Gelsey menuruni tangga rumahnya dengan langkah cepat, hari ini jadwal Profesor Hadi mengajar di kelasnya.
Tak mau terlambat karena hukumannya terbilang berat untuk Gelsey yang malas mengerjakan makalah.
Ya..... profesor Hadi sering meminta mahasiswa yang absensinya kurang di kelasnya untuk membuat makalah untuk pengganti prosentase absensi.
Gelsey melirik jam tangan mungil di pergelangan tangannya, meneguk susu yang telah tersedia di atas meja makan, lalu keluar rumah dan melajukan mobilnya menuju ke kampusnya.
Memacu mobil mininya yang harganya tidak mini itu dengan sembarangan, tak mempedulikan lalu lintas disekitarnya yang tampak semrawut.
Terkadang makian dan klakson dari pengguna jalan yang lain tak dipedulikan Gelsey, yang penting dirinya cepat sampai tujuan dan bisa memacu adrenalinnya.
Tempat parkir masih lengang, Gelsey langsung melenggang menuju kantin yang berada di dekat fakultas Fisip tersebut.
Bahkan di kantinpun kondisinya tak jauh beda dengan kondisi kampus, masih lengang dan sepi.
Gelsey merebahkan kepala di meja yang berada di sudut kantin, rasa kantuk yang sejak tadi ia tahan itu kembali menyerangnya.
"Pagi-pagi udah molor aja nih bocah!" omel mami pemilik kantin melihat Gelsey sudah tidur nyenyak disana meskipun kantinnya belum buka.
"Bentaran doang mam, ngantuk banget nih," gumam Gelsey yang ternyata mendengar gerutuan mami.
"Habis ngapain lo? Begadang lagi? Dugem lagi? " cecar mami kepo.
"Apaan sih mi! Udah sono deh jangan ganggu aku," usir Gelsey lirih lalu melanjutkan tidurnya.
Mami hanya bisa menggelengkan kepala pasrah menghadapi kelakuan Gelsey yang suka seenaknya itu.
Mami beranjak pergi untuk menyusun dagangannya di etalase, dan membiarkan Gelsey melanjutkan tidurnya.
Gelsey masih terus memejamkan mata, sampai sebuah kecupan mendarat lembut di kepalanya, membuat tidurnya jadi terusik.
Gelsey mengangkat kepala karena kecupan itu tak berhenti juga.
"Ehh.... aku masih ngantuk Ric," gumam Gelsey kembali merebahkan kepalanya di atas meja.
"Kalo masih ngantuk kenapa nggak tidur di rumah?" tanya Rico membelai rambut hitam Gelsey.
"Males diomelin papa mulu!" dengus Gelsey kesal.
Rico tertawa." Habis nakal sih," goda Rico dengan suara berbisik tepat di telinga Gelsey.
Dan pada akhirnya Gelsey tak lagi melanjutkan tidurnya, dengan Rico disampingnya, dan cowok itu mempermainkan rambutnya membuat Gelsey jadi membuka matanya lebar.
"Mi.... minta kopi dong!" teriak Gelsey dari tempat duduknya.
Mami hanya mendengus alih-alih menjawab pesanan Gelsey, lalu meletakkan kopi dan roti bakar di hadapan Gelsey.
"Paling tahu deh kesukaan aku," goda Gelsey sambil menaik-turunkan alisnya.
Mami mengibaskan rambutnya dan berlalu dari hadapan duo bucin tersebut.
"Kalo masih ngantuk, tidur dulu aja di kost aku Gel," ajak Rico.
"Nggak ah," tolak Gelsey, pikirannya masih waras untuk tidak memasuki kamar cowok meskipun itu kamar pacarnya, takut kebablasan dia.
"Emang kenapa?" tanya Rico mengeryitkan kening sambil tangannya mempermainkan rambut Gelsey yang dibiarkan terurai.
"Ya nggak mau aja," jawab Gelsey.
"Iya alesan apa?" tanya Rico.
"Takut kebablasan lah, masak gitu aja masih nanya?!"
"Kalo pun kebablasan kan aku akan tanggung jawab babe, nggak usah takut," bujuk Rico lembut.
Justru itu yang Rico inginkan, kebablasan dengan Gelsey, siapa yang tidak mau jadi menantu seorang konglomerat bernama Bramenda Wicaksono tersebut.
Sudah pasti masa depan Rico akan cerah, tinggal ongkang-ongkang kaki duit datang sendiri.
Tapi sayang Gelsey bukan penganut aliran **** bebas, meski suka dugem, suka mabuk, tapi Gelsey membangun dinding pemisah yang tinggi untuk 'Se*s before married.'
"Um babe...., " panggil Rico lembut.
"Hmm," jawab Gelsey sambil menyeruput kopi panasnya.
"Aku boleh minta tolong nggak?" tanya Rico.
"Minta tolong apa?" tanya Gelsey.
"Boleh aku pinjem uang lima juta lagi nggak?"
"Buat apa? Kan minggu lalu sudah aku transfer lima juta, itu habis?"
"Itu kan buat bayar cicilan mobil, yang sekarang buat bayar kost yang sebentar lagi akan jatuh tempo," jawab Rico dengan tampang memelas.
"Bukannya kost kamu harga sewanya dua juta Yang?" tanya Gelsey curiga.
"Uang buat makan sama pegangan aku gimana?"
"Oh sama buat yang lain tho?"
Rico mengangguk pelan.
"Ya udah aku transfer sekarang." Lalu Gelsey melakukan transfer melalui mobile banking dan notifikasi uang masuk berbunyi di ponsel Rico.
"Makasih babe, nanti kalo aku udah ditransfer sama bokap aku ganti," janji Rico seperti biasanya dan seperti biasanya pula janji itu hanyalah janji yang tak akan Rico ingat-ingat lagi.
Tiba-tiba Caca dan Arumi sudah ada di dekat meja yang ditempati Gelsey dan Rico, melihat Gelsey menunjukkan layar ponselnya, Caca bisa menebak kalau cowok itu kembali memalak Gelsey.
Mata Caca tak lepas menatap Rico yang nempel kayak lintah di tubuh Gelsey, menarik kursi di depan mereka dan mendudukan diri disana.
"Muka lo kondisikan, nggak malu banget nunjukin muka kaya habis dapet preman aja," tegur Caca jutek.
"Apaan sih Ca, gitu amat ngomongnya," sahut Gelsey kesel.
"Ya tuh pacar lo mukanya kesenengan banget kaya habis dapat jatah preman," kata Arumi menimpali ucapan Caca tadi.
"Dih kalian berdua tuh.... ba*otnya dijaga apa?"
"Kenapa? Bener kan kata kita?"
"Udah ah babe, aku cabut dulu, aura panas disini takut kebakar gue." Pamit Rico lalu berdiri dan meninggalkan trio absurd itu.
"Lo paham nggak sih Nyet, kalo lo tuh lagi diporotin dimanfaatin sama tuh cowok?" tanya Caca emosi.
"Porotin bagaimana?" Gelsey mengerutkan kening bingung.
Bagi Gelsey menunjukkan kasih sayang kepada pacar dengan memberi uang atau barang itu adalah sesuatu yang wajar, saling sayang saling cinta kan, makanya tak masalah kalau memberi Rico uang sebagai tanda cinta.
"Masak diporotin kagak paham sih Gel, lo beliin dia macem-macem, biayain hidup dia yang hedon itu, sadar nggak sih?!" tanya Caca emosi.
"Tul tuh omongan Caca," sambung Arumi setuju dengan ucapan Caca.
"Aelah timbang lima juta doang," ucap Gelsey santai.
"Lima juta lo bilang doang? OMG!' teriak Caca membuat penghuni kantin menatapnya kepo.
" Dari pada tuh duit lo kasih ke Rico mending lo hibahin ke gue Gel, kan mayan buat nambah uang jajan gue yang selama ini cekak karena di potong si Steven untuk dimasukin ke investasi," ucap Arumi berapi-api teringat kalau uang jajannya dipotong oleh sang papa.
"Emang lo mau juga gue transferin?" tanya Gelsey dengan polosnya.
"Astaga! Temen gue kepolosan!"
"Gue doain lo putus sama cowok parasit itu, gedek gue!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TAPI DICIUM2 DN DIREMAS2 RICO MAU AZA, ITU SDH DGN ZINAH,, APALAGI LO MINUM ALKOHOL YG DIHARAMKN ALLAH..
KLO GK ADA CACA YG TMNIN LO, LO UDH HABIS DI MKN RICO
2024-06-29
1
Sulaiman Efendy
KLO MINI COOPER YA MAHAL
2024-06-29
1