Malam Penuh Gairah

Apartemen yang Arsene datangi sudah menjadi saksi bisu gairah panas, kedua laki-laki yang berada di satu ranjang sedang menikmati berbagai gaya. Apalagi mereka sangat menikmati apa yang mereka lakukan malam ini.

Malam panas yang sudah lama tidak mereka lakukan selama pulang liburan dari Bali, mungkin sudah tiga hari keduanya tidak melakukan hal ini sampai akhirnya gairah mereka di tuntaskan malam ini juga.

Bart tersenyum saat melihat adegan dimana keduanya begitu menikmati pemandangan di malam hari. Bart sengaja meminta seseorang untuk memasang cctv di dalam apartemen lelaki itu, membuat Bart begitu nyaman dengan adegan yang berada di layar komputer.

"Wow! Mereka sungguh menikmatinya. Adegan seperti ini sangatlah langka untuk dilakukan, tapi kenapa mereka melakukan adegan panas itu. Seharusnya mereka tidak melakukan itu, tapi ini sudah diluar kendali mereka." batin Bart terus memperhatikan layar komputer yang terdapat permainan yang kini mereka lakukan.

"Aku sangat penasaran dengan adegan yang mereka lakukan apalagi mereka melakukannya dengan sesama jenis bukan dengan wanita." pikir Bart terus memperhatikan apa yang mereka lakukan di dalam layar.

Bart memutuskan untuk mengakhiri layar cctv, kini ia kembali mengambil handphone yang berada di meja kecil di sebelah ranjang. Lelaki itu tersenyum saat mendapatkan pesan dari Melinda, wanita itu memintanya untuk membahas pekerjaan.

Walau bukan masalah pekerjaan tapi dia senang berduaan dengan Melinda, andai wanita ini belum memiliki suami pasti dia sangat bahagia mendapatkannya. Sepertinya ia harus berjuang mendapatkan wanita ini, apalagi rumah tangga mereka tidak begitu sehat.

Bart membalas pesan tersebut barulah lelaki itu memutuskan untuk ke ranjang, malam penuh gairah yang begitu panjang sangat menyenangkan. Apalagi Dion selalu memberikan hal itu kepadanya.

Sebenarnya dia ingin melakukan ini dengan Melinda, tapi entah kenapa saat melihat Melinda dia tidak memiliki nafsu kepada wanita itu. Sedangkan dengan Dion memiliki nafsu yang lebih parah, seharusnya nafsunya diberikan oleh Melinda tapi ini malah diberikan oleh sesama pria.

"Sayang." ucap Dion dengan suara serak sehabis bangun tidur, Arsene tersenyum saat Lia menatapnya.

"Kamu sudah bangun. Gimana apa ada yang sakit?" tanya Arsene dengan mengusap pipi Lia dengan lembut.

"Tidak. Tapi aku senang kamu masih memilih aku dari pada istri kamu, aku pikir kamu akan kembali dengan istrimu."

Arsene mencium kening Lia sebelum menjawab ucapan dari kekasihnya, "Kamu tenang aja aku akan tetap memilih kamu dari pada Melinda." Lia memeluk tubuh Arsene tanpa lelaki itu tahu Dion tersenyum penuh kemenangan.

Ini adalah rencananya dan ini semua adalah idenya selama ini, karena dia tidak ingin siapapun mendapatkan Arsene begitupun dengan Melinda. Dia mau Arsene tetap menjadi miliknya bukan milik orang lain.

"Selama kita bertemu kayanya kita hanya membahas pekerjaan aja. Apa kamu tidak mau membahas hal lain denganku?" Melinda menatap Bart dengan mengerutkan kening, pria ini pasti selalu bicara hal aneh lagi.

"Apa ada hal penting selain pekerjaan?" ucap Melinda membuat Bart tersenyum lalu mengangguk.

Tiga bulan mengenal Bart tapi pria ini sangatlah aneh, apalagi saat bersama dengannya. Bart selalu menceritakan hal di luar pekerjaan, sedang dirinya tidak begitu sejalan dengan pria ini.

Bart bangkit dari tempat duduk dengan menatap Melinda, "Kita sudah selesai makan. Gimana aku ajak kamu ke sesuatu tempat."

"Aku..." tanpa menunggu jawaban dari Melinda Bart segera menarik tangan Melinda, mereka keluar dari cafe menuju parkiran.

***

Melinda memiliki banyak pertanyaan tentang pria ini, pria yang saat ini sibuk menyetir. Bart begitu sibuk menyetir sampai tujuan untuk mengajak Melinda jalan-jalan tiba.

Kini Bart memarkirkan mobilnya ke salah satu parkiran yang terdapat banyak kendaraan roda empat, tidak hanya roda empat saja ada juga roda dua yang terparkir di sana.

"Ayo turun." ajak Bart melirik Melinda saat lelaki itu sudah membuka sabuk pengaman.

Melinda turun dari mobil dan kini tangannya lagi-lagi dibawa oleh Bart, lelaki itu sangat antusias mengajak Melinda ke sebuah laut yang memang banyak orang pada melihatnya.

Kini Bart membawa Melinda ke tempat yang menurutnya sangat indah, "Gimana kamu suka sama tempatnya?" Bart melirik Melinda saat wanita ini seperti menikmati pemandangan air laut.

Mata yang tertutup, rambut yang sudah beterbangan mengikuti angin sore. Tak hanya itu saja wajah sejuk yang dimiliki Melinda begitu menenangkan, hidung yang mancung, bibir tipis, dagu runcing dan berbelah membuat siapa saja akan terpesona.

Itulah yang dirasakan Bart saat ini, rasanya dia ingin melakukan hal yang tidak harus ia pikirkan. Apalagi dia tidak sengaja mengingat adegan dimana Arsene dengan kekasihnya sedang menjalin kasih.

Bart memalingkan wajah saat adegan panas itu terus melintas di pikirannya, "Apa yang kau lakukan Bart. Kenapa kau membayangkan kejadian itu, lupakan Bart. Kau harus lupakan hal itu." batin Bart berusaha untuk menghilangkan adegan gila yang terus melintas.

Melinda yang melihat itu seketika mengerutkan kening, dari tadi ia terus memperhatikan Bart. Bart terus saja menggeleng membuat Melinda penasaran, akhirnya tangan Melinda menempel di kening Bart membuat Bart merasakan kehangatan dari seseorang.

Bart melirik sambil berkata, "Apa yang kau lakukan."

"Aku sedang memeriksa tubuhmu." jawab Melinda membuat Bart menyingkirkan tangan Melinda dari keningnya.

"Aku tidak gila Mel. Aku masih waras."

Melinda menatap kembali air laut, "Aku kira kamu memang sudah tidak sehat, makanya aku memeriksa keadaanmu supaya kamu masih bisa tertolong."

"Melinda." ucap Bart dengan kesal, Melinda yang melihat kekesalan Bart tertawa tanpa sadar wanita ini sangat cantik.

"Aku senang kamu bisa ketawa lagi Mel. Sudah berapa lama kamu tidak merasakan kebahagiaan ini." tutur Bart membuat Melinda diam menghentikan tawanya, lalu ia seperti memikirkan ucapan yang dikatakan Bart.

Benar juga yang dikatakan pria ini, sudah lama sekali dia tidak merasakan kebahagiaan seperti ini. Apalagi saat menjalani rumah tangga dengan Arsene, dan ini pertama kalinya dia bisa tertawa lepas tanpa beban.

Bart membawa Melinda kembali, di luar Bart menatap halangan rumah Melinda. Di sana ada sebuah mobil yang terparkir di sana, begitupun dengan Melinda yang menatapnya juga.

"Sepertinya suamiku sudah pulang." Melinda memilih menatap Bart setelah selesai membuka sabuk pengaman, "Kalau gitu aku turun dulu. Terima kasih untuk hari ini."

Bart mengangguk, setelah melihat Melinda sudah masuk ke dalam barulah Bart mengendarai mobil.

Melinda membuka pintu rumah, di sana Melinda melihat Arsene menatapnya dengan tatapan yang tidak bersahabat. Apalagi pria itu seperti ingin memarahinya.

"Jam berapa ini Mel. Kenapa kamu baru pulang? Apa di butik masih banyak orang sampai kamu lupa waktu dan lupa tugasmu sebagai istri." lontar Arsene dengan tegas, intonasi yang diberikan Arsene sangat kuat sampai ia takut dengan tatapan dan suara Arsene.

"Maaf tadi aku sibuk sampai lupa waktu."

"Apa kamu lupa kamu ini sudah menikah bukan wanita single Mel. Kalau kamu lupa aku akan mengingatnya." erang Arsene membuat Melinda menatap suaminya dengan tajam.

Melinda terkekeh mendengar kalimat yang dilontarkan Arsene, "Lalu kenapa tidak tanyakan hal itu ke diri kamu sendiri. Sebenarnya aku ini apa di mata kamu Arsene, kalau kamu masih menganggap aku seorang istri kenapa kamu malah sibuk dengan duniamu sendiri."

"Apa kamu tidak ingat perlakuan kamu ke aku selama ini? Apa perlu aku kasih tahu tugas kamu sebenarnya di dalam rumah tangga. Kenapa kamu harus mencari kesalahanku dari pada introspeksi diri kamu sendiri."

Tanpa bicara lagi Melinda memutuskan untuk ke kamar, dia sudah muak dengan Arsene apalagi melihat suaminya. Dulu dia menunggu kepulangan Arsene selama di rumah, sampai menyiapkan banyak makanan untuk Arsene.

Tapi apa yang dilakukan suaminya, Arsene malah acuh dan membiarkan dirinya mati rasa dengan hubungan pernikahan ini. Sekarang Arsene memintanya untuk melakukan rumah tangga, dan memberitahu tugas dalam rumah tangga.

Tapi dia tidak pernah berpikir untuk melakukan itu, dan dialah yang paling di salahkan di sini dari pada dia.

Terpopuler

Comments

Nadiya Asneyda 🇲🇾

Nadiya Asneyda 🇲🇾

Kelamaan Melinda mau tau tentang kebusukan suaminya...ayolah Thor bikin Melinda tau tentang suaminya secepatnya dan cerai aja dari suaminya. Melinda berhak bahagia...kesian dia 🥺

2024-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!