_5 TAHUN LALU_
Arlan Raden Wijaya. Berusia 29 tahun yang merupakan CEO muda di salah satu perusahaan dalam negri yang bergerak di bidang konstruksi.
Berparas tampan, berkulit putih, memiliki mata yang sipit berwarna hitam. Hidungnya mancung dan bibir yang sedang.
Memiliki tinggi badan sekitar 180 cm dan berat badan 65 kg. Tubuhnya proporsional dan sixpack. Membuatnya banyak di kagumi lawan jenis.
Namun, diantara para gadis-gadis yang menawan itu. Arlan menjatuhkan pilihannya kepada sosok Aluna, yang saat itu berusia 22 tahun dan Arlan sendiri masih berusia 24 tahun.
Keduanya memutuskan menikah di usia muda dan sempat menggemparkan khususnya di kalangan para pengusaha dalam negri.
Arlan dan Aluna menjalani bahtera rumah tangga yang harmonis sambil menyelesaikan studinya.
Bahkan saat Arlan harus kembali keluar negeri untuk menyelesaikan pendidikan, Aluna rela menjalani LDR-an dan tetap menjadi istri yang setia untuknya.
Aluna masih merekam jelas bagaimana kejadian bahagia saat Arlan melamarnya di sebuah restaurant mewah 5 tahun lalu.
'
'
'
Kala itu, di sebuah ruangan private yang bernuansa biru muda. Ada ratusan lilin indah yang menghiasi setiap sudut ruangan, beberapa bunga mawar yang berwarna merah dan putih bertebaran di lantai.
Arlan sengaja booking satu ruangan penuh spesial untuk mereka berdua.
Saat itu, Arlan berlutut di depan Aluna dengan memegang kotak cincin berlian indah.
"Aluna. Maukah kau menikah denganku? menghabiskan sisa waktu dan menua bersamaku?" Arlan melamar Aluna dengan lembut dan penuh keyakinan.
Aluna cukup terkejut dengan lamaran itu. Juga sangat menikmati. Matanya sedikit berlinang menatap laki-laki yang sangat ia cintai sedang berlutut dihadapannya, lalu perlahan mengangguk mengulas senyum sebagai tanda menerima lamaran Arlan.
Begitu juga dengan Arlan, yang ikut tersenyum melihat reaksi Aluna. Lalu berdiri memeluk erat Aluna.
"Terima kasih!" Lirihnya mengeratkan pelukannya begitu juga dengan Aluna.
Rasa bahagia menyelimuti keduanya. Bahkan Aluna merasa mungkin saat itu dirinya menjadi satu-satunya wanita yang paling bahagia dimuka bumi ini.
2 Minggu setelah lamaran. Arlan dan Aluna menggelar pernikahan mewah yang di hadiri kerabat dan kolega bisnis Raden Wijaya.
Aluna tidak memiliki banyak kerabat. kedua orang tuanya sudah lama tiada. Selama beberapa tahun dia tinggal bersama dengan ibu sambung dan saudara tirinya yang bernama Nindia Sagita Putri.
Keluarga Arlan sangat menyayangi Aluna dan menganggapnya seperti putri sendiri.
Tidak ada kesulitan yang didapatkan selama berada bersama mereka.
Sehari setelah melangsungkan pernikahan. Aluna bersama Arlan langsung berangkat ke Paris untuk bulan madu.
'
'
'
Menara Eiffel, telah menjadi tujuan pertama mereka mengabadikan momen yang membahagiakan itu.
Malam itu, pemandangan kota sangatlah indah, ada jutaan cahaya lampu yang menyinari setiap sudut.
Aluna berdiri menatap puncak menara, tatapannya binar mengulas senyum merasakan pelukan dari kedua tangan Arlan yang melingkar di pinggangnya.
Saat itu Arlan memeluk Aluna dari belakang sambil ikut menatap puncak menara.
Selama beberapa saat mereka merasakan kehangatan itu. Meski bukan kali pertama mereka berlibur ke luar negeri. Tapi, momen itulah yang paling berkesan sepanjang sejarah liburan mereka.
"Honey. Apa kamu tahu perbedaan puncak menara dengan cintaku kepadamu?" sahut Arlan yang tiba-tiba sambil mengeratkan pelukannya.
Aluna sedikit mengernyit mendengar perkataan yang terlontar dari laki-laki yang resmi berstatus suami untuknya.
"Apa?" balasnya masih terus menatap puncak menara.
"Puncak menara Eiffel semakin tinggi semakin kecil. Sedangkan cintaku kepadamu semakin lama semakin besar!" Balas Arlan yang terkesan sedikit menggoda juga konyol.
Aluna seperti merasa sedang digelitik semakin melebarkan senyuman mendengar perkataan suaminya.
"Ih kok gombalan-nya gitu?" melirik wajah suaminya yang masih memeluknya dalam kehangatan.
"Hehehe!" kompak terkekeh.
Meski terdengar asal-asalan, tapi bagi orang yang sedang dimabuk asmara apapun akan terdengar romantis. Begitu juga dengan Aluna yang cukup menikmati gombalan konyol Arlan.
'
'
'
Malam itu, di dalam kamar hotel mewah yang bercat putih. Arlan yang hanya mengenakan celana training berwarna biru malam. Memperlihatkan setengah tubuh kekarnya, otot dadanya yang bidang serta otot perutnya yang sixpack bak roti sobek idaman para wanita terpampang memanjakan mata Aluna.
Perlahan Arlan mendekati Aluna yang telah terlentang di atas kasur. Mengenakan lingerie yang berbahan tipis berwarna putih, sehingga memperlihatkan bagian dalam tubuhnya walau hanya dengan menatap dengan mata telanjang.
Arlan menatap lekat setiap inci wajah Aluna yang berada dibawahnya sambil membelai lembut pipi istrinya yang terasa halus.
Sementara Aluna dari tadi mengalunkan kedua tangannya dileher suaminya. Keduanya beradu dalam tatapan selama beberapa saat.
"CUP!"
Aluna memejamkan mata merasakan dahinya sedikit dingin dan basah saat Arlan mengecupnya dengan lembut.
Arlan mengulas senyum melihat istrinya yang terlihat cantik dan menggemaskan. Perlahan Aluna membuka matanya, lalu ikut tersenyum menatap wajah suaminya yang tampan.
Tak cukup memberikan kecupan kecil di dahi Aluna. Arlan menurunkan pandangannya menatap lekat bibir ranum milik istrinya.
"Bisakah malam ini menjadi malam terindah untuk kita?" bisik Arlan menggoda sambil mengelus lembut bibir Aluna. Membuat Aluna sedikit merinding, lalu mengulas senyuman.
Rasa panas mulai menyelimuti keduanya saat itu. Tampa berlama-lama Arlan mendekatkan wajahnya meraup dengan lembut bibir ranum istrinya dan langsung disambut pemiliknya.
Keduanya cukup menikmati kelembutan itu satu sama lain. Semakin lama Arlan semakin agresif bahkan kedua tangannya mulai meraba bagian dada Aluna hingga bagian yang lebih intim membuat Aluna kembali merinding merasakan sentuhan itu. Kemudian perlahan ikut terpancing mengikuti gerakan dari suaminya yang sudah menjelajah penuh tubuhnya.
Napas keduanya memburu dan terus berlanjut ke adegan yang lebih intim sampai tumbuh keduanya saling merasakan kehangatan tanpa penghalang sehelai pun semakin menjadi kan mereka memanas.
'
'
'
Sinar matahari mulai muncul menghiasi seluruh kota Paris. Aluna menatap lekat wajah suaminya yang masih terlelap dalam balutan selimut berwarna putih.
Rasa bahagianya tidak dapat dia sembunyikan setelah kembali mengingat, momen malam panas yang mereka lewati.
Aluna mengulas senyum sambil menatap suaminya. Perlahan mengecup lembut dahi suaminya.
"CUP!"
Kecupan lembut itu sontak membuat Arlan membuka mata menatap Aluna yang baru saja ingin menarik wajahnya dari Arlan.
Aluna sontak menunduk malu menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah menyerupai tomat.
Rasanya seperti ingin bersembunyi dibawah kolong saat itu juga setelah dipergoki oleh Arlan, yang berpura-pura tidur saat dirinya diam-diam menciumnya.
Padahal yang dicium suami sendiri, tapi tetap saja cukup membuat Aluna tersipu malu. Dia bahkan takut jika dirinya terlihat seperti wanita murahan dimata Arlan.
Terdengar konyol, tapi itulah kenyataan yang ada dibenaknya. Wanita mana? setelah melewati hanya dalam waktu semalam saja tiba-tiba berubah menjadi agresif dan menyerang laki-laki lebih dulu.
Semakin memikirkan, semakin merasa kalau dirinya mungkin saja telah melakukan sesuatu yang berlebihan dalam waktu yang secepat itu.
Arlan menunggingkan senyum kecil melihat tingkah Aluna yang tiba-tiba menciut begitu saja.
Arlan menarik Aluna ke dalam dekapannya, membuat posisi mereka saat itu dimana Aluna berada di atasnya.
"Ah!" Aluna terkejut saat badannya tiba-tiba menimpah dada bidang yang berotot milik Arlan.
Kedua tangan Aluna menempel sempurna di dada Arlan. Lalu perlahan mulai mengangkat wajahnya menatap Arlan dan pandangan mereka bertemu.
Arlan memeluk erat tubuh Aluna menikmati kehangatan di pagi itu, sementara yang dipeluk hanya tersenyum membenamkan wajah di dada suaminya.
Tidak ada kata yang tepat selain bahagia untuk mereka saat itu. Bisa menikah dengan pilih sendiri dan orang yang kita cintai tentu menjadi keinginan semua orang.
Selama 1 minggu, mereka berada di Paris menikmati setiap momen honeymoon yang indah.
Mereka mengunjungi beberapa tempat yang indah, mencoba beberapa kuliner, terkadang berbincang ringan dengan orang - orang yang mereka temui.
Waktu seminggu sebenarnya bisa dibilang cukup singkat bagi mereka. Tapi, mereka harus mengakhiri honeymoon indah itu dan kembali untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah beberapa hari menanti.
Meski terkesan singkat juga sedikit terburu-buru. Setidaknya Aluna berhasil mengabadikan beberapa momen mereka melalui foto bersama bahkan ada beberapa clip pendek yang dia simpan di ponselnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
mulai typo typo kak .... 🤭
2023-08-21
0
Alta💕
semangat kk
2023-07-25
1
kama
Semangat ka author!
2023-07-19
1