Bab 2 : Aku milikmu

Naya berendam dalam bathtub, selama tiga hari menjalankan rentetan acara pernikahannya membuat tubuhnya lunglai seperti tak bertulang.

Rasa capek mendera meskipun tak dipungkiri dia juga merasa bahagia, bersanding dengan Radit sang pujaan hati yang telah mengisi hari-harinya selama hampir dua tahun itu.

"Nay," sebuah ketukan membangunkan Naya dari lamunannya.

"Iya mas sebentar," sahut Naya lalu bangkit dan membasuh tubuhnya dengan air bersih lalu memakai jubah mandinya.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka." Kenapa mas?" tanya Naya mengerjab bingung menatap suami yang menatapnya lembut.

"Aku pikir kamu kenapa-napa, mandi kok lama banget," jawab Radit lembut.

"Aku berendam mas, rasanya badanku pegel banget." sahut Naya lalu beranjak menuju ke kopernya untuk mengambil baju ganti.

"Mas Radit mau mandi?" tanya Naya menoleh menatap Radit yang masih menatapnya.... intens.

"Em... iya," jawab Radit lalu berlalu ke kamar mandi.

Satu ruangan dengan wanita cantik itu membuat otak Radit travelling kemana-mana, bayangan wajah cantik dan manis itu sejak tadi berputar-putar dimatanya.

Tak menunggu waktu yang lama Radit telah menyelesaikan ritual mandinya, dengan berlilitkan handuk putih pada pinggangnya, Radit keluar dari kamar mandi.

Naya sedang memoleskan cream pada wajah mulusnya, pakaian ganti Radit tergeletak di atas tempat tidur.

Tanpa merasa malu dengan Naya, toh gadis itu telah sah menjadi istrinya, Radit memakai bajunya di sana.

Naya sesekali mencuri pandang melalui cermin di depannya, Radit tampak seksi saat memakai kaos ketatnya.

Setelah berganti baju dan meletakkan handuk kembali ke kamar mandi, Radit merangkak naik menuju ke pembaringan, menatap Naya yang masih asyik mengaplikasi wajahnya dengan berbagai cream itu.

"Masih lama Nay?" tanya Radit lembut.

"Kenapa mas?" Tak menjawab pertanyaan suami, Naya balas bertanya.

"Sini, nggak capek emang?" tanya Radit melambaikan tangan meminta Naya datang padanya.

"Bentar mas, tinggal satu lagi nih," jawab Naya sambil menyemprotkan sesuatu ke wajahnya.

Radit hanya menggelengkan kepala pelan, bingung dengan makhluk bergender perempuan itu sanggup memakai berbagai produk untuk wajahnya.

Naya menepuk-nepuk wajahnya pelan, lalu berjalan menuju pembaringan dan merangkak naik menuju ke pembaringan, memeluk pria yang telah resmi menjadi suaminya itu.

Radit mencium puncak kepala Naya dengan lembut, sambil mengusap punggung Naya pelan.

"Mas.... " panggil Naya manja.

"Apa sayang?" tanya Radit kembali mencium puncak kepala Naya.

"Mas Radit capek?"

"Kenapa emang?"

"Aku capek banget mas," jawab Naya tersenyum malu, mau jujur sama suami kalau dia belum sanggup melakukan kewajibannya sebagai istri tapi dia malu.

"Kalo capek tidur sayang," sahut Radit pelan.

"Mas Radit nggak papa?" tanya Naya menyakinkan.

"Iya nggak papa sayang," bisik Radit lembut sambil terus mengusap punggung Naya.

Tak berapa lama dengkuran halus terdengar keluar dari bibir Naya, tampaknya Naya telah terlelap dalam tidurnya dalam pelukan Radit.

"Dasar nggak peka, suami pengen malah ditinggal tidur," desah Radit pelan lalu tak lama menyusul Naya terlelap dalam tidurnya.

***

Pagi menjelang.

Naya menggeliatkan badannya pelan, rasanya terlalu nyaman, dan ketika Naya membuka mata terlihat dada bidang seseorang yang ia jadikan bantal semalaman.

Dengan malu Naya bangkit berdiri dan beranjak ke dalam kamar mandi, sebelum suaminya bangun lebih baik Naya membersihkan diri dulu.

Beberapa menit kemudian Naya sudah selesai mandi dan mendapati Radit juga telah terjaga.

"Mau mandi dulu mas?" tanya Naya.

"Iya," jawab Radit langsung bangun dan bergegas ke kamar mandi.

Naya menyeduh teh dalam cangkir untuk Radit ketika Radit keluar dari kamar mandi.

"Kita sarapan di kamar atau mau turun mas?" tanya Naya.

Radit tak menjawab, justru tangannya melingkar memeluk Naya dengan erat.

"Kalo sarapan kamu dulu boleh nggak?" bisik Radit lembut.

"Hah! Maksudnya sarapan aku tuh apa ya mas?" tanya Naya bingung dengan perkataan Radit yang absurd seperti ini.

Tak mengatakan apapun, Radit membalik tubuh Naya lalu mengakuisisi bibir tipis itu dengan lembut.

Naya memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan suami yang membuat bulu kuduk nya meremang.

Dengan lembut Radit mengangkat tubuh Naya dan meletakkan hati-hati keatas pembaringan.

Radit memandang Naya dengan tatapan memuja. "Aku nggak janji ini nggak sakit sayang, tapi aku akan coba pelan-pelan, oke?" bisik Radit lagi sambil kembali meng*cup bibir Naya.

Naya mengangguk pelan, dan ketika sesuatu yang padat dan kenyal itu menerobos dan merobek dinding di bawah sana, Naya menjerit dan mencakar punggung Radit dengan keras.

Yah Naya sudah sempurna menjadi milik Radit seutuhnya sekarang.

Terpopuler

Comments

Rien

Rien

bagus bun

2023-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!