Pertemuan Menjadi Malam Panas

Bart sangat marah saat melihat penampilan Melinda sudah tidak seperti semula, ia menghampiri Melinda dia tutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Lalu dia kembali menghampiri lelaki yang berada di dalam kamar vila.

Bart mengangkat kerah baju pria ini dengan menatap tajam, "Kau apakan dia. Kenapa dia jadi seperti itu, hah. Jawab."

"Tenang dulu gua gak ngapain-ngapain dia. Lagian gua cuman ngasih sedikit sesuatu ke dalam minumannya, selain itu gua bawa dia kemari untuk gua nikmati." kata lelaki itu membuat Bart sangat marah, Bart melemparkan satu pukulan tepat di wajah pria ini.

Entah berapa pukulan yang diberikan Bart membuat lelaki itu jatuh ke lantai dengan wajah yang sudah memar, di bagian hidung mengeluarkan darah segar akibat pukulan keras yang terus diberikan Bart.

Bart memposisikan tubuh lelaki ini, "Lu jangan macam-macam dengan dia. Gua bakal melakukan sesuatu ke lu karena lu udah melakukan ini ke wanita itu. Dan ingat ucapan gua malam ini, malam ini kerja sama kita berakhir."

Bart datang melihat Melinda, ia mengangkat tubuh Melinda untuk ia bawa keluar dari keramaian. Dia meminta asistennya untuk mengurus masalah ini, dengan hati-hati Bart meletakan Melinda ke dalam mobil dengan tubuh ditutupi dengan selimut yang sempat dia bawa dari kamar vila.

"Haaaa... Panas sekali. Tolong..." Melinda terus merintih saat sekujur tubuhnya terasa sangat panas dan gerah, Bart yang melihat itu berusaha mengontrol gairahnya saat melihat lekuk tubuh Melinda.

"Tahan Bart. Lu harus tahan, lu gak boleh menyentuh apapun dari tubuhnya." batin Bart berusaha menatap depan, ia mencoba menghilangkan rasa kacaunya melihat lekuk tubuh Melinda.

Bart membuka pintu mobil, ia melangkah sambil membawa Melinda ke dalam kamar. Melinda ia tidurkan di ranjang yang berukuran besar dengan menyelimuti seluruh tubuh, kecuali wajah yang saat ini sudah bercucuran keringat akibat minuman yang diberikan lelaki asing yang ingin menghancurkan hidup Melinda.

"Kenapa nasibmu seperti ini Melinda. Kalau tidak ada aku, aku tidak tahu kamu bakal jadi apa nantinya." ucap Bart menatap Melinda yang masih belum sadar, wanita ini masih merasa tidak enak dengan kondisi tubuhnya apalagi sekujur tubuhnya mulai berkeringat.

Bart yang ingin menjauh dari Melinda, ia merasa ada sebuah tangan menahannya. Bart menatap tangan tersebut, ternyata tangan Melinda yang menahannya.

"Jangan pergi. Jangan tinggalin aku." racau wanita itu dalam keadaan mata masih tertutup rapat.

"Aku tidak akan meninggalkan kamu Melinda." balas Bart berusaha melepaskan genggaman tangan Melinda.

Sedikit lagi Bart ingin melepaskan tangan wanita ini, malah Melinda menariknya kembali. Akhirnya tubuhnya menindih tubuh Melinda, dia menatap wajah Melinda yang begitu cantik. Apalagi bentuk tubuhnya sangat menawan, membuat siapa saja pasti tergoda dengan wanita ini.

Bart melebarkan kedua matanya saat melihat kedua tangan Melinda berada di dalam leher, "Jangan tinggalin aku Bart. Tubuhku panas sekali, aku haus, aku gak kuat dengan rasa tidak nyaman ini Bart."

"Ya aku tahu. Kamu harus bertahan aku akan buatkan minuman untuk meredakan panas di tubuhmu." ucap Bart berusaha menahan gejolak api saat berhadapan dengan Melinda, dari tadi ia terus berkeringat dingin melihat Melinda apalagi tindakan wanita ini.

Walau bagaimanapun Melinda tidak tahu kalau tubuhnya terdapat obat perangsang, siapapun yang meminum obat itu akan mengalami hal seperti ini. Untung saat ini Melinda sudah ada di tangannya, jadi wanita ini akan aman untuk menetralkan suhu tubuhnya.

***

Entah kenapa Bart dibuat terkejut saat Melinda mendorong tubuhnya, mengakibatkan bibir mereka sama-sama menempel secara tidak sengaja. Bart berusaha melepaskan diri tetapi Melinda malah mengabaikan, sekarang bibirnya sudah dikuasai oleh Melinda.

Membuat dirinya tidak tahan, akhirnya Bart membalas ciuman yang kini Melinda lakukan. Hisapan dan juga lumatan yang mereka lakukan sama-sama saling menikmati, apalagi Melinda begitu menyukai kegiatan malam ini yang tidak wanita itu sadari.

Bart menikmati ciuman panas ini sampai akhirnya Bart beralih mencium yang lain, kini Bart mencium leher jenjang Melinda dengan menghisap leher tersebut seperti seorang drakula yang menginginkan darah.

Melinda semakin kacau saat merasakan Bart menghisapnya dengan kuat, des@han yang kini diberikan Melinda membuat Bart semakin semangat menghajar wanita ini.

Sekitar dua jam bermain akhirnya Bart bisa melepaskan diri, ia melihat Melinda sudah sedikit tenang dari pertama. Dia tersenyum saat melihat kejadian dimana ia menyatukan hasratnya di kamar ini.

Itupun tanpa dia sadari membuat kejadian panas itu terjadi, "Melinda malam ini kamu sudah menjadi milikku. Dan seterusnya kamu akan tetap menjadi milikku, sampai aku rebut kamu dari suamimu."

Bart tersenyum dengan menatap seluruh wajah Melinda, ia menyelimuti tubuh Melinda barulah pindah dari kamar dan membiarkan Melinda istirahat.

Tidak hanya itu saja Bart meminta art untuk menggantikan pakaian Melinda, tanpa sadar Bart sudah menyembunyikan jejak ganas yang berada di tubuh Melinda dengan obat ampuh yang baru saja dia beli. Akhirnya jejak panas yang dia berikan hilang, barulah Bart bisa mengizinkan art untuk menggantikan pakaian Melinda.

Ketika pagi hari Bart meminta art untuk ke kamar Melinda, sedangkan dirinya sibuk menyiapkan sarapan.

"Non sudah bangun." ucap wanita yang datang ke kamar untuk melihat keadaan wanita yang dibawa majikannya.

"Kamu siapa? Kenapa saya ada di sini." kata Melinda yang baru saja bangun dan tubuhnya masih terasa pusing.

"Saya indah non asisten rumah tangga."

"Lalu saya sekarang ada dimana?" tanya Melinda menatap wanita yang kini memberikan minuman.

"Non ada di rumah majikan saya." ucap indah kepada Melinda, lalu kembali menatap indah.

"Dimana majikan kamu saya mau ketemu dengannya." kata Melinda saat dia melihat kalau pakaiannya sudah berubah.

"Non gak perlu khawatir majikan saya tidak mungkin melakukan itu non. Saya melihat majikan saya membawa non kemari dan membiarkan non istirahat baru majikan saya kembali ke kamarnya." indah memberikan penjelasan kepada Melinda, walau sebenarnya ucapannya benar atau tidak yang pasti dia tidak bisa berpikir dengan benar.

Kepalanya masih terasa pusing apalagi dia tidak mengingat dengan jelas kejadian semalam, "Kamu sudah bangun." tanya salah satu tuan rumah yang melihat Melinda datang dengan penampilan baru.

"Jadi kamu yang membawaku kemari." tutur Melinda melihat rekan bisnis berada di dapur sedang menata makanan.

Bart tersenyum lalu mengajak Melinda sarapan bersama, "Kamu tidak melakukan apapun 'kan? Kamu tidak mengambil keuntungan dariku kan?" Bart tertawa mendengar kalimat yang dilontarkan Melinda.

"Bukan kamu yang tanya begitu tapi saya yang harus tanya sama kamu. Aku tidak mungkin mengambil keuntungan darimu, seharusnya tanya sama diri kamu. Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku kemarin malam." tutur Bart, lalu pria itu duduk untuk memulai sarapan.

Sedangkan Melinda terdiam, dia tidak tahu harus bicara apalagi karena dia tidak mengingat apapun tentang kejadian kemarin malam. Yang dia ingat hanya kepalanya pusing setelah diberikan minuman kepada salah satu pelayan di tempat acara tersebut.

Melinda menikmati sarapan bersama, walaupun Bart sedikit berbohong dengan Melinda. Kalau dia tidak melakukan itu yang ada ia akan kehilangan wanita ini.

"Maaf sudah mengecewakan kamu Mel. Tapi kamu tenang aja aku akan bertanggung jawab atas kejadian semalam, aku akan menikahi kamu saat tugasku selesai." batin Bart menatap Melinda yang sibuk makan.

Selesai makan Bart mengantar Melinda pulang, saat kembali rumah masih terasa sepi dan kosong. Sedangkan sudah hampir empat hari suaminya tidak pulang, mungkin dia pikir suaminya akan kembali ternyata tidak.

Bart masuk ke dalam rumah yang ternyata sepi dan kosong lalu ia menatap Melinda, "Dimana suami kamu? Apa semalam suami kamu tidak khawatir sama keadaan kamu."

"Dia sibuk mungkin gak bisa ngabarin karena banyak pekerjaan di kantor." balas Melinda.

"Sibuk mengurus selingkuhan sesama jenisnya." jawab Bart dalam hati.

"Baiklah, kalau gitu aku pergi dulu. Saya sudah mengantar kamu ke rumah, lebih baik kamu istirahat dari pada langsung ke butik yang ada kamu sakit."

"Ya terima kasih." Bart memutuskan untuk pergi, setelah kepergian Bart Melinda kembali ke kamar untuk beristirahat.

Terpopuler

Comments

Sak. Lim

Sak. Lim

lo idioooooot mc Lo ngajakin die tpi lo tglin sendiri dimana otak lo mc

2024-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!