"Tetap saja, kalian saudara," tegas Vivi. "Ehm, Afja, jika kau tinggal di sini berarti paham tentang herbal. Candy belum pernah mencoba metode ini. Apakah ada obatnya?" imbuhnya, si pelaku perundungan masa lalu Afja.
"Aku ada di sini bukan berarti menetap. Mengenai herbal untuk diabetes, pasti ada obatnya karena Allah menciptakan makhluknya untuk menjadi berguna, bermanfaat bagi lainnya. Bukan merusak," sindir Afja lagi, kesal dan memilih berlalu dari sana.
Afja menuju halaman belakang kediaman pak Temul yang disulap menjadi greenhouse sederhana untuk budidaya Krisan dan tangkur gunung tempo hari.
Melihat bunga segar adalah healing termurah bagi Afja, sebab panca inderanya seakan menemukan oase untuk kembali aktif setelah penat dan lelah menyergap raga.
Vivi kehabisan kata, dia harus mencari cara untuk membantu karibnya agar kebutaan tak lagi menjadi ancaman.
Afjameha Manorama kian sibuk sebab produksi jamunya mulai naik signifikan. Kali ini, Afja harus mencari pasokan lemon lokal dengan kualitas baik agar ramuannya sempurna.
"Kalau lemon gak ada, bisa diganti jeruk nipis yang mengandung banyak air tapi takarannya dikurangi. Perasan lemon adalah hal penting, jangan sampai dia merusak komposisinya," terang Temul, mengingatkan Afja akan satu bahan rahasia ini.
Kunyit, irisan lemon, jahe, madu adalah bahan utama jamu singset. Afja menambahkan perasan lemon, dan sereh ke dalamnya tanpa SidoGeni ketahui. Selain untuk detoks, pembersih saluran pencernaan, juga berguna meningkatkan Imun tubuh. Bonusnya adalah, bau badan berkurang, kulit pun cerah alami.
"Oke, Pak. Masker dan teh akan di luncurkan sendiri atau gimana?" tanya Afja untuk dua produk andalan lainya.
"Kamu nanya?" jawab temul sambil terkekeh.
Afja memanyunkan bibirnya, dia lalu membuka buku ramuan Mak Beken lagi. Di buku ini bukan hanya berisi resep tapi cara untuk memasarkannya tanpa ada yang bisa meniru. Afja harus mencobanya lagi.
...***...
Enam bulan berikutnya.
Afjameha harus ke SidoGeni untuk perpanjangan masa kontrak percobaan dalam satu tahun. Dia mengajak Fasraha yang sudah bebas iddah sejak lama tapi selalu mengurung diri.
"Ibu sangat cantik, juga sehat. Temani aku menemui Pak Shin," ajak Afja.
"Malu, ibu cuma orang kampung," jawab sang mama.
"Semua dari kampung, kok. Ayo," kata Afja, memaksa ibunya agar tahu apa yang dia kerjakan selama ini.
Fasraha melihat perubahan kampung temulawak yang dulu monoton kini menjadi sangat indah hingga membuat dia terharu.
"Afja, indah sekali. Hijau dan subur, kamu ngerjain ini?" tanya Fasraha dengan mata berbinar.
"Pak Temul yang modalin. Aku cuma sumbang ide dan promosi saja," kekeh Afja, saat akan masuk ke ojol sewaannya.
Sesampainya di SidoGeni.
Shin menjelaskan ulang kontrak di depan Afja dan lawyer mereka. Kali ini Shin menawarkan apakah Afja akan meluncurkan inovasi atau launching produk lainnya.
"Saya ada dua produk kecantikan. Saling menyempurnakan dengan AfeSlim. Silakan untuk di pre test talent dulu," ucap Afja menyodorkan kotak berisi beberapa sampel masker dan Krisan kering.
"Baik, Nona. Akan aku sampaikan ke pimpinan," imbuh Shin, menerima kotak yang Afja serahkan.
Pertemuan pun selesai. Afja dan Fasraha keluar ruangan tapi malah bertemu Samagaha di ruang tunggu lift. Mereka lalu berdiri bersisian.
Awalnya Sam tidak memperhatikan sosok wanita ayu yang berdiri disampingnya. Dia sibuk membahas sesuatu dengan sekretaris cantik nan wangi.
"Ehheemm." Shin memberi kode.
Afjameha Manorama tak peduli, dia asik membalas chat Jaheni. Sementara Sam, lebih peka. Dia melirik sekilas rekan bisnis belianya.
"Sudah jutawan, hape masih kentang aja," sindir Sam tak menoleh ke arah Afjameha.
"Kata Rosulullah, pakailah barang-barang sesuai kegunaannya. Tidak perlu ganti meski memiliki dana lebih jika manfaatnya sama ... Anda tahu Frugal living, bukan? mengedepankan value for money seperti ajaran Rosulullah," tegas Afja. Dia pun enggan menoleh ke arah Sam.
"Uhuk." Shin cengengesan di belakang Sam. Baru kali ini ada yang berani menjawab sindiran petinggi SidoGeni selain Aluna.
"Afja!" tegur sang mama tepat saat pintu lift membuka.
Fasraha menduga pria tersebut adalah orang penting dan sikap Afja tidak sopan padanya. Afja masuk lebih dulu ke dalam lift, dia menatap Sam tajam sebab mengkritisi gaya hidupnya.
Samagaha Ziyan, terkejut kala melihat penampilan detail Afja dari depan. Dia mengenakan rok motif kotak kecil di bawah lutut berwarna abu dipadu dengan blus hitam yang pas di tubuhnya. Rambut keriting itu tiada lagi, menyisakan gelombang natural terlebih saat menjuntai menutup sebagian wajah nan hampir bebas jerawat.
"Gak mungkin. Itu kamu, kah?"
"Bukan mahram," ucap Shin, berdiri di depan Afja, menghalau pandangan lekat Sam.
Ting. Suara lift milik petinggi pun terbuka. Sam melirik tajam sang asisten. Dia tersenyum dan membungkuk untuk Fasraha yang dia duga ibu Afjameha.
"Wanita itu, benar, beliau orang yang sama. Ibunya."
Beberapa saat setelah mengantar Afja dan Fasraha ke lobby, Shin kembali ke lantai atas dan menyerahkan sebuah kotak ke meja Sam.
"Bos, produk penunjang AfeSlim. Masker kayaknya. Uji talent dan kelayakan atau bagaimana?" tanya sang asisten.
"Lakukan saja," jawab Sam singkat seperti biasanya.
Dia lalu memutar kursi menghadap jendela. Bayangan wajah Afja, tatapan tajam mata indah itu disertai ucapan tegas, membuat Sam terusik.
"Masih sangat jelas, aku selalu mengingatmu. Tapi, kau pasti lupa."
"Kini kamu mulai berubah cantik meski judes," gumam Sam. Dia tak menyadari bahwa Shin masih berdiri di sisi mejanya tengah merapikan sampel.
"Jangan jangan dulu. Janganlah diganggu. Biarkan saja, biar duduk dengan tenang."
"Senyum senyum dulu, senyum dari jauh. Kalau dia senyum tandanya hatinya mau." Shin malah menyanyikan sebuah lagu hits.
"Koplo dianut si koplak?" cibir Sam menanggapi sindiran Shin.
"Jangan jangan dulu," sambung Shin, acuh terhadap cibiran Sam.
Samagaha memutar kursi dan melempar sepatunya ke arah pintu.
Bluk.
"JANGANLAH DI gangg--! setdah, kaget gue!" ucap Shin, terbahak seraya menutup pintu.
"Lambe," gerutu Sam menghela nafas panjang.
Dia lalu membuka laptopnya, laporan dari anak buah Shin terhadap perkembangan kampung jamu di cermati oleh Sam. Diam-diam petinggi SidoGeni mengagumi langkah si gadis belia itu. Sam lalu memasang beberapa foto juga story di medsos pribadi dengan caption ~Gadis belia, berdaya. Keren @kampungjamu~. Akibat postingan duda tampan, kolom komentar dibanjiri kaum pemuja duren mateng tersebut.
"Kamu cerdas, Afja," puji Sam sambil mengusap dagunya dan melihat progres konten yang baru dia unggah.
Samagaha tak membalas komentar mereka, sehingga warganet mengunjungi laman medsos milik komunitas Afja, dan berimbas pada algoritma akun kampung jamu, kunjungan, bahkan follower yang bertambah signifikan. Petinggi SidoGeni membantu Afjameha secara sembunyi.
Sam lalu meminta bagian pengiklanan mengirimkan beberapa hampers untuk di review oleh para praktisi kesehatan bahkan meng-endorse artis viral di Toktok. Sebagai langkah promosi yang telah di sepakati.
Pembicaraan warganet terhadap destinasi Eco wisata herbal yang indah di pinggiran Jakarta, mengundang perhatian Malaseka dan Ben. Keduanya pun meliput ke sana tapi tidak bertemu dengan Afja sebab gadis itu sedang kuliah sore.
Kesibukan Malaseka dan Ben, mengangkat berita viral membuat kedua pria sibuk. Malaseka penasaran dengan si penggagas ide yang sulit ditemui. Juga tentang kabar produk tradisional nan tengah naik daun. Dia kerap menanti kedatangan gadis misterius hingga malam.
Atas sikap Malaseka inilah, Tamarine menaruh curiga sebab sang suami kerap pulang malam. Dia menyewa seorang agen untuk menyelidiki kemana perginya beliau.
"Apa? suka menunggu di pinggiran Jakarta demi seorang gadis yang memviralkan sebuah jamu singset?" tanya Tamarine terkejut, dia menduga Malaseka selingkuh dengan gadis belia.
"Betul. Gadis belia, cantik tapi susah ditemui sebab dia seakan mempunyai banyak akses untuk menyelinap," terang sang agen di seberang telepon.
"Ada fotonya?" desak Tamarine lagi.
"Sudah saya kirimkan ke email, Nyonya," ujar agen lagi.
Pembicaraan rahasia itu akhirnya berakhir saat Tamarine penasaran ingin segera mengetahui sosok gadis yang menarik perhatian suaminya. Dia membuka email dan mengunduh sebuah foto.
Beberapa menit berlalu, Tamarine seakan mengenali wajah tertutup masker itu. "Gak asing, lihat dimana ya? rambut dan mata ini," gumam Nyonya Malaseka.
"Ya Tuhan!" pekiknya kemudian, Tamarine tak percaya dengan apa yang dia ingat.
.
.
...________________________...
Frugal living itu mengeluarkan budget minim untuk sesuatu dengan kualitas yang baik. Gaya hidup ini cenderung mengedepankan kesederhanaan, minimalis, dan hemat. Intinya tahu bagaimana cara mengatur keuangan dengan cerdas dan memiliki tujuan finansial yang bijak.
Algoritma akun medsos : kunjungan, view, like, kesukaan, konten yang membuat si akun ini selalu naik. FYP lah simpelnya kalau di Toktok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
tsabitRe
kamu nanyeaa
2023-08-05
1
𝐀⃝🥀ℝ𝔸 ¢нαιяα
huluhhhh pagi" di suguhkan lagu dangdut ma mommy, 💃💃💃😅😅
2023-07-25
1
𝐀⃝🥀ℝ𝔸 ¢нαιяα
aduhhh aku jadi pinisirin sma visualnya afja ini, 😌😌
2023-07-25
1