#9

#9

Di salah satu gedung bertingkat lantai 50.

Dua orang pria berusia akhir 40 tahunan, sedang berjabat tangan usai menandatangani sebuah kontrak kerjasama, yang mana perjanjian tersebut mereka anggap menguntungkan karena akan saling memberikan dampak positif. 

Dua orang tersebut adalah ketua mafia yang baru saja mengikat perjanjian, jika tahun tahun sebelumnya mereka bersaing, maka kali ini mereka memutuskan bekerja sama demi meningkatkan wilayah kekuasaan mereka, bahkan perjanjian kali ini diperkuat dengan rencana perjodohan anak anak mereka, agar perjanjian ini semakin terikat kuat. 

Adalah Gerald Santiago, pria berusia 28 tahun, putra dari salah satu mafia kelas kakap yang baru saja mengikat perjanjian kerjasama, ia jatuh cinta pada Putri dari tuan Mario Antoinetta, pada awalnya Gerald diperintahkan sang daddy untuk memata matai putri dari Mario, yang tinggal di negara asing bersama mantan istri Mario, agar sewaktu waktu, bisa digunakan untuk mengancam Mario, tapi siapa sangka karena setiap hari melihat, bahkan mengamati keseharian gadis itu, membuat Gerald semakin jatuh hati pada Gadis berambut hitam legam putri tuan Mario. 

Gerald yang sudah sangat jatuh cinta pada putri dari musuh bebuyutan sang daddy, memikirkan sebuah siasat agar ia bisa mempersunting gadis idamannya tersebut, tak disangka tak diduga keinginan Gerald dianggap sebagai peluang menguntungkan bagi sang daddy, hingga disinilah awal dari kerjasama dua mafia kelas kakap itu dimulai. 

Jabat tangan keduanya sangat erat, bahkan senyum diwajah mereka merekah indah seperti sekumpulan bunga di taman, manakala membayangkan milyaran dolar keuntungan yang akan mereka dapatkan. 

Danesh menghentikan motornya di dekat perempatan lampu merah, ia sengaja membuka kaca helm nya agar tidak pengap. 

Plak!! 

Daniel mengarahkan hantaman tangannya ke helm Danesh, "kok malah berhenti sih, terlambat kita…"

"Bentar… lagi nanggung."

"Kebelet?"

"Enak aja, lagi nunggu barisan bidadari." Jawab Danesh santai. "Seharusnya bentar lagi lewat."

Tiba tiba sebuah motor berhenti di dekat mereka, rupanya si tampan Dean bersama seorang gadis yang minggu ini jadi kekasihnya. 

"Ngapain?" Tanya Dean. 

Daniel dan Danesh kompak menoleh, "kok baru nyampe sini?" 

"Nunggu si dia." Jawab Dean, kenapa menunggu? Karena Dean paling anti menjemput para kekasihnya, ia hanya membuat janji dimana mereka akan bertemu. 

"Aku bukan sopir, kenapa harus menjemput?" Jawabnya jika ditanya alasan kenapa enggan menjemput para kekasihnya. 

"Kalian ngapain di sini?" Tanya Dean pada adik kembar dan kakak sepupunya. 

Danesh tersenyum lebar, "nunggu para bidadari Dewi Sartika lewat." Jawabnya. 

Mendengar kata bidadari membuat mata sang penakluk gadis ini ikut berbinar bahagia, "woow…" Jawab Dean. "Ikutan aahhh…"

"Dean… kita terlambat nih," Ujar Silvi khawatir. 

"Masalah?" Jawab Dean sotoy, Jelas saja membuat gadis yang duduk di motor Dean jadi cemberut tak jelas, "kalo gak mau terlambat turun aja, jalan sendiri ke sekolah." Imbuhnya lagi. 

Akhirnya Silvi pun turun, dan berakting merajuk, kemudian berjalan sambil sesekali menoleh, berharap Dean mengejar nya, namun sungguh tak mempan, karena Dean tak bisa dibujuk dengan hal receh semacam itu, kalo suka lanjut, gak suka silahkan mundur. 

Tak lama yang mereka tunggu akhirnya tiba, barisan para gadis dari sekolah khusus perempuan pun lewat, aturan disiplin yang ketat membuat gadis gadis itu diharuskan pergi ke kelas mereka di waktu bersamaan, dari asrama menuju ke sekolah mereka, di tempuh dengan berjalan kaki selama 5 menit, karena itulah, para lelaki menjuluki mereka dengan sebutan barisan bidadari. 

Mereka memakai seragam berupa rok bergelombang dengan corak kotak kotak hitam putih sebatas lutut, serta outer yang membungkus kemeja putih, berwarna merah maroon, para gadis itu tampak anggun seperti barisan foto model yang tengah berjalan diatas catwalk, sementata beberapa guru tampak menanti di pintu gerbang sekolah. 

Rupanya diantara para gadis itu, ada yang tertinggal, ia berlari kencang mengejar teman temannya, rambut hitam panjangnya menari nari tertiup angin, wajahnya tersenyum berseri seri di bawah cahaya matahari pagi, sekilas ia menoleh, membuat Danesh yang kebetulan bertatap mata dengan gadis itu tiba tiba terdiam, seperti terkena mantra guna guna, tatapan matanya terus mengikuti si gadis berambut panjang tersebut hingga bayangan tubuh gadis itu, menghilang di balik gerbang sekolah. 

Beberapa detik berlalu, namun ketiga cucu Alexander tersebut, masih diam mematung dengan khayalan mereka masing masing. 

"Bukankah itu pemandangan pagi yang membahagiakan? Mereka benar benar vitamin dan penyemangat…" Gumam Dean. 

"Yah… kali ini aku sependapat denganmu, gadis berambut panjang itu sudah mencuri hatiku." Gumam Danesh, dengan senyum di wajah tampannya. 

Daniel dan Dean kompak menoleh mengamati wajah si bungsu bermata hijau tersebut, ada yang berbeda dengan wajah dan ekspresinya, nampaknya pria muda ini benar benar terpesona dengan gadis berambut hitam yang berjalan di barisan belakang. 

"Woooii… malah bengong, jalaaann… sekarang udah bener bener terlambat nih," Daniel kembali mengajukan protes, sungguh keputusan yang salah ketika memutuskan numpang di motor Danesh. 

Danesh mengulum senyuman, kemudian menutup kaca helm nya sebelum kembali memacu motor sportnya menuju Internasional Senior High School. 

Di salah satu kelas, tengah ada seseorang yang berbahagia, hingga ia tak henti tersenyum seorang diri, sembari menatap pemandangan di luar kelas dari balik jendela, padahal guru sudah mulai menjelaskan materi pelajaran. 

Flashback

Suasana parkir sekolah mulai ramai, karena para siswa sudah berdatangan seiring dengan semakin dekatnya waktu masuk sekolah, begitupun Evan yang bisa bernafas lega karena ia tak terlambat masuk gerbang sekolah. 

Ketika Evan tengah merapikan rambutnya yang berantakan, sebuah motor yang sangat ia kenali warna dan plat nomornya tiba tiba berhenti tepat di sisi motornya, yah motor tersebut, milik Daniel, 'tapi kenapa Daniel datang seorang diri, biasanya Luna datang bersamanya', Evan membatin. 

Dengan percaya diri Evan memeluk pundak Daniel, tapi Evan di buat terkejut ketika Daniel membuka kaca helm nya. 

Atmosfer disekitarnya mendadak berhenti, hanya irama jantungnya yang bergerak tak terkendali, bahkan ia tak mampu berkedip ketika sepasang mata biru itu membalas tatapannya, tak ada kalimat terucap dari bibir keduanya, bahkan angin pun enggan menyuarakan keberadaannya, membiarkan mereka terhanyut dalam symphony suara hati. 

Suasana syahdu tersebut terpaksa berakhir ketika bel sekolah berdering, Evan bahkan belum mampu mengalihkan tatapannya, ia melihat Luna membuka helm kemudian mengibaskan rambutnya yang tertutup jaket, ia sempat tersenyum, sebelum berlari menuju kantin sekolah, ia hendak mengganti celana dan kaos nya dengan seragam sekolah. 

Sementara Evan masih belum bergerak dari tempatnya, ia terlalu sibuk menenangkan debaran jantungnya, gadis yang selama ini hanya ia kagumi senyum dan kecantikan wajahnya , kini benar benar tersenyum padanya, walau Luna tak berkata apa apa, tapi Evan merasa seakan akan menikmati sepoi sepoi angin sejuk musim semi. 

Flashback end. 

"Evan…" 

Seisi kelas kini tengah menatap kearah Evan, sementara yang di tatap masih sibuk dengan lamunan nya, bahkan semakin aneh karena ia tersenyum seorang diri. 

"Evander Gunadi…" Seru bu Sonya. 

Pluk… 

Sebuah bola kertas, mendarat tepat di wajahnya, rupanya Galih yang melempar benda tersebut agar ia tersadar dari lamunannya. 

Evan menoleh, mencari cari siapa pelaku pelempar bola kertas tersebut, tapi bukannya menemukan tersangka, melainkan ia kini menghadapi tatapan seisi penghuni kelas, dan jangan lupakan bu Sonya sang guru matematika, yang nampak memasang wajah sabar ekstra gemas pada salah satu muridnya tersebut. 

Evan hanya bisa nyengir kuda, seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. 

"Maju, kerjakan soal nomor 5, sebagai hukuman karena kamu melamun di kelas!!!" 

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

lagi jatuh cinta ya Van, badan di mana, pikiran berkelana mengingat si dia

2024-09-18

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Dasar Dean 🤣🤣🤣

2024-09-10

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨 Uranium

✍️⃞⃟𝑹𝑨 Uranium

Nama TK ku itu 😅

2024-06-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!