda, "Menurutku laporan yang kamu buat cukup bagus tapi ada sedikit tambahan yang harus kamu ubah."

Bart membuka kembali laporan rancangan yang diberikan Melinda, Melinda mengangguk saat Bart memberikan informasi yang sangat dirinya mengerti. Tidak hanya itu saja Melinda cukup tertarik dengan ide cemerlang yang dilakukan Bart.

Walau umurnya lebih muda darinya, tapi pria ini sangat profesional apalagi cara berpikirnya sangat luar biasa. Seperti seumuran yang dia tanggap dari cara berpakaian Bart.

"Gimana? Kalau kamu tidak suka tidak masalah aku akan ubah lagi."

Melinda tersenyum, "Tidak, menurutku ide kamu sangat luar biasa. Saya aja sempat terkejut dengan cara pikir kamu, saya akui kamu lebih hebat dari saya. Dan kamu memikirkan resiko kedepannya malah saya tidak kepikiran ke situ."

"Nggak masalah lagian saya masih belajar belum memiliki banyak pengalaman seperti kamu. Saya bangga sama kamu, walau kamu sudah menikah tapi kamu izinkan menjadi wanita karir. Jarang-jarang saya bisa ketemu wanita seperti kamu."

***

Melinda terdiam dengan memberikan sebuah senyuman, kalimat yang dilontarkan Bart sangat berlebihan pernikahannya dengan Arsene tidak seindah itu. Apalagi suaminya sudah tidak memperdulikan dirinya lagi, jadi ini satu-satunya cara untuk tidak memikirkan nasib pernikahan.

Selesai meeting Melinda memilih kembali ke kantor, tidak dengan Bart dia malah sibuk melakukan tugas untuk mencari bukti tentang Arsene suami dari Melinda.

"Jadi apa kamu menemukan sesuatu di sana." ucapan dari balik vidio call tersebut membuat lelaki di sebrang sana menatap. Dan kini pria itu seperti menunggu seseorang keluar dari hotel.

"Saya berhasil menemukan mereka bos. Sekarang mereka lagi liburan di Bali dan dia tinggal di hotel dekat pantai, dan kali ini mereka berdua sedang berada mall sepertinya mereka lagi sibuk belanja."

"Lalu apalagi yang kamu tahu tentang dia?" Bart kini menatap layar panggilan yang tertuju pada sebuah vidio mall yang ditunjukkan oleh anak buahnya.

Dia sengaja mengirimkan beberapa anak buah yang amat dia percaya, karena ia tidak mungkin datang ke sana untuk mengamati gerak-gerik mereka berdua.

"Bos, mereka sudah kembali." lelaki itu memberikan bukti kepada Bart, baru kali ini Bart melihat sesama jenis bermesraan seperti sepasang kekasih.

Kali ini mereka sudah tidak waras menjalin hubungan tidak sehat ini, apalagi mereka berdua sangat lihai menyembunyikan kebohongan sebesar ini tanpa orang lain tahu.

"Sekarang kamu ikuti mereka saya mau tahu lokasi mana lagi yang akan mereka kunjungi, dan kamu harus berikan beberapa bukti ke saya supaya saya bisa membongkar kebusukan mereka berdua." kata Bart yang disanggupi oleh anak buahnya.

"Baik bos." panggilan video berakhir dan kini Bart kembali memeriksa berkas laporan kantor.

"Saya bertekad untuk merebut Melinda dan kamu Arsene akan ku buat hancur bersama dengan pacarmu itu." batin Bart saat dirinya tahu kalau suami dari Melinda melakukan perselingkuhan dengan seorang pria.

Yang lebih parahnya lagi Melinda tidak tahu tentang hal ini, apa wanita itu akan diam saja dengan pernikahannya sampai tidak mengetahui hal sebesar ini.

Melinda kini berada di dapur sedang menikmati makan malam, sudah hampir tiga hari ia makan sendiri tanpa Arsene. Sesibuk apapun Arsene tidak pernah membiarkan dirinya malam sendiri, tapi kali ini pria itu sudah membuatnya kecewa. Apalagi saat pesannya tidak di balas tanpa diberitahu kalau suaminya sedang ada meeting di Bali.

Rasa hambar dalam masakannya kali ini tidak seperti hambar dalam pernikahannya, dia tidak tahu harus melakukan apalagi dengan hubungan ini. Ingin rasanya dia menyerah tapi tidak mungkin karena dia sangat mencintai suaminya, walau sebenarnya Arsene tidak melakukan hal yang sama.

Melinda mengambil segelas minuman, minuman tersebut ia teguk sampai habis dan melihat piring kosong yang sudah di depan mata. Makan sambil memikirkan jalan pernikahan ternyata membuat dirinya menghabiskan sarapan.

Melinda mengambil piring dan gelas kotor yang ia pakai, ia mencuci piring dan gelas tersebut baru ia letakan kembali alat makan.

"Besok aku akan mengadakan acara di rumah apa kamu mau datang." Melinda yang baru saja masuk ke dalam kamar dan mengambil handphone, wanita itu tersenyum saat melihat pesan dari Bart.

"Acara apa sampai kamu mengundangku."

"Acara spesial untuk merayakan keberhasilan kita." Melinda mengerutkan kening saat membaca pesan dari Bart, dia tidak mengerti dengan pesan yang diberikan lelaki ini.

"Baiklah, aku akan datang." Bart tersenyum saat melihat balasan pesan dari Melinda, sebenarnya dia sengaja mengundang Melinda untuk acara sederhana ini.

"Wanita itu pasti kaget saat tahu produk pertamanya disukai oleh pasar. Aku tidak sabar bagaimana reaksinya nanti." batin Bart terus tersenyum membayangkan ekspresi Melinda.

Malam ini Melinda datang sendiri tanpa ada Rayn, biasanya Rayn yang selalu menemaninya tapi Bart memintanya untuk datang sendiri. Mau tidak mau Melinda harus mengikuti investor yang sudah bekerja sama dengannya.

"Apa benar ini alamatnya." gumam Melinda saat mengetahui ia diberi alamat yang tidak masuk akal.

Dia pikir akan bertemu dengan Bart disebut cafe atau restoran tapi malah di undang ke rumah pria itu, "Aku jadi ragu untuk masuk ke dalam. Apa aku pulang aja ya."

Melinda yang ingin kembali tiba-tiba saja pintu terbuka, "Melinda kamu sudah datang." wanita itu berbalik sambil tersenyum kikuk.

"Kenapa gak masuk aja kenapa kamu di luar." ajak Bart saat dia melihat Melinda sudah ada di depan rumah.

"Aku kira aku salah alamat jadi aku memutuskan untuk kembali, tapi ternyata kamu sudah muncul aku akan masuk."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!