Tidak Harus Malam Ini

Sepanjang perjalanan pulang Aaric tampak lebih banyak diam dan termenung, nasihat Ustadz Zakaria tadi tentang pernikahan begitu mengena di hatinya.

"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu sudah tidak sabar untuk malam pertama?" Ryan yang menyetir lagi-lagi menggoda sahabatnya.

Dani yang duduk di kursi belakang tampak tersenyum kecil.

Aaric hanya menggelengkan kepalanya pelan, dia nampak tak menghiraukan perkataan Ryan yang terus menggodanya, dia terus melanjutkan lamunannya.

"Ada apa? Ryan benar, apa yang kamu pikirkan? setelah akad tadi kami lihat kamu terus terdiam, jangan katakan kalau kamu menyesal menikahi gadis itu." Dani bertanya dengan serius.

"Bukan itu." jawab Aaric pelan.

"Lalu?" tanya Dani penasaran.

Aaric membalikkan badan, melihat Dani yang duduk di belakangnya.

"Pernikahanku dengan Naina hanya sementara." Aaric nampak sangat serius.

"Ya. Kami tahu itu," jawab Dani.

"Tapi apa yang dikatakan Ustadz Zakaria tadi tentang pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan sekali seumur hidup begitu menggangguku."

Dani mengerutkan keningnya, lalu berpikir maksud dari perkataan sahabatnya.

"Jadi maksudmu kamu tidak jadi menjadikan Naina sebagai istri sementaramu?Akan menjadikannya istrimu selamanya?" Dani menduga-duga.

Aaric menghembuskan napas.

"Tentu saja bukan itu, aku hanya merasa sudah mempermainkan suatu ikatan yang sakral."

"Bagus sekali jika akhirnya kamu berpikir sampai kesana karena kamu memang sudah melakukannya, kamu menganggap pernikahan hanya sebuah ikatan tanpa arti, hanya ikatan untuk melegalkan keinginanmu menghamili seorang wanita, membuatnya mengandung anakmu setelah itu kamu akan mengambil anak yang telah susah payah dikandungnya dan membuangnya begitu saja, memisahkan dirinya dari anaknya," ucap Dani panjang lebar.

Aaric nampak kaget mendengar perkataan Dani, namun dia tak bisa berkata apa-apa karena memang seperti itulah kenyataannya.

"Maaf aku mengatakan ini, tapi apa yang kamu lakukan salah," lanjut Dani lagi.

Aaric tetap masih terdiam.

Ryan yang sedari tadi hanya mendengarkan, menganggukkan kepalanya beberapa kali tanda menyetujui perkataan Dani.

"Kamu tahu jika aku terpaksa melakukannya, semua ini karena Nenek."

"Niatmu memang sudah bagus, membahagiakan nenekmu, tapi alangkah lebih baiknya jika kamu juga melakukan sesuatu untuk membahagiakannya bukan dengan cara yang salah seperti ini."

"Lalu aku harus bagaimana, aku sudah terlanjur menikahi wanita itu."

"Tidak apa-apa, lanjutkan pernikahan kalian tapi ubah niatanmu untuk menikahinya secara sementara, bangunlah rumah tangga yang semestinya, dan belajarlah untuk mencintainya." ucap Dani lagi.

"Apa?" Aaric nampak kaget.

"Aku tidak mungkin mencintainya begitu saja, aku bahkan belum mengenalnya dengan baik."

"Kamu bisa memulainya dari sekarang."

Aaric menggelengkan kepalanya.

"Kamu tahu kalau tidak akan semudah itu," jawab Aaric pesimis.

"Kamu yakin? entah mengapa kalau aku punya perasaan kalau akhirnya kamu akan jatuh cinta padanya." Ryan mulai mengeluarkan pendapatnya.

Aaric melihat Ryan.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" tanya Aaric dengan sinis.

"Istrimu itu sangat cantik, dan aku yakin dia juga baik, juga dilihat dari tatapan matamu saat melihatnya tadi, aku merasa kalau sebenarnya kamu sudah sedikit tertarik padanya." Ryan menjawab sambil sedikit tersenyum.

Wajah Aaric memerah menahan malu karena ternyata Ryan mengetahui jika dia sering menatap Naina diam-diam.

Sesungguhnya dia melakukan itu hanya karena merasa pangling karena menurutnya Naina dari hari ke hari selalu nampak semakin cantik di matanya, dan Aaric yakin jika itu bukan berarti dia sudah menyukai wanita itu.

Tanpa terasa mereka sudah sampai dirumah Aaric, mereka bertiga turun dan memasuki rumah, disambut oleh Winda yang juga baru saja sampai bersama dengan Naina.

Ryan dan Dani hanya mampir sebentar dan memutuskan untuk pulang, setelah mengantar kedua sahabatnya ke depan rumah, Aaric memasuki ruang kerjanya dan menghabiskan waktunya disana hingga sore hari untuk memeriksa pekerjaannya walaupun sebenarnya kebanyakan dia merenungi semua perkataan Dani padanya di mobil tadi.

Aaric yang sedang melamun terkejut ketika mendengar suara pintu diketuk, dia langsung berpura-pura sibuk memeriksa map di depannya ketika pintu dibuka dan ibunya masuk ke dalam membawakan minuman dan cemilan untuknya.

"Apa kamu sibuk sekali?" tanya Winda sambil meletakkan nampan di meja putranya.

"Iya, besok aku ada pertemuan dengan beberapa klien," jawab Aaric dengan matanya yang terus fokus melihat kertas-kertas di depannya.

Winda duduk di kursi.

"Ibu sudah memindahkan baju Naina ke kamarmu," ucap Winda dengan hati-hati.

Aaric hanya mengangguk kecil.

"Nak, kamu tahu sekarang ibu merasa sedikit lega,"

"Kenapa?" tanya Aaric datar.

"Tadinya kita berbohong dua hal pada nenek, Naina adalah istrimu dan dia sedang mengandung anakmu, tapi sekarang kita hanya berbohong satu hal saja karena sekarang pada kenyataannya Naina memang sudah menjadi istrimu." Winda berbicara sambil tersenyum.

Aaric hanya mengangguk.

"Dosa kita pada Nenek sedikit berkurang dan itu membuat ibu senang," lanjut Winda.

Aaric nampak tidak merespon, dia terus berpura-pura sibuk bekerja.

"Semoga Naina cepat hamil sehingga kita tidak membohongi Nenek lagi." Winda menatap wajah putranya.

Aaric lagi-lagi hanya mengangguk kecil.

"Ya sudah kalau kamu sibuk, ibu pergi dulu." Winda beranjak dari duduknya kemudian pergi meninggalkan ruang kerja putranya.

Sepeninggal ibunya, Aaric langsung menyandarkan tubuhnya pada kursi, nampak menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan.

***

Malam Hari.

Naina melihat pantulan wajahnya sendiri pada kaca besar di depan wastafel di dalam kamar mandi.

Tangannya tampak gemetar, begitu juga dengan jantungnya yang berdetak sangat kencang.

Sedari siang tadi dia sudah berada di kamar ini karena perintah Winda, dan selama itu pula hingga malam ini si empunya kamar belum juga masuk ke dalam kamar karena sibuk bekerja di ruang kerjanya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Naina yakin jika Aaric yang kini sudah menjadi suaminya akan segera masuk ke kamar, mengingat itu membuat jantungnya tidak karuan, berdegup kencang dan tak beraturan mengingat malam inilah saatnya dia harus mulai menjalani kewajibannya memenuhi kesepakatan dirinya dengan Ibu Winda untuk melahirkan seorang anak penerus keluarga ini.

Malam ini dirinya harus menyerahkan dirinya pada lelaki yang menyewa rahimnya untuk dititipi benihnya.

Mengingat itu berkali-kali membuat Naina nampak semakin takut dan grogi.

Naina terkejut mendengar seseorang mengetuk pintu kamar mandi, dengan perlahan dia berjalan mendekati pintu dan membukanya pelan.

Naina langsung menundukkan kepalanya melihat Aaric sudah berdiri di depannya.

"Kamu sudah di dalam sini hampir satu jam, aku menunggumu keluar karena aku juga ingin menggunakan kamar mandi juga." Aaric berkata dengan santai.

Naina langsung terlihat kaget, dia segera keluar kamar mandi dengan cepat.

"Maaf, saya tidak tahu jika anda sedang menunggu."

"Tidak apa-apa." jawab Aaric sambil memasuki kamar mandi lalu menutup pintunya.

Naina memegang dadanya lalu mengelusnya perlahan, dia lalu berjalan mendekati tempat tidur dan duduk diatasnya dengan jantung yang semakin berdebar kencang.

Naina lalu memperhatikan tempat tidur yang didudukinya, nampak sangat besar dengan seprei berwarna putih nan bersih dan pikirannya menerawang kemana-mana, membuat bulu kuduknya berdiri.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka, Naina meremas kedua tangannya mendengar suara langkah kaki Aaric yang berjalan bolak balik di belakangnya.

Aaric melihat Naina duduk di atas tempat tidur, jelas terlihat jika dia sangat takut dan gugup, membuat Aaric mengulum senyum.

Aaric yang sudah mengenakan pakaian, yakni kaos kesukaannya berwarna putih dan celana pendek lalu duduk diatas tempat tidur bersebrangan dengan Naina.

"Tidurlah, kita tidak harus melakukannya malam ini," ucap Aaric dengan pelan yang membuat Naina tersentak kaget, namun tak berani mengatakan apapun, Naina hanya terus duduk terdiam begitu juga dengan Aaric yang duduk di seberangnya juga tampak terdiam setelah mengatakan hal itu.

Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Terpopuler

Comments

Nur Faris

Nur Faris

ayolah buka hati dan buka pabrik😅

2024-02-11

0

Yanti dian Nurhasyanti

Yanti dian Nurhasyanti

ayolah mulai dari awal saling membuka hati ...🤗

2023-01-29

0

Bibit Sugiarti

Bibit Sugiarti

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Aaric Widjaja
2 Nenek.
3 Sebuah Janji..
4 Sebuah Keputusan..
5 Sengketa Panti Asuhan
6 Menerima Syarat
7 Meninggalkan Panti.
8 Pertemuan Pertama.
9 Bertemu Nenek.
10 Ada Yang Aneh.
11 Inseminasi yang Gagal.
12 Kesepakatan.
13 Haruskah Jujur.
14 Lihat Wajahku!
15 Menikah.
16 Tidak Harus Malam Ini
17 Keguguran.
18 Menyuapi Makan.
19 Menangis.
20 Mendatangi Panti.
21 Memeluk.
22 Menginap Lagi..
23 Bermain Bola.
24 Cemburu.
25 Mengutarakan.
26 Akhirnya.
27 Inseminasi Lagi?
28 Menghilangkan Ketakutan.
29 Bulan Madu.
30 Berdansa..
31 Film.
32 Malam Pertama.
33 Terbongkar..
34 Berpisah..
35 Cerita Farida.
36 Utusan Aaric.
37 Jangan Berpisah Lagi.
38 Kapal Pesiar.
39 Kapal Pesiar 2.
40 Kakak Lagi?
41 Rekam Medis.
42 Kejujuran Axel.
43 Hujan Lebat.
44 Kedatangan Damar.
45 Penyakit Tari.
46 Resepsi.
47 Tak Ada Rasa Lagi.
48 Berpapasan.
49 Wisnu.
50 Rahim Titipan
51 Pesta.
52 Kebimbangan Wisnu.
53 Memberitahu Aaric.
54 Kebingungan Aaric.
55 Memberitahu Naina.
56 Mengetahui Semuanya.
57 Kebohongan Wisnu.
58 Kedatangan Farida.
59 Kemarahan Aaric.
60 Rasa Kemanusiaan
61 Balkon
62 Hamil.
63 Makan Malam Bersama
64 Apa Salahku?!
65 Rujak Panti.
66 Kritis
67 Hanya Simpati.
68 Nasihat Winda.
69 Ke Jerman.
70 Pendonor.
71 Salah Paham.
72 Bertemu Tari.
73 Kedatangan Seorang Wanita.
74 Nisa
75 Balas Dendam.
76 Rencana Nisa.
77 Farida Dan Nisa.
78 Memulai Pembalasan Dendam
79 Memulai Pembalasan Dendam 2.
80 Wisnu Memohon.
81 Menghasut
82 Kesedihan Naina.
83 Bersujud.
84 Meminta Maaf.
85 Kemunculan Kakak Beradik.
86 Hormon Kehamilan.
87 Senam Hamil.
88 Persekongkolan.
89 Mempermalukan Nisa.
90 Terungkap Semuanya.
91 Pengorbanan Seorang Ayah.
92 Tertangkap.
93 Balasan untuk Thomas.
94 Kritis.
95 Kedua Putri.
96 End.
97 My Love My Babysitter.
98 Di Balik Cadar Aisha
99 DI BALIK CADAR
100 Demi Yumna
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Aaric Widjaja
2
Nenek.
3
Sebuah Janji..
4
Sebuah Keputusan..
5
Sengketa Panti Asuhan
6
Menerima Syarat
7
Meninggalkan Panti.
8
Pertemuan Pertama.
9
Bertemu Nenek.
10
Ada Yang Aneh.
11
Inseminasi yang Gagal.
12
Kesepakatan.
13
Haruskah Jujur.
14
Lihat Wajahku!
15
Menikah.
16
Tidak Harus Malam Ini
17
Keguguran.
18
Menyuapi Makan.
19
Menangis.
20
Mendatangi Panti.
21
Memeluk.
22
Menginap Lagi..
23
Bermain Bola.
24
Cemburu.
25
Mengutarakan.
26
Akhirnya.
27
Inseminasi Lagi?
28
Menghilangkan Ketakutan.
29
Bulan Madu.
30
Berdansa..
31
Film.
32
Malam Pertama.
33
Terbongkar..
34
Berpisah..
35
Cerita Farida.
36
Utusan Aaric.
37
Jangan Berpisah Lagi.
38
Kapal Pesiar.
39
Kapal Pesiar 2.
40
Kakak Lagi?
41
Rekam Medis.
42
Kejujuran Axel.
43
Hujan Lebat.
44
Kedatangan Damar.
45
Penyakit Tari.
46
Resepsi.
47
Tak Ada Rasa Lagi.
48
Berpapasan.
49
Wisnu.
50
Rahim Titipan
51
Pesta.
52
Kebimbangan Wisnu.
53
Memberitahu Aaric.
54
Kebingungan Aaric.
55
Memberitahu Naina.
56
Mengetahui Semuanya.
57
Kebohongan Wisnu.
58
Kedatangan Farida.
59
Kemarahan Aaric.
60
Rasa Kemanusiaan
61
Balkon
62
Hamil.
63
Makan Malam Bersama
64
Apa Salahku?!
65
Rujak Panti.
66
Kritis
67
Hanya Simpati.
68
Nasihat Winda.
69
Ke Jerman.
70
Pendonor.
71
Salah Paham.
72
Bertemu Tari.
73
Kedatangan Seorang Wanita.
74
Nisa
75
Balas Dendam.
76
Rencana Nisa.
77
Farida Dan Nisa.
78
Memulai Pembalasan Dendam
79
Memulai Pembalasan Dendam 2.
80
Wisnu Memohon.
81
Menghasut
82
Kesedihan Naina.
83
Bersujud.
84
Meminta Maaf.
85
Kemunculan Kakak Beradik.
86
Hormon Kehamilan.
87
Senam Hamil.
88
Persekongkolan.
89
Mempermalukan Nisa.
90
Terungkap Semuanya.
91
Pengorbanan Seorang Ayah.
92
Tertangkap.
93
Balasan untuk Thomas.
94
Kritis.
95
Kedua Putri.
96
End.
97
My Love My Babysitter.
98
Di Balik Cadar Aisha
99
DI BALIK CADAR
100
Demi Yumna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!