Naya berendam dalam bathtub, selama tiga hari menjalankan rentetan acara pernikahannya membuat tubuhnya lunglai seperti tak bertulang.
Rasa capek mendera meskipun tak dipungkiri dia juga merasa bahagia, bersanding dengan Radit sang pujaan hati yang telah mengisi hari-harinya selama hampir dua tahun itu.
"Nay," sebuah ketukan membangunkan Naya dari lamunannya.
"Iya mas sebentar," sahut Naya lalu bangkit dan membasuh tubuhnya dengan air bersih lalu memakai jubah mandinya.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka." Kenapa mas?" tanya Naya mengerjab bingung menatap suami yang menatapnya lembut.
"Aku pikir kamu kenapa-napa, mandi kok lama banget," jawab Radit lembut.
"Aku berendam mas, rasanya badanku pegel banget." sahut Naya lalu beranjak menuju ke kopernya untuk mengambil baju ganti.
"Mas Radit mau mandi?" tanya Naya menoleh menatap Radit yang masih menatapnya.... intens.
"Em... iya," jawab Radit lalu berlalu ke kamar mandi.
Satu ruangan dengan wanita cantik itu membuat otak Radit travelling kemana-mana, bayangan wajah cantik dan manis itu sejak tadi berputar-putar dimatanya.
Tak menunggu waktu yang lama Radit telah menyelesaikan ritual mandinya, dengan berlilitkan handuk putih pada pinggangnya, Radit keluar dari kamar mandi.
Naya sedang memoleskan cream pada wajah mulusnya, pakaian ganti Radit tergeletak di atas tempat tidur.
Tanpa merasa malu dengan Naya, toh gadis itu telah sah menjadi istrinya, Radit memakai bajunya di sana.
Naya sesekali mencuri pandang melalui cermin di depannya, Radit tampak seksi saat memakai kaos ketatnya.
Setelah berganti baju dan meletakkan handuk kembali ke kamar mandi, Radit merangkak naik menuju ke pembaringan, menatap Naya yang masih asyik mengaplikasi wajahnya dengan berbagai cream itu.
"Masih lama Nay?" tanya Radit lembut.
"Kenapa mas?" Tak menjawab pertanyaan suami, Naya balas bertanya.
"Sini, nggak capek emang?" tanya Radit melambaikan tangan meminta Naya datang padanya.
"Bentar mas, tinggal satu lagi nih," jawab Naya sambil menyemprotkan sesuatu ke wajahnya.
Radit hanya menggelengkan kepala pelan, bingung dengan makhluk bergender perempuan itu sanggup memakai berbagai produk untuk wajahnya.
Naya menepuk-nepuk wajahnya pelan, lalu berjalan menuju pembaringan dan merangkak naik menuju ke pembaringan, memeluk pria yang telah resmi menjadi suaminya itu.
Radit mencium puncak kepala Naya dengan lembut, sambil mengusap punggung Naya pelan.
"Mas.... " panggil Naya manja.
"Apa sayang?" tanya Radit kembali mencium puncak kepala Naya.
"Mas Radit capek?"
"Kenapa emang?"
"Aku capek banget mas," jawab Naya tersenyum malu, mau jujur sama suami kalau dia belum sanggup melakukan kewajibannya sebagai istri tapi dia malu.
"Kalo capek tidur sayang," sahut Radit pelan.
"Mas Radit nggak papa?" tanya Naya menyakinkan.
"Iya nggak papa sayang," bisik Radit lembut sambil terus mengusap punggung Naya.
Tak berapa lama dengkuran halus terdengar keluar dari bibir Naya, tampaknya Naya telah terlelap dalam tidurnya dalam pelukan Radit.
"Dasar nggak peka, suami pengen malah ditinggal tidur," desah Radit pelan lalu tak lama menyusul Naya terlelap dalam tidurnya.
***
Pagi menjelang.
Naya menggeliatkan badannya pelan, rasanya terlalu nyaman, dan ketika Naya membuka mata terlihat dada bidang seseorang yang ia jadikan bantal semalaman.
Dengan malu Naya bangkit berdiri dan beranjak ke dalam kamar mandi, sebelum suaminya bangun lebih baik Naya membersihkan diri dulu.
Beberapa menit kemudian Naya sudah selesai mandi dan mendapati Radit juga telah terjaga.
"Mau mandi dulu mas?" tanya Naya.
"Iya," jawab Radit langsung bangun dan bergegas ke kamar mandi.
Naya menyeduh teh dalam cangkir untuk Radit ketika Radit keluar dari kamar mandi.
"Kita sarapan di kamar atau mau turun mas?" tanya Naya.
Radit tak menjawab, justru tangannya melingkar memeluk Naya dengan erat.
"Kalo sarapan kamu dulu boleh nggak?" bisik Radit lembut.
"Hah! Maksudnya sarapan aku tuh apa ya mas?" tanya Naya bingung dengan perkataan Radit yang absurd seperti ini.
Tak mengatakan apapun, Radit membalik tubuh Naya lalu mengakuisisi bibir tipis itu dengan lembut.
Naya memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan suami yang membuat bulu kuduk nya meremang.
Dengan lembut Radit mengangkat tubuh Naya dan meletakkan hati-hati keatas pembaringan.
Radit memandang Naya dengan tatapan memuja. "Aku nggak janji ini nggak sakit sayang, tapi aku akan coba pelan-pelan, oke?" bisik Radit lagi sambil kembali meng*cup bibir Naya.
Naya mengangguk pelan, dan ketika sesuatu yang padat dan kenyal itu menerobos dan merobek dinding di bawah sana, Naya menjerit dan mencakar punggung Radit dengan keras.
Yah Naya sudah sempurna menjadi milik Radit seutuhnya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Rien
bagus bun
2023-07-18
0