setelah beberapa saat mereka pun telah menyelesaikan makannya dan bersiap untuk kembali bekerja, termasuk Leo yang harus kembali ke RS untuk melanjutkan tugasnya.
Aluna memandangi punggung laki - laki yang berjalan keluar dari cafe terlihat sebaya dengan nya, langkahnya lebar, humoris dan sedikit cerewet.
"Oh yah, bajunya cantik pas sama kamu!" Sahut Leo menoleh melihat Aluna yang masih menatap dirinya saat bersiap masuk ke dalam mobilnya.
Aluna sedikit mengerutkan dahi bingung dengan perkataan Leo. Lalu melirik baju yang ia kenakan.
"Jangan - jangan,,?" Batinnya membulatkan lalu kembali menatap Leo.
Leo yang melihat wajah kaget Aluna, mengulas senyum menawan sambil mengedipkan mata kanannya. Kemudian masuk ke dalam mobil.
Aluna melongo mengiringi mobil sport putih milik Leo melaju. Ia masih tidak menyangka kalau dress yang dia pakai itu pemberian darinya. Tapi, kalau di pikir - pikir dari mana dia mengetahui tempat tinggalnya?
Aluna menggeleng kecil menatap pikirannya tak berlama - lama terlarut memikirkan Leo. Dengan cepat Aluna meraih tas dan map meninggalkan tempat itu langsung menuju kantornya.
'
'
'
"Eh, itu dia orangnya datang!"
"Bubar yuk!"
"Ayo, ayo!"
Aluna merasa bingung melihat orang - orang di sekelilingnya yang terlihat berbisik sambil melihat dirinya.
Terbesit rasa khawatir di dalam hatinya, ada masalah apa atau apakah dia telah melakukan kesalahan sehingga pandangan orang - orang di kantor berubah saat di hari pertamanya masuk kerja.
Aluna sedikit menunduk melanjutkan langkahnya sedikit terburu - buru menuju ruang kerjanya.
"Ceklek!"
Saat membuka pintu ruangan, di sana sdh ada Helen yang terlihat sibuk memandangi ponselnya.
"Aluna, coba lihat ini!" Sahut Helen menghampirinya yang masih berdiri di ambang pintu.
Aluna menutup mulut membulatkan mata saat Helen memperlihatkan gambar yang ada di dalam ponselnya. Lalu menatap Helen yang juga menatapnya, mereka sama terkejutnya.
Entah dari mana sumbernya, tapi foto itu adalah foto pernikahan Arlan dan Nindia yang tersebar di group kantornya. Aluna kini mengerti mengapa orang - orang menatapnya dengan aneh sambil saling berbisik.
"Pantas saja orang - orang menatap ku dengan aneh, tapi dari mana sumber foto ini? padahal kan pernikahan sangat sederhana bahkan tidak satupun media yang mengetahui!" Gumam Aluna keheranan, tidak mungkin Arlan se ceroboh itu.
"Apa mungkin pelakunya orang dalam?" Sahut Helen sontak membuat Aluna meliriknya.
"Orang dalam? Tapi siapa yang bisa setega itu? Ini sama saja menghancurkan nama baik keluarga Wijaya, dan bisa mempengaruhi perusahaan, kalau perusahaan bermasalah kan yang dapat imbasnya mereka juga!" Balas Aluna.
"Benar juga yah? Kalau perusahaan bermasalah, investor menarik modal atau pemegang saham memutuskan kerja sama mereka, itu sama saja menggali kuburan sendiri!" Ucap Helen.
Aluna sedikit termenung memikirkan keadaan Arlan sekarang. Apa dia baik - baik saja dan juga tuan Wijaya, dia tidak boleh stress bisa membahayakan kesehatannya.
Suda 2 bula Aluna tidak bertemu dengan mereka. Entah seperti apa keadaan mereka. Tapi Aluna kembali menyadari kalau dirinya sudah bukan siapa - siapa dan sudah ada Nindia yang menemani di sisinya.
"Kamu baik - baik ajakan?" Tanya Helen mengelus bahu Aluna.
"Hhhfftt,,," menghela napas, Aluna mengatupkan gigi menatap Helen dengan yakin "Aku baik - baik aja!" Balasnya mengulas senyum.
Dia sudah memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri dan fokus merawat bayi dalam kandungannya.
'
'
'
"PLAK!!"
Arlan memukul keras meja kerjanya dengan wajah masam. "Kurang ajar, berani main - main dengan ku!" Ucapnya serak dan dingin.
"Pak, sepertinya pelakunya masih berhubungan dengan orang yang pertama kali menyebarkan rumor di konferensi pers 2 bulan lalu!" Sahut Kris mengutarakan isi pemikirannya.
"Em,, kamu benar orang itu bahkan hilang bagai di telan bumi!" Balasnya mengangguk.
"Lalu kita harus melakukan apa pak?" Tanya Kris dan Arlan terlihat termenung entah apa yang ada di pikirannya.
'
'
'
"Tok,, Tok,,"
Ketukan dari balik pintu sontak membuat Arlan dan Kris menoleh memecah keheningan diantara mereka.
"Maaf pak, para dewan direksi meminta bapak untuk segera ke ruang rapat!" Sahut sekretaris Arlan yang menggantikan posisi Nindia.
Arlan sedikit mengernyit sudah menebak maksud panggilan yang tujukan kepadanya.
"Baik!" Balasnya serak.
Sekretaris itu pun meninggalkan ruangan, sementara Kris hanya terdiam. Entah apa yang akan dilakukan Arlan, tapi yang pasti dari dulu dia punya pemikiran sendiri.
"Ikut aku ke ruang rapat!" Seru Arlan melangkahkan kakinya dengan lebar keluar ruangan di ikuti oleh Kris.
Wajahnya yang tampan nampak datar berjalan dengan tatapan lurus. Tubuhnya yang tinggi dan berbadan tegap kekar sangat berwibawa dalam balutan stelan jas hitam.
'
'
'
"Selamat siang semuanya!" Sahutnya membuka pintu lalu duduk di kursi putar khusus tempat pemimpin atau CEO.
Di dalam ruangan yang full AC juga cukup luas, di kelilingi dinding kaca yang menjulang tinggi berada di lantai 15, Arlan selaku CEO di temani Kris, bersama para dewan direksi termasuk Rama sedang duduk bersama.
"Maaf pak, kami harus memanggil bapak mendadak! Tapi, kami hanya ingin mengetahui titik terang dari rumor yang beredar luas di masyarakat!" Sahut salah satu dewan direksi.
"Benar pak, kami kira rumor 2 bulan lalu semakin mereda. Tapi sekarang malah semakin parah dengan munculnya foto - foto ini pak!" Ucap yang lain sambil memperlihatkan foto Arlan dan Nindia yang bertukar cincin.
Arlan menatap layar dengan wajah datar. Tidak terlihat sedang di selimuti emosi tapi justru tenang, saking tenangnya sulit untuk menebak isi kepalanya.
"Para pemegang saham khawatir pak, dengan tanggapan para masyarakat di luar sana. Mereka takut akan semakin mempengaruhi proyek - proyek kita dan imbas ke penurunan nilai saham!" Lanjut dewan direksi itu.
"Terima kasih telah mengeluarkan pendapat kalian. Saya meminta maaf kepada bapak dan para pemegang saham. Tapi ini masalah pribadi saya, tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan!"
"Kami tahu pak, kami takut para rival kita atau perusahaan yang sengaja ingin menjatuhkan kita akan mengambil kesempatan!" Balas dewan direksi itu dengan wajah terlihat khawatir.
Arlan sendiri masih terdiam menyimak pendapat - pendapat mereka. Sedangkan Rama terlihat meliriknya dengan tatapan dan senyuman licik.
"Betul pak! Proyek Family Residence saja baru dimulai setelah kemarin sempat tertunda. Bagaimana jika para calon konsumen akan membatalkan keinginan mereka dan memilih perusahaan lain?" Lanjut yang lain mulai sedikit menegang.
"Bapak mau pemegang saham menarik saham mereka? Jaman sekarang ada banyak perusahaan yang bersaing di luar sana! Jangan sampai kepercayaan mereka terhadap PT. PERKASA WIJAYA hilang, kita sendiri yang akan kena imbasnya!" Sahut yang lain sedikit memanas.
"Para dewan mohon tenang dulu! Saya yakin pak Arlan punya solusi!" Sahut Rama seakan menjadi penengah, sebenarnya ia merasa senang dengan adanya orang yang menyebarkan rumor itu, berarti besar peluangnya menggantikan posisi Arlan jika para dewan meminta Arlan meninggalkan posisinya.
"Sekali lagi atas nama pribadi saya meminta maaf karena sudah membuat kalian cemas. Saya Arlan Raden Wijaya selaku CEO berjanji akan menyelesaikan masalah ini secepatnya, dan akan memastikan proyek akan tetap berlangsung!" Balasnya serak.
"Dan perlu bapak ketahui, jangan terlalu percaya dengan orang yang mungkin terlihat baik atau dekat dengan kita!" Lanjutnya penuh penekanan. "Saya yakin ada orang yang sengaja ingin menjatuhkan saya!" Arlan merubah rautnya menjadi masam dan tatapannya tajam.
Para dewan sedikit terdiam dan saling melirik memikirkan akan kemungkinan yang di ucapkan Arlan. Sedangkan Rama sedikit mengerutkan dahi, ia tahu Arlan sering memiliki pemikiran sendiri.
Rapat selesai dan para peserta keluar ruangan begitu juga dengan Arlan dan Kris. Mereka kembali berjalan menuju ruangan.
"Pak, Pak Arlan?" Panggil Rama sontak Arlan menghentikan langkahnya menoleh ke arah Rama.
Arlan terlihat tenang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya menatap Rama yang berjalan mendekatinya.
"Kakak tidak apa - apa kan?" Lirihnya dan Arlan hanya mengangguk.
"Apa rencana kakak selanjutnya? Aku khawatir dengan kakak, kalau ada apa - apa atau butuh bantuan langsung beritahu Rama yah!" Lanjutnya dengan tatapan polos.
Arlan mengulas senyum kecil "Kamu fokus saja sama kerjamu!" Ucapnya menepuk kecil bahu Rama lalu kembali melanjutkan langkahnya yang lebar.
Rama menunggingkan senyum licik memandangi punggung Arlan yang terlihat lebar dan bidang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
apa Arlan udah curiga sama Rama ?
ayo Arlan dan Kris . jangan sampai kecolongan ...
2023-08-21
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kerjaan si demit rubah licik Nindia ..
ato kerjaan Rama yg pura2 bl00n padahal sebenernya mental garong ?
2023-08-21
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ahaaaiii .... 💯✅️ buat Neng Gemoy ... baju baru itu dari dr. Leo ... 💃💃💃
2023-08-21
0