Sarang Cinta Sang Mantan

Sarang Cinta Sang Mantan

Awal Cerita

Neyla yang usianya 35 tahun tengah dikhawatirkan dengan kondisi anaknya yang sering kambuh secara tiba-tiba. Neyla kelimpungan karena terkadang anaknya harus bolak balik ke rumah sakit untuk dilakukan penangan soal penyakitnya. Lebih lagi dengan kondisi keuangan yang semakin menipis, membuatnya seperti orang frustrasi.

Bahkan, Neyla begitu setres ketika dirinya harus kekurangan uang. Lebih lagi dirinya harus menyembunyikan pekerjaannya dari sang suami dan ibunya, juga anaknya yang berusia 15 tahun menderita lupus.

Dengan nekad dan terpaksa harus bertahan dengan kebohongan, Neyla tetap bekerja menjadi wanita kupu-kupu malam.

"Kamu mau pergi kemana, Ney?" tanya sang suami memergoki istrinya yang sudah berpakaian rapi.

"Aku ada shif malam. Sepertinya aku pulang pagi. Kalau Viro dan Mama mencari aku, bilang aja kalau aku sudah berangkat kerja," ucap Neyla dengan terpaksa berbohong kepada suaminya sendiri.

"Memangnya kamu gak libur? ini kan, malam minggu."

"Aku dapat telepon dari Bos, dan aku harus segera datang!" jawab Neyla beralasan.

"Aku antar kamu ya,"

"Enggak perlu. Aku bisa naik ojek. Lebih baik kamu jaga Viro, takutnya nanti nyari kamu. Ya udah ya, aku berangkat," jawab Neyla yang langsung pamit pergi.

Sampainya di tempat club yang sudah dijadikan tempat kerjanya untuk menerima pelanggan, Neyla sudah datang dan siap untuk mendapatkan uang seperti biasanya.

'Maafkan Mama ya, Vir. Mama terpaksa melakukan semua ini demi kamu, agar kamu sembuh dan bisa diobati,' batin Neyla yang tidak mempunyai pilihan lain.

Di sudut ruangan, Neyla cukup lama duduk sendirian, dan posisinya dapat ditangkap oleh pemilik Club, yakni Mami Vira.

"Neyla, kamu sudah datang rupanya. Mami kira gak mau datang," ucap Mami Vira.

"Aku butuh uang, Mam." Kata Neyla dengan lesu.

"Tenang saja, Mami sudah menyiapkan pelanggan yang sangat spesial untuk kamu. Bayarannya gede, resiko juga gede, gimana, kamu mau, 'kan?"

"Resikonya gede, memangnya resiko yang gimana, Mam?" tanya Neyla penasaran.

"Mami ada pelanggan dadakan tadi, dan semua sudah ada jobnya masing-masing. Makanya Mami langsung menghubungi kamu, dan memberi tawaran sama kamu. Gimana, kamu mau?"

Neyla mengangguk.

"Kamu harus memuaskan pelanggan kamu yang satu ini. Kalau pelanggan mu puas, maka kamu akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Tapi, kalau pelanggan kamu kecewa, cuma dapat dua puluh persennya saja. Itupun kita bagi dua." Kata Mami Vira menjelaskan.

"Dua puluh persen dibagi dua, Mam?" tanya Neyla kembali memastikan.

Mami Vira mengangguk.

"Benar. Cuma dua puluh persen, lalu kita bagi dua kalau kamu sampai gagal memuaskan pelanggan. Gimana jawaban kamu, apakah mau menerimanya?"

Neyla yang mendapat pertanyaan dari Mami Vira, ia mencoba untuk berpikir lagi. Takut gagal, itu sudah pasti.

"Makanya itu, kamu harus bekerja keras. Kalau kamu mau, malam ini waktunya kamu melayani pelanggan, gimana? mau atau tidak? namanya juga mencoba, apa salahnya, iya 'kan?"

Neyla berpikir sejenak untuk menerima tawaran dari Mami Vira. Setelah dipikir dengan matang, Neyla menyetujuinya. Kesepakatan pun telah diterima. Kini saatnya Neyla untuk bersiap-siap melayani pelanggan.

Didalam kamar hotel, tepatnya tidak jauh dari club, letaknya bersebelahan. Jika ingin memesan dengan tempat yang lebih leluasa, hotel lah tempatnya. Neyla sudah siap untuk melayani pelanggan dengan lelaki yang siap membayarnya dengan mahal.

Dengan pencahayaan yang tidak begitu terang, sulit untuk melihat dengan jelas satu sama lainnya sesuai kesepakatan.

Neyla yang sudah siap melayani, tidak menunggu lama akhirnya pintu kamar hotel dibuka, pun langsung dikunci oleh lelaki yang siap dilayani oleh Neyla. Pawakan seseorang yang baru saja masuk kamar hotel, membuat detak jantungnya tidak karuan.

Perlahan, Neyla menyambutnya dengan hangat, kedua tangannya saja tidak berhenti untuk melakukan tugasnya sebagai mana melayani pelanggan.

Seketika, lelaki yang menjadi pelanggan Neyla seperti mendapat arus sengatan listrik dari ujung jari jemarinya hingga menjulur di bagian anggota tubuh yang lainnya seolah ada yang berbeda.

Semakin lama semakin panas permainannya, sosok Neyla memperlakukan Zavan dengan lembut dan penuh gairah. Bahkan, semakin menggebu dan ingin menuntutnya lebih dan lebih ke hal yang sensitif. Bahkan, Zavan sendiri tidak menyadarinya karena sudah terhanyut dari nafsunya yang semakin memuncak hingga pada dititik akhir dari pelepasannya sampai keduanya terkulai lemas dan tidur dalam balutan selimut dengan tubuh yang sama polosnya.

Tanpa disadari ketika bangun tidur, Neyla dikejutkan dengan penampakan yang tidak begitu asing dalam ingatannya. Tubuh Neyla mendadak gemetaran saat mengetahui lelaki yang sudah ia layani dalam semalaman.

"Zavan." Gumamnya seperti tidak percaya dengan apa yang ia lihat dengan jelas.

Neyla yang sudah dihantui dengan perasaan takut, ia langsung bergegas memunguti pakaiannya dan segera ia kenakan. Kemudian, Neyla segera pergi dari hotel tersebut agar tidak ketahuan oleh mantan kekasihnya.

Setelah Neyla pergi dari kamar hotel, Zavan terbangun dari tidurnya. Seketika, kaget karena tidak mendapati perempuan yang sudah melayaninya didalam ruangan kamar hotel.

Zavan menjadi penasaran dan akhirnya meminta sama orang kepercayaannya untuk mencari keberadaannya. Sekalian menjemput paksa.

Dilain tempat, Neyla yang baru saja pulang ke rumah, pikirannya campur aduk. Ingatannya kembali saat melihat sosok Zavan di kamar hotel. Suaminya memanggilnya saja, pun tidak menyahut.

"Neyla. Ney. Neyla!"

Satu kali, dua kali, masih saja tidak menyahut. Dengan terpaksa, suaminya memanggilnya terdengar membentak saat merasa geram kepada istrinya yang sama sekali tidak merespon ketika dipanggil.

"Iya. Ada apa, ada apa memangilku?" tanya Neyla dengan gugup, pikirannya masih pada Zavan.

"Kamu kenapa? dari tadi aku memanggil kamu. Tapi, kamu tetap saja tidak menyahut. Kamu sedang tidak ada masalah, 'kan?" tanya sang suami.

"Em- gak ada. Aku cuma ngantuk aja. Soalnya semalam itu, kerjaan aku padat banget. Juga, banyak acara sesama klien. Oh ya, gimana dengan Viro, baik-baik saja, 'kan?"

"Sudah aku bilang, tinggalkan pekerjaan kamu itu. Kalau hanya menjadi beban berat buat kamu, kasihan kesehatan kamu. Untuk pengobatan Viro, kita lakukan semampunya. Sudahlah, sana segera mandi, biar badan kamu enakan." Ucap sang suami, Neyla hanya mengangguk, dan dirinya masih belum bisa untuk bicara. Takutnya akan salah menjawab pertanyaan dari suaminya.

Lebih lagi pikirannya sedang tidak karuan, tentu saja harus berhati-hati ketika berbicara dengan suami, juga anak maupun ibunya.

Neyla yang baru saja melepas pakaiannya, kembali teringat dengan kejadian panas dalam satu malam bersama mantan kekasihnya dulu. Sungguh, pertemuan yang tida disangka, dan seperti mimpi belaka.

"Ada apa dengan pertemuan yang semalam? kenapa aku bertemu lagi dengannya? susah payah aku mencoba untuk melupakan dirinya, justru sekarang aku dipertemukan lagi." Gumamnya didepan cermin sambil mengingat saat Zavan mengatakan kata-kata manis pada dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!