Tak membuang waktu lama-lama, selepas kembali dari kantor Bram, Baskoro langsung meluncur menuju kantor sang anak.
Berkali-kali memantapkan hati, tapi Baskoro tak mungkin menolak permintaan Bram yang diutarakannya tadi, meski ia bukan orang tua yang suka memaksakan kehendak kepada anak-anak nya apalagi ini tentang pasangan hidup yang akan mendampingi mereka nantinya.
Langkah kaki Baskoro terayun menuju kantor Satria yang berada di lantai sepuluh gedung pencakar langit ini.
Ya meskipun Satria masih menyewa di tempat itu, tapi kemajuan perusahaan Satria yang luar biasa itu membuat dia ikut merasa bangga atas keberhasilan sang anak.
Seorang resepsionis menyambut kedatangan Baskoro yang memasuki kantor tersebut.
"Pak Satria ada kan?" tanya Baskoro sopan terhadap resepsionis di depannya.
"Ada bapak, mari silakan masuk," ucap gadis manis itu sambil membuka pintu ruangan yang menghubungkan front office dan back office.
Baskoro melewati kubikel-kubikel yang berjajar rapi tempat bawahan anaknya berkutat dengan pekerjaannya, semua mengangguk hormat kepadanya ketika Baskoro melintas.
Langkah Baskoro berhenti tepat di depan meja Winda.
"Win... Satria ada?" tanya Baskoro mengagetkan Winda yang sedang menunduk membaca laporan di atas meja.
"Eh bapak.... pak Satria nya ada pak, silakan masuk." Winda bangkit dari duduknya, melangkah di depan Baskoro, mengetuk pintu di depannya, dan setelah dipersilahkan masuk, Winda membuka pintu dan membiarkan Baskoro ke dalam ruangan Satria.
"Ayah.... " sapa Satria, dia berdiri lalu mencium punggung tangan Baskoro takjim.
Satria mempersilakan Baskoro untuk duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut.
"Tumbenan ayah datang nggak ngabarin aku dulu?" tanya Satria.
"Ayah kangen Nak sama kamu, sejak tinggal di rumah sendiri, kamu jarang nengokin ayah sama bunda." keluh Baskoro membuka percakapan.
"Maaf Yah, aku sibuk banget belakangan ini, cabang yang di Surabaya sama Bali kan mulai running, jadi Satria sibuk bolak balik kesana," terang Satria merasa tak enak hati, masih tinggal di satu kota yang sama dengan orang tua tapi jarang bisa menjenguk mereka.
Tak berapa lama Winda masuk membawa nampan berisi dua cangkir kopi dan juga air putih.
"Thanks Win," ucap Baskoro sopan.
Setelah meletakkan cangkir di meja, Winda gegas keluar dari ruangan bosnya, meninggalkan bapak dan anak itu untuk melanjutkan pembicaraan mereka.
"Winda cantik ya Sat?" puji Baskoro kepada sekretaris anaknya yang memang cantik, tinggi, langsing dan pinter itu.
"Hah?!" sahut Satria kaget.
"Kamu nggak tertarik sama dia?" tanya Baskoro memancing perasaan sang putra.
"Aku nggak kepikiran sampai sana Yah, Winda hanya aku anggap sebagai sekretaris tak lebih."
Baskoro menghembuskan nafas perlahan, dari jawaban sang anak, Baskoro sudah bisa menebak kalau Satria belum bisa move on dari Karina mantan pacarnya dulu.
"Kenapa ayah tiba-tiba tanya masalah Winda, ayah lagi nggak nyoba ngejodohin aku kan?" tanya Satria tepat sasaran.
"Tadi ayah berkunjung ke kantor om Bram... " ucap Baskoro.
"Om Bramenda papanya Gavin maksud ayah?" potong Satria cepat.
"Iya nak siapa lagi kalo bukan om Bramenda yang itu," jawab Baskoro menganggukkan kepala.
Satria manggut-manggut mendengar ucapan ayahnya.
"Dia lagi pusing," ucap Baskoro pelan.
"Kenapa?" tanya Satria.
"Mikirin Gelsey."
"Gelsey?"
"Iya, Gelsey anak perempuannya."
"Lalu apa hubungannya sama aku Yah kok ayah nyeritain ke aku?" tanya Satria semakin tak paham dengan arah pembicaraan sang ayah.
"Dia mau ngejodohin kamu sama Gelsey."
"Tunggu deh Yah, Gelsey itu bukannya adik bungsu Gavin, bocah bau kencur itu?!" ucap Satria sarkas.
"Dia udah nggak mau kencur lagi, udah dua puluh tahun lho usianya," sahut Baskoro sambil terkekeh mendengar ucapan Satria yang menyebut Gelsey bocah.
"Tapi tetap saja masih muda Yah, usianya juga terpaut jauh sama aku, ya masak aku yang sudah matang begini mau dijodohin sama dia sih," dengus Satria tak suka.
"Tolong nak, kita sudah banyak berhutang budi sama om Bram, ayah harap kamu mau memikirkannya, ayah tak pernah memohon sama kamu kan?" bujuk Baskoro lembut.
"Ayah nggak sedang menjual aku kan?" tanya Satria dengan suara dingin.
"Nggak mungkin ayah menjual kamu nak, tapi ayah nggak enak hati menolak keinginan om Bram, dia sudah banyak berjasa sama keluarga kita, kita bisa seperti sekarang kan karena om Bram yang dulu mau mengulurkan tangan sama kita ketika semua orang membuang muka sama kita." Baskoro kembali membujuk anak lelakinya yang keras kepala dan berpendirian teguh itu.
Tampak wajah Satria seketika menegang, dia tak pernah menolak permintaan orang tuanya, sesulit apapun itu akan ia usahakan, tapi tidak untuk pendamping hidupnya.
"Jangan bilang kamu masih belum move on dari Karina." Kini giliran Baskoro mendengus kesal membayangkan anaknya ditinggal kabur oleh pacarnya itu, padahal mereka sudah merencanakan pernikahan yang tinggal dua bulan lagi itu.
"Ngapain sih sebut-sebut nama itu!" tegur Satria tak suka.
"Ya sudah kalo gitu, ayah cuma ingin kamu memikirkan hal ini, ingat sebentar lagi kamu berumur dua puluh delapan tahun, waktunya memikirkan menikah, yang kemarin nggak usah diinget-inget lagi oke, ayah pamit dulu kalo gitu."
Selepas kepergian ayahnya, Satria menatap ke atas plafon ruang kerjanya, tiga tahun telah berlalu, tapi rasanya masih sesakit ini ketika ia mengingat nama Karina.
Apa iya dia belum bisa move on dari wanita itu, yang jelas-jelas meninggalkannya demi mengejar lelaki cinta pertamanya itu.
Jujur Satria trauma dengan manusia bergender perempuan itu, saat ini menjalin hubungan dengan mereka bukan prioritas utama baginya.
Tapi menolak permintaan Bram juga bukan perkara sepele, Satria tahu bahwa Bram punya kuasa untuk memaksakan kehendak, apalagi pria itu sudah banyak menolong keluarganya dulu ketika terpuruk dan tak ada satupun yang mau mengulurkan tangan untuk membantu.
Satria tak tahu harus melakukan apa, hanya rasa hati yang tak ingin dikekang yang ada di benaknya sekarang.
Rasanya ingin melakukan sesuatu atas perjodohan ini, tapi apa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NTAR ANAK LO JUGA DPT WANITA LBH TUA...
2024-06-29
1
Sulaiman Efendy
BRU JLN 28 TH, JARAK DGN GELSEY MSH WAJAR, KIRA UDH 30++
2024-06-29
1
Sulaiman Efendy
SATRIA ANAK TUNGGAL, NNTI DEVANO JUGA TUNGGAL, UNTUNG DEVANO PNY ANAK TINGGA DRI LETTA..
2024-06-29
1