Bab 09

Malam ini Rayya memilih makan malan di luar dari pada berkumpul bersama mereka yang bukan lagi keluarga. Dia memoles tipis make up di wajah cantiknya dan melangkah keluar rumah dengan setelan santai dibalut gardigan.

"Mau kemana kamu?" pertanyaan Reza menghentikan langkah kaki Rayya. Namun hanya sejenak, setelahnya Rayya tidak memperdulikan lagi dan kembali melangkah meninggalkan Reza yang mulai tak terima akan sikapnya.

"Rayya!"

Reza menarik tangan Rayya hingga tubuh keduanya saling bertabrakan. Keduanya beradu pandang dengan tatapan penuh amarah.

"Lepas, Mas!"

"Tidak! Kamu mulai menjadi pembangkang Rayya. Ini sudah malam dan kamu mau keluyuran? Masuk kamar karena malam ini jatah aku tidur di kamar kamu!" tegas Reza.

Rayya mendadak panik, hubungan yang telah berakhir tidak mungkin berujung tidur satu kamar lagi. Jelas keduanya sudah bukan pasangan halal dan Rayya pun tidak sudi kembali disentuh oleh Reza.

"Aku bisa tidur sendiri tanpa kamu, aku tidak minta keadilan. Silahkan kamu bersenang-senang dengan istri muda, aku tidak peduli Mas! Sekarang lepaskan aku!" Rayya terus memberontak hingga Reza tak sabar dan mencengkeram di kedua pipinya.

"Mulai melawan sekarang? Kamu pikir aku akan menuruti? Malam ini aku menginginkan kamu, masuk kamar dan bersiaplah!" sentak Reza yang kemudian manarik tubuh Rayya masuk kembali ke dalam kamar.

Reza tak memperdulikan teriakan Rayya, dia mengunci wanita yang dianggap masih sah menjadi istri pertamanya.

"Mas buka pintunya! Aku mau keluar, Mas. Kamu jangan keterlaluan!" teriak Rayya dengan berulang kali menggedor pintu. Dia begitu kesal hingga tak sadar air matanya sudah mengalir membasahi pipi.

"Akkkhh!!!"

Rayya frustasi karena Reza tak kunjung membukakan pintu untuknya. Rayya terduduk di lantai dengan perasaan yang tak karuan.

"Ya Tuhan, bagaimana jika Mas Reza memaksakan kehendaknya padaku untuk melayani, sedangkan surat perceraian sudah aku raih?" Rayya menghela nafas berat dan mengusap kasar wajahnya. Dia tak tau harus berbuat apa sedangkan di luar Reza dan istri muda serta Ibu Hanum tengah menikmati makan malam dengan khidmat.

"Ibu dengar ada keributan di atas, kenapa? Apa Rayya kembali membuat ulah?" tanya Ibu Hanum dengan menatap wajah putranya yang terlihat sedang menahan amarah.

"Aku tidak suka istri pembangkang, Bu. Rayya mulai bertingkah. Sikapnya berubah dan berani padaku," lirih Reza dengan menghela nafas kasar.

"Biarkan saja, memang begitu mungkin sikap asli istri pertamamu. Banyak tingkah padahal tak berguna! Lagian ngapain kamu mempermasalahkan itu, biarkan saja Rayya dengan sikapnya. Toh kamu sudah ada yang mengurus sekarang. Ada istri kedua kamu yang perhatian. Jadi kanapa harus memusingkan diri memikirkan Rayya yang semakin membuat muak saja."

Nora tersenyum mendengar ucapan ibu mertua. Dia mengusap lembut lengan Reza dengan melemparkan senyum padanya.

"Tapi aku harus adil, malam ini jatah Rayya. Jadi aku harus memperlakukan dia selayaknya istriku juga. Sama seperti sebelum aku menikah lagi."

Senyum Nora surut kemudian melepaskan tangannya dengan memasang wajah datar. Baru semalam dia merasakan Reza seutuhnya tetapi malam ini harus berbagi dengan wanita lain yang mana istri pertama sang suami.

Setelah menyelesaikan makan malam, Reza kembali menuju kamar utama dengan membawakan makanan untuk Rayya. Dia tau Rayya belum makan terlebih malam ini keduanya kan menghabiskan malam panjang.

Reza masuk ke dalam kamar utama, sempat terjadi perdebatan kecil dengan Nora tetapi Reza kekeh ingin bersikap adil pada kedua istrinya, hingga akhirnya Nora merajuk dan masuk kamar.

Reza melihat Rayya tengah terduduk di atas ranjang menghadap ke arah jendela balkon yang masih terbuka. Reza meletakkan nampan yang berisi makan, kemudian melangkah mendekati dan mengecup kepala Rayya lalu duduk di samping wanita itu.

"Maaf jika sikapku membuatmu tak terima, tapi sebisa mungkin aku akan memperlakukanmu layaknya istri pertama." Reza meraih tangan Rayya yang hanya diam tanpa membuka suara. Entah mengapa malam ini Reza sangat menginginkan Rayya. Terlebih hatinya bahagia melihat keberhasilan hari ini. Dia memenangkan tander lagi dan itu pencapaian yang membuatnya bangga akan dirinya. Terlebih ia bisa membuat mertuanya senang, dan semakin memuji akan keberhasilannya. Serta memberikan kepercayaan lebih padanya untuk terus mengelola perusahaan.

Reza mengecup punggung tangan Rayya dengan lembut membuat wanita itu memejamkan mata menahan rasa jijik yang mulai terasa.

Bukan Rayya mau dan pasrah, tapi dia bingung untuk bertindak sedangkan hanya dia yang tau akan perceraian itu. Jika Rayya tak bisa menjaga sikap dan Reza tau sebelum waktunya. Sia-sia apa yang ia rencanakan.

Mata Rayya semakin kuat terpejam saat belaian tangan Reza mulai menyusuri pipi dan masuk ke tengkuknya yang membuat tubuh Rayya meremang. Dia wanita normal, sentuhan itu begitu mempengaruhinya.

"Mas, hentikan!"

"Aku merindukanmu, Rayya," sahut Reza dengan suara yang mulai serak.

Kedua mata Rayya membola saat Reza menyatukan indra perasa. Dengan cepat Rayya memberontak dan mendorong tubuh Reza hingga terjatuh ke lantai. Hal itu jelas membuat Reza murka. Dengan cepat Rayya berlari menuju pintu kamar untuk melarikan diri karena ia tak ingin Reza kembali menyentuh tubuhnya lagi.

"Rayya, kamu berani menolak suamimu?" geram Reza. Pria itu berlari menyusul Rayya yang hampir saja berhasil membuka kunci pintu kamar. Dia menarik tangan Rayya hingga kunci yang Rayya pegang terlempar dan jatuh ke lantai.

Reza membalikkan tubuh Rayya dan mendorongnya hingga punggung wanita itu terbentur ke dinding. Penolakan yang Rayya berikan membuat Reza semakin pusing kepala. Baru kali ini Rayya berani menolak hingga berbuat kasar padanya. Wanita penurut yang lembut dan selalu bersikap menghangatkan hati sudah tiada lagi.

"Hentikan, Mas! Jangan sentuh aku!"

"Istri macam apa kamu Rayya! Berani kamu menolak suamimu? Tidak ingat dosa kamu, hhmm?"

"Dosa? Kamu bicara tentang dosa, Mas? Jangan bicara dosa jika kamu sendiri belum bisa amanah sebagai suami! Lepaskan aku sekarang!" sentak Rayya, kedua lengan dan tubuhnya sudah terasa begitu sakit karena tangan kasar Reza.

"Tidak akan! Kamu istriku dan kamu wajib melayaniku!" Reza kembali menyerang Rayya, bahkan kali ini lebih brutal hingga Rayya kehilangan tenaga untuk memberontak. Tubuhnya di banting ke atas ranjang dengan pakaian yang mulai koyak.

Emosi dan gairah bercampur menjadi satu membuat Reza tak bisa lagi menahan diri. Tak ada kelembutan lagi di kamar utama yang menjadi saksi percintaan mereka. Yang ada hanya penolakan dari Rayya dan Isak tangis yang mulai menggema.

"Hentikan, Mas!"

Reza seakan tuli, dia merasa berhak akan Rayya. Tak peduli sikap Rayya yang terus menolak. Reza terus mencumbu tubuh Rayya, meninggalkan jejak di leher janjangnya dan sekitar dada.

Perlakuan Reza membuat Rayya tak sanggup lagi melawan, hingga tubuhnya hampir polos dengan menyisakan dua helai kain penutup bagian inti.

"Kamu istriku, dan aku berhak akan kamu Rayya!"

...****************...

Jangan lupa like dan coment ya Man-teman agar aku semakin bersemangat. Makasih 🤗🤗

Terpopuler

Comments

Budi Paryanti

Budi Paryanti

rayya bodoh kenapa g nelpon ortu xa kalau dagh terlalu jauh perbuatan kejam reza atas diri xa maka ortu wajib tau apa pun resiko xa dari pada di perkosa oleh mantan suami

2024-04-04

0

Amalia Khaer

Amalia Khaer

ini knpa ada org yg TDK tau diri skli yaa. TDK tau posisinya dimana.

2024-03-14

0

Milady Adara

Milady Adara

paling seneng baca novel yg suaminya selingkuh,laku istrinya nerima aja gitu dengan berbagai alasan..Seneng dengan kebodohannya

2024-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!