Dengan emosinya yang memuncak, dan otak yang terasa mendidih hingga kebun ubun, Naren langsung mendekati Neyla dan Zavan.
Karena dengan situasi yang sangat rumit, Zavan maupun Neyla tidak bisa berkutik sama sekali. Sungguh sangat memalukan ketika dirinya tertangkap basah oleh suaminya sendiri tengah berhubungan intim dengan mantan kekasihnya dulu.
Zavan yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi, pun pasrah dengan nasibnya yang tengah tertangkap basah oleh beberapa saksi yang dibawa oleh Naren.
Sebuah amarah yang sudah meluap ke ubun-ubun, Naren langsung melayangkan sebuah tinjuan tepat ke sudut bibirnya dan melesat di bagian rahang miliknya Zavan.
BUG!
Sekali pukulan, langsung membuat Zavan meringis kesakitan. Bahkan, di sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
Tidak ingin ada keributan semakin berlanjut, beberapa orang langsung memisahkan Zavan pada Naren.
"Hebat! hebat! kalian berdua. Berarti selama ini dugaan ku benar. Kalau kalian telah bermain di belakangku. Benar-benar sangat menjijikkan. Cuih! kalian berdua sama sekali tidak bermoral." Bentak Naren dengan emosi yang sudah memuncak.
Neyla yang masih dalam balutan selimut dengan tubuh polosnya, sama sekali tidak bisa berkutik, termasuk Zavan.
Sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar, hanya menahan kekesalannya saat dirinya tertangkap basah tidak hanya satu orang, namun lebih, pikirnya.
Dengan memilih diam, Zavan berharap segera meninggalkan kamar hotel.
Saat itu juga, Zavan segera diminta untuk mengenakan pakaiannya, begitu juga dengan Neyla yang masih dengan tubuh polosnya. Sedangkan Naren yang malas berurusan dengan Zavan, dirinya membiarkannya pergi. Masa bodoh, pikirnya.
Masih dikuasai dengan emosinya, Neyla yang baru saja mengenakan pakaian, tanpa peduli langsung menarik tangannya dan memaksanya pulang.
Dengan kecepatan tinggi dan tidak peduli dengan arus kendaraan yang saling berlawanan, Naren terus menambah kecepatannya yang dipenuhi amarah dan emosi yang memuncak karena perbuatan istrinya yang berselingkuh di belakangnya.
Suami mana yang tidak murka dan marah besar saat melihat istrinya tengah bersetubuh dengan lelaki lain, pastinya emosinya meledak. Bahkan, tidak peduli dengan kecepatan laju kendaraan, Naren terus melajukan mobilnya meski harus mengalami kecelakaan.
"Mas! Mas! jangan kebut-kebutan. Nanti kita kecelakaan, Mas. Mas! berhenti." Teriak Neyla histeris ketakutan karena suaminya mengendarai mobil dengan kecepatan sangat tinggi hingga sampai di depan rumah.
"Aw!" pekik Neyla kesakitan saat keningnya terbentur sangat kuat.
Naren mengatur napasnya yang terasa sesak dan juga panas. Emosinya masih sulit untuk dikendalikan. Napasnya pun tidak beraturan, melebihi orang yang tengah berlari dengan cepat.
Neyla sendiri masih tertunduk malu. Dirinya sama sekali tidak berani turun dari mobil, takut ibunya maupun anaknya sendiri mengetahui perbuatannya yang tengah berselingkuh dengan mantan kekasihnya bernama Zavan.
Naren yang sudah tidak sabar untuk menunjukkan keburukan istrinya, pun segera melepaskan sabuk pengamannya.
Setelah itu, ia segera turun dari mobil. Kemudian, mendekati istrinya untuk membuka pintu mobil. Tanpa peduli siapa yang sedang ia hadapi, Naren langsung menarik paksa tangan istrinya.
Neyla yang belum mempunyai kesiapan untuk bertemu ibunya, juga putranya, belum juga melepaskan sabuk pengamannya. Naren sendiri yang sudah marah besar, langsung menyambar sabuk pengaman dan melepaskannya.
"Mas, aku mohon, jangan beritahu Mama aku dulu. Aku mohon, Mas. Aku takutnya nanti Viro dengar dan tahu yang sebenarnya. Kasihan Viro, Mas." Mas, aku mohon. Aku mengaku salah, dan aku jujur di depan Mama, tapi tidak untuk Viro," ucap Neyla sambil merengek dan memohon kepada suaminya agar tidak mengatakan di depan anaknya yang terutama, karena Neyla takut jika kondisi fisik anaknya akan drop.
Naren membuang napasnya dengan kasar. Saat itu juga, Naren tidak peduli dan langsung menarik paksa tangannya Neyla.
Neyla yang menolak, pun berusaha agar suaminya kesulitan untuk menarik tangannya. Naren sendiri tidak peduli, ia terus menarik tangan istrinya meski sedikit terseret karena Neyla mencoba untuk menahan dirinya agar suaminya tidak bisa menarik tangannya.
Naren yang sudah kesal dan otaknya serasa ingin meledak, akhirnya melepaskan tangannya. Tetap saja, Naren memanggil ibu mertuanya untuk bertemu dengan Neyla.
"Kok, kamu sendirian? Neyla dimana, Ren? katanya kamu mau menjemput Neyla, kok gak bareng."
"Neyla ada di luar, Ma. Neyla yang ingin bertemu Mama, ada hal penting. Viro sudah tidur 'kan, Ma?"
"Viro udah tidur, katanya kecapean. Memangnya Neyla kenapa? kok, gak ikutan masuk."
"Nanti Mama akan tahu sendiri," jawab Naren dan balik badan, kemudian keluar.
Ibunya Neyla yang penasaran dan juga cemas karena takut terjadi sesuatu kepada anak perempuannya, pun ikut Naren keluar dari rumah.
Dilihatnya Neyla yang sudah duduk di dekat pot bunga sambil menangis sesenggukan dengan posisi menunduk dan meringkuk sambil memeluk kedua kakinya.
Sang Ibu yang khawatir dan juga cemas, segera mendekatinya. Kemudian, ibunya susah payah untuk berjongkok. Sedangkan Naren sendiri memilih untuk tetap berdiri.
Dengan hati-hati, ibunya Neyla memegangi kedua lengannya.
"Neyla, kamu kenapa, Nak? kok duduk disini," Sang Ibu pun bertanya soal keberadaan putrinya.
Neyla masih menunduk dan sama sekali tidak berani untuk mendongak, yakni menatap wajah ibunya.
"Neyla, jawab pertanyaan Mama. Kamu gak perlu bersandiwara memelas begitu. Ayo jelaskan semuanya sama Mama, tidak perlu kamu tutup tutupin." Timpal Naren ikut bicara, lantaran sudah merasa dongkol dan juga jijik atas perbuatan istrinya.
"Neyla, kamu kenapa? ada apa denganmu? kenapa Naren kedengaran marah dengan mu, Nak? ayo, ceritakan sama Mama. Neyla, ayo tatap wajah Mama."
Neyla masih diam, ia takut jika ibunya juga ikutan marah besar seperti suaminya.
"Putri Ibu telah ketahuan bersama laki-laki lain di kamar hotel," ucap salah seorang yang menemani Naren untuk menggerebek.
Saat itu juga, Ibunya Neyla sangat terkejut mendengarkannya. Sungguh sangat menjijikkan untuk didengar.
"Apa! kamu ketahuan di kamar hotel, Ney? ayo! jawab."
Neyla mengangguk, yakni tanda mengakui kesalahannya. Ibunya begitu shock mendengar penuturan dari putrinya yang telah bermain kotor dengan lelaki lain.
Neyla memberanikan diri, ia mendongak dan menatap wajah ibunya dengan wajah sudah sembab karena sedari tadi masih terus menangis.
"Mama benar-benar kecewa sama kamu, Ney."
"Aku terpaksa, Ma. Apa yang aku lakukan ini demi Viro, Ma. Demi kesembuhan Viro."
PLAK!
Dengan emosi, ibunya Neyla langsung menamparnya karena begitu kecewa saat mendapati putrinya tengah berselingkuh dengan lelaki lain. Lebih lagi ketahuan oleh Naren, suami Neyla sendiri, tentu saja aib yang sangat memalukan.
Neyla yang mendapat tamparan dari ibunya yang sangat kecewa atas perbuatannya, ia menahan perih dan sakit.
"Mama benar-benar tidak pernah menyangka atas perbuatan kamu, Ney. Mama sangat kecewa, kamu sudah lupa diri hingga menjadi seperti ini," ucap ibunya penuh kekecewaan atas pengakuan dari putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments