Rahim Titipan

Rahim Titipan

Aaric Widjaja

Aaric Widjaja

Seorang pemuda berusia 30 tahun yang menjadi pewaris tunggal Grup Widjaja, sebuah Grup yang menaungi banyak anak perusahaan penting di negeri ini. Awalnya ini hanya sebuah perusahaan kecil yang didirikan oleh Sastro Widjaja, kakek Aaric yang kemudian dilanjutkan oleh putra tunggalnya Akmaal Widjaja, ayahanda Aaric inilah yang membuat perusahaan berkembang pesat dan maju hingga akhirnya bisa menjadi salah satu perusahaan besar seperti sekarang ini.

Namun sayang, Akmal Widjaja tidak bisa menikmati hasil kerja kerasnya lebih lama, dia meninggal di usianya yang yang masih muda akibat kanker yang hampir 10 tahun di deritanya, seakan tahu jika waktunya tidak akan lama lagi, jauh-jauh hari sebelumnya Akmaal Widjaja menggodok putra tunggalnya Aaric sebagai pewaris satu-satunya yang saat itu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas untuk belajar memimpin perusahaan, Akmaal mendidik Aaric dengan sangat keras, disaat anak muda seusianya menikmani masa remaja dengan penuh kegembiraan, lain halnya dengan Aaric yang harus bergelut dengan banyaknya pelajaran seputar perusahaan dan pekerjaannya kelak. Aaric belajar dengan giat, tidak pernah berkeluh kesah dan menyerah, hingga tak butuh waktu lama, selulus Sekolah Menengah Atas Aaric sudah mulai bekerja di perusahaan di posisi yang cukup penting sambil terus melanjutkan kuliahnya, semua itu membuat Akmaal merasa senang dan tenang jika waktunya tiba dia harus meninggalkan dunia ini.

Hingga tiba saatnya Akmaal pergi untuk selama-lamanya disaat Aaric baru berusia 25 tahun, otomatis dia menjadi pemimpin perusahaan selanjutnya di usianya yang masih muda.

Aaric menjadi CEO termuda pada saat itu, namun tak ada satupun yang meragukan kepemimpinannya, semua mengakui jika Almarhum ayahnya telah berhasil mendidiknya menjadi seorang pengusaha yang terampil dan bertanggung jawab hingga baru lima tahun kepemimpinannya saja perusahan semakin bertambah maju dan sukses, semua itu berkat tangan dingin seorang Aaric yang lihai menjalankan bisnisnya.

Seperti sebuah hukum alam yang tidak bisa dibantahkan dimana seorang CEO muda dan kaya raya pasti dianugerahi banyak kesempurnaan, begitu juga dengan Aaric yang juga begitu sempurna dengan semua yang ada pada dirinya. Wajahnya yang tampan dan menawan didukung oleh fostur tubuh yang ideal, garis wajahnya yang tegas juga dengan sorot matanya yang tajam ditambah dengan sikapnya yang dingin justru menjadi daya tarik tersendiri baginya. Aaric adalah contoh lelaki yang pasti akan sangat diidam-idamkan oleh banyak kaum hawa terlepas dia adalah seorang CEO muda kaya raya yang memiliki segalanya.

Namun semua itu tak membuatnya dengan gampang bergonta-ganti pasangan, bahkan hampir tidak pernah sama sekali Aaric memperkenalkan seorang wanitapun kepada ibu dan neneknya di usianya yang sudah kepala tiga, itu karena Aaric yang belum terpikir untuk mencari pasangan hidupnya, dia masih betah menyendiri dan fokus pada pekerjaannya, sudah pasti semua itu membuat ibu dan neneknya ketar-ketir.

"Nak. Sampai kapan kami harus menunggu kamu membawa seorang perempuan kesini, mengenalkannya pada kami dan mengatakan kalau dia adalah wanita pilihanmu, calon istrimu." Winda melihat wajah putranya ketika mereka sedang sarapan bersama.

"Ibumu benar, kami sudah tidak sabar lagi untuk menimang cucu darimu." tambah sang Nenek, Titik.

"Kalian mulai lagi." Aaric menyimpan sendoknya, menghentikan aktivitas sarapan paginya.

"Aku belum ingin menikah, aku sudah katakan itu pada kalian berkali-kali." Aaric menatap wajah ibu dan neneknya bergantian.

"Pekerjaanku masih menjadi prioritasku, tidak ingin memikirkan hal yang lainnya," ucap Aaric dingin.

"Sampai kapan?kalau itu alasanmu maka kamu tidak akan menikah sampai kapanpun karena pekerjaanmu tidak akan ada habisnya," jawab Titik dengan cepat.

"Nanti saatnya akan tiba aku menikah nek, tapi bukan sekarang-sekarang karena aku masih sangat sibuk dan belum ingin memikirkan masalah wanita."

Raut wajah sang Nenek dan ibunya langsung berubah sedih.

"Pikirkan umurmu sekarang nak, kamu sudah 30 tahun, sudah waktunya kamu memikirkan pewaris keluarga kita."

"Apa yang dikatakan ibumu benar, kalau kamu tidak menikah siapa yang akan melanjutkan keturunan keluarga ini? melanjutkan perusahaan dan dengan susah payah dibangun oleh almarhum kakek dan ayahmu," timpal Titik sedikit kesal.

"Nek. Ibu. Kita sudah sering membahas ini, bahkan setiap hari di setiap pagi disaat kita sarapan kalian pasti membahas tentang ini, aku sampai bosan menjawabnya," jawab Aaric sambil dengan nadanya yang juga sedikit kesal.

"Bukan begitu maksud kami nak, kami hanya sudah sangat kesepian dirumah besar ini, kami ingin agar rumah ini ramai oleh suara tangisan anak-anakmu." Titik memegang tangan cucunya.

"Nenekmu benar, rumah ini terasa sangat sepi sekali, seandainya ada suara anak-anak yang menangis dan tertawa juga berlarian betapa itu akan membuat kami sangat bahagia," ucap Winda dengan mata yang berkaca-kaca.

Aaric berdiri, dia menghampiri ibu dan neneknya lebih dekat.

"Aku mengerti Bu, tapi aku harap kalian juga mengerti dengan pekerjaanku, untuk sementara ini aku tidak ingin perhatianku terbagi dengan masalah wanita karena aku takut berdampak pada perusahaan, kalian tahu betapa almarhum papa begitu ingin aku menjalankan perusahaan dengan baik karena ada ratusan ribu karyawan yang menggantungkan hidupnya pada perusahaan kita."

"Tapi nak--"

"Aku harap kalian mengerti. Aku pamit pergi kerja." lanjut Aaric sambil mencium kening ibu dan neneknya bergantian lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Sang ibu dan neneknya hanya bisa terdiam melihat kepergian Aaric.

"Amanat ayahnya ternyata begitu membebaninya, dia mencurahkan seluruh hidupnya untuk perusahaan sampai-sampai dia lupa jika dia punya kehidupan pribadi yang harus dia pikirkan juga," ucap Winda dengan sedih.

"Kamu benar, dia mendedikasikan dirinya dan hidupnya sepenuhnya hanya untuk perusahaan," timpal Titik juga tak kalah sedih dengan suaranya yang pelan.

"Ibu, kita hanya bisa berdoa semoga secepatnya dia menemukan wanita yang membuatnya mengubah pendiriannya, seorang wanita yang membuatnya jatuh cinta." Winda memegang tangan ibu mertuanya.

"Amin. Semoga saja jodohnya cepat datang, karena kamu tahu betapa ibu belum ingin pergi tanpa melihat lahirnya seorang penerus keluarga Widjaja."

Winda mendekati Titik.

"Ibu akan melihat penerus keluarga Widjaja lahir, aku pastikan bahwa ibu akan melihat cicit ibu," ucap Winda menahan tangis sambil memeluk ibu mertua yang selama ini sudah dianggap seperti ibu kandungnya sendiri.

***

"Jeng Winda, akhirnya setelah 5 tahun menunggu, aku akan menjadi seorang nenek." ucap seorang salah sahabat Winda di sebuah arisan ibu-ibu sosialita.

"Benarkah? Selamat ya Jeng." Winda memeluk sahabatnya dengan gembira.

"Kok bisa? bukannya katanya menantumu itu di vonis dokter susah untuk hamil," tanya Winda dengan heran.

"Anakku dan istrinya menjalani program inseminasi."

"Inseminasi?"

"Iya, rupanya menantuku ada kelainan pada rahimnya akhirnya dokter memutuskan untuk mencoba melakukan inseminasi sebelum program bayi tabung dilakukan dan rupanya percobaan inseminasi berhasil, menantuku akhirnya mengandung penerus keluarga kami."

Winda tampak tertegun sejenak mendengar penjelasan sahabatnya.

"Bukankah seminasi itu adalah seseorang bisa hamil tanpa harus berhubungan intim?" tanya Winda dengan penasaran.

"Iya. Sel ****** si laki-laki dimasukkan langsung ke indung telur wanita dengan sebuah alat."

Winda mulai tampak antusias.

"Sepertinya aku harus mencoba hal ini." Gumam Winda dengan senang.

"Mencoba apa?"

"Terima kasih ya jeng, kamu sudah memberikan aku ide yang luar biasa," Winda kembali memeluk sahabatnya dengan gembira

Terpopuler

Comments

Ayas Waty

Ayas Waty

lanjut

2023-09-17

1

Enung Samsiah

Enung Samsiah

jdi titik itu nama nenek nya mksud disini? kirain titik berhnti bicara,,,,

2023-05-22

1

itanungcik

itanungcik

hadir

2023-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Aaric Widjaja
2 Nenek.
3 Sebuah Janji..
4 Sebuah Keputusan..
5 Sengketa Panti Asuhan
6 Menerima Syarat
7 Meninggalkan Panti.
8 Pertemuan Pertama.
9 Bertemu Nenek.
10 Ada Yang Aneh.
11 Inseminasi yang Gagal.
12 Kesepakatan.
13 Haruskah Jujur.
14 Lihat Wajahku!
15 Menikah.
16 Tidak Harus Malam Ini
17 Keguguran.
18 Menyuapi Makan.
19 Menangis.
20 Mendatangi Panti.
21 Memeluk.
22 Menginap Lagi..
23 Bermain Bola.
24 Cemburu.
25 Mengutarakan.
26 Akhirnya.
27 Inseminasi Lagi?
28 Menghilangkan Ketakutan.
29 Bulan Madu.
30 Berdansa..
31 Film.
32 Malam Pertama.
33 Terbongkar..
34 Berpisah..
35 Cerita Farida.
36 Utusan Aaric.
37 Jangan Berpisah Lagi.
38 Kapal Pesiar.
39 Kapal Pesiar 2.
40 Kakak Lagi?
41 Rekam Medis.
42 Kejujuran Axel.
43 Hujan Lebat.
44 Kedatangan Damar.
45 Penyakit Tari.
46 Resepsi.
47 Tak Ada Rasa Lagi.
48 Berpapasan.
49 Wisnu.
50 Rahim Titipan
51 Pesta.
52 Kebimbangan Wisnu.
53 Memberitahu Aaric.
54 Kebingungan Aaric.
55 Memberitahu Naina.
56 Mengetahui Semuanya.
57 Kebohongan Wisnu.
58 Kedatangan Farida.
59 Kemarahan Aaric.
60 Rasa Kemanusiaan
61 Balkon
62 Hamil.
63 Makan Malam Bersama
64 Apa Salahku?!
65 Rujak Panti.
66 Kritis
67 Hanya Simpati.
68 Nasihat Winda.
69 Ke Jerman.
70 Pendonor.
71 Salah Paham.
72 Bertemu Tari.
73 Kedatangan Seorang Wanita.
74 Nisa
75 Balas Dendam.
76 Rencana Nisa.
77 Farida Dan Nisa.
78 Memulai Pembalasan Dendam
79 Memulai Pembalasan Dendam 2.
80 Wisnu Memohon.
81 Menghasut
82 Kesedihan Naina.
83 Bersujud.
84 Meminta Maaf.
85 Kemunculan Kakak Beradik.
86 Hormon Kehamilan.
87 Senam Hamil.
88 Persekongkolan.
89 Mempermalukan Nisa.
90 Terungkap Semuanya.
91 Pengorbanan Seorang Ayah.
92 Tertangkap.
93 Balasan untuk Thomas.
94 Kritis.
95 Kedua Putri.
96 End.
97 My Love My Babysitter.
98 Di Balik Cadar Aisha
99 DI BALIK CADAR
100 Demi Yumna
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Aaric Widjaja
2
Nenek.
3
Sebuah Janji..
4
Sebuah Keputusan..
5
Sengketa Panti Asuhan
6
Menerima Syarat
7
Meninggalkan Panti.
8
Pertemuan Pertama.
9
Bertemu Nenek.
10
Ada Yang Aneh.
11
Inseminasi yang Gagal.
12
Kesepakatan.
13
Haruskah Jujur.
14
Lihat Wajahku!
15
Menikah.
16
Tidak Harus Malam Ini
17
Keguguran.
18
Menyuapi Makan.
19
Menangis.
20
Mendatangi Panti.
21
Memeluk.
22
Menginap Lagi..
23
Bermain Bola.
24
Cemburu.
25
Mengutarakan.
26
Akhirnya.
27
Inseminasi Lagi?
28
Menghilangkan Ketakutan.
29
Bulan Madu.
30
Berdansa..
31
Film.
32
Malam Pertama.
33
Terbongkar..
34
Berpisah..
35
Cerita Farida.
36
Utusan Aaric.
37
Jangan Berpisah Lagi.
38
Kapal Pesiar.
39
Kapal Pesiar 2.
40
Kakak Lagi?
41
Rekam Medis.
42
Kejujuran Axel.
43
Hujan Lebat.
44
Kedatangan Damar.
45
Penyakit Tari.
46
Resepsi.
47
Tak Ada Rasa Lagi.
48
Berpapasan.
49
Wisnu.
50
Rahim Titipan
51
Pesta.
52
Kebimbangan Wisnu.
53
Memberitahu Aaric.
54
Kebingungan Aaric.
55
Memberitahu Naina.
56
Mengetahui Semuanya.
57
Kebohongan Wisnu.
58
Kedatangan Farida.
59
Kemarahan Aaric.
60
Rasa Kemanusiaan
61
Balkon
62
Hamil.
63
Makan Malam Bersama
64
Apa Salahku?!
65
Rujak Panti.
66
Kritis
67
Hanya Simpati.
68
Nasihat Winda.
69
Ke Jerman.
70
Pendonor.
71
Salah Paham.
72
Bertemu Tari.
73
Kedatangan Seorang Wanita.
74
Nisa
75
Balas Dendam.
76
Rencana Nisa.
77
Farida Dan Nisa.
78
Memulai Pembalasan Dendam
79
Memulai Pembalasan Dendam 2.
80
Wisnu Memohon.
81
Menghasut
82
Kesedihan Naina.
83
Bersujud.
84
Meminta Maaf.
85
Kemunculan Kakak Beradik.
86
Hormon Kehamilan.
87
Senam Hamil.
88
Persekongkolan.
89
Mempermalukan Nisa.
90
Terungkap Semuanya.
91
Pengorbanan Seorang Ayah.
92
Tertangkap.
93
Balasan untuk Thomas.
94
Kritis.
95
Kedua Putri.
96
End.
97
My Love My Babysitter.
98
Di Balik Cadar Aisha
99
DI BALIK CADAR
100
Demi Yumna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!