Bart terus saja membayangkan dan mengkhayalkan tubuh Melinda saat bercinta dengannya. Tapi itu cuman mimpi sesaat saja, kali ini dia sibuk menikmati sentuhan panas di dalam mobil yang kini belum kunjung selesai.
Sampai jam sudah menunjukan pukul malam hari barulah suara des@han panas itu berhenti. Bart melihat di dalam mobil seperti mobil itu sudah tidak bersuara dan bergerak, Bart terus menatap mobil itu sampai mobil itu pergi.
Arsene membawa Dion ke salah satu apartemen yang tidak jauh dari sini, dia akan melanjutkan kegiatan panasnya di dalam kamar. Sedangkan Bart terus mengikuti mobil itu menuju salah satu apartemen yang buka selama 24 jam.
Bart menghentikan mobilnya dan menatap apartemen tersebut, apalagi pemilik mobil itu membuka mobil dan membawa Dion masuk untuk memesan kamar. Rasanya dia ingin mengintip juga supaya tahu kelakuan mereka di dalam kamar.
"Kayanya aku tidak bisa mengikuti mereka lagi. Sekarang aku kembali saja dan meminta seseorang untuk menunggu mereka keluar dari apartemen." batin Bart menatap Arsene, Bart kembali ke rumah meninggalkan apartemen tersebut.
Selama di kantor Bart terus mendapat informasi mengenai Arsene dan juga selingkuhannya. Tepat jam enam pagi dua laki-laki itu keluar dari apartemen, mereka pergi dari sana tidak memakai mobil yang sama melainkan berbeda.
Entahlah apa yang akan direncanakan keduanya, yang dia tahu Arsene pergi sendiri dengan mobilnya. Sedangkan pria satunya membawa mobil satunya, mungkin mereka sengaja berpencar supaya Melinda tidak curiga perselingkuhan mereka.
"Pintar juga permainan mereka. Tapi kali ini kalian salah bermain denganku Arsene, mungkin kamu bisa membohongi istri kamu tapi tidak denganku." batin Bart mendengar suara dari balik telepon.
"Baiklah, kalau gitu kamu awasi terus gerak geriknya. Saya akan membongkar perselingkuhan mereka berdua." ucap Bart. Panggilan tersebut terputus dan Bart kembali menyimpan handphone, sedangkan Tio terus menatap Bart.
"Kamu atur pertemuan saya dengan Melinda saya ingin bertemu dengannya." perintah Bart dengan lantang, lelaki itu pergi mengatur waktu pertemuan Bart dengan Melinda.
Tepat jam enam sore Bart meminta Melinda untuk bertemu di salah satu restoran, restoran yang sudah dipesan Bart untuk mereka berdua. Bart sengaja meminta Melinda bertemu di jam enam sore, karena informasi perselingkuhan Arsene sudah ia dapatkan.
Dengan percaya dirinya Bart sudah menunggu lebih dulu dibandingkan Melinda. Lelaki itu terus menatap kearah jendela restoran, dengan mengetuk jari tangan sambil menatap jam di pergelangan tangan. Sudah hampir satu jam ia menunggu kedatangan Melinda tapi wanita itu belum kunjung datang.
Tepat jam tujuh barulah Melinda datang. Wanita cantik itu memakai rok hitam dan juga switer krim sedikit berbulu, sedangkan sepatu senada dengan rok dan juga tas sesuai penampilan. Bart yang melihat kedatangan Melinda tersenyum dan meminta wanita itu untuk duduk.
"Buat apa kamu memintaku bertemu di sini. Bukannya kita sudah tidak lagi rekan bisnis?" ucap Melinda yang menatap Bart, lelaki itu malah sibuk menuangkan minuman.
"Aku tahu kamu masih marah denganku. Aku salah sudah melakukan sesuatu sama kamu, tapi kali ini aku cuman mau minta kamu untuk mendengarkan apa yang aku katakan sekali saja. Setelah itu kamu bisa pergi dari hidupku, atau tidak menemui ku lagi juga tidak masalah. Asalkan kamu mau mendengarkannya." Bart memberikan minuman yang baru saja dituangkan, minuman itu diberikan oleh Melinda.
"Baiklah, kalau gitu kamu mau bicarakan apa."
***
Melinda terus menikmati minuman yang sempat dituangkan Bart, sedangkan lelaki itu seperti memberikan sebuah kotak dan juga amplop coklat yang dia tidak tahu isi di dalamnya.
"Silakan kamu buka."
Melinda meninggalkan minuman dan beralih ke pemberian Bart, dia membuka satu persatu kotak dan amplop coklat. Alangkah terkejutnya saat mengetahui kalau dia melihat ada banyak foto dan rekaman suara.
Saat foto itu dibuka, ternyata foto suaminya sedang bercinta dengan seorang lelaki. Tapi ia tidak melihat persis wajah dari selingkuhan suaminya. Mungkin Bart cuman mengira saja dan meminta seseorang untuk mengaku supaya rumah tangganya hancur, supaya pria ini bisa menghancurkan rumah tangganya.
Satu persatu foto sudah Melinda buka, sebelum melihat yang satunya ia sempat menatap Bart dan lelaki itu mengangguk. Sepertinya pria ini menginginkan dirinya untuk mengetahui sesuatu yang tidak dirinya ketahui.
Sungguh menjijikan saat record suara yang dia dengar begitu jelas di telinganya, apalagi suara itu begitu sangat menikmati apa yang mereka lakukan. Dia tidak tahu siapa yang ada di record suara ini, dan kali ini ia meminta penjelasan dari Bart.
"Itu suara suami kamu dan selingkuhannya. Foto yang kamu lihat itu asli Mel. Aku sudah mencari tahu informasi mengenai suami kamu dan juga selingkuhan suami kamu, mungkin aku tidak terkejut saat mengetahui selingkuhannya adalah wanita. Tapi saat aku cari tahu lebih dalam ternyata selingkuhannya seorang pria bukan wanita Mel."
"Aku melakukan ini supaya kamu sadar kalau suami kamu bukan suami yang baik. Dan sekarang suami kamu berada di apartemen, anak buah saya berada di sana sedang memantau mereka. Apa kamu mau memastikannya sendiri Mel?" lontar Bart yang menatap Melinda. Melinda sedikit ragu dengan ucapan dari Bart.
Antara percaya dan tidak kalau Arsene melakukan perselingkuhan dengan seorang pria. Tapi kenapa Bart melakukan ini, seharusnya Bart tidak perlu ikut campur masalah rumah tangganya.
Bukannya berterima kasih Melinda malah marah, kesal saat suaminya dituduh selingkuh. Dia menatap Bart dengan marah, saking marahnya Melinda menyiram air tepat di wajah Bart.
"Aku peringatkan kamu Bart. Kamu tidak usah ikut campur masalah rumah tanggaku, ini masalahku dengan suamiku bukan masalah kamu. Jadi aku harap ini terakhir kalinya kamu ikut campur masalahku." setelah mengatakan itu Melinda pergi dari sana, di saat tubuh Bart sudah basah akibat ulah Melinda.
Bart diam saja, dia tidak berani melawan atau memberikan perlawanan. Entah sudah berapa kali Melinda memperlakukannya seperti ini, niatnya untuk membantu dan melindungi Melinda dari Arsene tapi apa yang dia dapatkan. Hanya sebuah hinaan yang diberikan Melinda bukan perhatian ataupun hadiah.
"Pak." ucap Tio dengan cepat menghampiri Bart, dia memberikan tisu untuk mengelap wajah Bart yang basah.
"Bapak tidak apa?"
"Saya tidak apa Tio. Kayanya saya sudah menyerah, menyerah mendapatkannya Tio." tutur Bart yang terus memusuhi wajahnya dengan tisu, setelah kering Bart membuang tisu tersebut.
"Apa bapak yakin? Bapak tidak mau berjuang sekali lagi?" Tio menatap Bart, lelaki itu menggelengkan kepala. Dia sudah menyerah perjuangannya selama ini sia-sia, tidak ada artinya lagi.
"Kamu urus masalah ini Tio saya mau langsung pulang."
"Baik pak." Tio terus memperhatikan Bart, perjuangannya selama ini sudah berakhir. Tanpa wanita itu ketahui Bart diam-diam mencari bukti perselingkuhan Arsene, seharusnya Bart tidak perlu melakukan hal seperti ini.
Tapi karena cinta apapun bisa dilakukan, sekarang pengorbanannya sudah hilang. Tinggal menunggu keputusan dari Melinda, dia tidak tahu apakah Melinda akan mempercayai ucapan bosnya atau tidak.
Di dalam kamar Melinda terus saja melamun, melamun memikirkan kejadian dimana kemarin ia sempat bersikap kasar dengan Bart. Tetapi lelaki itu tidak membalasnya, sekarang dia malah tidak berani mengatakan dan bilang maaf atas kejadian kemarin.
"Apa aku salah melakukan hal itu. Seharusnya aku tidak melakukan itu. Dia sudah mencoba mengatakannya dengan jujur, tapi entah kenapa aku malah membenci dia karena sudah menghina suamiku." batin Melinda.
"Apa yang dikatakan Bart benar kalau Arsene selingkuh? Tapi kenapa bisa Arsene selingkuh dengan seorang pria. Apa dia memiliki penyakit kelamin selama menikah dengannya." pikir Melinda yang terus teringat perkataan yang terus dilontarkan Bart.
Saat asik memikirkan apa yang dikatakan Bart kemarin malam tiba-tiba saja Melinda mendengar suara mobil Arsene. Dia dengan cepat keluar dari kamar dan datang menyambut kepulangan Arsene.
"Kamu sudah pulang, mas?" ucap Melinda, tatapan Melinda melirik kearah Dion. Dimana lelaki itu tersenyum dan mendahuluinya.
Tanpa Dion sadari Melinda melihat ada sesuatu yang aneh di leher pria itu, apalagi wangi parfum yang biasanya Arsene gunakan berada di tubuh Dion.
Atau jangan-jangan... Melinda dengan cepat menggeleng dan terus melangkah mengikuti langkah Arsene.
"Mas, mau aku buatkan kopi?" tawar Melinda membuat Arsene mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments