GOODBYE, NDUT

GOODBYE, NDUT

BAB 1. KECEWA

On-air.

"Okeeee, Afe pamit. But don't worry sebab minggu depan di jam yang sama, Afe bakal tetap nemenin malam Minggu kamu hingga jam dua belas tepat, jangan lupa besok high five ya ... persembahan akhir jumpa kita kali ini, tembang lawas milik Westlife, soledad. Check this sound and bye bye."

Suara merdu Afjameha Manorama mengalun mengakhiri sesi acara yang dia beri nama hitgirl. Dia belajar mendalami dunia broadcast semenjak tubuhnya kian tambun. Berbagai masalah hormonal pun muncul seperti jerawat yang memenuhi hampir seluruh bagian wajah bulatnya, membuat Afja merasa buruk rupa.

Menjadi penyiar radio, dipilih Afja sebagai jalan mendapatkan teman yang tak dapat dia wujudkan secara nyata, sebab minder jika bersosialisasi langsung. Stasiun radio ini adalah hasil rengekannya pada sang ayah.

Postur Afjameha yang tinggi besar, rambut keriting bak mi instan, wajah penuh jerawat puber, kian membuat dia terlihat bagai Ogre, tokoh raksasa dalam film animasi Shrek.

...*...

Keesokan pagi.

Afjameha telah rapi menyambut para fans yang ingin berkenalan dengannya. Harapan hati, dia dapat memiliki teman nan tulus tanpa menilai penampilan buruknya ini.

Namun, agaknya angan Afja jauh melambung tinggi. Saat sesi perkenalan dimulai, tak satupun fans kawula muda itu merespon sapaan Afja. Tatapan sinis justru di layangkan pada gadis tinggi besar yang duduk di belakang meja tamu.

"Yang benar saja, rupa Afe seperti ini?" seru seorang pemuda memakai jaket hitam di ujung tenda. "Nyesel gue sempat mengagumi dia," imbuhnya lagi, bangkit berdiri seraya menunjuk tajam.

"Gila! jauh dari ekspektasi," cibir seorang wanita yang duduk di depan, menatap sinis Afja.

"Ku kira suara indah rupa bed-ebah itu hanya mitos, tapi nyatanya kok benar ya?" sambung lainnya.

Ejekan tajam itu tanpa mereka sadari menoreh luka mendalam di hati Afjameha. Lyn, sang produser menenangkan para fans yang mulai ricuh melempari Afja dengan gumpalan kertas juga kulit buah bahkan sandal jepit usang.

Buk.

Plak.

Duk.

Afja bergeming, berharap sakit akibat lemparan dapat mengurangi pedih. Kepalanya sedikit menunduk hingga membuat air mata yang dia tahan pun perlahan jatuh.

"Wooooooooo! Ogre!" seru beberapa gadis, melempar tatapan sengit pada Afjameha.

Kumpulan orang-orang bar-bar itu akhirnya pergi menyisakan kekacauan di pelataran radio. Baju Afja basah, terkena noda berbagai benda yang mengenai tubuhnya.

"Ya wajar fans kecewa, dia kan anak orang kaya, kenapa gak merawat diri, sih," gumam Lyn, tak mengira bahwa Afja masih berada di sekitarnya.

Deg.

Putri tunggal Malaseka terlanjur sakit dan tenggelam dalam prasangka bahwa gadis sepertinya tak pantas ada di dunia.

Hari Senin pun tiba.

Di sekolah, kehadiran dirinya hampir tak teranggap meski wujud fisik Afja sangat dominan. Hanya di tahun akhir ajaran saja, saat satu kelas dengan gadis itu, Afjameha mulai mendapatkan perundungan akut dari sang primadona, Candy lenjelitha dan pasukan resenya.

Seperti biasa, Afjameha memilih mengabaikan sindiran sang primadona. Pasrah jika diperlakukan semena. Namun hari ini, tak di nyana, Candy malah dengan mudah meloloskan dia begitu saja.

"Ada yang salah kayaknya," gumam Afja terus melangkah.

Benar saja. Byur.

Sisa makanan yang ada di dalam wadah itu ikut mengotori kepala dan badan Afja. Bau amis serta busuk pun menyeruak. Tangan Afja mengepal, matanya memejam lalu mendelik tajam ke arah Candy dan melangkah menuju toilet untuk membersihkan diri diiringi tawa para siswa yang menyembul dari balik dinding kelas.

"Afe adalah Ogre!" tawa beberapa siswa laki-laki.

"Itu muka apa sungai? banyak bener batunya," kekeh para anak buah Candy, mengejek jerawat Afja.

Afjameha berlari kecil menuju toilet. Air mata sudah jatuh membasahi pipi. Hatinya sangat sakit kali ini.

"Hoy, gempa! jangan lari!" cecar banyak suara. Tak dipedulikan Afja.

Setelah dari toilet, Afja sudah tak bernafsu mengikuti pelajaran pertama. Dia menuju belakang perpustakaan sekolah untuk berkutat dengan dunianya.

Tanpa diduga, Afja bertemu Ben lagi. Pemuda tampan kapten tim basket idola sekolah, masih dilanda murung. Seperti biasa, Afja menyodorkan bekal dan duduk tak jauh darinya.

"Kamu kok baik banget sih, gak seperti yang Candy gosipkan," tutur Ben, menatap Afjameha.

"Biarin aja. Aku ya aku," balas Afja meski hatinya murung.

Ini kali kedua mereka bertemu. Afjameha tak sengaja mendengar suara isakan dan teriakan Ben, setelah membuang kotoran kucing dari tasnya, akibat ulah Candy beberapa hari lalu.

Fasilitas mewah yang Ben peroleh, dicabut sang ayah, sebab perilaku bad boynya. Afja menemani lelaki itu karena merasa satu nasib.

"Terima kasih, kau bestieku," balas Ben, tersenyum menawan hingga gigi putihnya terlihat.

Deg.

Deg.

Deg. Debar jantung Afjameha bertalu. Tak mengira dia bisa sedekat ini dengan Ben.

Setelah hari itu, keduanya kian intens membagi kisah mereka. Hingga setelah tiga bulan saling mengenal, ditempat yang sama, Ben mengisyaratkan bahwa Afja adalah kekasihnya.

"Semangat ya, Baby. Abaikan Candy." Ben, mengusap kepala Afjameha saat dia bangkit hendak pergi.

"Baby? siapa?" tanya Afja bingung, sambil menunjuk wajahnya sendiri meski dia merasa  konyol.

Ben mengangguk. "Iya, kamu, pacar rahasia," bisik Ben.

Blush.

Wajah Afja seketika menegang, matanya mengerjap, bibir pink pun sedikit terbuka, ditambah terpaan matahari membuat pipi bulat itu kian merona. Ben tertawa renyah melihat ekspresi Afja sebelum dia pergi berlalu.

Kebahagiaan Afja ternyata tak serta merta kekal. Malam hari, setelah lelah siaran, sebuah tragedi menimpa keluarganya.

Malaseka, membawa seorang wanita ke hunian mewah mereka dan membuat sang ibu berlinang air mata. Pasangan itu bahkan bermesraan di depan Fasraha.

"Papa? dia siapa?" panggil Afja, meminta sang ayah bicara sambil menunjuk ke arah wanita asing.

Malaseka hanya diam, menatap tajam putri tunggalnya.

"Jawab, Pa!" teriak Afja. Matanya menyalak, nafas pun ikut memburu dengan tangan mengepal di sisi.

Hening.

Pria yang masih terlihat gagah itu menghela nafas panjang. Malaseka meminta wanita dalam pelukan agar duduk di sofa, sementara dirinya hendak mendekat pada putri tunggalnya.

"Afja, dia ibu sambungmu. Kamu susah dibujuk untuk merubah gaya hidup dan menjaga pola makan sehat, maka Tamarine lah yang akan membantumu diet, oke?" ujar Malaseka, berniat meraih lengan Afjameha.

Afja mundur selangkah, tak ingin di sentuh sang ayah. "Maksudnya?" tanyanya tak mengerti sembari mengalihkan pandangan bergantian ke semua penghuni di sana.

"Aku istri ayahmu," sambung Tamarine, tersenyum manis ke arah anak tirinya.

Afjameha membola, dia sontak menutup mulut yang menganga dengan kedua telapak tangan. Netra sipit itu melirik ke arah dimana ibunya duduk. Dia kini mengerti arti air mata Fasraha.

"Enggak. Aku adalah aku. Lagipula itu bukan alasan tepat, Pa! teganya mengkhianati cinta Ibu! jahat!" sentak Afja, menuding ke arah ayahnya dengan wajah merah padam.

Telunjuknya terpaksa terangkat, binar mata nanar hingga sudut netra itu nampak merah sebab kuatnya emosi yang Afja tahan tak lantas membuat Malaseka luluh.

"Kau tidak perlu tahu alasannya, Afja!" seru Malaseka, tersinggung dengan sikap kasar anaknya.

"Afja, sudah. Ibu tak apa," ucap Fasraha bangkit, memeluk putrinya.

"Pecundang!" teriak Afja, meluapkan emosi.

Plak!

"Kurang ajar!" kata Malaseka, melayangkan tampa-ran ke pipi Afjameha.

"Mas!" seru Fasraha, menghalau tangan Malaseka yang akan memukuli Afja lagi.

"Kalian sama saja, tidak pernah mau tahu kesusahanku. Tamarine menyelamatkan hidup kita agar tak jatuh miskin juga agar dia tak penyakitan akibat gendut. Masih bagus kalian bisa tinggal di sini tanpa kekurangan, dia yang membantu kita selama ini," tutur Malaseka, menjabarkan situasi sebenarnya.

Afja dan Fasraha tak dapat menerima alasan tersebut. Pertengkaran pun terjadi hingga Tamarine berteriak lantang.

"Stop! ... Sayang, aku minta kau ceraikan dia atau kamu harus segera menjual semua aset ini untuk membayar hutang padaku," ujarnya pongah, berdiri berkacak pinggang.

"Kau gila!" teriak Afjameha, melangkah hendak mendorong tubuh sintal itu tapi di halangi Malaseka.

"Pergi! sekarang juga. Karena kau lalai serta tidak sempurna melayani suamimu sehingga aku mencari pelarian, maka jatuh talakku satu, padamu Fasraha!"

Dhuar.

Fasraha membeku. Tak lama, tubuhnya mulai goyah dan ditopang Afja susah payah.

"Ibu! Ibu!" bisik Afja pilu, melihat Fasraha tanpa ekspresi.

Kedua wanita yang tersakiti, meninggalkan ruang keluarga menuju kamar utama dan berkemas. Afja akan membawa ibunya pergi.

Malaseka tak memberi uang sepeserpun, dia bahkan menarik semua kartu ATM dari keduanya.

"Kita pasti bisa, Bu. Jangan sedih, ada aku," kata Afja, menguatkan Fasraha saat keluar hunian.

Fasraha mengangguk, mendekap lengan Afja yang kini menjadi sandaran satu-satunya. Mereka akan menuju ke suatu tempat di pinggiran kota, menemui rekan ibunya.

Dua jam kemudian.

Afja tiba di tujuan, ternyata si penghuni rumah telah pindah. Merasa tak punya alamat lain, Afja berpikir cepat. Dia melihat pom bensin tak jauh dari sana dan memutuskan untuk bermalam sementara sampai menunggu pagi.

Setelah membersihkan diri, dalam renung, Afja teringat seseorang. Dia akan menemuinya esok hari, toh sekolah hanya di isi kegiatan ekskul intra sekolah sambil menunggu dokumen kelulusan turun.

Keesokan pagi.

Afjameha pamit pada Fasraha untuk menemui Ben, berharap lelaki itu akan membantunya.

Hari ini adalah final pertandingan turnamen basket antar sekolah. Afja menuju GOR tak jauh dari almamaternya.

Betapa dia terkejut kala baru saja tiba, sorakan di atrium bergema meneriakkan sesuatu.

"Cium. Cium. Cium!" sorak penonton riuh.

"Ben, I love you!" teriak Afjameha, berkesempatan mengungkapkan isi hatinya, dia bangga ketika melihat papan skor, almamaternya menjadi juara.

"Ben alue! love you!" seru Afja lagi. Masih belum sadar situasi.

Sementara di pinggir lapangan. Riuh sorakan sebab Ben sedang menyatakan cinta.

Afjameha terpana, menyaksikan adegan mesra di bawah sana. Dia pun lantas terburu menuruni tangga menuju tepi lapangan. Hatinya berdenyut nyeri.

"Minggir!" ucap Afja menyingkirkan satu persatu siswa dari kerumunan.

"Heh, raksasa!" cibir para siswa yang didorong Afja.

"Hoy, buntelan! bang-ke!" maki siswa lainnya.

Afjameha abai, emosinya kembali naik. Hingga.

"Ben!" seru Afja, membuat semua mata tertuju padanya.

Ben sontak menoleh. "Afja, kenapa kamu?" tanyanya dengan wajah datar sementara lengannya berada di pinggang Candy.

Tatapan sinis primadona sekolah pun mencibir. "Ape, lo!"

"Jahat!" Afja mendorong Ben, pria yang masih berpeluh. Butir bening itu jatuh di depan lelaki yang dia puja.

Afja lalu melangkah, menabrakkan diri, hingga Ben dan Candy terhuyung.

"Wooooooo! sarap!" oceh para siswa yang masih berkerumun di sana.

"Afja!"

Afjameha berlari kecil menaiki tangga keluar GOR, berharap Ben mengejar meski mustahil. Hatinya sakit dan mulai mati rasa.

Sedang patah hati pun, nasib sial kembali menghadang. Geng Candy telah menunggu di pelataran parkir.

"Heh! balikin, nih, semua buku kita!" ujar Vivi, tangan kanan Candy.

"Ogah," sahut Afja kali ini memberanikan diri.

"Utututu, babunya Candy di rumah dan sekolah, sudah berani melawan? kamu itu harus banyak berbuat baik dengan saudara," seloroh gadis lainnya.

"Maksudnya?" Afja tak mengerti.

"Yakin, kamu belum tahu?" sambung Vivi lagi, mencibir Afja.

.

.

...______________________...

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Keep sebagai bacaan senggang yaa 👍🤗

2024-01-05

1

Arra

Arra

😭 sabar

2023-12-09

1

Nurhasanah

Nurhasanah

ini cerita org mana sie..nm y ribet..kaku

2023-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. KECEWA
2 BAB 2. UJIAN
3 BAB 3. TANTANGAN
4 BAB 4. NEGOSIASI
5 BAB 5. TEGAS
6 BAB 6. HASAD
7 BAB 7. BUNGA TERLARANG
8 BAB 8. MISI
9 BAB 9. TEGANG
10 BAB 10. RAHASIA PRIMADONA
11 BAB 11. KEBIMBANGAN
12 BAB 12. REBORN
13 BAB 13. MENARIK PERHATIAN
14 BAB 14. NONA MANO
15 BAB 15. SUUDZON DAN MODUS SKSD
16 BAB 16. ISYARAT
17 BAB 17. DIAM-DIAM PEDULI
18 BAB 18. DI ANTARA DUA DUNIA
19 BAB 19. AKU JUGA BUTUH KASIH SAYANG
20 BAB 20. PEMBALASAN DIMULAI
21 BAB 21. PELUANG BARU RAMUAN AFJA
22 BAB 22. AFJA KIAN MATANG
23 BAB 23. PUKULAN BAGI AFJA
24 BAB 24. MASA LALU
25 BAB 25. UJIAN MENTAL AFJA
26 BAB 26. PENGORBANAN AFJA
27 BAB 27. HEART TO HEART
28 BAB 28. TAKTIK JITU AFJA
29 BAB 29. PENGUMPULAN BUKTI
30 BAB 30. TERTANGKAP BASAH
31 BAB 31. AFJA DIJADIKAN UMPAN
32 BAB 32. GOSIP PANAS
33 BAB 33. DIGELANDANG
34 BAB 34. RAHASIA KELUARGA
35 BAB 35. STATUS TAMARINE VS AFJA
36 BAB 36. SIGNAL DARI SAM
37 BAB 37. UJIAN BERTUBI-TUBI
38 BAB 38. KONYOL DEMI MANO
39 BAB 39. PARA PENGKHIANAT
40 BAB 40. FACE 2 FACE
41 BAB 41. PROPOSAL CINTA
42 BAB 42. TERSTEMPEL
43 BAB 43. RAME
44 BAB 44. SYARAT
45 BAB 45. MAAF
46 BAB 46. MY ANGEL, MINE
47 BAB 47. PESAN TERSIRAT
48 BAB 48. BAHASA KALBU
49 BAB 49. MOTIF JAHENI
50 BAB 50. LUNAS
51 BAB 51. PENYESALAN AFJA
52 BAB 52. TERHUKUM RINDU
53 BAB 53. KEPERGIANNYA
54 BAB 54. PESAN TERAKHIR
55 BAB 55. MELEBUR RINDU
56 BAB 56. KESEMPATAN KEDUA
57 BAB 57. ONOH-ONOH
58 BAB 58. SO DEEP
59 BAB 59. MASA DEPAN
60 BAB 60. MANISNYA HARI
61 BAB 61. BISNIS AKHIRAT
62 BAB 62. BABAK BARU KEHIDUPAN
63 BAB 63. REWARD
64 BAB 64. PANIC ATTACK
65 BAB 65. EUFORIA
66 BAB 66. SELAINMU
67 BAB 67. TIBA DI TUJUAN
68 BAB 68. EXTRA PART
69 BAB 69. CLOSE THE DOOR
Episodes

Updated 69 Episodes

1
BAB 1. KECEWA
2
BAB 2. UJIAN
3
BAB 3. TANTANGAN
4
BAB 4. NEGOSIASI
5
BAB 5. TEGAS
6
BAB 6. HASAD
7
BAB 7. BUNGA TERLARANG
8
BAB 8. MISI
9
BAB 9. TEGANG
10
BAB 10. RAHASIA PRIMADONA
11
BAB 11. KEBIMBANGAN
12
BAB 12. REBORN
13
BAB 13. MENARIK PERHATIAN
14
BAB 14. NONA MANO
15
BAB 15. SUUDZON DAN MODUS SKSD
16
BAB 16. ISYARAT
17
BAB 17. DIAM-DIAM PEDULI
18
BAB 18. DI ANTARA DUA DUNIA
19
BAB 19. AKU JUGA BUTUH KASIH SAYANG
20
BAB 20. PEMBALASAN DIMULAI
21
BAB 21. PELUANG BARU RAMUAN AFJA
22
BAB 22. AFJA KIAN MATANG
23
BAB 23. PUKULAN BAGI AFJA
24
BAB 24. MASA LALU
25
BAB 25. UJIAN MENTAL AFJA
26
BAB 26. PENGORBANAN AFJA
27
BAB 27. HEART TO HEART
28
BAB 28. TAKTIK JITU AFJA
29
BAB 29. PENGUMPULAN BUKTI
30
BAB 30. TERTANGKAP BASAH
31
BAB 31. AFJA DIJADIKAN UMPAN
32
BAB 32. GOSIP PANAS
33
BAB 33. DIGELANDANG
34
BAB 34. RAHASIA KELUARGA
35
BAB 35. STATUS TAMARINE VS AFJA
36
BAB 36. SIGNAL DARI SAM
37
BAB 37. UJIAN BERTUBI-TUBI
38
BAB 38. KONYOL DEMI MANO
39
BAB 39. PARA PENGKHIANAT
40
BAB 40. FACE 2 FACE
41
BAB 41. PROPOSAL CINTA
42
BAB 42. TERSTEMPEL
43
BAB 43. RAME
44
BAB 44. SYARAT
45
BAB 45. MAAF
46
BAB 46. MY ANGEL, MINE
47
BAB 47. PESAN TERSIRAT
48
BAB 48. BAHASA KALBU
49
BAB 49. MOTIF JAHENI
50
BAB 50. LUNAS
51
BAB 51. PENYESALAN AFJA
52
BAB 52. TERHUKUM RINDU
53
BAB 53. KEPERGIANNYA
54
BAB 54. PESAN TERAKHIR
55
BAB 55. MELEBUR RINDU
56
BAB 56. KESEMPATAN KEDUA
57
BAB 57. ONOH-ONOH
58
BAB 58. SO DEEP
59
BAB 59. MASA DEPAN
60
BAB 60. MANISNYA HARI
61
BAB 61. BISNIS AKHIRAT
62
BAB 62. BABAK BARU KEHIDUPAN
63
BAB 63. REWARD
64
BAB 64. PANIC ATTACK
65
BAB 65. EUFORIA
66
BAB 66. SELAINMU
67
BAB 67. TIBA DI TUJUAN
68
BAB 68. EXTRA PART
69
BAB 69. CLOSE THE DOOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!