Jalan-jalan Bersama Om

"Om ... Om!" Pagi-pagi sekali Galang sudah memukul pintu kamar Om Bobby.

Ariel yang sibuk di dapur mempersiapkan sarapan untuk mereka semua, tak tahu kalau putra kesayangannya sudah bangun. Pintu kamar yang tidak tertutup rapat membuat Galang berhasil kabur. Anak itu ingin bermain dengan Om Bobby.

"Om ... Om, buca!" Galang kembali memukul pintu kamar dengan tangan mungilnya.

Om Bobby terbangun, ia pun membukakan pintu untuk Galang. "Eh ada tamu cilik. Kenapa Galang mencari Om?" Om Bobby sengaja berjongkok agar tinggi mereka sejajar. Matanya masih mengantuk namun demi menemani Galang, Om Bobby rela menahan kantuknya.

Galang mengulurkan tangannya minta digendong. "Jayan-jayan," kata Galang seraya menunjuk ke halaman depan. Om Bobby memang suka mengajak Galang jalan-jalan di halaman depan rumah. Galang senang saat kakinya menginjak rumput taman yang hijau. Ada rasa geli yang membuatnya tertawa.

"Jalan-jalan? Hmm ... masih pagi. Mama kamu mana?" tanya Om Bobby.

Harum masakan membuat Om Bobby tahu dimana keberadaan Ariel saat ini. "Oh, sedang masak ya? Ayo, kita jalan-jalan!" Sambil menggendong Galang, Om Bobby berjalan keluar kamar.

"Loh, Galang sudah bangun? Kok bisa digendong sama Om?" tanya Ariel yang sedang menata meja makan dengan masakan yang sudah matang.

"Dia ketuk pintu kamar aku. Kayaknya kamu tutup pintu kamar tidak rapat deh," jawab Om Bobby.

"Ya ampun, Galang. Ganggu Om lagi tidur saja!" omel Ariel meski Galang tak mengerti apa yang dikatakannya. "Maaf ya, Om. Galang sudah ganggu Om tidur," kata Ariel tak enak hati.

"Tak apa. Namanya juga anak kecil." Om Bobby melanjutkan lagi langkahnya namun Ariel segera menghentikannya.

"Om mau kemana?" tanya Ariel.

"Ke halaman. Galang ngajak jalan-jalan," jawab Om Bobby.

"Enggak, Om enggak boleh keluar kayak gitu! Masa sih keluar cuma pakai celana boxeer saja? Enggak boleh, aku sudah bilang kalau bulu dada Om enggak boleh dilihat siapapun! Terlalu seksi, bisa memikat hati banyak orang. Biar aku yang ambilkan kaos untuk Om pakai!" Ariel mengomeli Om Bobby layaknya istrinya saja. Om Bobby mengulum senyum dengan kelakuan Ariel.

Tak lama Ariel datang dengan membawa kaos untuk Om Bobby. "Mau aku pakaikan?" tawar Ariel.

"Tak usah. Aku bisa sendiri. Tolong pegang Galang sebentar!" Om Bobby memakai kaos lalu kembali mengajak Galang bermain di halaman depan.

Selesai masak, Ariel memperhatikan bagaimana kedekatan Galang dengan Om Bobby. Berbeda sekali dengan Wawan, Papa kandung Galang. Saat dekat dengan Wawan, Galang suka takut dan rewel. Kalau bersama Om Bobby, anak itu terlihat nyaman dan suka mengajaknya bermain.

Om Bobby pun begitu terhibur dengan Galang, sesekali Om Bobby tertawa dengan tingkah lucu Galang. Anak kecil itu suka memeluknya dengan penuh kasih. Sikapnya mirip sekali dengan Ariel yang suka bermanja ria dengannya.

"Om, sarapan dulu yuk!" ajak Ariel.

"Ayo!" Om Bobby memanggil Galang dan anak itu langsung menghampirinya. Nurut sekali. Mereka pun masuk ke dalam rumah dan sarapan bersama.

Galang duduk di kursi makan yang dibelikan oleh Om Bobby. Sambil makan, sesekali mereka menggoda Galang yang lucu dan menggemaskan. Om Bobby bahkan menyuapi Galang agar makannya lebih lahap.

"Om mau aku bawakan bekal tidak?" tanya Ariel.

"Aku libur hari ini."

"Libur? Tumben, biasanya Om tak pernah libur. Ya ... walau datang sesukanya tapi Om selalu bekerja setiap hari."

"Lagi malas aja. Hmm ... bagaimana kalau kita jalan-jalan ke luar? Kasihan Galang hanya jalan-jalan di halaman depan saja, mau?" tanya Om Bobby.

"Aku sih mau saja, Om, tapi ... apa Om tidak malu mengajak kami berdua?" tanya Ariel.

"Loh, kenapa malu? Santai saja. Habis makan, kalian siap-siap ya! Pakai baju yang bagus, kita ke Mall!" Om Bobby kini berbicara pada Galang. "Galang mau jalan-jalan ke Mall tidak?"

"Mauuu!" jawab Galang dengan semangat.

"Oke, ayo kita jalan-jalan!"

Sehabis makan Ariel bersiap-siap untuk jalan-jalan pertama mereka bersama Om Bobby. Ariel memakai salah satu dress pemberian Om Bobby yang terlihat amat cantik saat ia kenakan. Galang juga ia pakaikan baju terbaiknya.

Om Bobby sudah menunggu di ruang tamu sambil memainkan ponselnya. "Sudah siap?" tanya Om Bobby.

"Siap!" jawab Ariel dengan semangat.

"Oke, ayo kita jalan!" Om Bobby membawa Ariel dan Galang ke sebuah Mall di kawasan Jakarta Pusat. Mall yang tak pernah sepi sama sekali.

Om Bobby mengajak Ariel dan Galang masuk ke tempat pakaian anak-anak. Om Bobby memilihkan beberapa pakaian yang lucu lalu membelikannya untuk Galang. Om Bobby juga membelikan beberapa mainan baru untuk Galang.

"Wah, banyak sekali yang Om belikan untuk Galang. Mahal sekali loh harganya. Terima kasih banyak, Om," kata Ariel dengan tulus dari hati terdalam.

"Biar Galang semakin ganteng. Ayo, sekarang kita pilih pakaian untuk kamu!" Om Bobby merangkul Ariel dengan tangan kanan sementara tangan kirinya membawa barang belanjaan.

"Kalau Galang biar makin ganteng, kalau aku biar apa, Om?" tanya Ariel sambil mengerlingkan matanya.

"Ya ... biar makin cantik dong!" jawab Om Bobby sambil tersenyum.

"Bukannya biar makin seksi, Om?" goda Ariel.

"Ceci ... ceci." Galang mengulangi ucapan Ariel.

"Tuh, anak kamu jadi ikutin!" omel Om Bobby. "Cantik, Galang, bukan ceci ya!" Dengan sabar Om Bobby mengajari Galang.

"Cancik." Galang mengikuti ucapan Om Bobby.

"Nah, pintar deh kalau begitu!" puji Om Bobby. "Kalian tunggu di sini, biar Om pilihkan pakaian untuk Mama Ariel ya!"

Om Bobby memilihkan beberapa baju yang cocok untuk Ariel. Tak lupa Om Bobby membelikan sebuah gaun. Jika ada acara bisnis dan mengharuskannya membawa pasangan, Ariel sudah siap.

Om Bobby menyuruh Ariel mencoba beberapa pakaian dan membayar semua yang ia rasa cocok di Ariel. Baru kali ini Ariel merasa ada yang memanjakannya. Dengan sugar daddynya dulu pun tak pernah seperti ini. Kalau mereka ke Mall, paling hanya dibelikan ponsel baru dan makanan enak. Om Bobby memang benar-benar Om idaman.

Om Bobby bahkan menggendong Galang yang tertidur pulas karena kekenyangan makan. Ariel menatap punggung kekar Om Bobby saat berjalan di depannya.

Hati Ariel menghangat melihat pemandangan di depannya. Jantungnya kembali merasakan debaran seperti saat dulu Wawan mendekatinya dan menawarkan cinta yang indah.

"Bagaimana kalau aku semakin jatuh hati pada kebaikan kamu, Om? Bagaimana kalau perasaanku semakin dalam terhadapmu?" batin Ariel.

****

Terpopuler

Comments

Modish Line

Modish Line

😂😂😂😂😂

2024-04-01

1

Modish Line

Modish Line

😂😂😂😂😂😂

2024-04-01

0

Berdo'a saja

Berdo'a saja

Om harus tanggung jawab

2023-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Om Bobby
2 Berubah Saat Mabuk
3 Butuh Uang
4 Om Puas Tak Apa Aku Lemas
5 Mahar Yang Dirampas
6 Mencari Pinjaman Uang
7 Bayaran Atas 30 Juta
8 Kecurigaan Wawan
9 Sebuah Kata Talak
10 Ayo Kita Pulang!
11 Membalas Kebaikan Om Bobby
12 Sidang Perceraian
13 Masih Loyo
14 Jalan-jalan Bersama Om
15 Kita Sama
16 Pesta Terkutuk
17 Tamu Tak Diundang
18 Bujuk Rayu Anak Nakal
19 Bujuk Rayu Om Sam
20 Antara Rindu dan Amarah
21 Menjemput Galang
22 Kisah Masa Lalu Om Bobby
23 Om Bobby Yang Hangat
24 Pengaruh Ucapan Om Sam
25 Mimpi Yang Terasa Hampa
26 Bapak dan Ibu Ariel
27 Menceritakan Kisah Masa Lalu
28 Tangisan Pilu Bapak
29 Merindukan Galang
30 Kedatangan Om Bobby
31 Menerima Tantangan
32 Wedding Day
33 Si Joni
34 Anak Siapa Itu?
35 Sentuhan Demi Sentuhan
36 Pekerjaan Om Bobby
37 Pijatan Super Nyaman
38 Om Puas Aku Lemas
39 Tanggung Jawab Membangunkan Joni
40 Joni Joni Yes Papa
41 Kekesalan Om Bobby
42 Anak Om Bobby
43 Sakit
44 Syuting Iklan
45 Menyambut Kepulangan Om Bobby
46 Menunaikan Janji
47 Latihan Akting
48 Syuting di Kebun Teh
49 Sebuah Penolakan
50 Menilai Kejujuran
51 Nasehat Seorang Sahabat
52 Lelakiku
53 Ulah Joni
54 Kemeja Om Bobby
55 Bertemu Adik Ipar
56 Prisa
57 Ariel si Sumbu Pendek
58 Kami Berbeda!
59 Tentang Lisa
60 Maaf
61 Gaya Baru
62 Nyonya Besar
63 Si Pedas Prisa
64 Mama Tita
65 Masa Lalu Yang Terkuak
66 Pelukan Menenangkan
67 Kemarahan Om Bobby
68 Si Pantang Menyerah
69 Joni yang Bereaksi
70 Bukan Nenek Sihir
71 Berjualan di Bazar
72 Si Bule Jualan
73 Penghinaan Tanpa Henti
74 Tangisan Penyesalan Ariel
75 Terima Kasih Prisa
76 Rengekan Galang
77 Ibu-ibu Arisan
78 Didatangi Warga
79 Menambah Kerusuhan
80 Bantahan
81 Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
82 Tercengang
83 I Love You My Husband
84 Sayang Om Papa
85 Penyesalan
86 Membahagiakan Mama Ariel
87 Selamanya Tak Akan Merestui
88 Belajar Menjadi Pebisnis
89 Menjadi Manusia Yang Bermanfaat
90 Kangen Kamu
91 Berita Gembira
92 Kedatangan Mama Tita
93 Sikap Keras Mama Tita
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Om Bobby
2
Berubah Saat Mabuk
3
Butuh Uang
4
Om Puas Tak Apa Aku Lemas
5
Mahar Yang Dirampas
6
Mencari Pinjaman Uang
7
Bayaran Atas 30 Juta
8
Kecurigaan Wawan
9
Sebuah Kata Talak
10
Ayo Kita Pulang!
11
Membalas Kebaikan Om Bobby
12
Sidang Perceraian
13
Masih Loyo
14
Jalan-jalan Bersama Om
15
Kita Sama
16
Pesta Terkutuk
17
Tamu Tak Diundang
18
Bujuk Rayu Anak Nakal
19
Bujuk Rayu Om Sam
20
Antara Rindu dan Amarah
21
Menjemput Galang
22
Kisah Masa Lalu Om Bobby
23
Om Bobby Yang Hangat
24
Pengaruh Ucapan Om Sam
25
Mimpi Yang Terasa Hampa
26
Bapak dan Ibu Ariel
27
Menceritakan Kisah Masa Lalu
28
Tangisan Pilu Bapak
29
Merindukan Galang
30
Kedatangan Om Bobby
31
Menerima Tantangan
32
Wedding Day
33
Si Joni
34
Anak Siapa Itu?
35
Sentuhan Demi Sentuhan
36
Pekerjaan Om Bobby
37
Pijatan Super Nyaman
38
Om Puas Aku Lemas
39
Tanggung Jawab Membangunkan Joni
40
Joni Joni Yes Papa
41
Kekesalan Om Bobby
42
Anak Om Bobby
43
Sakit
44
Syuting Iklan
45
Menyambut Kepulangan Om Bobby
46
Menunaikan Janji
47
Latihan Akting
48
Syuting di Kebun Teh
49
Sebuah Penolakan
50
Menilai Kejujuran
51
Nasehat Seorang Sahabat
52
Lelakiku
53
Ulah Joni
54
Kemeja Om Bobby
55
Bertemu Adik Ipar
56
Prisa
57
Ariel si Sumbu Pendek
58
Kami Berbeda!
59
Tentang Lisa
60
Maaf
61
Gaya Baru
62
Nyonya Besar
63
Si Pedas Prisa
64
Mama Tita
65
Masa Lalu Yang Terkuak
66
Pelukan Menenangkan
67
Kemarahan Om Bobby
68
Si Pantang Menyerah
69
Joni yang Bereaksi
70
Bukan Nenek Sihir
71
Berjualan di Bazar
72
Si Bule Jualan
73
Penghinaan Tanpa Henti
74
Tangisan Penyesalan Ariel
75
Terima Kasih Prisa
76
Rengekan Galang
77
Ibu-ibu Arisan
78
Didatangi Warga
79
Menambah Kerusuhan
80
Bantahan
81
Malaikat Penolong Yang Sebenarnya
82
Tercengang
83
I Love You My Husband
84
Sayang Om Papa
85
Penyesalan
86
Membahagiakan Mama Ariel
87
Selamanya Tak Akan Merestui
88
Belajar Menjadi Pebisnis
89
Menjadi Manusia Yang Bermanfaat
90
Kangen Kamu
91
Berita Gembira
92
Kedatangan Mama Tita
93
Sikap Keras Mama Tita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!