Jebakan Licik

Acara yang diadakan Bart tidak begitu mewah tapi sangat luar biasa, banyak tamu undangan yang hadir di sana begitupun dengannya. Dia bukan siapa-siapa kalau bukan diundang oleh Bart, mau tidak mau Melinda mulai menikmati acara sederhana ini.

"Kamu nikmati saja acaranya aku tinggal dulu." bisik Bart membuat Melinda mengangguk, lelaki itu pergi untuk mengambil sesuatu.

Dress yang digunakan Melinda begitu menawan, dari tadi Melinda terus menutupi bagian atas dress yang terlalu seksi. Awal pertama datang saja ia sudah dipandang oleh banyak laki-laki apalagi mereka melihat kearah bagian dadanya, sampai akhirnya ia mengambil minuman untuk menghilangkan rasa gugup.

Melinda dari tadi terus menikmati minuman anggur hitam yang tidak kuat dengan bau alkohol, sedangkan di sisi lain ada satu laki-laki yang terus memandangi Melinda. Lelaki itu memandang penampilan Melinda dari atas sampai bawah, sangat sempurna dengan body yang dimiliki Melinda.

Dari jauh lelaki itu sudah tersenyum seperti menggoda dan bertemu dengan mangsanya, akhirnya lelaki itu bangkit dari tempatnya datang kearah Melinda.

"Kamu sendiri aja di sini." Melinda menoleh dan tersenyum kikuk melihat pria asing datang dan duduk di sebelahnya.

"Kenapa gak gabung aja sama mereka. Banyak loh yang kaya kamu datang ke tempat seperti ini, pastinya kamu akan menang dibandingkan mereka semua." Melinda mengerutkan kening sambil menatap lelaki asing itu, dia tidak tahu apa yang dibicarakan pria ini yang pasti ia harus menjauh dari lelaki ini.

"Jangan takut gitu aku tidak akan menyakiti kamu." lelaki itu sempat menoleh kearah Melinda tepatnya bukan wajah melainkan tubuh Melinda yang terus terbuka tanpa Melinda sadari.

"Aku baru pertama kali melihat kamu di acara ini apa kamu diundang sama pemilik acara?" Melinda tersenyum saat mendengar ucapan dari pria asing ini.

"Ya. Saya dengan dia sudah menjadi panter kerja jadi saya datang untuk menghormatinya." jawab Melinda, lelaki asing itu mengangguk dan kembali meneguk minuman yang sempat dibawa pria tersebut.

"Mau berdansa denganku?" Melinda menatap lelaki itu saat pria ini memberikan sebuah tangan untuk mengajaknya berdansa.

"Terima kasih tapi saya tidak bisa berdansa apalagi di depan banyak orang."

"Tidak masalah. Saya akan mengajari kamu cara berdansa dengan benar." Melinda akhirnya menyetujui ajakan pria asing ini, keduanya berdansa bersama di depan banyak orang yang sedang memperhatikan mereka berdua.

Sedangkan Bart terus menatap adegan di bawah dengan mengepal tangannya dengan kuat, rasa nyaman yang diberikan Melinda sangat jelas kalau wanita itu tidak suka dansa di depan umum apalagi berdansa dengan lelaki asing.

"Kalau bapak ingin menghentikannya biar saya yang akan turun tangan." ucap asisten pribadinya.

"Tidak perlu, kita lihat saja dari sini kalau dia macam-macam saya akan turun tangan." urai Bart membuat asistennya mengangguk.

Melinda dengan pria asing itu terus mengikuti irama musik yang terus menyaring di lantai bawah, "Saya tidak tahu siapa kamu tapi saya senang bisa berdansa denganmu. Apa saya boleh tahu siapa kamu? Kenapa kamu berada di sini."

Melinda sambil menikmati dansa tersebut lalu menatap pria lawan dansanya, "Bukannya saya sudah katakan saya di sini diundang sama pemilik acara yang sudah menjadi partner kerja. Dan kamu tidak perlu tahu siapa saya karena saya tidak mengenal kamu, apalagi kamu sudah mengganggu saya dan mengajak saya berdansa."

Pria itu terkekeh mendengar kalimat yang dikatakan wanita asing ini, "Baru kali ini saya bicara dengan wanita yang sangat arogan. Dan saya menyukainya, bagi saya wanita seperti kamu sangatlah langka."

***

Melinda menghentikan langkah kakinya untuk berdansa, ia pergi dari sana saat lelaki itu tersenyum melihat kepergian wanita asing itu. "Kamu bisa pergi dariku nona. Tapi saya akan terus mencari mu sampai kamu menjadi milik saya."

Dari awal sampai akhir Bart terus memperhatikan pria asing itu sampai Bart menoleh kearah asisten pribadinya, "Cari tahu siapa pria itu dan kenapa dia bisa ada di acaraku."

"Baik bos." lelaki itu pergi setelah mendapatkan perintah dari bosnya, Bart turun dari lantai atas menuju tempat di mana Melinda berada.

"Kamu sendiri aja di sini kenapa tidak masuk ke dalam menikmati acaranya." Bart duduk di samping Melinda dengan membawa satu minuman dan satunya lagi ia berikan ke Melinda.

"Terima kasih." Melinda membuka minuman kaleng dan meneguknya dengan perlahan, Bart terus memperhatikan Melinda sampai dia tidak sadar kalau pakaian Melinda terlalu terbuka.

Bart meletakan minuman dan membuka jas yang dia kenakan, jas tersebut dia berikan untuk menutupi tubuh Melinda sampai wanita itu terkejut dengan gerakan Bart.

"Apa yang kamu lakukan Bart."

"Aku hanya menutupi aset tubuhmu saja, tidak baik kalau ada pria lain yang menyentuh dan melihat tubuhmu." ucap Bart dengan menutupi tubuh Melinda.

Dalam hati Bart tersenyum saat aset berharga Melinda sudah di tutupi walau tidak sempurna, Bart menatap wanita di depannya dengan tatapan nyaman dan teduh.

Bart mengambil benda pipih saat seseorang mengirimkan pesan, ia membaca pesan udh lalu kembali menatap Melinda.

"Kamu bisa tunggu saya di sini. Nanti saya akan datang untuk membawa kamu pulang setelah saya kembali." kata Bart membuat Melinda tersenyum, akhirnya Bart pergi dari sana.

Tanpa mereka sadari dari tadi ada laki-laki yang terus memperhatikan interaksi mereka berdua, lalu laki-laki tersebut meminta salah satu pelayan untuk membawa minuman yang sudah ia berikan sesuatu untuk Melinda.

"Kamu tidak akan bisa kabur dari genggamanku nona." batin pria tersebut menatap kepergian pelayan lelaki yang ia berikan tugas.

"Permisi nona. Ini minuman untuk anda." ucap lelaki itu yang menawarkan minuman, Melinda tanpa mencurigai apapun mengambil minuman tersebut.

Lalu minuman itu ia teguk sampai habis, menjelang berapa menit minuman tersebut bekerja dengan cepat membuat Melinda merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.

Seperti ada aliran panas yang terus menggerogoti tubuh, apalagi cuaca di sini begitu dingin kenapa mendadak menjadi panas. Walaupun tubuhnya sudah ditutupi dengan jaket pemberian Bart, tetap saja sekujur tubuh masih terasa panas malah melebihi panas yang biasa dia alami.

"Ada apa dengan tubuhku. Kenapa rasanya panas sekali." batin Melinda, ia membuka jaket yang menempel di tubuh. Lalu jaket tersebut dibuka dengan penuh sampai terlihat lekuk tubuh bagian depan.

"Aku sudah tidak tahan lagi. Aku harus ke toilet untuk berendam." ucapnya, Melinda berusaha menahan panas yang terus menggolak di dalam tubuh.

"Permisi. Misi." kata Melinda saat dia melewati orang di dalam acara, tanpa sadar lelaki yang membuat Melinda seperti itu mengikuti gerakannya.

Melinda terus tertatih untuk menjauhi orang-orang sampai lelaki itu bisa mengikuti langkah Melinda, "Ada apa denganmu nona? Kenapa tubuhmu kacau begini."

Melinda menyentuh lengan pria asing yang baru saja menegurnya, "Tolong bawa aku dari sini. Rasanya tubuhku sudah tidak kuat lagi. Panas. Bawa aku ke tempat yang lebih sejuk."

"Baiklah. Aku akan membawamu dari sini." lelaki itu membawa Melinda menjauh, Melinda terus di dalam dekapan pria asing ini.

Keduanya tiba di sebuah kamar, kamar yang tersedia oleh pemilik acara. Vila yang disewa Bart sangat mewah dan megah, fasilitasnya saja sangat luar biasa makanya Bart berani mengundang para pengusaha untuk datang.

Pria asing itu membuka pintu kamar, ia terus membawa tubuh Melinda menuju ranjang yang sudah disiapkan dengan rapih dan wangi. Laki-laki asing itu menidurkan Melinda di ranjang yang begitu besar, ia menutup pintu dengan rapat lalu memandangi seluruh tubuh wanita ini.

"Wow! Sungguh menggoda sekali kamu nona. Ini pertama kalinya saya melihat tubuh wanita seindah ini, sepertinya saya beruntung mendapatkan kamu dan bisa menikmati keindahan tubuhmu." ucap lelaki itu terus memandangi tubuh Melinda.

Saking panasnya Melinda membuka dress yang wanita itu kenakan, lelaki hidung belang itu menatap dengan rakus saat tangan Melinda hampir membuka dress tersebut saat seorang pria datang menghancurkan pintu kamar.

"Tuan Bart." ucap lelaki itu saat melihat siapa yang datang mengacaukan rencana.

"Melinda." Bart melihat Melinda sudah tidak waras, wanita itu entah sudah diapakan oleh pria ini sampai menjadi kacau seperti ini.

Terpopuler

Comments

Sak. Lim

Sak. Lim

la tdi die pas dansa org asing lo diemin ja liatin nya dasar idioooooot

2024-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!