Bab 16 : Semua tak mudah

Kehilangan orang tua apalagi dua orang sekaligus itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dihadapi oleh semua orang.

Tapi hidup harus berlanjut dan tak mungkin berhenti pada satu titik itu, pada akhirnya hanya semua harus kembali kepada kehidupannya masing-masing.

Begitupun yang dilakukan oleh Naya saat ini, kehilangan ayah dan ibunya dalam waktu yang bersamaan, bukanlah sesuatu yang mudah untuk Naya lalui.

Tapi Naya harus tetap tegar dan kembali menjalani hidupnya, apalagi ada adik yang jadi tanggungjawab nya sekarang.

Meskipun cobaan hidup tak hanya berhenti disini karena Naya harus mempertanggungjawabkan semua masalah yang ditinggalkan oleh almarhum ayahnya, sebagai anak Naya tak mungkin membiarkan ayahnya tak tenang dalam kuburnya.

Karena ayahnya yang salah perhitungan dalam membuka lahan baru untuk usaha pertambangannya, Naya harus rela semua aset yang dimiliki oleh ayahnya harus dipindahtangankan, termasuk rumah dan semua harta yang mereka miliki.

"Kamu dipanggil lagi Nay?" tanya Radit melihat Naya sudah rapi pagi-pagi begini.

"Iya mas, mudah-mudahan kasusnya bisa ditutup hari ini, dan aku nggak perlu mondar-mandir lagi kesana," jawab Naya.

Radit mengelus pundak Naya dengan lembut, sejak perselingkuhannya dengan Nindya waktu itu, Radit selalu merasa bersalah dan lebih lembut terhadap Naya.

Apalagi mengingat sang istri sedang mengalami musibah yang bertubi-tubi, melihat Naya masih bisa menjalani hari dengan baik saja, rasanya Radit merasa bersyukur.

"Dari sana aku langsung mau nengok Reza ya mas, kasihan udah beberapa hari aku nggak tengokin dia, " ijin Naya.

"Iya Nay, kalau kamu perlu sesuatu bilang aja ama aku ya." Radit menangkup wajah Naya lalu mengecup bibir itu lembut.

Jujur Radit rindu dengan istrinya yang dulu, Naya yang sekarang adalah Naya yang tak. memiliki gairah dalam hidupnya, Naya layaknya raga tak bernyawa.

"Mau aku anter Nay?" tanya Radit.

"Mas Radit nggak sibuk?"

"Masih bisa kalo hanya buat nganter kamu Nay."

"Makasih mas." sahut Naya lirih.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Naya dan Radit berangkat bersama, Radit mengantar Naya terlebih dulu lalu Radit meneruskan perjalanannya menuju kantornya.

Naya kembali menapaki kantor itu untuk memberikan keterangan dan untung bagi Naya karena ia waktu itu tidak terjun langsung dengan project itu hingga ia bisa terlepas dari pertanggungjawaban ini.

Setelah mengantar Naya, Radit masuk ke dalam ruangannya, sebisa mungkin Radit menghindari Nindya, dia tak ingin terjebak lagi dengan dosa yang sama dengan perempuan itu.

Dua bulan berlalu sejak kejadian itu, dan Nindya selalu mencoba menggoda dan mendekat kepadanya.

Radit ingin mengontrol perasaannya, meskipun Naya saat ini sedang tak berada di performa terbagusnya sebagai istri, tapi Radit sedang berusaha untuk memahami, meski terkadang ia harus menahan kepuasan sek**alnya karena Naya yang terlihat setengah hati melayaninya.

Apalagi saat ini Nindya terang-terangan terlihat sering menggoda Radit dengan kelakuan yang terbilang murahan itu.

"Dit... " pintu ruang kerja Radit terkuak.

Radit menoleh dan mendapati Nindya melangkah masuk ke dalam ruangannya tanpa meminta ijin terlebih dulu kepadanya.

"Kok kamu kayak kurang bergairah gitu sih sekarang Dit?" tanya Nindya setelah duduk dihadapan Radit dengan menyilangkan kaki hingga mengekspos paha mulusnya itu.

Radit hanya terdiam tak ingin terpancing dengan godaan Nindya, sudah cukup waktu itu dia terjerumus dalam dosa kenikmatan bersama Nindya.

Radit sedang berusaha menahan gairah, meskipun Naya saat ini tidak bisa memuaskan hasratnya seperti waktu itu, tapi Radit tak mau mengkhianati Naya..... lagi.

"Kenapa sih Dit kok kamu kayak ngehindarin aku gitu?" cecar Nindya memojokkan Radit yang hanya terdiam tak membalas ucapan Nindya.

"Ayolah Dit nggak usah jual mahal, aku tahu kok kamu sedang butuh aku, kita bisa seneng-seneng bareng, tak perlu mikir aneh-aneh, aku happy kamu happy, kita tak perlu ikatan apapun," rayu Nindya sambil berdiri di belakang kursi Radit dan mengelus dada Radit dengan mesra.

Radit memejamkan mata, otaknya berkelana kesana kemari, mempertimbangkan tawaran Nindya yang terdengar menguntungkannya, apalagi belakangan hari Naya tak bisa memuaskannya dirinya.

"Gimana Dit?" bisik Nindya tepat di telinga Radit, membuat bulu kuduknya meremang.

Radit menolehkan kepala menatap ke dalam mata Nindya." Lo beneran nggak nuntut apa-apa ke gue kan?" tanya Radit memastikan pendengarannya.

Nindya mengangguk pelan, ada rasa kesal dan emosi mendengar pertanyaan Radit barusan, tapi Nindya pura-pura menyetujuinya.

"Jadi istilahnya take and give, suka sama suka tanpa paksaan tanpa ikatan?" tanya Radit lagi.

Nindya kembali mengangguk." Kamu perlu aku ada, aku perlu kamu ada, Ini akan jadi rahasia kita berdua." ucap Nindya pelan.

"Gue bisa pegang omongan lo nih?" tanya Radit lagi.

"Tentu, Naya tak perlu tahu," jawab Nindya dengan menyunggingkan senyum manis beracunnya.

"Deal." sahut Radit sambil mengulurkan tangan.

"Deal!" ucap Nindya menyambut uluran tangan Radit.

"Bagaimana kalo kita mulai siang ini di apartemen aku," usul Nindya.

"Em..... " Radit menimbang sesaat.

"Satu ronde saja, yang penting kebutuhan aku tersalurkan, aku lagi pengen banget" rayu Nindya lagi.

Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, Radit mengangguk setuju, menyambar kunci mobilnya dan berjalan keluar kantor dengan Nindya.

Tak perlu waktu lama untuk mereka melakukan perbuatan terkutuk itu, karena saat ini di dalam apartemen Nindya, wanita itu menunggangi Radit dengan liar menuntaskan segala hasratnya yang terpendam terhadap pria itu.

Sedang Radit si pria brengsek itu tersenyum puas atas pelayanan yang diberikan Nindya kepadanya.

Beberapa bulan mengalami musim kemarau karena sang istri yang menjelma menjadi gedebong pisang setiap Radit menggau*inya itu, sekarang bisa terpuaskan bersama Nindya.

Radit tak tahu saja, kalau dia sedang menyerahkan diri dalam jerat wanita iblis yang akan memporak-porandakan kehidupan pernikahannya kelak.

Masih dengan tubuh polos, keduanya masih berpelukan di bawah selimut yang sama.

"Thanks Dit, kamu luar biasa," puji Nindya dengan mesra.

"Makasih juga Nin, kamu juga luar biasa," balas Radit sambil mengecup bibir seksi Nindya.

"Masih mau lagi?" tantang Nindya dengan membuat pola abstrak di dada Radit hingga membuat pria itu kembali mengerang dan menyerang Nindya kembali.

Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!