#20

#20

"Aku Danesh… kamu tak percaya?" Jawab Danesh santai, masih mencoba membuat gadis di hadapannya percaya.

Rena kembali duduk di kursi nya, rupanya ia terlalu panik, tapi berada di ruangan aneh ini, membuat Rena semakin waspada, "maaf aku terlalu takut."

Danesh hanya mengangguk pelan, ia membuka kaleng soda kemudian memberikannya pada Rena, sebaliknya ia hanya meminum air mineral. "Boleh aku tanya?" 

"Hmm." Jawab Rena, sambil memainkan kaleng soda nya. 

"Siapa orang orang yang mengejarmu tadi? Maaf kalau Aku terlalu ikut campur, tapi ini kedua kalinya kamu libatkan aku dalam pelarianmu,"

"Mereka pengawalku, lebih tepatnya pengawal papa ku, yang ditugaskan membawaku ke suatu tempat, tapi aku malas, jadi aku lari." 

"Tempat seperti apa itu? Sampai sampai kamu melarikan diri dari pengawal papamu sendiri." 

"Tempat yang membuatku tak nyaman." Jawab Rena masih penuh misteri. 

"Kenapa kamu harus tak nyaman berada di tempat papa mu?"

"Karena secara fisik, papa tak pernah ada di sana, beliau selalu sibuk bepergian urusan bisnis, dan sekarang sibuk mendampingi mama kemoterapi, mungkin jika mama tal sakit, beliau tak akan seperhatian ini pada mama." 

"What??? Opa… kenapa tak membiarkan aku bertemu dengan gadis itu dulu?" Protes Dean ketika Opa Alex memberikan padanya sebuah cincin pertunangan, jiwa casanova mudanya meronta ronta, tak terima ketika sang opa memilih dirinya untuk di jodohkan dengan seorang gadis yang bahkan belum pernah ia jumpai

Opa Alex tersenyum bijak, "apa boleh buat, tadinya opa memang berniat mempertemukan kalian, tapi gadis itu menolak, ia ingin mengenalmu secara pribadi, bahkan tanpa kamu ketahui bahwa dia adalah calon tunanganmu, sebelum benar benar memantapkan hatinya."

Dean tersenyum miring, "cara nya?" 

"Entah … hanya gadis itu yang tahu." Jawaban opa Alex sungguh misterius, Dean benar benar tak terima ia merasa seperti sedang dimata matai. "Lalu cincin ini maksud nya apa?" 

"Simpanlah, kalian akan memakai ini jika sudah tiba saat nya."

'Huh… sial dia pikir siapa dia, berani beraninya hendak memata matai aku, apa dengan begitu membuatku menjadi pria yang lebih baik, aku akan membuatnya ilfil, belum tahu dia kalau aku dikelilingi banyak gadis'. 

"Opa harap, kamu bisa mulai menata diri, mau sampai kapan kamu membuang buang waktu, termasuk bermain main dengan banyak gadis?" Tutur opa Alex pada sang cucu yang sudah punya bakat flamboyan sejak kanak kanak tersebut. 

“Jadi itu alasan opa mengatur perjodohan tak masuk akal ini?” tanya Dean yang masih tak terima dengan keputusan sang opa.

Sementara kedua orang tuanya yang ada di ruangan itu pun hanya diam, seolah mengamini keinginan opa Alex. 

“Yah … ini cara opa menyayangimu, opa ingin kamu hidup dengan benar, dan bukannya bermain main dengan banyak hati yang mungkin akan tersakiti karena ulahmu.”

Satu minggu berlalu. 

10 orang guru tampak keluar dari ruang BP, hari ini wajah mereka seram, tak ada senyuman ramah seperti hari hari biasa, itu tandanya tak akan ada toleransi. 

Hari ini guru BP mendapatkan surat kaleng misterius bahwa ada siswa yang memiliki dan menyimpan narkoba, tentu saja pata guru seketika bergerak secara rahasia, mereka tak ingin misi berakhir sia sia, hanya karena rencana mereka bocor pada para siswa. 

Sirine sekolah dibunyikan, pertanda para siswa harus keluar dari kelas, tanpa terkecuali, protes dan gerutuan tak di hiraukan, hingga para siswa harus rela berjemur di bawah teriknya matahari. 

Dan para guru bergerak cepat, agar mereka segera menemukan apa yang menjadi tujuan utama razia dadakan siang ini, masing masing kelas di masuki 2 orang guru, mereka mengeluarkan seluruh isi tas para siswa, termasuk memeriksa loker dan kolong meja, sementara yang di lapangan, memeriksa baju seragam siswa secara menyeluruh, tentu saja guru laki laki memeriksa siswa laki laki dan guru perempuan memeriksa siswi perempuan. 

Tiga puluh menit berlalu, belum ada tanda tanda bahwa para guru menemukan apa yang mereka cari, sementara para siswa seperti mendapat angin segar, karena bisa bersenda gurau di luar kelas, sembari menanti para guru menyelesaikan tugas. 

Hingga kemudian tanpa terasa satu jam berlalu, para guru keluar dari dalam kelas dengan hasil mereka masing masing. 

Pak Rinto sang kepala sekolah berdiri di depan dengan megaphone di tangannya, "selamat siang anak anak." Sapa pak Rinto mengawali kalimatnya. 

"Siang paaaakk." Koor para siswa, menjawab sapaan pak Rinto. 

"Pertama tama bapak ucapkan terima kasih pada kalian semua, yang sudah tertib dan bersedia bekerja sama dengan kami para guru, siang ini, seperti razia razia sebelumnya, kami adakan secara dadakan, di samping karena memang susah kami agendakan, tetapi juga, kami para guru menerima laporan bahwa ada yang menyimpan dan memiliki narkoba, karena itulah, razia ini kami adakan…"

Mendengar kata narkoba membuat para siswa riuh berbisik dan mengeluarkan argumen masing masing, "dan dari hasil pencarian kami, kami menemukan, banyak siswa menyembunyikan ro*kok, va*pe, pisau lipat, bahkan kami menemukan Ko**om ….”

“Huuuuuuu ….” sekali lagi para siswa koor berjamaah, kembali riuh ketika pak Rinto menyebutkan hasil penemuannya.

“Jadi pada nama nama yang bapak sebutkan, harap tetap tinggal di tempat, yang namanya tak disebut, silahkan kembali ke kelas masing masing.”

Pak Rinto pun menyebutkan sepuluh nama, nama nama tersebut didapat dari lokasi penemuan benda benda yang tertangkap razia.

“Dan yang terakhir Cahaya.”

Deg …

Dada Aya bergemuruh hebat, wajahnya pucat mendadak, apa gerangan yang ditemukan para guru di tas sekolah nya, kenapa namanya disangkut pautkan dengan anak anak yang kedapatan membawa barang barang terlarang.

Sekejap saja semua mata tertuju pada nya, sang bintang sekolah, yang selalu menuai pujian dari para guru, bahkan mengharumkan nama sekolah di kancah nasional, kini kedapatan membawa dan menyimpan barang terlarang, walau belum tahu pasti barang apakah yang ditemukan.

Karena terkejut, Aya menggenggam erat tangan Luna, seakan mengerti kegelisahan Aya, Luna pun membalas genggaman tersebut, seakan ingin memberikan kekuatan pada sang sahabat.

.

.

Keesokan hari nya, jagad dunia maya dihebohkan dengan video Tek Tuk berdurasi 30 detik, yang mana di dalam video tersebut berisi seorang siswa mencium seorang siswi di depan gerbang tribun, walau wajah keduanya di buramkan, tapi seragam dan lokasi mereka tak bisa berbohong, hal itulah yang membuat desas desus dan informasi simpang siur menyebar ke seantero International Senior High School dengan kecepatan 5G.

Bukan hanya siswa siswi yang dibuat heboh, para guru pun semakin kebakaran jenggot karena hal ini menyangkut nama baik sekolah, bahkan Daniel, Darren, Dean, dan Danesh pun tak kalah heboh melihat video Tek Tuk yang sedang viral di jagad dunia maya, karena telah ditonton oleh 5 Juta orang dalam waktu satu jam saja.

Hebohnya berita tersebut membuat Luna semakin diam dan tertutup, ia hanya dia di kelas, dan hari berikutnya ia menolak pergi ke sekolah, membuat Daniel dan Darren merasa heran dengan kelakuan sang adik.

“Kenapa adik kalian mogok sekolah?” tanya Kevin yang khawatir pada kondisi sang kesayangan, yang sejak semalam memilih makan di dalam kamarnya.

Daniel dan Darren hanya saling pandang, “apa kamu tahu sesuatu?” Tanya Daniel pada adiknya.

“Mana ku tahu beberapa hari aku tak masuk sekolah, karena urusan pekerjaan, begitu kembali ke sekolah aku di buat terkejut dengan kasus Aya yang kedapatan membawa narkoba, dan hebohnya video Tek Tuk.”

Daniel pun menghembuskan nafasnya, seminggu belakangan ini, memang banyak sekali yang terjadi, termasuk ia yang mulai merasa tak nyaman, karena merasa sedang diawasi, sebagai sang pemimpin insting nya Daniel sangat kuat, ia khawatir dengan keselamatan adik adiknya, mungkin kah ini semua berkaitan dengan peristiwa Danesh yang membawa kabur seorang gadis hari itu, karena sejak hari itu Daniel terus di buat was was, karena merasa sedang dimata matai.

“Daniel … ada yang ingin kamu ceritakan pada papa?” tanya Kevin yang  melihat kegelisahan di wajah putra sulung nya.

“Iya pah, tapi sepertinya nanti malam saja, sekarang kami harus ke sekolah, karena kami harus membantu Aya yang sedang terancam kehilangan beasiswa.” jawab Daniel, yang disetujui oleh Darren.

Terpopuler

Comments

Hiatus

Hiatus

kakak ku mohon jgn kira aku kyk boom like, saya punya kemampuan bca cepat

2024-07-10

1

Eka Suryati

Eka Suryati

itulah kadang2 anak2 dengan dunianya yg masih suka main2. Sering abai dengan akibat dari perbuatan iseng mereka. Kasian Luna akan merasa malu andai mereka tau siapa yg ada di video tok tok itu, heh... anak2😀

2023-10-30

1

Tatik R

Tatik R

Siapa ini yg menyebarkan fitnah buat Aya, dan video itu kemungkinan Luna ma Ervan

2023-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!