Tibalah mereka di tempat acara, di sebuah gedung mewah saat semua orang sudah datang menghadiri pernikahan pemilik pengusaha besar. Teman kuliahnya ini sangat pintar memilih pesta mewah yang seperti ini, apalagi dia sudah pernah bertemu dengan calon istrinya sangat cantik dan cocok bersanding dengan teman kuliahnya.
"Ayo turun." ucap Bart menatap Melinda, Melinda mengangguk dan membuka pintu mobil.
Melinda menerima tangan Bart untuk dia gandeng, Melinda merasa ada sesuatu yang aneh saat bersama dengan Bart. Walau dia tahu hal aneh apa yang dia rasakan sekarang.
Bart dengan Melinda masuk ke dalam acara tersebut, Bart tersenyum saat melihat teman kuliahnya bertemu dengannya.
"Wah, selamat ya bro lu udah dapat pasangan. Gua ikut bahagia dengan pilihan lu ini." ucap Bart sambil memeluk tubuh temannya.
Keduanya melepaskan pelukan, "Thanks bro." lelaki itu menatap kearah Melinda saat Bart membawa wanita cantik ke acara pernikahannya.
"Cewek lu?" tanya lelaki itu kepada Bart saat dia menatap kearah Melinda.
"Ya, kenalin dia Melinda."
"Kenalin gua Bagas teman kuliah Bart." Melinda tersenyum dan menerima uluran tangan Bagas, "Beruntung banget bro dapat wanita secantik ini." ucap Bagas kembali dan dia menatap Bart.
Bart tersenyum saat mendapatkan pujian dari Bagas, "Ya sudah lu ajak cewek lu nikmati pesta pernikahan gua, gua yakin setelah ini lu bakal nyusul sama kaya gua." kata Bagas memberikan sebuah candaan, Bart merespon dengan senyuman tidak dengan Melinda yang menganggap hal itu hanyalah angin lalu.
"Jangan kamu pikirkan ucapan Bagas dia memang seperti itu orangnya." ucap Bart pelan membuat Melinda mengangguk.
Melinda berdiri sendiri menikmati cemilan yang tersedia di sana, sedangkan Bart lelaki itu meminta izin untuk menemui teman-temannya. Ini pertama kalinya Melinda datang ke acara seperti ini, dia mana pernah datang ke acara seperti ini walau Arsene sedang ada kegiatan di luar pekerjaan.
Bart melihat kearah Melinda dari kejauhan, walau dirinya sibuk dengan teman atau rekan kerjanya. Dia masih saja melihat Melinda, wanita itu sangat menikmati acara ini sesekali ia tersenyum melihat kelakuan Melinda.
"Saya rasa saya sudah jatuh hati sama kamu tan. Walau tante sudah memiliki suami saya tidak peduli, yang saya pedulikan hanyalah perasaan saya." batin Bart terus menatap Melinda.
Tanpa Bart sadari Bagas datang melihat kearah dimana Bart menatap, Bagas tersenyum saat sahabatnya ini terus menatap wanita cantik yang sahabatnya bawa.
"Kalau lu suka kenapa gak ungkapin aja perasaan lu kenapa harus di pendam sendiri." kata Bagas membuat Bart menoleh kearah sahabatnya.
"Dia mana mungkin nerima gua bro. Dia aja gak tahu tentang gua, gimana perasaan gua bisa di balaskan olehnya." jawab Bart dan dia kembali menatap Melinda yang asik makan kue.
"Maksud lu?" Bagas mengerutkan kening saat mendengar ucapan dari bibir Bart.
Bart tersenyum pelan, "Nanti kalau ada waktu bakal gua ceritain semuanya ke lu. Tapi kalau untuk sekarang gua gak bisa, gua harus melakukan misi untuk dapatin dia."
"Ya sudah, kalau gitu gua ke istri gua dulu ya. Hati-hati jangan sampai dia diambil orang." ucap Bagas sambil memberikan sebuah candaan.
"Gua udah telat bro. Dia udah dimiliki orang lain, tapi gua gak yakin apakah dia akan jatuh cinta denganku atau tidak." batin Bart terus menatap Melinda.
***
Selesai acara Bart mengantar Melinda pulang, tiba di rumah Bart menatap kearah rumah Melinda. Dia melirik Melinda yang sibuk membuka sabuk pengaman.
"Apa kamu tinggal sendiri di rumah?" Melinda tersenyum mendapat pertanyaan dari rekan kerjanya.
"Tidak. Saya tinggal bersama dengan suami saya." jawab Melinda kepada Bart.
"Suami?" gumam Bart pelan, sebenarnya dia sudah tahu suami Melinda tapi untuk sekarang dia pura-pura tidak mengetahui apapun tentang Melinda.
Melinda mengangguk, "Sekarang dimana suami kamu?" tanya Bart kembali, dia menatap Melinda wanita itu tersenyum dan malah mengalihkan topik pembicaraan.
"Kalau gitu aku masuk dulu Bart. Terima kasih kamu sudah ngajak aku ke tempat acara sahabatmu itu." Melinda membuka pintu mobil, dia melangkah menuju rumah tanpa menoleh kearah Bart sedikitpun.
Sebenarnya Bart sangat sedih melihat ekspresi wajah Melinda barusan, di balik senyumnya terdapat luka yang tidak mungkin wanita itu katakan. Suatu saat Melinda akan cerita dengan sendirinya tanpa dia harus memaksa Melinda buat cerita.
Rumah sepi dan hampa seperti ini sudah Melinda rasakan, menjalani pernikahan seperti ini rasanya sangat membosankan. kalau seperti ini lama kelamaan dia akan lelah dan memilih tidak memperdulikan Arsene.
Walau sebenarnya dia tidak mungkin menghancurkan pernikahannya demi keegoisannya, tapi mau gimana lagi pernikahan tanpa dilakukan dua orang hal yang mustahil untuk bertahan. Dan sekarang dia sudah tidak peduli lagi dengan keberadaan Arsene, walau dia berharap kalau Arsene akan berubah suatu saat nanti.
Di tempat lain Arsene sedang sibuk dengan kekasihnya, kekasihnya itu meminta dirinya untuk liburan berdua saja tanpa ada orang lain. Akhirnya Arsene setuju dengan permintaan Dion, nama kekasihnya bernama Dion. Dia suka memanggil Lia, wajah cantik dan bodynya yang seksi membuatnya tergoda.
"Sayang kemari." ucap Lia dari kejauhan, Arsene berjalan dengan lebar menyusul Lia.
"Ada apa, sayang?" Lia menyiram wajah Arsene dengan air pantai, mereka berdua berada di pantai di pulau Bali.
Karena mereka berdua belum mengadakan liburan bersama, akhirnya Arsene bisa mengajak Lia liburan berdua. Sedangkan Melinda menunggu kabar Arsene, sudah dua hari Arsene tidak memberikan dirinya kabar.
Melinda sudah menanyakan kabar melalui asisten pribadi Arsene, sedangkan lelaki itu mengatakan suaminya ada bisnis di Bali. Walau sebenarnya dia tidak tahu apakah Arsene memang bekerja atau ada hal yang lain yang Arsene sembunyikan.
Sudah berapa kali Melinda menanyakan Arsene dengan mengirimkan pesan dan panggilan telepon, tapi Arsene tidak pernah peduli dengan pesan dan panggilannya. Apa orang sibuk tidak pernah memberi kabar untuk pasangannya, kalau memang sibuk dia bisa mengirim pesan melalui asistennya atau yang lain.
Tapi ini apa? Arsene lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada perasaannya. Apakah seperti ini hubungan pernikahan tanpa ada cinta, ataukah seperti ini pernikahan yang sesungguhnya.
Melinda terus menanyakan pada hatinya sendiri, apakah seperti ini hubungan pernikahan dengan seorang pria yang tidak pernah ada cinta. Apakah seperti ini pernikahan yang akan dijalankan dia selamanya.
"Arsene apa kamu tidak bisa melihatku sedetik saja, aku ingin kamu menganggap ku sebagai pasanganmu. Walau aku gak berharap kamu akan menerimaku sebagai pasangan, tapi aku ingin kamu menghargai aku sebagai pasanganmu Arsene."
Andai dia bisa mengatakan itu dengan Arsene, tapi ia tidak bisa karena dia tidak berani mengungkapkan isi hatinya kepada Arsene. Walau sebenarnya Arsene harus tahu tentang keluh kesahnya selama ini.
"Sayang, apa kamu senang hari ini?" tanya Arsene memandangi wajah kekasihnya yang kini sibuk menatapnya.
Dion malah sibuk menyentuh wajah Arsene, wajah yang memang dirinya sukai dari Arsene. Tidak hanya itu saja Dion terus menyentuh bagian wajah Arsene walau sebenarnya Arsene sangat menikmati sentuhan yang dilakukan Dion.
"Apa kamu sudah puas dengan wajahku?" tanya Arsene saat ini dia sedang menikmati apa yang dilakukan Dion.
Dion menghentikan gerakan tangannya, ia tersenyum saat dirinya lebih fokus dengan wajah Arsene dari pada perkataan Arsene.
"Maaf aku tidak fokus dengan apa yang kamu katakan."
Arsene mengambil tangan Dion, "Gimana kamu tidak fokus dengan ucapanku, kamu saja fokus meraba wajahku terus."
Dion tersenyum malu mendengar ucapan Arsene, dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang Arsene membuat Arsene terkekeh melihat tingkah laku kekasihnya.
"Sayang." panggil Arsene membuat Dino menatap.
"Maaf selama ini aku sibuk dengan pekerjaanku tidak pedulikan kamu. Aku tahu selama ini kamu merasa kesepian tapi aku janji aku akan selalu ada untuk kamu." kata Arsene terus meraba wajah Dino dengan lembut.
Dino tersenyum lalu pria itu menjawab, "Gimana dengan hubungan kamu sama istri kamu. Apa kamu sudah jatuh cinta dengannya atau dia sudah tahu tentang hubungan kita."
"Dia tidak akan tahu tentang hubungan kita dan asalkan kamu ingat aku tidak akan pernah jatuh cinta dengannya selain kamu." ucapnya dengan tegas membuat Dino tersenyum, dia begitu bahagia saat mendengar ungkapan Arsene yang begitu tulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Nadiya Asneyda 🇲🇾
Enggak ada up kah.?
2023-12-12
0