"Maaf saya terlambat." mereka semua yang berada di satu meja panjang itu menatap kearah sumber suara.
Wanita itu tersenyum bersama dengan seorang lelaki, "Kamu ini kenapa lama sekali datangnya, kita sudah mau selesai kamu baru datang."
Wanita itu tersenyum kaku, "Maafkan saya tan, di jalan macet jadi saya telat dan saya juga nunggu suami saya pulang dari kantor."
"Alah alasan aja kamu biasanya kamu sering telat kalau datang ke acara keluarga." timpal salah satu wanita yang menyindir wanita tersebut.
Awalnya Bart tidak tertarik dengan acara ini, tapi setelah bertemu dengan satu wanita membuat Bart jatuh hati. Dia tidak tahu kenapa dia sangat menyukai wanita itu, walau sebenarnya ia tidak pantas menyukai wanita tersebut.
"Oh ya Melinda gimana hubungan kamu dengan suami kamu. Apa kalian sudah ada tanda-tanda?" ucap wanita yang sibuk memakan anggur dengan menatap kearah Melinda.
Wanita yang bernama Melinda tersenyum, sebenarnya dia tidak mau menjawab pertanyaan itu tapi ia sudah terlanjur mendengarnya.
"Doain aja tante namanya juga lagi proses pasti lama."
"CK, dari dulu kamu selalu jawab begitu. Kamu harusnya sadar Melinda, pernikahan kalian tidak muda lagi dan usia kalian sudah pantas memiliki momongan kenapa di tunda." semua wanita yang ada di acara tersebut mengangguk sambil menatap Melinda, sedangkan lelaki yang duduk di samping Melinda diam saja.
Melinda tidak bisa menjawab pertanyaan dari tantenya, sudah sering ia mendapat pertanyaan seperti itu tapi sampai sekarang dia belum bisa menjawabnya. Sedangkan suaminya tidak mau membantunya, seakan bodoh amat dengan masalah ini.
"Baru kali ini aku melihatnya, apa aku tidak pernah datang ke acara ini sampai tidak melihat wanita seperti dia." batin Bart dengan menatap Melinda saat wanita itu sibuk makan.
Selesai acara Bart memutuskan untuk pulang, tapi ia malah satu mobil dengan kedua orang tuanya. Sedangkan mobil yang ia bawa di bawa oleh orang kepercayaan ayahnya, Bart masih terdiam melamun sambil mengingat wanita yang ada di acara keluarga.
Jasmine menatap anak kesayangannya di kaca spion, putranya sedang melamun entah apa yang putranya pikirkan.
"Bart ibu lihat kamu melamun terus. Ada yang kamu pikirkan?" Bart menatap sang ibu begitupun dengan Nino.
"Tidak Bu. Apa ibu mengenal wanita bernama Melinda di acara keluarga tadi?" Jasmine yang mendengar ucapan Bart mengerutkan kening.
"Kenapa kamu menanyakan wanita itu."
"Karena aku kasihan melihatnya Bu. Dia tidak salah kenapa keluarga kita menyalahkannya, cuman gara-gara dia belum punya anak dengan suaminya."
"Semua tante kamu mulutnya suka gitu, ibu saja kasihan dengan Melinda. Dia sudah lama menikah dengan suaminya tapi sampai sekarang dia belum diberi keturunan." Bart mengangguk saja dengan ucapan Jasmine, dia juga tidak tega melihat wanita malang itu.
Bart yang sudah tiba di sekolah memutuskan untuk ke kelas, dikarenakan kelas tidak ada guru Bart memutuskan untuk ke halaman sekolah belakang. Ruangan yang tidak pernah dikunjungi siapapun, Bart termenung di sana dengan menikmati angin kencang.
"Nasib wanita itu ternyata sangat menyedihkan. Apa dia sering diperlakukan seperti ini, tapi kenapa suaminya tidak membelanya malah diam saja seakan tidak memperdulikan nasib pernikahan mereka." batin Bart, Bart memutuskan untuk tidur di atas rumput.
Dia memandangi langit dengan angin yang masih terasa di wajahnya, dia juga memikirkan bagaimana nasib dari wanita malang itu.
***
"Woy Bart lu dari mana. Tadi ada yang nanyain lu." Bart yang baru saja sampai di kelas mengerutkan kening saat mendengar ucapan sahabatnya.
"Siapa?"
"Lyla, primadona sekolah." Bart mengangguk dan dia malah duduk tanpa mendengar apapun lagi.
Bart sudah tahu kenapa wanita itu mencarinya, mungkin nafsunya lagi memuncak jadi mencarinya. Ia sangat lelah untuk melakukan itu, walau sudah banyak guru ataupun kakak kelas yang mencarinya tapi ia memilih mengabaikan.
Sekarang yang ia pedulikan hanyalah wanita itu, wanita yang dia lihat di acara keluarga. Sebelum memutuskan untuk tidur di kelas Bart meminta anak buahnya mencari tentang Melinda. Tanpa menunggu lama Bart tersenyum saat anak buahnya mendapat alamat serta keberadaan Melinda.
Setelah berhasil barulah Bart tidur, pulang sekolah Bart ingin mengambil motor dan mengunjungi alamat Melinda. Saat Bart ingin pergi dari tempat parkiran, ada seorang wanita menghampirinya.
Siapa lagi kalau bukan primadona sekolah, "Hai Bart kamu mau pulang kan?"
"Boleh gak aku pulang bareng sama kamu?" tanya Lyla saat tangan wanita itu masih menempel di tangannya.
"Kamu pulang sendiri aja aku lagi ada banyak pekerjaan." setelah mengatakan itu Bart memutuskan untuk pergi meninggalkan Lyla.
Bart menatap rumah yang diberikan oleh anak buahnya, rumah yang terbilang sederhana tidak terlalu mewah seperti rumahnya.
Rumah tersebut terdapat satu mobil dan hanya satu lantai saja, Bart masih menatap rumah tersebut sampai pemilik rumah keluar.
"Mas, kamu mau kemana? Ini udah sore." ucap seorang wanita yang menyusul seorang lelaki keluar dari rumah.
Lelaki itu melepaskan tangan Melinda dengan kasar, "Kamu tidak usah ikut campur aku masih ada pekerjaan di kantor."
"Tapi mas..." lelaki itu masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan perkataan Melinda, mobil hitam itu pergi dari halaman rumah.
Membuat Bart yang melihat itu mengerutkan kening, dia tidak mengerti kenapa wanita itu seperti memohon kepergian lelaki tersebut. Dia sudah mengetahui selak beluk Melinda, ternyata Melinda seorang desainer muda.
Di umurnya yang terbilang muda itu sudah sukses seperti ini, dan mendapatkan suami yang bekerja sebagai hukum. Mungkin saja lelaki itu memang sibuk, tapi ia penasaran kenapa pria itu terlihat buru-buru dan bersikap kasar dengan wanita tersebut.
"Aku sudah menemukan rumah wanita itu, nanti aku akan melakukan cara supaya bisa dekat dengan wanita tersebut." batin Bart, barulah ia memutuskan untuk pergi.
Sedangkan di satu sisi pria yang bersama Arsene pergi menemui seseorang, entah apa yang dilakukan pria itu yang pasti dia sedang menunggu seseorang datang. Lelaki itu tersenyum saat orang yang dia tunggu datang, mereka berdua berpelukan satu sama lain.
Tapi ada yang aneh di antara mereka berdua, seperti memiliki sesuatu tapi ia tidak tahu apa. Bart memang meminta menyelidiki suami dari Melinda, dia juga meminta anak buahnya untuk memberikan kabar saat mendapat bukti dari Arsene.
"Gimana kamu sudah mengetahui keberadaan Arsene?" tanya Bart dari balik telepon.
"Sudah bos. Pria itu lagi bertemu dengan seorang lelaki, tapi saya bingung dengan sikap mereka berdua bos. Ada yang aneh di antara mereka berdua."
"Maksud kamu apa?" ucap Bart bingung saat anak buahnya mengatakan yang tidak masuk akal.
"Saya tidak tahu pasti bos. Ini saya lagi mencari tahunya."
"Baiklah, kalau gitu kamu kabarin saya terus setelah berhasil mendapatkan informasi darinya."
"Baik bos." Bart mengakhiri panggilan tersebut.
Lelaki itu memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut, ia masuk ke mobil hitam. Mobil hitam itu bergegas pergi setelah anak buah Bart melihat kepergian mobil tersebut barulah mengikutinya.
Mobil hitam itu berhenti tepat di sebuah hotel, entahlah mereka berdua mau ngapain di sana. Mungkin pikiran orang mau membahas hal penting, dua lelaki itu keluar dari mobil dan berjalan menuju hotel.
Pria tersebut langsung menghubungi Bart, Bart yang sibuk menandatangani berkas mendengar handphonenya bergetar. Ia segera mengambil benda pipih itu dan langsung mengangkatnya saat mengetahui anak buahnya yang menelpon.
"Bos, dua lelaki itu berhenti di hotel mereka masuk ke dalam. Saya tidak bisa masuk kalau tidak memiliki kartu akses."
Bart menghela nafas saat mendengar ucapan anak buahnya, "Baiklah, kalau gitu kamu pergi dari sana. Biarkan urusan ini saya yang tangani sendiri, lagian saya sudah tahu titik lokasi dari pria itu."
"Baik bos." anak buah Bart kembali untuk pergi, sedangkan Bart penasaran dengan lelaki yang baru saja ia temui.
Suami dari Melinda itu membuatnya curiga, saat acara pertemuan keluarga besar Bart sempat bertemu dengan seorang pria. Pria tersebut bertemu dengan seorang lelaki, ia tidak tahu siapa pria itu tapi kelakuan mereka seperti sepasang kekasih.
Setelah melihatnya Bart memutuskan untuk mendatangi kedua orang tuanya, alangkah terkejutnya saat mengetahui kalau lelaki yang baru saja dia lihat adalah suami dari wanita bernama Melinda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments