Part 18

Iren mendengkus kesal, saat bunyi ponsel mengganggu tidurnya. Dia baru saja memejamkan matanya setelah percintaan panasnya dengan Alvaro. Tapi dering ponsel mengusik tidurnya.

Gadis itu membuka matanya mencari sosok Alvaro di sampingnya. "Kak. Ponsel mu berisik sekali, aku ngantuk." Iren mengguncang tubuh Alvaro pelan. Sebab yang berdering bukan ponselnya tapi milik alvaro.

Alvaro menggeliat halus. Lalu bangkit meraih ponselnya di atas nakas. Dengan mata menyipit Alvaro menatap layar ponselnya yang menyala. Nama Tery tertera di sana.

"Ada apa?" tanya Alvaro dingin. Berbeda dengan tadi siang, lelaki itu bicara dengan nada ramah.

"Kau dimana?"

"Aku bermalam di luar."

"Kenapa? bukankah tadi kau sudah pulang."

"Temanku menelpon tadi, memintaku keluar. Kami minum-minum, karena mabuk aku malas pulang. Sudah ya aku ngantuk." sahut Alvaro lalu memutus panggilan.

Pria itu menatap tubuh polos yang bergeluang di balik selimut itu, dengan senyum samar. Perasaan seperti ini selalu hadir saat berada di samping Iren. Di dekat Iren dia tak memikirkan hal gila untuk mendapatkan kepuasan. Tidur hanya memeluk tubuhnya saja mampu membuatnya tenang.

Lelaki itu kembali berbaring di samping Iren. Memeluk tubuh itu dengan penuh kehangatan. Seakan tak mau melepas seincipun dalam rengkuhannya.

Sementara di tempat lain. Gadis cantik itu terlihat gelisah. Tadinya dia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Alvaro, tapi Alvaro mengaku sibuk. Dan harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menurutnya sudah deadline.

Dia menunggu di kamarnya hingga ketiduran. Begitu bangun dia langsung bergegas mencari Alvaro. Tapi lelaki itu ternyata sudah tak di rumah. Mungkin dia benar benar sibuk. Tapi kenapa Iren juga tidak ada di kamarnya. Dia tidak ingin curiga, tapi tatapan Alvaro untuk Iren membuatnya berpikir ke arah itu.

Tery memejamkan matanya, hatinya terasa ngilu. Dia masih sangat rindu dengan kekasihnya itu, padahal mereka berada di tempat yang sama. Tapi entah mengapa dia merasa Alvaro begitu jauh tak tergapai. Senyum Alvaro untuknya seperti mengembang tak bermakna.

Tapi pada Iren, Alvaro malah sebaliknya. Walau sikapnya kaku, tapi tatapan itu penuh makna.

"Hahh! Kenapa jadi begini." gumamnya sembari menyugar rambutnya kasar. Lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur, lalu terlelap bersama segenap rasa kecewanya.

*********

Iren mengerjab berulang kali, menghalau cahaya mata hari yang jatuh di wajahnya. Lalu menggeliatkqn tubuhnya yang terasa remuk redam. percintaannya semalam membuat tubuhnya seperti tak bertulang.

Iren menatap keluar jendela kamar yang terbuka. Sinar mata hari sudah meninggi, pertanda waktu sudah menjelang siang.

Lagi lagi Iren tak masuk kuliah karena Alvaro. Lelaki itu membuatnya kehabisan tenaga hingga tak mampu bangun pagi. Berbeda dengan Alvaro yang bangun dengan tubuh bugar dan tetap fit. Dia sendiri merasa heran melihat betapa kuatnya lelaki itu setelah aktivitas panas mereka yang berulang beberapa kali. Dia bahkan hampir menangis karena tak sanggup lagi

Iren masih bergelung di balik selimut sembari membuka ponselnya. Ada beberapa pesan masuk di sana. Salah satunya dari Alvaro.

"Jangan tinggalkan apartemen untuk hari ini." bunyi pesan Alfaro. Pesan berbau intimidasi itu membuat Iren bad mood. Lalu dia menggulir layar ponselnya mencari pesan Rey.

Bukan hanya pesan, lelaki itu menelponnya berulang kali. Wajar Rey sepanik itu. Baru kemarin Iren menerima pernyataan cintanya, lalu malamnya gadis itu menghilang tanpa kabar.

Tapi sepertinya Iren harus berpikir ulang tentang kelanjutan hubungan mereka. Iren ingat betul bagaimana Alvaro berulang kali mengancam akan membunuh Rey. Walau hanya ancaman tapi entah mengapa Iren merasa pria itu benar benar akan melakukannya bila Iren tak mendengarkan ucapannya.

Saat dia mengucapkannya sorot mata penuh kebencian dan amarah. Hahh! Kadang dia tak tau kenapa Alvaro bersikap posesif padanya. Lalu Iren membuka pesan Hilda. Sama dengan Rey Hilda sibuk bertanya kabarnya, bertanya kenapa ponselnya mati tak bisa di hubungi.

Iren menarik nafas dalam. Dia merasa bersalah telah membuat sahabatnya resah dan khawatir.

Setelah membalasi pesan Rey dan Hilda. Iren beranjak kekamar mandi membersihkan diri. Begitu masuk kamar mandi, senyum mengembang di bibir tipisnya. Kamar mandi ini penuh dengan barang barang kesukaannya. Dari sampe, sabun, lulur, pencuci muka dan lain sebagainya. Sebenarnya kapan pria itu mengintip barang barang di kamar mandinya. Sampai semua barang begitu detail di siapkan Alvaro untuknya.

Dia di buat heran saat masuk ruang ganti. Lemari tiga pintu berukuran besar penuh dengan pakaian wanita, bahkan masih ber-merk.

Entah harus senang atau sedih dengan perlakuan Alvaro. Andai dia bukan adik angkatnya, andai tak ada Tery di antara mereka. Andai Alvaro mendekatinya dengan cara yang normal. Hhh! Hanya andai, kenyataannya dia lebih mirip sebagai pemuas naf su.

Pukul dua belas sebelum makan siang, Alvaro pulang dengan membawa makan siang untuk mereka berdua.

Melihat Iren sedang bersantai di depan ruang TV. Alvaro berinisiatif menyiapkan makan siang di meja makan. Lalu memanggil Iren untuk makan.

Melihat itu Iren datang membantu, netranya sesekali melirik pria ber-rahang tegas itu dengan sorot mata kagum.

Lelaki itu membuka jasnya, meninggalkan kemeja putihnya saja. Memperlihatkan dada bidangnya yang di hiasi otot otot yang terukir sempurna.

Alvaro adalah perwujudan lelaki berparas dewa. Tubuhnya kekar berotot, dadanya bidang. Sorot matanya setajam elang. Hanya dengan menatap matanya saja, para gadis bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Hidungnya mancung sempurna, bibirnya terukur indah. Melihat semua perpaduan itu, wanita manapun pasti akan membayangkan nikmatnya ranjang yang empuk. Lalu Iren, apakah dia berpikiran sama. Tentu saja, Iren bahkan sudah merasakan hanngatnya ranjang Alvaro, dia juga sudah merasakan betapa kuatnya lelaki itu saat di atas ranjang.

"Aku baru akan pesan online." ujar Iren sembari menggeser kursi di depannya lalu duduk disana.

Alvaro juga menarik kursi yang ada tepat di depan Iren, lalu duduk disana.

"Jangan lakukan apapun seharian ini. Istrahat saja yang benar." sahut Alvaro.

Pria itu mengambil nasi dan beberapa lauk, lalu memberikannya pada Iren.

"Terimaksih."

"Hhhmm." Sahut pria itu dengan wajah datar.

Ternyata makanan yang di bawa Alvaro benar benar enak. Bisanya Iren kurang suka daging. Karena kalau kurang lunak akan membuatnya repot mengunyah nya. Tapi daging yang di beli Alvaro terasa lembut dan gurih.

"Dagingnya lunak sempurna. Di mana kakak beli ini?" tanya Iren, sembari menatap wajah datar kakaknya.

Alvaro menatap Iren. "Aku pesan khusus pada koki yang bekerja di hotel kita." sahutnya. Membuat Iren terbelalak kaget.

Apa dia selalu melakukan ini ?

"Pantas saja." gumam Iren.

"Aku tau kau tidak suka daging karena teksturnya yang kurang lembut. Jadi aku sengaja meminta koki memasak khusus untuk mu." jelas Alvaro.

Iren terdiam, matanya mengerjab berulang kali menatap pria tampan di depannya.

Kenapa dia bisa semanis ini...

"Kau sudah putus kan Rey?" tanya Alvaro tiba-tiba. Membuat Iren gelagapan.

"B-Belum. Aku akan cari waktu yang-"

Tak..!

Alvaro membanting sendoknya di atas meja, sedang netranya menyorot tajam ke arah Iren.

"Kau ingin aku yang melakukannya?!" tanyanya, dengan rahang mengeras. Iren menggeleng.

"Aku sudah bilang bahwa kau adalah milikku! Kalau boleh, aku akan mengurung mu dalam rumah kaca dan hanya aku yang bisa melihatmu di sana. Jadi jauhi semua pria! Jangan sampai aku melakukan hal yang tak ingin kulakukan padamu!" tegas Alvaro.

Bahu Iren melemas, matanya berkaca kaca menatap Alvaro. Kenapa mulut pria ini tajam sekali, padahal dia baru saja membayangkan yang indah indah tentangnya.

Melihat mata Iren berembun, Alvaro mendengus kesal.

"Jangan menangis. Selesaikan makanmu." ucapnya datar.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!