Szzzt
Hawa panas dengan deru nafas menggebu dari Reza terhalang dengan listrik yang mendadak padam. Namun, tak mengurungkan niatnya untuk terus mencumbu Rayya. Bahkan dia semakin menghimpit tubuh wanita itu hingga benar-benar tak dapat bergerak.
Mata Rayya terpejam, dia sudah tak dapat melihat wajah Reza dengan jelas. Hanya gerakan lidah pria itu yang masih terasa nyata terus bergerilya di seluruh tubuh sintal miliknya. Rayya berharap ada dewa penolong yang datang, dan menyelamatkan. Meski kemungkinan kecil terlebih ponselnya telah jatuh dan entah masih utuh atau sudah hancur.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Sayang," lirih Reza dengan suara tertahan. Dia mengukung tubuh Rayya dengan kedua lututnya dan segera membuka pakaian atas untuk kembali menghabiskan malam panas bersama dengan Rayya.
Setelah membuang pakaiannya Reza kembali menghujani Rayya dengan kecupan. Namun, saat akan kembali mereguk manis bibir Rayya panggilan dari Ibu dan Nora membuat Reza mendengus kesal.
"Mas, Mas Reza!"
"Reza! Listriknya mati Nak, coba kamu cek dulu Reza. Ibu tidak bisa tidur, gerah sekali Nak!" seru Ibu Hanum dari luar.
Reza mengamati wajah Rayya di balik kegelapan, dia kesal kegiatannya harus terhalang. Pria itu mengecup bibir Rayya dan berbisik di telinga wanitanya yang sengaja membuang muka.
"Tunggu aku Sayang, kita lanjutkan setelah aku menyalakan lampu!"
Reza beranjak dari tubuh Rayya dan kembali memakai pakaiannya. Sekilas ia menoleh ke arah Rayya, kemudian segera keluar menemui Ibu dan Nora yang sedikit ketakutan karena rumah gelap.
"Kamu ngapain sich Mas lama sekali keluarnya? Aku takut tidur sendiri," keluh Nora manja dengan memeluk Reza yang baru saja keluar dari kamar Rayya.
"Aku... Sudah, ayo ikut aku mengecek listrik dibelakang!" ajak Reza dengan menggenggam tangan Nora dan Ibu sedangkan di dalam kamar Rayya terisak dengan hati lega, beruntung lampu padam sehingga Reza menghentikan kegiatannya.
Rayya bangun dan ingin duduk tetapi suara jendela yang terbuka dengan paksa membuatnya terjingkat. Rayya begitu ketakutan melihat orang yang tiba-tiba masuk lewat jendela. Wajahnya tak terlihat jelas membuat Rayya semakin cemas.
Wanita itu hendak berteriak minta tolong tetapi dengan cepat mulutnya dibungkam oleh tangan pria itu hingga tak dapat mengeluarkan suara.
"Tenang Bu, ini saya Raditya!" bisik pria itu, dia menoleh ke arah pintu kamar yang masih tertutup rapat.
Rayya mengangguk paham, perlahan tangan Raditya terlepas dari mulutnya. Rayya tak menyangka Raditya akan datang. Dengan cepat Rayya memeluk pria itu membuat Raditya terpaku mendapatkan serangan mendadak dari atasannya.
Raditya menelan kasar salivanya, pria itu tau Rayya tak memakai pakaian. Beruntung tak jelas terlihat karena situasi gelap, tetapi cahaya rembulan yang masuk melalui celana jendela membuat Raditya begumam dengan melantunkan istighfar.
"Makasih telah datang menolong saya, Pak Radit!" lirih Rayya dengan terus mengeratkan. Dia tak sadar telah membuat pria yang kini ia peluk hampir sesak karena menahan nafas.
"Pak."
Lampu tiba-tiba kembali menyala, mata Rayya membola sempurna saat sadar jika dirinya hanya mengenakan dua helai kain penutup bagian inti. Dengan cepat Rayya melepas pelukannya dan menarik selimut menutupi tubuhnya.
Raditya menahan gusar, dia memejamkan mata dan membuang muka saat lampu kembali menyala. Wanita itu memang selalu menguji imannya, bahkan di saat seperti ini dirinya justru harus menahan diri.
"Ma..Maaf Pak!" lirih Rayya dengan suara terbata.
"Tidak apa Bu Rayya, taoi saya harap tidak terulang lagi karena ini sangat menyusahkan saya sebagai pria normal," jawab Raditya, dia membuka mata dan menatap Rayya sekilas.
Raditya bernafa lega melihat Rayya telah menutupi tubuhnya dengan selimut. Namun, sedetik kemudian keduanya menoleh ke arah pintu saat mendengar suara handle pintu yang akan terbuka. Rayya dan Raditya saling beradu pandang dengan wajah tercengang.
...****************...
"Mas kamu mau tidur di kamar Rayya lagi?" tanya Nora dengan menahan lengan Reza.
"Hhmm, besok pagi aku akan kembali ke kamarmu. Masuklah dan tidur! Jangan ganggu aku dan Rayya!" ucap Reza yang kemudian masuk ke dalam kamar Rayya. Pria itu menutup pintu kamar Rayya dan segera menguncinya.
Reza menyeringai membayangkan malam ini akan terpuaskan oleh Rayya. Dia sudah tidak sabar dan segera melangkah menuju ranjang. Namun, langkahnya terhenti melihat ranjang kosong tak berpenghuni. Kondisi kasur masih berantakan dan pakaian Rayya masih tergeletak di lantai, tetapi wanita itu tak nampak menempati tempat peraduan mereka.
"Dimana dia?" lirih Reza. Dia melangkah menuju kamar mandi untuk mencari Rayya, kemudian menuju kamar ganti, tetapi tak juga menemukan wanita itu.
Reza menghela nafas kasar kemudian melangkah lagi mendekati ranjang. Dia meneliti apapun yang menjadi jejak Rayya. Handphone masih tergelak di lantai dengan kondisi layar pecah. Hanya selimut yang tak ia temukan. Kemungkinan besar Rayya pergi dengan kondisi tak berpakaian.
"Sial! Kabur kemana dia?" Reza menatap sekitar, matanya mengarah ke jendela kamar yang terbuka. Reza berlari menuju jendela dan menoleh ke arah luar tetapi tidak ia temukan Rayya di sana. Reza membuka pintu balkon, dia keluar mengecek lebih teliti tetapi tetap tak ada hasil.
"Berani kamu kabur Rayya! Bahkan kamu nekat meninggalkan barang-barangmu di sini. Istri kurang ajar kamu, Rayya!" ucap Reza dengan geram. Dia kembali masuk dan segera keluar kamar dengan membanting pintu kamar dengan kencang.
Rayya bernafas lega dengan memejamkan mata. Hampir saja ia ketahuan saat Reza menuju balkon kamar sedangkan dia berada di samping balkon kamarnya dengan berdiri merapat ke dinding. Raditya pun terpaksa menahan tubuhnya dengan tangan dan kaki yang ia rentangkan karena bergerak sedikit saja keduanya bisa terjatuh dari lantai dua.
Sebelum Reza masuk, Raditya berhasil membawa Rayya keluar. Pria itu menggendong tubuh Rayya yang berbalut selimut dan mengajaknya bersembunyi sebelum Reza kembali menemukan wanita itu. Beruntung Nora sempat menahan Reza, jika tidak tak mungkin keduanya akan selamat.
"Mari saya bantu untuk turun Bu!" lirih Raditya. Pria itu perlahan bergerak dan melangkah di pijakan yang aman dengan kembali mengangkat tubuh Rayya.
Semua Raditya lakukan dengan susah payah karena harus mengangkat tubuh Rayya. Dia meminta Rayya untuk naik ke punggungnya agar lebih memudahkan untuknya bergerak turun.
"Naik, Bu!" titah Raditya mantap. Kali ini demi keselamatan dia mengesampingkan semuanya. Yang terpenting saat ini adalah bisa membawa kabur Rayya dan menyelamatkan wanita itu dari kekejaman Reza.
"Tapi Pak, saya..."
"Ini urgent, Bu. Apa anda ingin dia menemukan anda disini?" tanya Raditya dengan menatap ke arah kamar. Raditya yakin Reza masih mencari Rayya, melihat begitu marahnya dan keinginan yang terpendam belum tersalurkan.
Rayya menganggukkan kepala, dia menaiki punggung Raditya setelah pria itu menekuk kakinya dan berjongkok di hadapannya. Perlahan tapi pasti Raditya turun dengan merambat melalui pohon mangga samping kamar Rayya. Beruntung dia cukup hafal dengan situasi ruang itu.
Brugh
Radit melompat dari atas pohon saat dikira sudah dekat, dan berusaha kabur kembali setelah mendengar suara langkah seseorang yang mulai mendekat.
...****************...
Kira-kira kalian deg-degan nggak Man teman bacanya, atau aku aja yang lebay🤭 komen ya! Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan vote cerita Rayya, karena setelah ini keadaan akan mulai genting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Budi Paryanti
itu lah kelemahan rayya yg g bisa memperhitungkan situasi, dagh jelas setiap pulang reza selalu meminta jatah eeeh pake pulang segala,untungbxa radit cepet dateng dan bisa menyelamatkan xa. kalau besok masih mau pulang lagi berarti rayya g ubah xa seperti keledai yg mau jatuh di lubang yg sama.
2024-04-05
2
Yunie Bundanya Rakaa
kok sy yg emosi sama Rayya ya
2024-02-28
0
Yuliana Purnomo
heeemmm, pelarian yg mendebarkan Thor,, kepergok siapa kira kira??
2024-02-22
0