"Naya!" panggil Raisa melambaikan tangan kepada Naya yang terlihat melenggang memasuki restauran.
"Mbak Raisa!" Gegas Naya menghampiri kakak ipar yang telah menunggunya itu.
Mereka bercipika-cipiki lalu duduk berhadapan, Raisa memanggil pelayan dan meminta Naya memesan makanannya.
"Gimana kabarnya Nay?" tanya Raisa setelah pelayan mencatat makanan pesanan Naya dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ya gini mbak, nggak ada yang perlu disesali, life must go on kan," jawab Naya diplomatis.
"Iya sampai speechless aku, asli!" sahut Raisa dengan muka prihatinnya.
"Yang penting semua urusan udah selesai, aku udah tenang mbak, kasihan ayah disana kalo ini sampai berlarut-larut," ucap Naya pelan.
"Iya bener Nay, yang penting semua aman." Angguk Raisa menyetujui ucapan Naya.
"Sorry aku telat," sapa Rania membuat Naya dan Raisa yang sedang asyik mengobrol mengangkat wajah melihat Rania.
Seperti yang tadi dilakukan Naya ke Raisa, Naya dan Rania pun saling bercipika-cipiki, begitu juga Raisa ke Rania, mereka juga bercipika-cipiki.
"Gimana Nay? Aman kan?" tanya Rania.
Naya tahu apa yang dimaksud sama kakak ipar pertamanya itu.
"Iya aman mbak, sudah clear sudah beres semua," jawab Naya.
"Syukurlah aku juga ikutan mikir Nay, mau bantu yang bagaimana juga bingung, tahu dong kita berurusan sama siapa, nggak bisa sembarangan kita ikut campur."
"Iya mbak, Naya ngerti kok."
Obrolan mereka terhenti ketika pelayan membawa makanan pesanan Raisa dan Naya, lalu Rania memesan makanannya.
"Terus kegiatan kamu apa sekarang Nay?" tanya Raisa sambil sesekali menikmati sop iga nya.
"Ya cuman makan tidur makan tidur mbak."
"Nggak pengen kerja lagi?" tanya Rania.
"Nggak boleh sama mas Radit."
Raisa mendengus kesal. "Kok kamu nurut aja Nay, sayang lho potensi dalam diri kamu."
"Ya iya sih mbak, cuman aku nggak berani nentang apa kata suami."
"Dasar cowok bodoh tuh laki kamu!" umpat Raisa kesal.
"Sa... " tegur Rania menegur sang adik yang terkadang bicaranya suka tanpa filter itu.
"Lho bener kan mbak, punya bini cakep pinter dan punya nilai plus kaya Naya gini ya harus diajak kerjasama, bukannya malah diungkep di rumah suruh ngurusin cucian," dengus Raisa cuek.
"Pokoknya ya Nay, kalo kamu butuh pekerjaan info aja ke aku, aku mau bikin usaha lain di luar mobil," ajak Raisa.
"Padahal mau aku ajakin buka hotel, eh udah keduluan kamu," celetuk Ranai keki.
"Hahahahaha." Tawa ketiganya pecah berbarengan.
Lalu mereka menikmati makanan mereka dengan sesekali diselingi candaan ala mereka.
Rania yang duduk di samping Raisa menatap seseorang yang melintas di ujung sana yang terlihat familiar di matanya, tapi yang bikin dia bingung kenapa pria itu berjalan dengan seorang wanita yang bergelayut manja di pundaknya.
Tidak mungkin kan itu Radit adik bungsunya, sementara Rania tahu kalau Radit itu terlalu bucin sama Naya, sampai-sampai Naya saja tak diijinkan Radit untuk bekerja.
Meskipun manja sama ibu, bisa dibilang Radit itu tipe suami setia, gimana tidak setia, wong istrinya saja secakep dan sepintar Naya gini kok.
"Liatin apa sih mbak?" tanya Raisa membuyarkan lamunannya.
"Eh nggak, kaya ngeliat orang yang aku kenal tapi ternyata bukan," jawab Rania lalu menyendok kembali makanannya.
Gawat kalau dia jujur dengan Raisa, pasti adik perempuannya ini akan mengejar dan mencari sosok yang Rania lihat seperti Radit tadi.
Dering ponsel Naya mengagetkan ketiganya.
"Aku angkat dulu ya mbak?" ijin Naya lalu mengangkat panggilan telepon dari Hilda sahabatnya.
"Nay.... " sapa Hilda ramah.
"Iya Hil, ada apa?" tanya Naya.
"Lo mau kerja nggak Nay? Gue ada lowongan kerja nih, posisinya bagus, gajinya pun oke," ucap Hilda.
"Waduh Hil, gue mau rehat dulu belum pengen kerja lagi, gue pengen menikmati peran sebagai ibu rumah tangga, ini aja kedua kakak ipar gue pada ngajakin gue kerja tapi masih gue tolak."
"Nggak sayang Nay?" tanya Hilda menyakinkan Naya sekali lagi.
"Nggak Hil, btw thanks udah inget nawarin gue, juga udah support gue terus kemarin-kemarin," ucap Naya yakin.
"Ya udah kalo lo nggak mau Nay, gue appreciate banget sama lo dari wanita karier sekarang mau jadi IRT, top deh pokoknya," puji Hilda tulus.
"Hehehehe.... lo bisa aja Hil."
"Ya udah kalo gitu Nay, gue tutup ya, bye Naya."
"Bye Hil."
"Siapa Nay?" tanya Rania
"Sahabat aku kak."
"Nawarin kerjaan?" tanya Raisa.
"He eh," jawab Naya sambil menganggukan kepala.
"Enak aja main serobot, kan kita yang duluan meminang."
"Mas Radit yang pertama meminang mbak," celetuk Naya membuat Rania dan Raisa tertawa bersamaan.
"Padahal biasanya anggun, pendiem, tetapi ternyata adik ipar kita yang satu ini bisa ngebanyol juga ya Sa."
"Ho oh, baru tahu aku."
"Habis ini mau kemana Nay?" tanya Raisa.
"Pengen ke kantor mas Radit mbak, habis itu ke rumah Reza ada yang mau kita bahas."
"Nggak kamu telpon Radit dulu Nay, siapa tahu lagi nggak di kantor, kan takutnya kamu kecelik," usul Rania.
"Eh iya bener juga ya mbak, bentar aku telepon mas Radit dulu."
Naya lalu menempelkan ponselnya setelah menekan nomer telepon Radit, pada deringan yang kedua panggilan Naya diangkat oleh Radit.
"Halo sayang," sapa Radit.
"Mas Radit lagi dimana?" tanya Naya ketika mendengar suara berisik di latar belakang Radit.
"Lagi ketemu klien sayang, kenapa?" tanya Radit mesra.
"Oh ya sudah, tadinya aku mau mampir ke kantor mas Radit, tapi ya sudahlah aku langsung ke rumah Reza aja."
"Emang kamu lagi dimana Nay, kok berisik amat di belakang kamu?" tanya Radit penasaran, tiba-tiba Radit gelisah, saat ini dia sedang makan siang dengan Nindya di X mall, jangan sampai Naya memergoki mereka.
"Aku lagi di X mall mas, maksi sama mbak Rania dan mbak Raisa, kan tadi pagi aku udah ijin ke mas, emang lupa," gerutu Naya lirih.
"Oh kamu di X mall, lagi makan dimana?" tanya Radit langsung berdiri dan meninggalkan Nindya setelah memberi kode sama wanita itu yang dijawab dengan dengusan sebal Nindya karena lagi-lagi dikalahkan demi Naya.
"Di resto Kenari mas, resto masakan tradisional itu lho di lantai dua," jawab Naya.
'Mampus' batin Radit panik.
Lalu pria itu bergegas menuju resto yang dimaksud Naya tadi, dan mendapati sang istri lagi asyik bercengkrama dengan kedua kakak perempuannya.
"Udah selesai makannya?" tanya Radit sambil mengelus kepala Naya pelan lalu mengambil duduk di samping Naya.
"Kamu ngapain kesini Dit?" tanya Raisa kaget mendapati sang adik berada di mall yang sama dengan mereka.
"Ketemu sama klien mbak," jawab Radit lalu menyesap minuman Naya yang tinggal separo itu.
"Mau pesen minuman mas?" tanya Naya menatap Radit yang tampak kehausan.
Rania yang melihat Radit gelisah, hanya menatap penuh curiga, kalau Radit disini berarti apa yang dilihatnya tadi kemungkinan benar.
'Tapi siapa perempuan itu, masak Radit menyelingkuhi Naya dengan perempuan jal*ng seperti itu?' batin Rania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Rien
ketahuan selingkuh aws kau dit
2023-07-24
0