Zavan yang benar-benar penasaran dan ingin mengetahui wanita yang sudah melayaninya, tidak menunggu lama, alamat yang diberikan oleh Mami Vira, pun sudah berada di tangan orang kepercayaannya. Tentu saja, Zavan harus membayarnya lagi sebagai upah memberi petunjuk.
Neyla yang baru saja keluar dari rumah, tiba-tiba ada seseorang yang menculik dirinya saat sedang jalan kaki untuk pergi entah kemana, dan kedua orang tersebut langsung membawanya ke rumah Zavan. Neyla sama sekali tidak bisa memberontak, lantaran tenaganya yang lemah, dan tidak mampu untuk melawan. Bahkan, mulutnya saja tengah disumpal dengan kain.
"Ini, Tuan. Ini orangnya yang Tuan inginkan," ucap orang kepercayaannya.
Neyla sendiri memilih menunduk, dan sama sekali tidak mendongak. Karena penasaran, Zavan mendekatinya, dan mengangkat dagunya.
Alangkah terkejutnya saat melihat perempuan yang ada di hadapannya, yang tidak lain adalah mantan kekasihnya dimasa lalu.
"Kamu!"
Zavan langsung membuang napasnya dengan kasar. Pertemuan yang tidak pernah disangkakannya, kini telah dipertemukan kembali setelah beberapa lamanya.
Saat itu juga, Zavan langsung memeluk erat tubuh Neyla. Sedangkan Neyla sendiri terasa sesak untuk bernapas karena ulah Zavan yang sudah menghambat pernapasannya efek mendapat pelukan yang begitu erat.
Neyla sendiri merasa heran dengan sikap Zavan. Bukannya marah atau meluapkan kekesalannya, justru Zavan sama sekali tidak menunjukkan kemarahannya soal masalah yang pernah ada dimasa lalunya.
"Lepaskan! lepaskan aku, napas ku sesak, tau!" bentak Neyla yang kesulitan untuk bernapas.
Zavan yang menyadari jika dirinya tengah memeluk erat tubuh Neyla hingga sulit untuk bernapas, langsung melepaskannya. Kemudian, Zavan menatap lekat wajah Neyla yang masih terlihat cantik, sama seperti dulu. Hanya usia yang tak lagi muda.
"Neyla, aku sangat merindukanmu. Kenapa kamu menghilang setelah menikah? apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi? apa kamu sudah melupakan aku?" tanya Zavan yang memberondong banyak pertanyaan.
Neyla masih diam. Dirinya bingung harus menjawabnya apa. Ingatannya pun kembali dimasa lalunya, masa-masa saat menjalin hubungan asmara dengan Zavan.
"Kenapa kamu diam, Ney? apa kamu sudah lupa denganku?" tanya Zavan kembali.
Lagi-lagi Neyla diam, namun arah pandangannya masih menatap wajah Zavan yang masih terlihat tampan, meski usianya sudah hampir empat puluh tahun.
'Benarkah yang dia katakan tadi? Zavan masih merindukan ku? apakah tandanya masih mencintaiku? Dia gak lagi bercanda, 'kan?' batin Neyla bertanya-tanya mengenai ucapan yang dilontarkan oleh Zavan.
Tanpa ragu, Zavan meraih tangan miliknya Neyla. Kemudian, ia memeluknya lagi, hanya saja tidak begitu erat. Neyla sendiri seperti hilang akal, dan justru membalas pelukan dari Zavan.
"Neyla, aku sangat merindukanmu. Sudah sekian lama aku mencari keberadaan kamu, tapi aku tidak mendapatkannya. Kini, akhirnya kita dipertemukan lagi, Ney." Kata Zavan sambil mengusap punggung miliknya Neyla.
Dengan pelan, Neyla melepaskan pelukannya. Kemudian, keduanya saling menatap satu sama lain.
"Aku masih punya suami, dan juga anak. Maaf, aku harus pulang. Lupakan kejadian yang semalam, anggap saja kalau kita tidak pernah bertemu. Aku malu, malu jika bertemu denganmu. Aku sudah pernah menyakiti kamu, dan aku tidak akan mengulanginya lagi," ucap Neyla yang tidak ingin masalah bertambah besar.
Seketika, Zavan langsung menyambar tangan miliknya Neyla, dan menariknya hingga membentur dada bidangnya hingga jatuh ke pelukan Zavan.
"Aku sudah memaafkan kamu. Juga, aku tidak mempermasalahkan kamu yang sudah menikah. Namun, perasaan ku tidak bisa bohong, kalau aku masih mencintaimu. Aku tidak peduli dengan status mu yang sudah menikah, aku hanya butuh bertemu denganmu ketika aku merindukanmu, NeY." Kata Zavan sambil memeluk Neyla.
"Aku harus pulang, ada anakku yang sedang menungguku. Aku mohon, izinkan aku pulang," ucap Neyla yang teringat jika dirinya pamit untuk membeli sesuatu untuk anaknya.
Zavan melepaskan pelukannya.
"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan sesuatu untukmu."
"Sesuatu, apa itu?" tanya Neyla penasaran.
"Tunggu saja, aku akan mengambilkannya untukmu," jawab Zavan, dan pergi untuk mengambil sesuatu untuk Neyla.
Setelah diambil, Zavan kembali mendekati Neyla.
"Ini ada ponsel dariku, kamu pakai ini. Agar kita bisa berkomunikasi dengan lancar, kamu mau menerimanya 'kan?"
Zavan sambil menyodorkan sebuah ponsel yang cukup mahal harganya.
Neyla sendiri merasa enggan untuk menerimanya. Takut, itu sudah pasti.
"Tidak usah. Ponselku masih bagus, dan masih layak pakai. Berikan saja nomor ponselmu, nanti aku yang akan menghubungi kamu duluan," jwab Neyla beralasan, lantaran tidak ingin menambah masalah, pikirnya.
"Aku tidak hafal dengan nomor ponselku. Jadi, terima saja. Kamu bisa beralasan kalau ponsel kamu rusak," ucap Zavan yang justru memberi saran kepada Neyla.
Karena takut Zavan marah dan menahan dirinya, Neyla tidak mempunyai pilihan lain selain menerima ponsel pemberian dari mantan kekasihnya dulu.
"Baik. Aku terima pemberian darimu. Sebelumnya aku ucapkan banyak terima kasih. Juga, sekalian aku mau pamit, aku takut jika anakku mencari ku. Soalnya aku tadi pamitnya beli susu segar, takutnya membuat anakku menunggu lama," jawab Neyla dengan terpaksa menerima pemberian dari Zavan.
Zavan tersenyum kepada Neyla.
"Biar supirku yang akan mengantarkan kamu. Sekalian, mengajakmu belanja kebutuhan anakmu. Anggap saja kalau aku memberi bonus yang semalam, oke!" ucap Zavan dengan senyumnya yang terlihat menggoda.
Neyla terasa tersentak dengan ucapan dari Zavan. Ia menyadari jika dirinya tidak lain seorang wanita penghibur, dan seperti wanita murahan.
"Mulai hari ini, kamu harus berhenti dari pekerjaan mu. Aku tidak lagi mengizinkan mu melayani laki-laki lain di luaran sana. Cukup layani aku, dan aku akan memberikan semuanya padamu. Jika kamu menolak, jangan salahkan aku, jika aku akan membongkar pekerjaan kamu di hadapan keluarga mu, terutama anak dan suamimu."
Neyla langsung melotot mendengar ancaman dari Zavan. Sungguh, semua di luar dugaannya. Namun, dirinya merasa ada benarnya jika terlibat dengan satu orang daripada harus terlibat dengan banyaknya lelaki yang menjadi pelanggannya. Tetapi semua itu tidak mudah, pikirnya.
Neyla masih diam, dirinya bingung harus menjawabnya apa. Lebih lagi si Zavan memberinya ancaman, tentu saja tidak mudah baginya jika harus menolak.
"Kenapa diam? apa kamu tidak mau menerima tawaran dariku?" tanya Zavan kembali.
"Aku minta maaf. Aku gak bisa menerima tawaran darimu. Aku mau berhenti dari pekerjaan ku. Maaf. Jangan paksa aku untuk menjadi pelanggan mu. Aku akan menyudahi pekerjaan ku yang hina ini. Aku akan mencari pekerjaan lain, dan tidak akan merepotkan mu," jawab Neyla yang akhirnya memilih untuk menolak dengan cara memberi alasan yang masuk akal, pikirnya.
"Baiklah, jika kamu menolak tawaran dariku. Tapi ingat satu hal, sampai ketahuan kalau kamu menerima pelanggan selain diriku, maka kamu akan menerima akibatnya. Jadi, pikirkan baik-baik. Kalau kamu membutuhkan uang besar, hubungi aku. Terserah itu ponsel, mau kamu pakai atau tidak, yang jelas itu ponsel kamu gunakan untuk menghubungi ku. Nomor teleponku sudah ada didalamnya, dan sangat mudah untuk kamu cari," ucap Zavan dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Neyla sendirian.
Kemudian, dua orang suruhan Zavan datang untuk mengantarkan Neyla belanja dan pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments