Bab 6 : Parasit

Gelsey menuruni tangga rumahnya dengan langkah cepat, hari ini jadwal Profesor Hadi mengajar di kelasnya.

Tak mau terlambat karena hukumannya terbilang berat untuk Gelsey yang malas mengerjakan makalah.

Ya..... profesor Hadi sering meminta mahasiswa yang absensinya kurang di kelasnya untuk membuat makalah untuk pengganti prosentase absensi.

Gelsey melirik jam tangan mungil di pergelangan tangannya, meneguk susu yang telah tersedia di atas meja makan, lalu keluar rumah dan melajukan mobilnya menuju ke kampusnya.

Memacu mobil mininya yang harganya tidak mini itu dengan sembarangan, tak mempedulikan lalu lintas disekitarnya yang tampak semrawut.

Terkadang makian dan klakson dari pengguna jalan yang lain tak dipedulikan Gelsey, yang penting dirinya cepat sampai tujuan dan bisa memacu adrenalinnya.

Tempat parkir masih lengang, Gelsey langsung melenggang menuju kantin yang berada di dekat fakultas Fisip tersebut.

Bahkan di kantinpun kondisinya tak jauh beda dengan kondisi kampus, masih lengang dan sepi.

Gelsey merebahkan kepala di meja yang berada di sudut kantin, rasa kantuk yang sejak tadi ia tahan itu kembali menyerangnya.

"Pagi-pagi udah molor aja nih bocah!" omel mami pemilik kantin melihat Gelsey sudah tidur nyenyak disana meskipun kantinnya belum buka.

"Bentaran doang mam, ngantuk banget nih," gumam Gelsey yang ternyata mendengar gerutuan mami.

"Habis ngapain lo? Begadang lagi? Dugem lagi? " cecar mami kepo.

"Apaan sih mi! Udah sono deh jangan ganggu aku," usir Gelsey lirih lalu melanjutkan tidurnya.

Mami hanya bisa menggelengkan kepala pasrah menghadapi kelakuan Gelsey yang suka seenaknya itu.

Mami beranjak pergi untuk menyusun dagangannya di etalase, dan membiarkan Gelsey melanjutkan tidurnya.

Gelsey masih terus memejamkan mata, sampai sebuah kecupan mendarat lembut di kepalanya, membuat tidurnya jadi terusik.

Gelsey mengangkat kepala karena kecupan itu tak berhenti juga.

"Ehh.... aku masih ngantuk Ric," gumam Gelsey kembali merebahkan kepalanya di atas meja.

"Kalo masih ngantuk kenapa nggak tidur di rumah?" tanya Rico membelai rambut hitam Gelsey.

"Males diomelin papa mulu!" dengus Gelsey kesal.

Rico tertawa." Habis nakal sih," goda Rico dengan suara berbisik tepat di telinga Gelsey.

Dan pada akhirnya Gelsey tak lagi melanjutkan tidurnya, dengan Rico disampingnya, dan cowok itu mempermainkan rambutnya membuat Gelsey jadi membuka matanya lebar.

"Mi.... minta kopi dong!" teriak Gelsey dari tempat duduknya.

Mami hanya mendengus alih-alih menjawab pesanan Gelsey, lalu meletakkan kopi dan roti bakar di hadapan Gelsey.

"Paling tahu deh kesukaan aku," goda Gelsey sambil menaik-turunkan alisnya.

Mami mengibaskan rambutnya dan berlalu dari hadapan duo bucin tersebut.

"Kalo masih ngantuk, tidur dulu aja di kost aku Gel," ajak Rico.

"Nggak ah," tolak Gelsey, pikirannya masih waras untuk tidak memasuki kamar cowok meskipun itu kamar pacarnya, takut kebablasan dia.

"Emang kenapa?" tanya Rico mengeryitkan kening sambil tangannya mempermainkan rambut Gelsey yang dibiarkan terurai.

"Ya nggak mau aja," jawab Gelsey.

"Iya alesan apa?" tanya Rico.

"Takut kebablasan lah, masak gitu aja masih nanya?!"

"Kalo pun kebablasan kan aku akan tanggung jawab babe, nggak usah takut," bujuk Rico lembut.

Justru itu yang Rico inginkan, kebablasan dengan Gelsey, siapa yang tidak mau jadi menantu seorang konglomerat bernama Bramenda Wicaksono tersebut.

Sudah pasti masa depan Rico akan cerah, tinggal ongkang-ongkang kaki duit datang sendiri.

Tapi sayang Gelsey bukan penganut aliran **** bebas, meski suka dugem, suka mabuk, tapi Gelsey membangun dinding pemisah yang tinggi untuk 'Se*s before married.'

"Um babe...., " panggil Rico lembut.

"Hmm," jawab Gelsey sambil menyeruput kopi panasnya.

"Aku boleh minta tolong nggak?" tanya Rico.

"Minta tolong apa?" tanya Gelsey.

"Boleh aku pinjem uang lima juta lagi nggak?"

"Buat apa? Kan minggu lalu sudah aku transfer lima juta, itu habis?"

"Itu kan buat bayar cicilan mobil, yang sekarang buat bayar kost yang sebentar lagi akan jatuh tempo," jawab Rico dengan tampang memelas.

"Bukannya kost kamu harga sewanya dua juta Yang?" tanya Gelsey curiga.

"Uang buat makan sama pegangan aku gimana?"

"Oh sama buat yang lain tho?"

Rico mengangguk pelan.

"Ya udah aku transfer sekarang." Lalu Gelsey melakukan transfer melalui mobile banking dan notifikasi uang masuk berbunyi di ponsel Rico.

"Makasih babe, nanti kalo aku udah ditransfer sama bokap aku ganti," janji Rico seperti biasanya dan seperti biasanya pula janji itu hanyalah janji yang tak akan Rico ingat-ingat lagi.

Tiba-tiba Caca dan Arumi sudah ada di dekat meja yang ditempati Gelsey dan Rico, melihat Gelsey menunjukkan layar ponselnya, Caca bisa menebak kalau cowok itu kembali memalak Gelsey.

Mata Caca tak lepas menatap Rico yang nempel kayak lintah di tubuh Gelsey, menarik kursi di depan mereka dan mendudukan diri disana.

"Muka lo kondisikan, nggak malu banget nunjukin muka kaya habis dapet preman aja," tegur Caca jutek.

"Apaan sih Ca, gitu amat ngomongnya," sahut Gelsey kesel.

"Ya tuh pacar lo mukanya kesenengan banget kaya habis dapat jatah preman," kata Arumi menimpali ucapan Caca tadi.

"Dih kalian berdua tuh.... ba*otnya dijaga apa?"

"Kenapa? Bener kan kata kita?"

"Udah ah babe, aku cabut dulu, aura panas disini takut kebakar gue." Pamit Rico lalu berdiri dan meninggalkan trio absurd itu.

"Lo paham nggak sih Nyet, kalo lo tuh lagi diporotin dimanfaatin sama tuh cowok?" tanya Caca emosi.

"Porotin bagaimana?" Gelsey mengerutkan kening bingung.

Bagi Gelsey menunjukkan kasih sayang kepada pacar dengan memberi uang atau barang itu adalah sesuatu yang wajar, saling sayang saling cinta kan, makanya tak masalah kalau memberi Rico uang sebagai tanda cinta.

"Masak diporotin kagak paham sih Gel, lo beliin dia macem-macem, biayain hidup dia yang hedon itu, sadar nggak sih?!" tanya Caca emosi.

"Tul tuh omongan Caca," sambung Arumi setuju dengan ucapan Caca.

"Aelah timbang lima juta doang," ucap Gelsey santai.

"Lima juta lo bilang doang? OMG!' teriak Caca membuat penghuni kantin menatapnya kepo.

" Dari pada tuh duit lo kasih ke Rico mending lo hibahin ke gue Gel, kan mayan buat nambah uang jajan gue yang selama ini cekak karena di potong si Steven untuk dimasukin ke investasi," ucap Arumi berapi-api teringat kalau uang jajannya dipotong oleh sang papa.

"Emang lo mau juga gue transferin?" tanya Gelsey dengan polosnya.

"Astaga! Temen gue kepolosan!"

"Gue doain lo putus sama cowok parasit itu, gedek gue!"

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TAPI DICIUM2 DN DIREMAS2 RICO MAU AZA, ITU SDH DGN ZINAH,, APALAGI LO MINUM ALKOHOL YG DIHARAMKN ALLAH..
KLO GK ADA CACA YG TMNIN LO, LO UDH HABIS DI MKN RICO

2024-06-29

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KLO MINI COOPER YA MAHAL

2024-06-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Di Kampus
2 Bab 2 : Clubbing
3 Bab Tiga : Kena Amuk
4 Bab 4 : Kedatangan sahabat lama
5 Bab 5 : Rencana Perjodohan
6 Bab 6 : Parasit
7 Bab 7 : Usaha membujuk Satria
8 Bab 8 : Tak sengaja bertemu
9 Bab 9 : Akhirnya Gelsey tahu
10 Bab 10 : Usaha pertama Gelsey
11 Bab 11 : Usaha tanpa hasil
12 Bab 12 : Gue kudu gimana?
13 Bab 13 : Gelsey pusing.
14 Bab 14 : Pusing? Party aja
15 Bab 15 : Akhirnya menyerah
16 Bab 16 : Pertemuan pertama
17 Bab 17 : Perjanjian pranikah
18 Bab 18 : Persiapan Pertunangan
19 Bab 19 : Hari pertunangan itu
20 Bab 20 : Pawangnya si boss
21 Bab 21 : Seserahan antik permintaan Gelsey
22 Bab 22 : Pacar si bos?
23 Bab 23 : Cincinnya bagus
24 Bab 24 : Prewedding
25 Bab 25 : The Wedding Day
26 Bab 26 : Tidur Bersama
27 Bab 27 : Suami dan aturannya
28 Bab 28 : Sang Paduka Raja
29 Bab 29 : Kursus Memasak
30 Bab 30 : Rasa itu mulai menyapa
31 Bab 31 : Melumer
32 Bab 32 : Undangan menginap di rumah mertua
33 Bab 33 : Tak sadar telah bucin
34 Bab 34 : Rico ketahuan
35 Bab 35 : Cemburu itu menyebalkan.
36 Bab 36 : Makanya jangan nethink
37 Bab 37 : Pagi dengan suasana baru
38 Bab 38 : Belum usai
39 Bab 39 : Pengacau
40 Bab 40 : (K)Satria berbaju hitam
41 Bab 41 : New Beginning
42 Bab 42 : Madu Cinta
43 Bab 43 : Kunjungan ke kantor suami.
44 Bab 44 : Sebucin itu ternyata.
45 Bab 45 : Ngapain kamu kesini
46 Bab 46 : Akhirnya Keluarga Tahu
47 Bab 47 : Aku takut mereka terlalu berlebihan.
48 Bab 48 : Kampus geger
49 Bab 49 : Lebih baik cuti dulu
50 Bab 50 : Rencana honeymoon
51 Bab 51 : Honeymoon
52 bab 52 : Dunia milik berdua, yang lain ngontrak
53 Bab 53 : Panggilan Sidang
54 Bab 54 : Tak Rela
55 Bab 55 : Salah paham.
56 Bab 56 : Masih marahan
57 Bab 57 : Pasangan labil
58 Bab 58 : Konfrontasi
59 Bab 59 : Konfrontasi 2
60 Bab 60 : Cantiknya luar dalam
61 Bab 61 : Usaha ini milik kita
62 Bab 62 : Vonis
63 Bab 63 : Usaha Karina
64 Bab 64 : Apa tega?
65 Bab 65 : Pengakuan Laura
66 Bab 66 : Serangan musuh dilancarkan.
67 Bab 67 : Ada apa lagi ini?
68 Bab 68 : Garis......
69 Bab 69 : Ujian dibalik anugerah
70 Bab 70 : Mencari fakta
71 Bab 71 : Papa akhirnya tahu juga
72 Bab 72 : Pada akhirnya semua keluarga tahu
73 Bab 73 : Merekatkan hati yang retak
74 Bab 74 : Melumer
75 Bab 75 : Terkuak juga
76 Bab 76 : Bad Move Karina
77 Bab 77 : Poor Karina
78 Bab 78 : Cinta memang se luar biasa itu
79 Bab 79 : Ngeblend dengan keluarga mertua
80 Bab 80 : Pertemuan Satria dan Bramenda
81 Bab 81 : Anugerah terindah
82 Bab 82 : Kabar dari Karina
83 Bab 83 : Epilog
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 : Di Kampus
2
Bab 2 : Clubbing
3
Bab Tiga : Kena Amuk
4
Bab 4 : Kedatangan sahabat lama
5
Bab 5 : Rencana Perjodohan
6
Bab 6 : Parasit
7
Bab 7 : Usaha membujuk Satria
8
Bab 8 : Tak sengaja bertemu
9
Bab 9 : Akhirnya Gelsey tahu
10
Bab 10 : Usaha pertama Gelsey
11
Bab 11 : Usaha tanpa hasil
12
Bab 12 : Gue kudu gimana?
13
Bab 13 : Gelsey pusing.
14
Bab 14 : Pusing? Party aja
15
Bab 15 : Akhirnya menyerah
16
Bab 16 : Pertemuan pertama
17
Bab 17 : Perjanjian pranikah
18
Bab 18 : Persiapan Pertunangan
19
Bab 19 : Hari pertunangan itu
20
Bab 20 : Pawangnya si boss
21
Bab 21 : Seserahan antik permintaan Gelsey
22
Bab 22 : Pacar si bos?
23
Bab 23 : Cincinnya bagus
24
Bab 24 : Prewedding
25
Bab 25 : The Wedding Day
26
Bab 26 : Tidur Bersama
27
Bab 27 : Suami dan aturannya
28
Bab 28 : Sang Paduka Raja
29
Bab 29 : Kursus Memasak
30
Bab 30 : Rasa itu mulai menyapa
31
Bab 31 : Melumer
32
Bab 32 : Undangan menginap di rumah mertua
33
Bab 33 : Tak sadar telah bucin
34
Bab 34 : Rico ketahuan
35
Bab 35 : Cemburu itu menyebalkan.
36
Bab 36 : Makanya jangan nethink
37
Bab 37 : Pagi dengan suasana baru
38
Bab 38 : Belum usai
39
Bab 39 : Pengacau
40
Bab 40 : (K)Satria berbaju hitam
41
Bab 41 : New Beginning
42
Bab 42 : Madu Cinta
43
Bab 43 : Kunjungan ke kantor suami.
44
Bab 44 : Sebucin itu ternyata.
45
Bab 45 : Ngapain kamu kesini
46
Bab 46 : Akhirnya Keluarga Tahu
47
Bab 47 : Aku takut mereka terlalu berlebihan.
48
Bab 48 : Kampus geger
49
Bab 49 : Lebih baik cuti dulu
50
Bab 50 : Rencana honeymoon
51
Bab 51 : Honeymoon
52
bab 52 : Dunia milik berdua, yang lain ngontrak
53
Bab 53 : Panggilan Sidang
54
Bab 54 : Tak Rela
55
Bab 55 : Salah paham.
56
Bab 56 : Masih marahan
57
Bab 57 : Pasangan labil
58
Bab 58 : Konfrontasi
59
Bab 59 : Konfrontasi 2
60
Bab 60 : Cantiknya luar dalam
61
Bab 61 : Usaha ini milik kita
62
Bab 62 : Vonis
63
Bab 63 : Usaha Karina
64
Bab 64 : Apa tega?
65
Bab 65 : Pengakuan Laura
66
Bab 66 : Serangan musuh dilancarkan.
67
Bab 67 : Ada apa lagi ini?
68
Bab 68 : Garis......
69
Bab 69 : Ujian dibalik anugerah
70
Bab 70 : Mencari fakta
71
Bab 71 : Papa akhirnya tahu juga
72
Bab 72 : Pada akhirnya semua keluarga tahu
73
Bab 73 : Merekatkan hati yang retak
74
Bab 74 : Melumer
75
Bab 75 : Terkuak juga
76
Bab 76 : Bad Move Karina
77
Bab 77 : Poor Karina
78
Bab 78 : Cinta memang se luar biasa itu
79
Bab 79 : Ngeblend dengan keluarga mertua
80
Bab 80 : Pertemuan Satria dan Bramenda
81
Bab 81 : Anugerah terindah
82
Bab 82 : Kabar dari Karina
83
Bab 83 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!