Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar

Jam sembilan malam Naya baru tiba di kediaman mertua, dengan perasaan tak enak Naya memasuki rumah besar itu.

Tak tampak kedua mertuanya di seluruh ruangan, dengan pelan Naya melangkah memasuki kamarnya.

Radit sedang memainkan ponsel di tangannya ketika Naya membuka pintu kamarnya.

"Mas..... maaf aku pulang kemaleman, banyak banget yang harus aku periksa," kata Naya berjalan memasuki kamar.

"Kirain nggak inget pulang Nay," ucap Radit dingin.

"Maaf mas," cicit Naya pelan, merasa bersalah karena mengabaikan sang suami dan memilih untuk bekerja hingga larut malam begini padahal mereka kan masih pengantin baru.

"Aku mandi dulu ya mas," pamit Naya melepaskan sepatu dan beranjak menuju ke lemari untuk mengambil baju ganti.

"Pakai baju itu Nay," perintah Radit dengan menunjuk seonggok baju yang berada di atas sofa di kamar mereka.

"Apa ini mas?" tanya Naya sambil membentangkan baju kurang bahan di tangannya tersebut.

"Lingerie," sahut Radit cuek.

"Mas..... aku capek banget, boleh nggak malam ini aku ijin dulu," rengek Naya dengan wajah memelasnya.

"Aku ijinin kamu tetap bekerja tetapi tugas utama kamu sebagai seorang istri jangan kamu tinggalin dong Nay," omel Radit pelan.

Dengan bahu melemah Naya membawa lingerie itu ke kamar mandi, bagaimanapun apa yang dikatakan Radit ada benarnya juga, jadi Naya tak berani membantahnya, takut dosa.

Setelah mengguyur dan membersihkan seluruh badannya, Naya keluar dari kamar mandi sudah memakai baju kurang bahan yang mengekpos hampir seluruh kulit tubuhnya itu.

Radit menatap Naya dengan pandangan memuja, dengan gerakan lembut dia memanggil Naya untuk naik ke atas tempat tidur.

Dengan malu-malu Naya merangkak naik ke atas tempat tidur lalu merebahkan diri di samping Radit.

"Kamu cantik banget sayang," puji Radit sambil mengelus kulit mulus Naya, membuat bulu kuduk Naya meremang.

Naya membalas senyum manis Radit yang terukir di bibir suaminya, terlihat ada cinta yang dalam pada kedua mata itu.

Dengan pelan Radit mulai mengakuisisi bibir Naya, Naya ingin menolak karena dia saat ini sedang benar-benar kelelahan, tapi bibirnya terkunci dan dengan terpaksa menerima serangan Radit yang terasa berbeda malam ini.....seperti lebih....liar.

Seperti seekor singa yang kelaparan, Radit menghajar Naya dengan bermacam posisi, Naya tampak kewalahan dan megap-megap mendapatkan serangan itu.

Radit yang sedang menun*ganginya ini seperti bukan Radit suaminya, pria itu lalu membalik posisi Naya hingga berada di atasnya.

"Mas..... aku capek," rintih Naya pelan.

"Lakukan tugasmu dengan benar, baru aku akan melepasmu," desis Radit membuat Naya meremang lalu bergerak pelan dengan sisa-sisa tenaganya.

"Lebih cepet Nay, ayo Nay," perintah Radit membuat Naya mau tak mau melakukan perintah suami.

Dan ketika tubuh Radit menegang dan meremas pinggang Naya dengan keras, Naya tahu bahwa Radit akan segera sampai pada pelepasannya.

Radit menegang, lalu mengeran*ng mencapai puncaknya, Naya langsung ambruk di atas tubuh Radit dengan nafas tersengal, sungguh badannya terasa luluh lantak seperti tak bertulang saat ini.

Naya menggeser tubuhnya dan tidur dengan meringkuk, dengan lembut Radit mengecup pipi Naya yang langsung tertidur pulas tanpa memakai kembali bajunya, permainan panjang selama tiga jam itu membuat Naya menggelepar.

Radit menarik selimut untuk menutup tubuh mereka yang polos, tak lama kemudian diapun menyusul Naya ke alam mimpi.

Keesokan paginya, dengan badan yang terasa pegal, Naya bangkit dari tempat tidur tak mempedulikan tubuhnya yang polos, Naya lalu bergerak ke kamar mandi.

Selang beberapa waktu kemudian Naya sudah keluar dari kamar mandi, membungkus kepala dengan handuk dan memakai baju kerjanya.

"Mas.... " panggil Naya pelan.

"Hmm," sahut Radit membuka kelopak matanya yang masih terasa berat.

"Aku berangkat sekarang ya, mau langsung ke lapangan nemenin ayah," pamit Naya.

"Emang jam berapa sekarang?" tanya Radit membuka matanya malas, rasanya belum lama ia tertidur.

"Jam enam pagi," jawab Naya.

"Hah? Kamu ngapain berangkat pagi-pagi begini Nay?" tanya Radit bingung dengan ritme kerja sang istri.

"Kan udah aku bilangin kalo aku mau turun ke lapangan mas," jawab Naya.

"Nggak capek kamu?"

"Ya capek mas, tapi mau gimana lagi, investor mau liat lahan barunya."

"Ya udah hati-hati, aku capek mau lanjut tidur lagi."

Naya hanya mendengus mendengar ucapan Radit barusan, lebih kesal lagi ketika melihat suaminya kembali memejamkan mata dan melanjutkan tidur.

Dengan tergesa Naya keluar dari rumah mertuanya, tak sempat pamit karena belum satupun pemilik rumah ini yang berada di luar kamar mereka.

Lalu setengah jam kemudian Naya sudah berada di rumah orang tuanya, setelah mencium tangan sang bunda, Naya melanjutkan perjalanan dengan ayahnya menuju lahan tambang mereka yang baru.

Kali ini Naya tak diijinkan menyetir sendiri, melainkan supir pribadi sang ayah yang mengambil alih tugasnya karena medan yang akan ditempuhnya lumayan berbahaya.

Tak lama mereka sampai di tempat tujuan, Naya memperhatikan lingkungan sekitarnya yang masih terdapat banyak rumah penduduk.

"Yah... ini nggak salah?" tanya Naya tak tega melihat ratusan rumah di depannya itu harus diratakan dan diubah menjadi eksplorasi tambang.

"Nggak Nay, kita sudah deal dengan mereka mengenai besaran ganti ruginya," ujar sang ayah dengan wajah tenang.

Pak Rustam ayahnya Naya sudah berkecimpung dengan usaha ini sejak puluhan tahun yang lalu, jadi pak Rustam yakin bahwa keahliannya dalam menemukan lahan eksplorasi tak perlu diragukan lagi.

Naya mengakui itu, tapi entah kenapa saat ini hatinya bimbang dan firasatnya mengatakan sesuatu yang lain.

"Apa tidak bisa dipikirkan lagi Yah, kok Naya nggak enak gini ya rasanya," pinta Naya lembut sekedar memberi pendapat.

"Sudah kamu tenang saja, percaya sama ayah," bujuk pak Rustam menyakinkan Naya.

"Terus untuk modalnya gimana Yah? Untuk ganti rugi dan sebagainya kita pasti perlu modal yang besar?"

"Ayah patungan dengan beberapa investor."

"Naya harap perhitungan ayah tepat ya Yah, jangan sampai menggadaikan aset atau apapun itu untuk modal, untuk berjaga-jaga," pinta Naya hati-hati agar tak menyakiti perasaan sang ayah.

"Kamu tenang saja." pak Rustam menepuk pundak Naya pelan.

Lalu mereka terus bergerak memyusuri tempat tersebut, semakin lama firasat Naya bukan membaik tetapi malah semakin tak mengenakan.

'Ya Tuhan firasat apa ini? Semoga semua baik-baik saja' batin Naya lirih.

Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!