Pembatas Rasa (Aku, Kamu Dan Dia)

Pembatas Rasa (Aku, Kamu Dan Dia)

Bab 1 : Pernikahan Akbar

Naya tersenyum sumringah menyambut ucapan tamu undangan yang sejak tadi tak putus memberi selamat kepadanya dan Radit.

Hampir semua orang menunggu momen bahagia keduanya yang merupakan anak pengusaha tambang dan anak pengusaha dealer mobil terkenal di kota ini bersatu dalam sebuah pernikahan.

Para tamu berlomba-lomba menampilkan busana terbaik, disamping untuk menghormati yang mengundang juga untuk ajang pamer diri atau semacam prestige karena masuk dalam daftar orang yang penting karena diundang di acara megah ini.

"Selamat ya Nay!" pekik Hilda memeluk Naya erat, sahabat satu-satunya yang dimiliki Naya ini rela terbang jauh-jauh dari medan untuk datang ke acaranya Naya dan Radit.

"Semoga bahagia selalu sampai maut memisahkan," lanjut Hilda setelah melepaskan pelukannya.

"Thanks Hil udah nyempetin dateng, jauh-jauh dari medan." Mereka saling bercipika-cipiki mesra.

"Buat lo gue usahain datang Nay," ucap Hilda tulus.

Lalu Hilda bergeser ke Radit dan mengucapkan lagi kata-kata tulus."Selamat ya mas, bahagia selalu sampai kakek nenek"

Setelah berbasa-basi dan berfoto bersama, Hilda turun dari atas pelaminan dan membaur dengan tamu undangan yang lain, dia tak akan memonopoli sang mempelai karena antrian di belakangnya masih mengular panjang.

Kemewahan jelas terpancar dari acara pernikahan akbar tersebut, Naya tampak cantik dengan busana pengantin internasional nya bersanding dengan Radit yang tampak gagah menggunakan tuxedo hitam.

Hampir semua pria dan wanita di tempat itu mungkin bahkan di kota itu pasti iri dengan Naya dan Radit, yang pria ganteng dan yang wanita cantik, dengan latar keluarga yang juga tak kaleng-kaleng, dua keluarga besar dan terpandang itu bersatu, membuat sebagian orang disana berdecak lirih dan ingin menggantikan kedua mempelai.

Lalu rangkaian acara selama tiga hari itu ditutup dengan pesta resepsi yang menjadi puncak pesta tersebut.

Setelah semua tamu meninggalkan tempat acara, kemudian Naya dan Radit pun juga ikut meninggalkan tempat tersebut dan berjalan menuju ke kamar pengantin yang telah disediakan untuk istirahat mereka.

Kamar pengantin yang berada di lantai teratas hotel ini yang merupakan president suite room yang menampilkan pemandangan kota sebagai latarnya untuk Naya dan Radit menghabiskan malam pertama mereka.

"Wih.... ayah beneran ngasih kamar president suite nih mas," decak kagum terdengar dari bibir Naya, pasalnya meskipun Naya berasal dari keluarga kaya tetapi Naya jarang menginap di hotel.

Baginya mau sebagus apapun kamar tersebut tidak lebih nyaman dengan kamar pribadinya yang memiliki fasilitas tak kalah dari hotel berbintang, disamping Naya juga tak bisa memejamkan mata selain di kamar tidurnya sendiri.

Naya lalu melepas semua sanggul dan baju pengantinnya menyisakan longtorso dan dalaman saja, mengambil baju ganti dan berlalu menuju kamar mandi.

Radit menatap tubuh polos sang istri yang hanya berbalut longtorso dan ****** ***** itu dengan jakun turun naik, menahan hasrat yang tiba-tiba muncul.

"Damn!" maki Radit pelan, membayangkan tubuh istrinya seperti itu saja membuat darahnya berdesir keras, apalagi kalau nanti Naya memakai lingerie atau tanpa memakai sehelai benang pun yang menutup tubuh indahnya.

Lagi-lagi Radit memaki dirinya sendiri, membayangkan Naya membuat sesuatu yang ada dibawah sana berdiri dan terasa ngilu.

"Mandi dulu mas," tegur Naya ketika melihat Radit yang melamun sambil menengadahkan kepala bersandar badan sofa dan menatap ke atas plafon.

"Hmm....," sahut Radit sambil berlalu ke kamar mandi setelah menerima baju ganti yang disodorkan Naya.

"Kenapa sih nggak jelas banget," omel Naya lalu menuju meja rias dan mulai memoles wajahnya dengan cream malam andalannya.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya Radit pun keluar dari kamar mandi, menggunakan celana pendek selutut dan kaos putih pas badan, membuat penampilan Radit itu terlihat begitu hot dan seksi.

"Ngapain sih Nay, dari tadi di depan cermin nggak kelar-kelar?" tanya Radit sambil berbaring di ranjang dengan kedua tangan sebagai bantal.

Sejak tadi Radit memperhatikan kegiatan Naya yang masih sibuk memoleskan berbagai cream ke wajah mulusnya.

"Bentar ya mas, ini cream terakhir kok." Senyum Naya mengembang memperhatikan Radit dari pantulan cermin si depannya, raut wajah Radit manyun sambil memperhatikan aktivitasnya.

"Hmm sudah," gumam Naya pelan sambil menepuk-nepuk kulit wajahnya dengan lembut.

Lalu hap... dia melompat keatas tempat tidur dan merebahkan diri di samping Radit, menjadikan dada bidang Radit sebagai bantal.

Rasanya damai banget bisa tidur dalam pelukan suami yang dicintainya itu, jantung keduanya berdebar kencang karena kedekatan mereka ini.

Akankah malam ini mereka melanjutkan aktivitas halal mereka atau tidak.... yuk kepoin kelanjutan ceritanya esok hari.

Terpopuler

Comments

Rien

Rien

Suka suka suka

2023-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!