Melakukan Kerja Sama

Selesai meeting Bart menuju butik Melinda, karena wanita itu memberikan kabar tentang kerja sama yang akan mereka jalani. Wanita itu memintanya bertemu di salah satu cafe, setelah mendapat alamat Bart bergegas menemui Melinda bersama dengan asisten pribadinya.

"Apa kamu sudah siap dengan berkas kerja samanya?" tanya Bart menoleh kearah asisten pribadinya yang sibuk bermain gawai.

Lelaki itu menoleh kearah Bart yang sibuk menyetir, "Sudah pak. Semua sudah saya siapkan."

"Bagus, saya suka dengan pekerjaan kamu." jawab Bart melanjutkan menyetir.

Lelaki itu kembali menoleh kearah Bart, "Pak, maaf saya sedikit menyinggung bapak. Bapak kenapa mau bekerja sama dengan butik yang belum terkenal itu, bapak bisa saja bekerja sama dengan pemilik butik terkenal kenapa bapak memilih bekerja sama dengan butik yang tidak terkenal sama sekali."

Bart menoleh, "Kamu mau tahu alasan saya mau bekerja sama dengan wanita itu?" Asistennya mengangguk mendengar ucapan Bart.

"Karena saya kasihan dengan dia, saya ingin lebih dekat dengan wanita itu. Aku rasa tujuanku untuk bekerja sama dengannya sudah tepat, saya gak mau melihat dia menderita saat saya tidak tahu apa-apa tentang dia." jawab Bart membuat lelaki itu kebingungan.

"Kamu akan tahu jawabannya setelah kamu menemukan wanita yang tepat." ucap Bart kembali.

Lelaki itu tiba di salah cafe yang sudah dijanjikan, Bart melangkah bersama dengan asistennya. Selama melangkah Bart mencari seseorang, dia lihat ada tangan yang melambaikan tangan membuat Bart mengangguk.

"Kalian sudah lama datangnya?" tanya Bart menarik kursi untuk duduk begitupun dengan asisten pribadinya.

"Tidak terlalu lama." Bart mengangguk, sebelum membahas kerja sama Bart memanggil salah satu waiter.

Waiter tersebut melangkah menuju meja Bart, lelaki itu langsung memesan minuman dan juga sedikit memesan makanan.

"Baik mas mohon di tunggu pesanannya." Melinda menatap kearah Bart, lelaki itu yang merasa sedang di tatap segera menatap Melinda.

Melinda menunduk saat ketahuan menatap lelaki asing itu, Bart menoleh ke asisten pribadinya untuk mengeluarkan berkas kerja sama. Berkas tersebut diberikan Melinda supaya wanita itu bisa melihat isi perjanjian kerja sama.

"Itu laporan kerja sama yang akan kita lakukan nanti. Saya ingin kamu melihatnya terlebih dahulu dan apakah isinya sesuai dengan keinginan kamu atau tidak, kalau isinya tidak sesuai dengan kamu. Kamu katakan saja supaya sekretaris saya bisa memperbaikinya." kata Bart menatap Melinda, tiba-tiba saja waiter datang membawa pesanan.

Selesai melihat dengan teliti Melinda menatap Bart, "Baiklah saya setuju dengan kerja sama ini."

Bart mengerutkan kening setelah dirinya habis meneguk minuman, "Apa kamu tidak ingin menambah sesuatu dari laporan itu?"

Melinda tersenyum mendengar ucapan Bart, "Saya percaya dengan kamu, saya yakin kamu seorang lelaki yang bertanggung jawab. Dan bisa melakukan kerja sama ini dengan jujur."

Bart tersenyum seakan meremehkan sikap Melinda, "Pantas saja banyak orang yang membohongi butik kamu, ternyata pemilik butik selalu bersikap positif terhadap rekan kerjanya. Tapi saya rasa sikap dan sifat kamu ini tidak harus kamu lakukan, karena tidak semua orang akan jujur dengan bisnis.

Orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan, bukan seperti kamu yang malah bersikap positif terhadap orang lain dan malah percaya saja dengan orang lain yang mau bekerja sama dengan kamu." kata Bart seakan menyinggung wanita yang ada di hadapannya.

Mendengar ucapan Bart Melinda cuman bisa tersenyum, begitupun dengan Rayn seakan Bart tahu segalanya. Segala hal tentang Melinda, dulu mereka sempat ingin bekerja sama dengan seorang perusahaan. Malah dirinyalah yang di tipu, bukan mendapat keuntungan Melinda mendapat kekalahan.

"Baiklah, karena kamu sudah setuju dengan kerja sama ini dan kamu tidak ada yang ingin dibicarakan lagi. Saya sudah memutuskan untuk setuju akan keputusan kamu dengan ini kita resmi menjadi rekan bisnis." kata Bart yang mengulurkan tangan ke Melinda.

***

Melinda menerima tangan Bart, akhirnya kerja sama yang mereka lakukan berakhir dan Bart kembali begitupun dengan Melinda dan juga sekretarisnya.

Selama perjalanan Rayn seperti memikirkan sesuatu, sesuatu yang terus mengganggu pikirannya sendiri. Melihat itu Melinda segera menegur Rayn.

"Ada apa? Apa kamu sedang memikirkan sesuatu mengenai kerja sama barusan?" Rayn menoleh kearah Melinda, lalu ia menangguk menyetujui ucapan Melinda.

"Maaf Bu. Tapi saya seperti ragu dengan kerja sama barusan, saya takut perusahaan itu akan menipu kita lagi seperti sebelumnya." Melinda tersenyum mendengar perkataan Rayn, tidak hanya Rayn saja dirinya pun sama.

Ia sempat berpikir seperti itu, tapi setelah melihat kesungguhan dari pemilik perusahaan itu dia yakin kalau lelaki itu sungguh-sungguh melakukan kerja sama ini.

Melinda mengelus punggung Rayn, "Kamu tenang aja saya yakin dia tidak akan menipu kita. Kalau suatu saat dia berani menipu saya yang akan bertanggungjawab."

Rayn merasa heran dengan sikap bosnya dari dulu sampai sekarang Melinda selalu memikirkan hal itu. Wanita ini sama sekali tidak takut kalau suatu saat akan di tipu kembali.

"Melinda. Sekarang kita sudah menjadi partner bisnis, suatu saat saya bisa memberitahu kamu yang sebenarnya. Tapi saya takut kalau kamu tidak percaya dengan perkataanku." batin Bart, saat ini lelaki itu sudah berada di ruang kerja.

Dia sedang melihat foto Melinda yang begitu cantik, tapi entah kenapa Arsene lebih memilih menyukai sesama jenis. Kalau memang lelaki itu tidak membutuhkan Melinda, kenapa harus dipertahankan rumah tangganya dan yang lebih parahnya mereka seakan sedang bermain sandiwara.

"Kasihan juga nasib pernikahan kamu Melinda." batin Bart kembali.

Sedangkan di sisi lain Melinda seperti menunggu kepulangan seseorang, tetapi orang yang dia tunggu sedang bergulat panas di ranjang. Dengan banyak sekali adegan panas yang mereka lakukan di kamar hotel tersebut.

Melinda tersenyum melihat masakan yang dibuatnya selesai, dia sangat bangga melihat masakan yang bersusah payah ia buat untuk makan bersama dengan suaminya. Mendengar bel berbunyi Melinda menatap, dan dia bergegas datang menghampiri Arsene.

"Mas, kamu sudah pulang?" tanya Melinda melihat suaminya sudah pulang dengan selamat, wanita itu membawa tas dan juga kunci mobil yang dibawa Arsene.

"Kamu mau langsung mandi atau makan dulu." ucap Melinda membuat Arsene menatap Melinda.

Tanpa menjawab Arsene melangkah ke kamar, kamar yang sudah lama mereka pisah sebelum mereka melakukan rumah tangga yang begitu sandiwara ini. Melinda menghela nafas dengan kasar, entahlah melihat sikap Arsene dia seperti sudah terbiasa.

Seakan suaminya sudah tidak menyukainya, menganggapnya saja tidak bagaimana bisa menjalankan pernikahan yang sesungguhnya.

"Mau sampai kapan kamu seperti ini mas. Aku capek dengan sikap kamu, aku cuman wanita biasa yang suatu saat akan lelah dengan pernikahan ini." batin Melinda menatap punggung Arsene.

Melinda berusaha tidak memikirkan sikap Arsene, dia seakan melupakan kejadian dimana Arsene tidak memperlakukannya dengan baik. Melinda tersenyum melihat Arsene berada di meja makan yang sama, dia dengan senang hati mengambil Arsene makan malam.

"Di makan ya mas ini semua makanan kesukaan kamu." ucap Melinda memberikan piring yang sudah berisi nasi dan lauk pauk.

Lagi dan lagi Arsene tidak memperdulikan apapun, Melinda seakan tersiksa dalam pernikahan ini apalagi melihat sikap Arsene yang tidak menginginkan dirinya.

"Mas ada yang ingin aku sampaikan sama kamu." Arsene menatap Melinda barulah lelaki itu kembali melanjutkan makan.

"Barusan ada seorang pengusaha besar ingin bekerja sama dengan butikku. Awalnya aku ragu tapi aku langsung menyetujui kerja sama ini, aku yakin pemilik perusahaan itu bisa membantu aku." Melinda menatap Arsene yang masih sibuk makan, dia berusaha cerita dengan suaminya dan tanggapan Arsene selalu seperti itu.

"Mas." Arsene menatap Melinda dengan kesal, dari awal mereka makan wanita ini selalu saja berisik.

"Kamu bisa gak jangan cerewet kita lagi makan lama-lama aku kenyang dengan ocehan kamu dari pada makanan yang kamu buat." timpal Arsene dengan tegas, Melinda seketika terdiam mendapat sebuah bentakan dari Arsene.

Akhirnya suasana di meja makan sunyi tidak seperti barusan dan Arsene yang menyebabkan Melinda diam.

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Pisah kamar sejak awal menikah???
apa itu artinya Melinda blum melakukannya dngn Arsen??? 😱😱

2025-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!