#5
Week End di Geraldy Kingdom.
Seperti hari hari biasa, anak, menantu, serta 7 cucu cucu Alexander berkumpul, Kenz dan Leon ada di pangkuan papa dan daddy mereka, maklum sejak kecil kedua nya lengket dengan saudara sang bunda tersebut, Kevin dan Andre menyukai anak anak, tapi jika memiliki anak lagi mereka tak mau, maka Kenz dan Leon mendapatkan banyak cinta dari keduanya.
Danesh dan kedua temannya, yang hari sebelumnya berulah, hingga membuat sang daddy datang menjemputnya di kantor polisi, kini mencari aman dengan duduk diantara oma dan opanya.
“Tumben sekali kamu duduk di antara kami?” tanya ma Stella.
“Kapan lagi aku bisa begini oma, jarang jarang Daniel dan Darren mengizinkan kami duduk di dekat kalian, jadi mumpung mereka sedang berbaik hati, yaaa aku manfaatkan saja.” Jawab Danesh beralasan.
Tentu sang opa yang satu server dengannya, tak begitu saja percaya dengan penuturan cucunya tersebut.
“Kamu pasti sedang ada masalah sama daddy mu kan?” bisik opa Alex.
Danesh menatap wajah sang opa, yang 75% mirip dirinya. “Kok opa tahu?” jawab Danesh dengan bisikan pula.
“Biasa opa … tertangkap basah, kabur dari sekolah …” jawab Dean, seperti melempar umpan di kail pancing.
Opa Alex dan oma Stella kontan saling pandang, “kenapa bisa sampai tertangkap? jangan jangan kamu bisa kabur, dan gak bisa masuk lagi?”
“Dia kabur pake motor butut milik pak Cipto, ya jelas langsung tertangkap.”
hahahaha … penjelasan Dean membuat seisi ruangan tertawa, bahkan Andre yang semula kesal dengan sang putra, kini ikut tertawa lepas ketika mengingat bahwa puteranya tertangkap karena motor yang mereka kendarai tak bisa melaju kencang, sementara polwan yang menangkap mereka menggunakan moge.
“Lagi apes kamu?” tanya Daniel yang duduk di seberangnya sedang nge push ML nya.
Danesh hanya bisa diam mengkerut memeluk sang opa, “Opa juga pernah muda, gak papa kok, sesekali tertangkap, asal ada banyak kali kamu bisa lolos dari inspeksi …” Imbuh Opa Alex, yang memebuat Danesh tersenyum lebar pada nya.
“Dad !!! Kenapa bicara begitu, harus nya dadsy nasehati dia, arahkan agar tak lagi mengulangi perbuatannya.” pekik Andre kesal, bukannya menasehati sang cucu, sang opa justru memberinya semangat.
Tapi opa Alex tak menghiraukan kemarahan putra keduanya tersebut.
“Ya jelas lah didukung, mereka satu frekuensi,” Celetuk Kevin yang menarik atensi semua orang.
Menyadari tengah jadi pusat perhatian, Kevin mengalihkan pandangannya, “jadi kalian belum pernah dengan cerita itu, dulu papi sering cerita bagaimana ia kabur bersama mommy dari asrama.” jawab Kevin polos, tanpa sadar membocorkan rahasia kedua orang tuanya.
Kini tatapan semua orang mengarah pada sant tuan dan nyonya besar.
“Ternyata … jadi gak salah kan kalau aku juga pernah jadi nakal di sekolah? bahkan dibawa ke kantor polisi karena berkelahi?” Celetuk Emira, “Rupanya ini seperti penyakit yang menurun di keluarga Geraldy.”
“Benar begitu dad? mom?” tanya Andre memastikan.
Mommy Stella hanya mengulum senyuman, sebegitu indahnya kisah masa remaja nya dulu, tak sengaja berkenalan dengan kakak kelasnya yang kebetulan sama sama kabur dari karantina.
Sang tuan besar menghela nafas, baiklah jika othor Bulan sudah berkehendak, maka ia akan membuka sedikit aib masa mudanya.
Seketika ruangan senyap, menanti kisah yang ditutupi mommy Stella dan daddy Alex sejak lama.
Flashback on
(kisah perkenalan Alex dan Stella ada di eps pertama Sepasang Mantan, udah pada baca kan? bagaimana Stella yang baru pertama kali kabur dari asrama berkenalan dengan Alex di luar pagar asrama.)
Angin sore menerpa rambut kecoklatan si gadis, sejak beberapa menit yang lalu ia celingukan menantikan seseorang yang katanya ingin di tunggu, tapi tak juga nampak batang hidungnya, jika mereka tak segera kembali, pasti tertangkap basah kabur dari asrama, sementara mereka sedang dalam masa karantina yang diikat oleh aturan serba ketat sebagai atlet yang akan mengharumkan nama sekolah.
Bahkan Stella berkali kali melongok ponselnya, tapi yang ditunggu tak juga muncul, pesan singkat ataupun jejak panggilan pun tak ada.
Sekali lagi Stella melakukan panggilan, namun sekali lagi pula panggilan tak tersambung, karena ponsel Alex yang non aktif.
“Dia ngapain aja sih sama pacarnya? janji jam 5 tapi sampe jam 5.30 belum juga datang.” gerutu Stella kesal.
Ingin rasanya ia tinggalkan saja, tapi tak tega juga jika Alex sendiri yang di hukum, karena minggu sebelumnya, Alex rela menunggu nya hingga dua jam lamanya, karena Stella yang sedang menyaksikan konser, terjebak macet hingga terlambat di tempat mereka seharusnya bertemu, syukurlah mereka tak sampai tertangkap basah, entah hari ini apa yang akan terjadi.
“Oke kali ini pun aku harus sportif menunggunya,” monolog Stella, mau bagaimana lagi, karena mereka berjanji untuk kabur bersama, maka kembali pun harus bersama, dan di hukum bersama pula.
30 menit kemudian, ojek yang ditumpangi Alex berhenti sempurna di depan Stella, ia melihat Alexander cengar cengir menatapnya dengan rasa bersalah.
“Sorry … lama yah?” tanya Alex basa basi, si tampan itu membuka topi hitamnya, hingga tersibaklah rambut hitam pekat yang menutupi dahinya, ia mengacak rambutnya sesaat sebelum kembali memasang topinya.
“Udah tahu, pake nanya lagi.” Gerutu Stella, seraya berdiri dari batu yang sejak tadi jadi tempat ia duduk.
Alex melingkarkan tangannya di pundak Stella, “Hei jangan ngambek, kan minggu lalu aku juga menunggu mu.” rayu Alex dengan nada ringan seperti biasa.
Tapi Stella tak lagi bersuara, ia hanya diam sembari melangkah mendekati tembok sekolah yang biasa mereka gunakan untuk kembali ke asrama.
“Dari mana aja sih?” tanya Stella pada akhirnya
“Nonton.” jawab Alex bahagia.
“Nggak mungkin hanya nonton.” tebak Stella.
“Kok tahu sih?” Jawab Alex dengan senyum jahil di wajah tampannya.
Stella menatap malas wajah tampan di hadapannya, ia memang kesal, tapi untuk marah pada Alex ia tak bisa.
“Hari ini pacarku ulang tahun, jadi aku mengabulkan apa yang dia minta, dia pengen nonton doang, tapi memang durasi film nya agak panjang, habis nonton aku ajak dia ngemall bentar trus makan, gak tau kenapa tuh restoran penuh bener hari ini, mau di tinggal tapi sudah terlanjur pesan.” panjang lebar Alex menjelaskan, seolah takut Stella benar benar marah padanya, bagaimanapun ia mulai nyaman berdekatan dengan gadis blasteran berambut kecoklatan tersebut.
(Sudah pada tahu kan siapa pacarnya Alexander muda?)
“It’s okay, minggu lalu, aku juga terlambat, lagian kita kabur dari asrama juga sudah sama sama salah, tapi nyaman, semoga kali ini juga kita tak tertangkap.”
Alex tertawa tanpa suara, inilah yang ia suka dari Stella, yang selalu mengerti dan memahami dirinya.
Seperti biasa setelah melempar ranselnya, Stella mengambil ancang ancang terlebih dahulu, sebelum berlari dan dengan gerakan lincah melompati pagar, disusul kemudian Alex di belakangnya, tanpa menyadari jika diantara rimbunnya pepohonan ada kelap kelip lampu merah menyorot ke arah mereka.
.
.
.
hahaha ketangkep kan lo berdua, siap siap di hukum sama coach …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Uranium
Beli ember baru sana 😂
2024-06-26
0
⍣⃝ꉣꉣ❤️⃟Wᵃf𖤍ᴹᴿˢ᭄Nit𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
hadohhhh kok di dukung si opa cucu nya kabur... /Facepalm/
2024-06-26
0
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
Lah kan cucu opa, ya keterunan opa ya kan jadi wajar kalo satu server wkwkwk
2024-06-26
0