#18
Koper hitam besar berisi uang 500 juta dolar itu ditutup kemudian dimasukkan ke dalam bagasi mobil, sebelum dibawa menggunakan pesawat untuk diamankan di bank Swiss.
Baru saja berlangsung transaksi besar, narkotika dan senjata api.
Usai mempercayakan uang nya pada pada orang orang kepercayaannya, Gerald kembali ke Ruang kerja nya, sudah ada Martin menunggu di ruangan nya.
Martin menyodorkan laporan pengawasan pada calon tunangan Gerald, foto foto yang diambil dari jarak jauh dengan kamera profesional, jadi hasilnya sungguh jelas dan sangat sempurna, menampilkan interaksi sepasang muda mudi yang membuat rasa cemburu Gerald semakin membuncah.
"Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku." Desisnya. "Selidiki latar belakang lelaki ini, aku ingin semua informasi tentang dia, dan bila perlu ukuran gigi geraham nya sekalian." Wajah Gerald memerah menahan amarah, ia begitu cemburu ketika gadis yang dia idamkan bahkan belum mengetahui sosok dirinya sebagai calon suaminya.
Martin pun berlalu pergi untuk menjalankan perintah Gerald selanjutnya.
Gerald berjalan mondar mandir di ruang kerja nya, haruskah ia menghubungi tuan Mario, agar memajukan tanggal pertunangan, tapi gadis itu bahkan belum menyelesaikan sekolahnya, 'ah… apa pentingnya sekolah, toh nanti ia akan kumanjakan dengan uangku, tak akan ku izinkan ia bekerja, ia hanya akan menjadi ratu di istanaku'.
Gerald bergegas menghubungi tuan Martin yang saat ini masih berada di Italy mengurus pengobatan istrinya yang sedang menjalani kemoterapi kanker usus stadium 2.
"Baiklah… asalkan hanya pertunangan, aku ingin anakku menyelesaikan sekolah dulu, sebelum kalian menikah, setelah menikah, terserah dia mau melanjutkan kuliah atau tidak." Jawab Tuan Mario ketika Gerald menyatakan keinginannya.
"Baiklah tuan, saya akan mengurus segala sesuatunya, kapan anda pulang ke Indonesia?" Tanya Gerald bersemangat.
"Kurang lebih seminggu sejak hari ini."
Jawaban tuan Mario membuat Gerald tak bisa menyembunyikan senyumannya. "Kamu akan menjadi milikku…" Gumam Gerald pada foto yang berbingkai bunga yang ada di meja kerja nya.
.
.
Jam istirahat.
Daniel menghampiri Danesh yang tengah duduk di kursi penonton usai jam olahraga, ia heran karena adik sepupunya tersebut kini lebih banyak melamun, tapi wajahnya tampak berseri seri karena sejak duduk di sana ia tak henti tersenyum, khawatir adik sepupunya kesurupan, apalagi jika dapat kiriman jampi jampi, maka Daniel pun mendekat, dengan santai ia meminum soda yang ada di dekat Danesh.
“Lagi jatuh cinta?”
Danesh menoleh, kemudian mengangguk, “Hatiku berdebar debar bang.”
Daniel menempelkan telapak tangannya di kening Danesh, kemudian menyamakan suhunya dengan suhu ketiak nya, “Bener banget kamu sedang demam.”
Melihat ulah kakak sepupunya Danesh justru mendesis kesal, “Enak aja, aku sehat woi.”
“Kalau sehat, tak mungkin memanggilku dengan sebutan bang.” sembur Daniel seraya melemparkan kaleng soda yang sudah kosong ke tempat sampah.
“Ayo main basket saja, udah lama kita gak duel 2 vs 2, aku panggil Darren, kamu panggil Dean.” bak seorang raja Daniel memberi instruksi seperti biasa, dan para bawahannya pun dengan senang hati mengikuti instruksinya, begitulah mereka berempat sejak kecil, hanya Luna yang sering menolak perintah nya.
Tak berselang lama, keempat pria tampan bernama belakang sama sudah berkumpul di tengah lapangan basket, dan seperti oase di tengah padang pasir, sekejap para gadis di seantero International Senior High School sudah berkerumun di sekitar lapang basket seperti musyafir yang merindukan sumber air, bahkan beberapa mengabadikan momen tersebut melalui akun instagramnya.
Mengingat leluhur mereka adalah seorang mantan atlet basket sekolah, maka keempat cucu lelakinya pun mewarisi keahlian tersebut, keempatnya bermain sportif karena ini hanyalah pertandingan biasa mengisi waktu istirahat, maka mereka pun bermain sambil sesekali melempar candaan.
Tapi Seperti biasa kehadiran Darren memang menjadi magnet tersendiri, melihat sang aktor idola bercucuran keringat, serta rambut basah nan berantakan, justru membuat para gadis memandang Darren penuh rasa kagum akan indahnya ciptaan tuhan, Darren adalah makhluk tuhan yang paling sexy, begitulah para Delicious menjulukinya.
Tapi tiga yang lainnya pun tak kalah beken, Daniel yang cool, Dean yang flamboyan, dan Danesh yang petakilan dengan tingkah nakal nya, sungguh anugerah luar biasa bagi Alexander yang memiliki Cucu cucu lelaki dengan paket komplit, belum lagi dua bungsu yang sebentar lagi menapaki dunia remaja mereka.
Bel masuk menandakan jam istirahat usai sebentar lagi berbunyi, dua orang gadis tampak berjalan di koridor kelas, keduanya hendak menuju kelas masing masing, mereka berdua memang tak pernah tertarik dengan apapun yang berkenaan dengan keempat pria muda Geraldy, siapa lagi mereka jika bukan Aya dan Luna.
“Lunaaaaa menunduuuuk …” Teriak Daniel dari tengah lapangan.
Rupanya tembakan terakhir Daniel berhasil ditangkis oleh Darren, tapi bola tersebut melayang bebas menghampiri Luna dan Aya yang sedang berjalan di koridor, mendengar namanya diteriakkan, Luna pun reflek menunduk, sementara Aya yang belum sempat menghindar justru menjadi sasaran bola nyasar tersebut.
BUUUK
Bola basket tersebut menghantam kepala Aya, membuat gadis itu terhuyung sebentar, untuk sesaat kedua matanya agak berbayang, hingga mendadak gelap gulita.
“Ay …”
Dengan sigap Luna menangkap tubuh Aya yang akan roboh.
Sadar akan kesalahannya Darren pun dengan cepat berlari menghampiri Aya dan Luna, kemudian menggantikan Luna membopong Aya ke ruang kesehatan.
Lagi lagi pemandangan itu membuat para penggemarnya iri … mereka tak tahu saja, bahwa selain karena hantaman bola basket, Aya sedang datang bulan, hingga pusing dan berkunang kunang menjadi efek samping tamu bulanannya tersebut.
“Dokter …!!” panggil Darren ketika memasuki ruang kesehatan sekolah.
Seorang dokter wanita muncul, dan dengan sigap membantu Darren membaringkan tubuh Aya di bed pasien.
“Kalian keluarlah,” perintah dokter Sari pada Darren dan Luna.
“Kamu balik aja ke kelas, biar Aya sama aku,”
“Tapi …” Darren yang masih merasa bersalah, enggan meninggalkan Aya.
“Pergilah, keberadaanmu di sini akan membuat Aya dalam masalah?”
“Why?”
“Kemarin Aya menjadi sasaran kemarahan para penggemarmu, mereka tak suka melihatmu terlalu dekat dengan Aya, yang bukan siapa siapa bagimu.”
Menyadari bahwa keberadaannya hanya akan membahayakan Aya, maka Darren pun pamit kembali ke kelas, “Kalau Aya sudah sadar kabari aku yah?”
Luna pun mengangguk.
.
.
Siang menjelang sore itu, Darren sudah bisa bernafas lega, karena ternyata Aya sudah sadar dan dalam keadaan baik baik saja, maka Darren langsung pulang, sengaja meliburkan diri dari kelas tambahannya bersama Aya, karena ia ingin Aya beristirahat.
Maka siang itu kelima cucu Alexander bisa pulang bersama sama, seperti biasa mereka mengendarai motor sport yang kini melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang, tiba di perempatan lampu merah mereka berpapasan dengan rombongan bidadari Dewi Sartika, yang baru saja keluar dari sekolah, wajah Danesh seketika berbinar cerah, Daniel menatap ke arah Danesh, dan benar saja Danesh sudah membuka helm, dengan senyum lebar menghiasi wajah nya.
“Sepertinya Danesh sedang mengincar seorang salah seorang siswi dewi Sartika.” Bisik Daniel pada Luna.
“Oh yah, tahu dari mana?”
“Lihat wajah nya, sekarang Dean dan Danesh benar benar seperti saudara kembar,”
Luna pun membenarkan perkataan abang sulung nya tersebut, jika Dean yang menatap demikian ke arah rombongan gadis, itu sudah biasa, dan kini baik Dean atau pun Danesh, keduanya tampak sangat menikmati pemandangan para gadis yang melintas.
Tapi hal itu hanya berlangsung sesaat, karena tiba tiba seorang gadis menghampiri motor si kembar putra Andre dan Bella tersebut, ia mengamati wajah Dean dan Danesh sesaat, kemudian tanpa permisi naik ke motor Danesh, “Bawa aku pergi sekarang.”
“As you wish baby …” Jawab Danesh, yang langsung melaju dengan kecepatan tinggi.
Dean, Daniel, dan Darren, saling pandang, “Ikuti dia !!!” perintah Daniel. “Luna pegangan erat.” teriak Daniel, mengingatkan sang adik.
Tak peduli jalanan yang masih ramai, ketiga motor sport tersebut ikut melaju kencang mengikuti pergerakan Danesh, dan Renata.
Sementara itu segerombolan pria, sedang kebingungan mencari cari keberadaan Renata, gadis yang tengah mereka kawal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Eka Suryati
pokoknya selalu mengikuti thor
2023-10-30
1
Tatik R
oh ternyata putrinya si renata
2023-08-13
1
Alaina Sulifa Kaplale
arghhh.. seru bingit.. tpi, ini bukan cerita utama mereka kan, thor ?
2023-08-12
1