Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya

"Nay... mumpung kita disini, yuk anterin embak beli tas, kita kembaran yuk," ajak Rania menggandeng tangan Naya.

"Aku buat apa mbak? Udah nggak kerja, lagian tuh tas aku berjejer di lemari."

"Tenang aku bayarin, mumpung mas Arman habis dapet bonus gede."

"Aku juga ya mbak," ucap Raisa sambil menyinggungkan senyum lebarnya.

"Ya ampun gaji Niko buat apaan sih Sa?!" ketus Rania kesal.

"Ya kan sesekali minta dibeliin kakak nggak papa kan mbak," sahut Raisa santai.

"Ngomong sesekali.... yang kemarin-kemarin nggak kamu hitung!"

"Udah Dit kamu lanjut aja , mau ketemu klien kan?" usir Rania pelan, pas sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel Radit.

Sempat melirik sebentar tapi tak terlihat oleh matanya, akhirnya Rania mencoba tetap tenang.

"Nggak ah, nanti aku reschedule aja, mumpung bisa ketemuan disini kita hangout aja yuk," ajak Radit sudah berjalan dengan menggandeng tangan Naya untuk masuk ke store tas tersebut.

Lagi memilih karena niatnya mau kembaran tas, suara dering telepon Radit menyela kegiatan mereka.

Rania yang tak jauh dari mereka sengaja mengendap untuk menjauh sekaligus melihat gerak-gerik Radit.

"Sayang, aku terima telpon dulu ya," pamit Radit dan pergi menyingkir dari hadapan Naya.

"Apa sih?!" bisik Radit ketus.

"__"

"Hei... jangan kayak bocah kamu ya, disini ada kakak gue ada bini gue, paham nggak sih!" desis Radit menahan geramannya.

"__"

"Fine.... up to you, Fu**!" maki Radit pelan lalu menutup pembicaraannya.

Radit memijat pelipisnya pelan, janjinya kan mereka hanya having fun, tak melibatkan perasaan apa-apa, tapi kalau Nindya sudah mulai posesif, jujur Radit jadi ketar-ketir.

Tak ada satu niat pun untuk menggeser posisi Naya sebagai istrinya, apalagi harus diganti sama perempuan modelan Nindya gini, yang hanya bisa memuaskannya di ranjang, tak lebih dari itu.

"Eh Nay.... mbak heran deh, kok kamu bisa secinta itu sama Radit, memang dulu belum pernah pacaran?" tanya Rania kepo.

"Ya pernah sih mbak, tapi nggak ada yang serius, tahu kan sejak dini aku udah digembleng ayah untuk jadi penerusnya karena Reza tak berminat jadi penambang," jawab Naya sambil terkekeh.

"Pantesan kok kamu kayak bucin banget sama Radit," celetuk Raisa menimpali pembicaraan keduanya.

"Eh ini bagus mbak." Naya mengangkat sebuah tas cantik untuk diperlihatkan kepada Rania dan Raisa.

"Nggak mau ah, itu terlalu murah untuk mbak Rania," tolak Raisa sambil mengambil tas di tangan Naya dan meletakkan kembali ke tempatnya.

"Astaga adek gue!" seru Rania kesal melihat kelakuan Raisa yang suka absurd.

"Yaelah, tenang aja kali, pas mas Arman pasti bonusnya diatas seribu juta kan?" tebak Raisa yang soalnya tepat sasaran itu.

"Ya udah ambil sono, tapi tahu diri ya ambilnya, kamu juga mau Dit? Dompet atau jam tangan gitu," tawar Rania membuat Radit terkejut karena sejak tadi Radit sedang emosi sekaligus khawatir kalau-kalau Nindya benar-benar melaksanakan ancamannya tadi.

"Nggak usah mbak, cowok mah nggak perlu banyak-banyak dompet," tolak Radit halus.

Radit merangkul mesra Naya lalu membisikkan kata-kata mesra." Kalo mau yang lain ambil aja nanti aku yang bayar."

"Dih nggak usah mas, barang-barangku masih bagus dan banyak," tolak Naya sambil tersenyum.

"Kangen sama kamu yang," bisik Radit sensual.

"Mas Radit ahhhh, ini kan tempat umum," sahut Naya malu-malu.

"Pulang yuk, main kuda-kudaan," bujuk Radit berani karena bekas tanda merah yang ditinggalkan Nindya sudah memudar.

"Mas Radit ihh.... " rengek Naya pelan.

"Nolak suami dosa lho," tegur Radit pelan.

"Kan mas Radit kerja, nanti malem aja deh, mau berapa kali pasti aku siap," sahut Naya.

"Pengennya sekarang dijanjiin nanti, nggak asyik ah kamu Nay," goda Radit pura-pura merajuk.

"Janji nanti pulang cepet, habis ini aku mau nemenin Reza buat survei lokasi mas, habis dari sana cus pulang deh," janji Naya sungguh-sungguh.

"Tempat buat usaha Reza?" tanya Radit.

"Iya. Lagian mas Radit kan ada janji ketemu klien, pentingin itu dulu, yang lain janji nanti malem aku kasih."

Radit ingin melanjutkan ucapannya ketika sosok Nindya melintas di depannya, dengan cepat Radit mendorong Naya menuju kasir dimana kedua kakaknya sedang mengantri untuk membayar belanjaan mereka.

"Nay.... aku lanjut kerja ya," pamit Radit mesra.

"Iya mas."

"Mbak nitip Naya ya, aku mau ketemu klien dulu." kata Radit kepada kedua kakaknya.

"Ketemu klien apa Dit?" tanya Rania kepo.

"Ada salah satu perusahaan yang mau ambil beberapa mobil buat operasional mereka mbak," jawab Radit.

"Perusahaan apa?" cecar Rania.

"Adalah, aku pergi dulu mbak," pamit Radit tergesa.

"Kamu nggak ajak Naya aja Dit, kan dia jago nih diplomasinya biar kamu nggak kejeblos ngasih discount kebanyakan buat mereka," ucap Rania membuat Naya dan Radit terkejut.

"Eh?"

"Udah ah aku buru-buru." pamit Radit lalu bergegas.

"Kamu nggak pengen ya Nay sekali-kali ikut ke kantor Radit gitu, lihat-lihat?" tanya Rania membuka percakapan.

Setelah selesai shopping mereka kembali duduk untuk minum kopi di salah satu gerai kopi terkenal di kota itu, Naya tak jadi mengantar Reza melihat bakal tempat usahakan.

"Udah pernah mbak beberapa kali malah, cuman aku nggak suka ngrecokin suami yang lagi kerja, aku percaya kok sama mas Radit," jawab Naya santai.

"Lakik tuh jangan dipercaya seratus persen Nay, mas Rico yang lempeng aja gue CCTV-in kok padahal saban hari kerja bareng terus," nasehat Raisa bijak tanpa mengerti arah pembicaraan Rania.

"Apalagi mas Arman yang pulangnya jarang-jarang karena lebih banyak di laut, ponselnya aja sengaja aku sadap atas seijin dia, malah dia yang suruh, katanya biar bisa mantau dia kemana aja dan lagi ngapain," timpal Rania.

Naya hanya diam mendengar ucapan sang kakak ipar, jujur dia tak pernah mengotak-atik ponsel Radit, disamping tak mau kepo, Naya juga terlalu percaya dengan Radit.

Tidak mungkin suaminya itu menyakitinya dengan mengkhianati dirinya, jadi Naya tak mau terlalu posesif dan overprotective terhadap Radit.

Antara kebodohan dan kepolosan itu memang beda tipis ya guys..... so jangan salahin Radit kalau dia sampai bisa terjebak dalam keganasan si janda gatel, disamping Radit nya yang memang pecundang dengan didukung Naya yang terlalu polos.

So.... kita lihat kelanjutan rumah tanggal mereka ya.

***

Jangan lupa kasih vote, komen dan like nya ya, biar Author seneng. Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Rien

Rien

tagung ki bab 22 nya mana.

2023-07-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!