Bab 19 : Tawaran Kerja

"Naya!" panggil Raisa melambaikan tangan kepada Naya yang terlihat melenggang memasuki restauran.

"Mbak Raisa!" Gegas Naya menghampiri kakak ipar yang telah menunggunya itu.

Mereka bercipika-cipiki lalu duduk berhadapan, Raisa memanggil pelayan dan meminta Naya memesan makanannya.

"Gimana kabarnya Nay?" tanya Raisa setelah pelayan mencatat makanan pesanan Naya dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ya gini mbak, nggak ada yang perlu disesali, life must go on kan," jawab Naya diplomatis.

"Iya sampai speechless aku, asli!" sahut Raisa dengan muka prihatinnya.

"Yang penting semua urusan udah selesai, aku udah tenang mbak, kasihan ayah disana kalo ini sampai berlarut-larut," ucap Naya pelan.

"Iya bener Nay, yang penting semua aman." Angguk Raisa menyetujui ucapan Naya.

"Sorry aku telat," sapa Rania membuat Naya dan Raisa yang sedang asyik mengobrol mengangkat wajah melihat Rania.

Seperti yang tadi dilakukan Naya ke Raisa, Naya dan Rania pun saling bercipika-cipiki, begitu juga Raisa ke Rania, mereka juga bercipika-cipiki.

"Gimana Nay? Aman kan?" tanya Rania.

Naya tahu apa yang dimaksud sama kakak ipar pertamanya itu.

"Iya aman mbak, sudah clear sudah beres semua," jawab Naya.

"Syukurlah aku juga ikutan mikir Nay, mau bantu yang bagaimana juga bingung, tahu dong kita berurusan sama siapa, nggak bisa sembarangan kita ikut campur."

"Iya mbak, Naya ngerti kok."

Obrolan mereka terhenti ketika pelayan membawa makanan pesanan Raisa dan Naya, lalu Rania memesan makanannya.

"Terus kegiatan kamu apa sekarang Nay?" tanya Raisa sambil sesekali menikmati sop iga nya.

"Ya cuman makan tidur makan tidur mbak."

"Nggak pengen kerja lagi?" tanya Rania.

"Nggak boleh sama mas Radit."

Raisa mendengus kesal. "Kok kamu nurut aja Nay, sayang lho potensi dalam diri kamu."

"Ya iya sih mbak, cuman aku nggak berani nentang apa kata suami."

"Dasar cowok bodoh tuh laki kamu!" umpat Raisa kesal.

"Sa... " tegur Rania menegur sang adik yang terkadang bicaranya suka tanpa filter itu.

"Lho bener kan mbak, punya bini cakep pinter dan punya nilai plus kaya Naya gini ya harus diajak kerjasama, bukannya malah diungkep di rumah suruh ngurusin cucian," dengus Raisa cuek.

"Pokoknya ya Nay, kalo kamu butuh pekerjaan info aja ke aku, aku mau bikin usaha lain di luar mobil," ajak Raisa.

"Padahal mau aku ajakin buka hotel, eh udah keduluan kamu," celetuk Ranai keki.

"Hahahahaha." Tawa ketiganya pecah berbarengan.

Lalu mereka menikmati makanan mereka dengan sesekali diselingi candaan ala mereka.

Rania yang duduk di samping Raisa menatap seseorang yang melintas di ujung sana yang terlihat familiar di matanya, tapi yang bikin dia bingung kenapa pria itu berjalan dengan seorang wanita yang bergelayut manja di pundaknya.

Tidak mungkin kan itu Radit adik bungsunya, sementara Rania tahu kalau Radit itu terlalu bucin sama Naya, sampai-sampai Naya saja tak diijinkan Radit untuk bekerja.

Meskipun manja sama ibu, bisa dibilang Radit itu tipe suami setia, gimana tidak setia, wong istrinya saja secakep dan sepintar Naya gini kok.

"Liatin apa sih mbak?" tanya Raisa membuyarkan lamunannya.

"Eh nggak, kaya ngeliat orang yang aku kenal tapi ternyata bukan," jawab Rania lalu menyendok kembali makanannya.

Gawat kalau dia jujur dengan Raisa, pasti adik perempuannya ini akan mengejar dan mencari sosok yang Rania lihat seperti Radit tadi.

Dering ponsel Naya mengagetkan ketiganya.

"Aku angkat dulu ya mbak?" ijin Naya lalu mengangkat panggilan telepon dari Hilda sahabatnya.

"Nay.... " sapa Hilda ramah.

"Iya Hil, ada apa?" tanya Naya.

"Lo mau kerja nggak Nay? Gue ada lowongan kerja nih, posisinya bagus, gajinya pun oke," ucap Hilda.

"Waduh Hil, gue mau rehat dulu belum pengen kerja lagi, gue pengen menikmati peran sebagai ibu rumah tangga, ini aja kedua kakak ipar gue pada ngajakin gue kerja tapi masih gue tolak."

"Nggak sayang Nay?" tanya Hilda menyakinkan Naya sekali lagi.

"Nggak Hil, btw thanks udah inget nawarin gue, juga udah support gue terus kemarin-kemarin," ucap Naya yakin.

"Ya udah kalo lo nggak mau Nay, gue appreciate banget sama lo dari wanita karier sekarang mau jadi IRT, top deh pokoknya," puji Hilda tulus.

"Hehehehe.... lo bisa aja Hil."

"Ya udah kalo gitu Nay, gue tutup ya, bye Naya."

"Bye Hil."

"Siapa Nay?" tanya Rania

"Sahabat aku kak."

"Nawarin kerjaan?" tanya Raisa.

"He eh," jawab Naya sambil menganggukan kepala.

"Enak aja main serobot, kan kita yang duluan meminang."

"Mas Radit yang pertama meminang mbak," celetuk Naya membuat Rania dan Raisa tertawa bersamaan.

"Padahal biasanya anggun, pendiem, tetapi ternyata adik ipar kita yang satu ini bisa ngebanyol juga ya Sa."

"Ho oh, baru tahu aku."

"Habis ini mau kemana Nay?" tanya Raisa.

"Pengen ke kantor mas Radit mbak, habis itu ke rumah Reza ada yang mau kita bahas."

"Nggak kamu telpon Radit dulu Nay, siapa tahu lagi nggak di kantor, kan takutnya kamu kecelik," usul Rania.

"Eh iya bener juga ya mbak, bentar aku telepon mas Radit dulu."

Naya lalu menempelkan ponselnya setelah menekan nomer telepon Radit, pada deringan yang kedua panggilan Naya diangkat oleh Radit.

"Halo sayang," sapa Radit.

"Mas Radit lagi dimana?" tanya Naya ketika mendengar suara berisik di latar belakang Radit.

"Lagi ketemu klien sayang, kenapa?" tanya Radit mesra.

"Oh ya sudah, tadinya aku mau mampir ke kantor mas Radit, tapi ya sudahlah aku langsung ke rumah Reza aja."

"Emang kamu lagi dimana Nay, kok berisik amat di belakang kamu?" tanya Radit penasaran, tiba-tiba Radit gelisah, saat ini dia sedang makan siang dengan Nindya di X mall, jangan sampai Naya memergoki mereka.

"Aku lagi di X mall mas, maksi sama mbak Rania dan mbak Raisa, kan tadi pagi aku udah ijin ke mas, emang lupa," gerutu Naya lirih.

"Oh kamu di X mall, lagi makan dimana?" tanya Radit langsung berdiri dan meninggalkan Nindya setelah memberi kode sama wanita itu yang dijawab dengan dengusan sebal Nindya karena lagi-lagi dikalahkan demi Naya.

"Di resto Kenari mas, resto masakan tradisional itu lho di lantai dua," jawab Naya.

'Mampus' batin Radit panik.

Lalu pria itu bergegas menuju resto yang dimaksud Naya tadi, dan mendapati sang istri lagi asyik bercengkrama dengan kedua kakak perempuannya.

"Udah selesai makannya?" tanya Radit sambil mengelus kepala Naya pelan lalu mengambil duduk di samping Naya.

"Kamu ngapain kesini Dit?" tanya Raisa kaget mendapati sang adik berada di mall yang sama dengan mereka.

"Ketemu sama klien mbak," jawab Radit lalu menyesap minuman Naya yang tinggal separo itu.

"Mau pesen minuman mas?" tanya Naya menatap Radit yang tampak kehausan.

Rania yang melihat Radit gelisah, hanya menatap penuh curiga, kalau Radit disini berarti apa yang dilihatnya tadi kemungkinan benar.

'Tapi siapa perempuan itu, masak Radit menyelingkuhi Naya dengan perempuan jal*ng seperti itu?' batin Rania.

Terpopuler

Comments

Rien

Rien

ketahuan selingkuh aws kau dit

2023-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!