Bab 2 : Clubbing

Jam sembilan malam lebih beberapa menit, Gelsey mengendap keluar dari kamarnya, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari keberadaan papa dan mamanya yang agaknya belum tiba di rumah.

Dengan wajah sumringah, Gelsey melangkahkan kaki menuju ke garasi mobil, kesenengan karena niatannya untuk ke club malam ini tak menemui rintangan.

Mengendarai mobil perlahan, sampai di depan gerbang rumahnya, Gelsey membunyikan klakson mobilnya meminta mang Udin satpam yang jaga di rumahnya untuk membukakan gerbang untuknya.

Gelsey kembali membunyikan klakson mobilnya, karena mang Udin tetap diam di dalam pos tak juga membukakan gerbang untuk Gelsey.

Dengan perasaan marah, Gelsey keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri Udin di dalam pos jaga.

"Mang... bukain gerbangnya!" perintahnya galak.

"Maaf non, tapi kata bapak, enon nggak boleh pergi malam-malam," sahut Udin gemetaran.

"Gue bilang bukain ya bukain!" teriak Gelsey lagi.

"Maaf non tapi mamang nggak berani melanggar perintah bapak, kalo bapak marah terus mamang dipecat gimana atuh non," tolak Udin dengan gemetaran.

"Oke kalo mang Udin nggak mau bukain gerbangnya, jangan salahin aku kalo aku tabrak tuh gerbang!" Ancam Gelsey emosi lalu masuk ke dalam mobilnya.

Gelsey menginjak gasnya dalam-dalam, sengaja belum memasukkan perseneleng, sehingga hanya suara bising yang keluar dari knalpot mobil Gelsey.

Karena takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan dengan nona mudanya yang terkenal nekat itu, akhirnya dengan terpaksa Udin membukakan gerbang untuk Gelsey.

Mobil Gelsey melaju cepat meninggalkan rumah di belakangnya, menyisakan Udin yang hanya menatapnya nanar sambil mengelus dadanya pelan.

"Astaghfirullah.... non Gelsey sekarang begitu amat yak."

Gelsey terus memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju club langganannya yang berada di jantung kota ini.

Sesampainya disana Gelsey langsung memasuki club tersebut dan mengedarkan matanya mencari Rico atau Caca.

Hentakan music dan temaramnya lampu tak menghalangi pandangan matanya yang sedang menjelajah tersebut.

Tak melihat penampakan Rico ataupun Caca, akhirnya Gelsey melangkahkan kaki menuju sofa yang terletak di sudut ruangan.

Semua bartender dan pelayan disana menyapa Gelsey dengan ramah, siapa yang tak kenal dengan gadis itu bukan?

Anak seorang konglomerat yang bernama Bramenda Wicaksono dengan jajaran usaha yang menggurita dimana-mana.

Suara hentakan music mengalun dengan keras, mengiringi para pecinta dunia malam yang sedang berjoget menikmati kebebasannya.

"Rico dan Caca belum datang Tam?" tanya Gelsey kepada salah satu bartender yang ada di depannya menyuguhkan minuman kesukaan gadis itu.

"Belum sih Gel," jawab Tama dengan suara berteriak, agar suaranya tak tertelan kerasnya musik yang sedang dimainkan.

Tama sebenarnya tak ingin berbohong kepada Gelsey mengenai Rico, tapi kenyamanan tamu adalah prioritas setiap karyawan di club tersebut.

Dan Rico adalah salah satu tamu tetap disana, jadi sebisa mungkin Tama tak akan ikut campur urusan cowok itu.

Saat ini Rico sudah berada di tempat itu sejak tadi, dan sekarang cowok itu sedang bersenang-senang dengan selingkuhannya di salah satu kamar yang ada di lantai tiga gedung ini.

Sebenarnya Tama tak tega melihat Gelsey yang baik begini dipecundangi oleh cowok brengsek seperti Rico ini.

Gelsey meneguk cairan pekat di depannya, rasa terbakar langsung menyeruak di tenggorokannya.

Bosan menunggu Caca dan Rico yang belum juga menampakkan batang hidungnya, akhirnya Gelsey memutuskan turun ke lantai dansa mengikuti alunan musik yang dimainkan DJ di depan sana.

Slep....

Seseorang memeluknya dari belakang, Gelsey tersentak dan reflek menoleh ke belakang, dan ketika mengetahui siapa yang sedang memeluknya kini, senyum cerah terbit dari bibir Gelsey.

Cup....

Rico mengecup pipi mulus Gelsey sambil terus memeluk tubuh sang kekasih dan bergoyang mengikuti irama musik yang mengalun.

Tak sedikit mata menatap iri kepada Rico, cowok beruntung yang berhasil menaklukkan hati Gelsey, si gadis cantik anak dari konglomerat bernama Bramenda Wicaksono itu.

Lelah karena sejak tadi terus berjoget, Gelsey menarik tangan Rico untuk kembali ke tempat duduk mereka.

Disana sudah duduk Caca dengan rokok yang terselip di jarinya, dengan cuek Gelsey melambaikan tangan ke arah Caca yang memandang cowok disebelahnya dengan tatapan tajam.

Mereka duduk melingkar di sana, dengan Gelsey yang terus melingkarkan lengannya memeluk Rico dengan posesif.

Tanpa pembicaraan yang terucap dari bibir ketiganya karena Caca memang tidak respect terhadap Rico, yang sayangnya tak dipedulikan oleh cowok itu.

Dengan rakus Rico melu*at bibir Gelsey, hingga gadis itu ngos-ngosan karena pasokan udara yang tak sampai ke paru-parunya.

"Heh disini ada manusia lain!" maki Caca kesal, pasalnya Rico sengaja ingin mengejeknya dengan bermesraan bersama Gelsey.

Jujur sebagai sahabat Caca sering merasa khawatir jika melepaskan Gelsey untuk berduaan dengan Rico apalagi ke tempat seperti ini, makanya walaupun dia berat hati untuk menginjakan kaki di tempat seperti ini, tapi mau tak mau Caca akhirnya ikut juga kemari.

Gelsey menenggak lagi minuman pekat di depannya.

"Jangan minum banyak-banyak Gel, lo nggak mau kena omel om Bram kan?" tegur Caca menarik gelas yang berisi minuman itu dari tangan Gelsey.

"Udah biasa kalik gue kena omel, bokap gue kan nggak idup kalo nggak ngomel," sahut Gelsey cuek membuat Caca kesal lalu menggeplak kepala Caca.

"Sakit tahu Ca!" maki Gelsey dengan suara kencang.

"Lo kenapa sih?! Emak bukan, saudara bukan, suka ngatur-ngatur Gelsey!" ucap Rico mulai jengah dengan tingkah posesif Caca.

"Kenapa emang?! Lo nggak suka?! Oh gue tahu maksud lo, biar lo bisa ngelecehin temen gue kan kalo dia mabuk, jangan lo kira gue nggak tahu kelakuan busuk lo itu!" ucap Caca dengan suara dingin.

"Heh dia cewek gue, suka-suka gue mau ngelakuin apa!" bentak Rico tak terima.

"Ba*ot digedein lo, nggak kemakan ama gue drama lo," balas Caca.

Sementara keduanya sedang berdebat kusir, tanpa mereka sadari Gelsey terus menenggak minuman yang ada di hadapannya.

Hingga tiba-tiba.... bruk.... kepala Gelsey terkulai di atas meja.

"Astaga nyusahin amat sih lo Gel!" maki Caca kesal dengan tingkah sahabatnya itu.

Mengacuhkan keberadaan Rico, Caca memanggil Tama.

"Tam.... Tama.... bantuin gue angkat Gelsey ke mobil."

Tanpa pikir dua kali Tama langsung mengangkat tubuh Gelsey ke dalam mobil tak mempedulikan Rico yang berdiri di sampingnya.

"Thanks Tam," kata Caca lalu menyerahkan beberapa lembar uang kemerahan ke tangan Tama.

Dengan gemas Caca yang berada di balik kemudi menyentil kening Gelsey yang tertidur lelap di sampingnya.

"Kalo om Bram tahu bisa berabe nih," Caca bergumam sendiri sambil melajukan mobil menuju rumah Gelsey.

Pagar hitam tinggi itu telah nampak di hadapan Caca, dengan dada berdebar Caca membuka kaca jendela mobil, mang Udin yang paham mobil itu langsung membuka gerbang tinggi tersebut.

Dan di sana di teras itu berdiri sosok Bramenda yang menatap nyalang ke arah mobil yang masuk perlahan ke garasi.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GADIS BANDEL NI SI GELSEY MUDA..

2024-06-29

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JIAAHHHH GK PERAWAN TUH BIBIR GELSEY, DICIUM PRIA YG ABIS CIUM WANITA SLINGKUHANNYA, SATRIA NNTI DPT BEKAS

2024-06-29

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NI CALON MAMANYA DEVANO, CALON BESAN VITA & MAMAT, PREMPUAN KOQ MAINANNYA DICLUB, TRUS MINUM2 ALKOHOL, UDH2 JELAS2 DIHARAMKN OLEH ALLAH.. CBA PAS MABUK DI LECEHKN ORG..GK MIKIR KSANA

2024-06-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Di Kampus
2 Bab 2 : Clubbing
3 Bab Tiga : Kena Amuk
4 Bab 4 : Kedatangan sahabat lama
5 Bab 5 : Rencana Perjodohan
6 Bab 6 : Parasit
7 Bab 7 : Usaha membujuk Satria
8 Bab 8 : Tak sengaja bertemu
9 Bab 9 : Akhirnya Gelsey tahu
10 Bab 10 : Usaha pertama Gelsey
11 Bab 11 : Usaha tanpa hasil
12 Bab 12 : Gue kudu gimana?
13 Bab 13 : Gelsey pusing.
14 Bab 14 : Pusing? Party aja
15 Bab 15 : Akhirnya menyerah
16 Bab 16 : Pertemuan pertama
17 Bab 17 : Perjanjian pranikah
18 Bab 18 : Persiapan Pertunangan
19 Bab 19 : Hari pertunangan itu
20 Bab 20 : Pawangnya si boss
21 Bab 21 : Seserahan antik permintaan Gelsey
22 Bab 22 : Pacar si bos?
23 Bab 23 : Cincinnya bagus
24 Bab 24 : Prewedding
25 Bab 25 : The Wedding Day
26 Bab 26 : Tidur Bersama
27 Bab 27 : Suami dan aturannya
28 Bab 28 : Sang Paduka Raja
29 Bab 29 : Kursus Memasak
30 Bab 30 : Rasa itu mulai menyapa
31 Bab 31 : Melumer
32 Bab 32 : Undangan menginap di rumah mertua
33 Bab 33 : Tak sadar telah bucin
34 Bab 34 : Rico ketahuan
35 Bab 35 : Cemburu itu menyebalkan.
36 Bab 36 : Makanya jangan nethink
37 Bab 37 : Pagi dengan suasana baru
38 Bab 38 : Belum usai
39 Bab 39 : Pengacau
40 Bab 40 : (K)Satria berbaju hitam
41 Bab 41 : New Beginning
42 Bab 42 : Madu Cinta
43 Bab 43 : Kunjungan ke kantor suami.
44 Bab 44 : Sebucin itu ternyata.
45 Bab 45 : Ngapain kamu kesini
46 Bab 46 : Akhirnya Keluarga Tahu
47 Bab 47 : Aku takut mereka terlalu berlebihan.
48 Bab 48 : Kampus geger
49 Bab 49 : Lebih baik cuti dulu
50 Bab 50 : Rencana honeymoon
51 Bab 51 : Honeymoon
52 bab 52 : Dunia milik berdua, yang lain ngontrak
53 Bab 53 : Panggilan Sidang
54 Bab 54 : Tak Rela
55 Bab 55 : Salah paham.
56 Bab 56 : Masih marahan
57 Bab 57 : Pasangan labil
58 Bab 58 : Konfrontasi
59 Bab 59 : Konfrontasi 2
60 Bab 60 : Cantiknya luar dalam
61 Bab 61 : Usaha ini milik kita
62 Bab 62 : Vonis
63 Bab 63 : Usaha Karina
64 Bab 64 : Apa tega?
65 Bab 65 : Pengakuan Laura
66 Bab 66 : Serangan musuh dilancarkan.
67 Bab 67 : Ada apa lagi ini?
68 Bab 68 : Garis......
69 Bab 69 : Ujian dibalik anugerah
70 Bab 70 : Mencari fakta
71 Bab 71 : Papa akhirnya tahu juga
72 Bab 72 : Pada akhirnya semua keluarga tahu
73 Bab 73 : Merekatkan hati yang retak
74 Bab 74 : Melumer
75 Bab 75 : Terkuak juga
76 Bab 76 : Bad Move Karina
77 Bab 77 : Poor Karina
78 Bab 78 : Cinta memang se luar biasa itu
79 Bab 79 : Ngeblend dengan keluarga mertua
80 Bab 80 : Pertemuan Satria dan Bramenda
81 Bab 81 : Anugerah terindah
82 Bab 82 : Kabar dari Karina
83 Bab 83 : Epilog
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 : Di Kampus
2
Bab 2 : Clubbing
3
Bab Tiga : Kena Amuk
4
Bab 4 : Kedatangan sahabat lama
5
Bab 5 : Rencana Perjodohan
6
Bab 6 : Parasit
7
Bab 7 : Usaha membujuk Satria
8
Bab 8 : Tak sengaja bertemu
9
Bab 9 : Akhirnya Gelsey tahu
10
Bab 10 : Usaha pertama Gelsey
11
Bab 11 : Usaha tanpa hasil
12
Bab 12 : Gue kudu gimana?
13
Bab 13 : Gelsey pusing.
14
Bab 14 : Pusing? Party aja
15
Bab 15 : Akhirnya menyerah
16
Bab 16 : Pertemuan pertama
17
Bab 17 : Perjanjian pranikah
18
Bab 18 : Persiapan Pertunangan
19
Bab 19 : Hari pertunangan itu
20
Bab 20 : Pawangnya si boss
21
Bab 21 : Seserahan antik permintaan Gelsey
22
Bab 22 : Pacar si bos?
23
Bab 23 : Cincinnya bagus
24
Bab 24 : Prewedding
25
Bab 25 : The Wedding Day
26
Bab 26 : Tidur Bersama
27
Bab 27 : Suami dan aturannya
28
Bab 28 : Sang Paduka Raja
29
Bab 29 : Kursus Memasak
30
Bab 30 : Rasa itu mulai menyapa
31
Bab 31 : Melumer
32
Bab 32 : Undangan menginap di rumah mertua
33
Bab 33 : Tak sadar telah bucin
34
Bab 34 : Rico ketahuan
35
Bab 35 : Cemburu itu menyebalkan.
36
Bab 36 : Makanya jangan nethink
37
Bab 37 : Pagi dengan suasana baru
38
Bab 38 : Belum usai
39
Bab 39 : Pengacau
40
Bab 40 : (K)Satria berbaju hitam
41
Bab 41 : New Beginning
42
Bab 42 : Madu Cinta
43
Bab 43 : Kunjungan ke kantor suami.
44
Bab 44 : Sebucin itu ternyata.
45
Bab 45 : Ngapain kamu kesini
46
Bab 46 : Akhirnya Keluarga Tahu
47
Bab 47 : Aku takut mereka terlalu berlebihan.
48
Bab 48 : Kampus geger
49
Bab 49 : Lebih baik cuti dulu
50
Bab 50 : Rencana honeymoon
51
Bab 51 : Honeymoon
52
bab 52 : Dunia milik berdua, yang lain ngontrak
53
Bab 53 : Panggilan Sidang
54
Bab 54 : Tak Rela
55
Bab 55 : Salah paham.
56
Bab 56 : Masih marahan
57
Bab 57 : Pasangan labil
58
Bab 58 : Konfrontasi
59
Bab 59 : Konfrontasi 2
60
Bab 60 : Cantiknya luar dalam
61
Bab 61 : Usaha ini milik kita
62
Bab 62 : Vonis
63
Bab 63 : Usaha Karina
64
Bab 64 : Apa tega?
65
Bab 65 : Pengakuan Laura
66
Bab 66 : Serangan musuh dilancarkan.
67
Bab 67 : Ada apa lagi ini?
68
Bab 68 : Garis......
69
Bab 69 : Ujian dibalik anugerah
70
Bab 70 : Mencari fakta
71
Bab 71 : Papa akhirnya tahu juga
72
Bab 72 : Pada akhirnya semua keluarga tahu
73
Bab 73 : Merekatkan hati yang retak
74
Bab 74 : Melumer
75
Bab 75 : Terkuak juga
76
Bab 76 : Bad Move Karina
77
Bab 77 : Poor Karina
78
Bab 78 : Cinta memang se luar biasa itu
79
Bab 79 : Ngeblend dengan keluarga mertua
80
Bab 80 : Pertemuan Satria dan Bramenda
81
Bab 81 : Anugerah terindah
82
Bab 82 : Kabar dari Karina
83
Bab 83 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!