Bab 11 : Teman lama

"Kamu beneran Radit kan?" tanya wanita itu memastikan ingatannya.

"Hmm... siapa ya?" tanya Radit mencoba mengingat wanita yang kini duduk di samping Naya yang duduk di depannya.

"Nindya Dit, masa lupa sih?!"

"Nindya..... Nindya anak Nusa Dua?" tanya Radit menyakinkan ingatannya.

"Iya," jawab Nindya dengan wajah sumringah.

"Astaga Nin, sampai pangling aku," ucap Radit.

"Kamu apa kabar Dit?" tanya Nindya manja.

Naya yang mendengar obrolan keduanya hanya bisa mengerjapkan mata, kok kesannya dia kayak obat nyamuk gini ya.

"Baik Nin, kamu apa kabar? Denger-denger kamu ikut suamimu ke Malaysia?" tanya Radit.

"Aku baik, iya emang aku sempat di Malaysia, tapi sekarang udah balik ke Indo lagi," jawab Nindya.

Naya lalu berdehem, merasa kehadirannya seperti tak dianggap oleh kedua orang tersebut.

"Eh iya Nin, kenalin Naya istriku." Radit tersadar dan buru-buru memperkenalkan keduanya.

"Naya," ucap Naya mengulurkan tangannya.

"Nindya," sambut Nindya yang terlihat.... enggan.

'Ada apa ini?' batin Naya mulai curiga.

"Oke Dit aku kembali ke kantor dulu ya, ini nomer telepon aku, keep contact ya." Nindya menyerahkan kartu namanya ke Radit lalu berlalu dari sana dan hanya melemparkan senyum tipis ke arah Naya.

"Siapa mas?" tanya Naya penasaran.

"Temen sekolah di Nusa Dua dulu," jawab Radit sambil menggigit kembali potongan daging steak di piringnya.

"Mantan pacar?" tanya Naya masih penasaran, Radit hanya menggeleng acuh.

"Kok terlihat dekat gitu?" cecar Naya.

"Dekat gimana sih Nay, namanya teman lama ketemu lagi, gitu aja kok dibilang dekat," sahut Radit masih santai, padahal memang dirinya dulu sempat dekat tapi belum sampai berpacaran sih, ya hanya dekat.

"Oh kirain mantan, kalo bukan ya sudah, soalnya kok ngeliat aku kayak gitu banget," celetuk Naya sambil mengedikkan bahu.

"Cemburu?" tanya Radit kesenangan.

"Namanya juga suami, ya pasti cemburulah kalo ada yang tepe-tepe," dengus Naya kesal.

"Nih robek aja kartu namanya, nggak butuh juga aku, tapi nanti jatahnya double ya," kerling Radit genit.

"Astaga mas, omongannya itu lho!" ketus Naya cemberut.

"Mumpung kita pulang sore, jadi satu kali habis ini, satu kali lagi nanti malam, deal?" tanya Radit sambil menaikturunkan alisnya.

"Terserah mas Radit ajalah, kayak aku bisa nolak saja," gerutu Naya akhirnya menikmati salad di depannya.

Selesai dengan makan siang mereka yang kesorean, Naya dan Radit melajukan mobilnya menuju rumah, dengan mobil Naya di depan dan mobil Radit Membuntutinya di belakang mobil Naya.

Kedua mobil terparkir berbaris di garasi rumah itu lalu Radit dan Naya berjalan bergandengan tangan memasuki rumah.

"Bapak ibu kemana mbok?" tanya Naya kepada ART disana ketika Naya tak. melihat kehadiran mertuanya.

"Jalan ke notaris bukan sih tadi pamitnya?" gumam simbok pelan.

"Oh iya mau ngurus surat-surat." Naya baru ingat urusan mertuanya hari ini.

Sesampainya di dalam kamar Naya mendapati Radit sudah berganti dengan celana pendek dan kaos rumahan.

"Ngapain di luar lama?" tanya Radit.

"Nanyain kemana bapak sama ibuk," jawab Naya melepas blazernya.

Dengan cekatan Radit membantu Naya membuka baju kerja sang istri dari belakang lalu mencium tengkuk Naya lembut.

"Aku mandi dulu mas," tolak Naya pelan.

"Mandi bareng yuk," ajak Radit sambil meremas kedua gundukan Naya yang masih terbalut tangtop itu.

"Yang ada nggak mandi di dalam sana," dengus Naya.

Tanpa mempedulikan penolakan Naya, Radit menarik tangan Naya ke dalam kamar mandi, dan membantu melepas semua baju Naya dan melemparnya sembarangan.

Dengan rakus Radit menyesap dua gundukan itu bergantian, dan tangannya bergerilya sambil mengusap sesuatu di bawah sana.

Lalu tanpa permisi membalik tubuh Naya dan mendorongkan senjatanya masuk ke dalam inti Naya.

Permainan yang selalu sama, Radit selalu mendominasi, bahkan hanya sekali dalam kamar mandi tak kan cukup untuk pria itu.

Kini ia kembali menghempas tubuh Naya ke atas tempat tidur dan meni*dihnya dan menjilati seluruh kulit Naya.

Naya dibuat tak berdaya dan hanya pasrah ketika Radit kembali memasukinya dan meraih kepuasannya dengan memaju mundurkan pinggulnya.

"You are so sexy sayang, aku rasanya tak pernah puas memasukimu," racau Radit sambil menatap Naya yang berada dibawahnya itu sedang menikmati setiap hujamannya.

Lalu Radit kembali mengeran* keras dan menyentak semakin dalam lalu ambruk di atas Naya.

Setelah mencurahkan semua cairan di rahim sang istri, Radit pun menggulingkan tubuhnya di samping Naya, dan disaat bersamaan, ponselnya di atas nakas bergetar.

Radit melihat nomor baru tertera disana dengan foto wanita yang sangat dikenalnya, lalu tanpa berniat mengangkat panggilan tersebut, Radit membalik ponselnya jadi tengkurap.

"Siapa mas?" tanya Naya heran melihat Radit meletakkan ponselnya lagi.

"Biasa orang nawarin pinjeman," sahut Radit tenang.

"Oh," ucap Naya lalu turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Radit kembali meraih ponselnya dan menyimpan nomer Nindya ke dalam kontaknya, sengaja ia kasih nama dengan nama lain agar Naya tak curiga.

Dalam hati Radit bertanya-tanya darimana Nindya bisa tahu kontaknya secara mereka baru bertemu tadi sore.

"Mas... " panggil Naya lembut.

"Ya." Radit menatap Naya yang telah keluar dari kamar mandi dan memakai jubah mandinya.

"Bersihin badan dulu gih, bentar lagi kan makan malam, pasti kita dipanggil ibu buat makan bareng."

Dengan malas Radit beranjak ke kamar mandi, membersihkan diri dari sisa-sisa percintaannya.

Tak berapa lama ponsel Naya berdering nyaring dari dalam tasnya, bergegas Naya mengambilnya dan mengangkatnya.

"Halo bun," sapa Naya kepada sang bunda yang sedang menghubunginya.

"Ayah kemana ya mbak, jam segini kok belum pulang?" tanya bunda cemas.

"Bunda sudah hubungi?" tanya Naya.

"Sudah tapi nggak diangkat mbak," jawab bunda terdengar khawatir.

"Naya coba hubungi Wulan dulu ya bun, semoga ayah masih di kantor."

"Iya Nay, tolong ya Nay."

"Bunda tenang ya jangan panik, ayah memang sibuk akhir-akhir ini Bun," kata Naya mencoba menenangkan bundanya.

"Iya Nay, bunda tunggu kabarnya ya nak."

Lalu klik.... pembicaraan keduanya terputus.

"Siapa sayang?" tanya Radit yang baru keluar dari kamar mandi.

"Bunda mas," jawab Naya lalu mencari kontak Wulan dan menghubunginya.

"Wul.... tahu bapak nggak?" tanya Naya to the point.

"Masih di kantor bu, masih pada meeting dengan pihak terkait," jawab Wulan kedengerannya juga masih di kantor.

"Kamu masih di kantor Wul?" tanya Naya.

"Iya bu, sama pak Hendra juga."

"Oh ya sudah, soalnya bunda khawatir kok sampai jam segini ayah belum sampai rumah, ya sudah saya tutup ya Wul"

"Baik bu, selamat malam."

Lalu Naya menghubungi bundanya dan menyampaikan keberadaan sang ayah, harusnya ayah Naya tak perlu sampai sekeras ini bekerja, kadang Naya merasa bersalah.

Sejak dirinya meragukan project baru ini, hampir semua urusan diambil alih sama Rustam, Naya hanya menjalankan tugas mengatur keuangan untuk itu, selain itu tak ada satupun yang Naya kerjakan.

Terpopuler

Comments

Rien

Rien

sip"💪

2023-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pernikahan Akbar
2 Bab 2 : Aku milikmu
3 Bab 3 : Masih tentang itu
4 Bab 4 : Satu fakta baru.
5 Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6 Bab 6 : Firasat
7 Bab 7 : Pertengkaran pertama
8 Bab 8 : Radit si anak ibu
9 Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10 Bab 10 : Antara ayah dan suami
11 Bab 11 : Teman lama
12 Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13 Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14 Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15 Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16 Bab 16 : Semua tak mudah
17 Bab 17 : Pillowtalk
18 Bab 18 : Tugas baru Naya
19 Bab 19 : Tawaran Kerja
20 Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21 Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22 Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23 Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24 Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25 Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26 Bab 26 : Wasiat ibu
27 Bab 27 : You and Me.... end?
28 Bab 28 : Punishment dari Naya
29 Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30 Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31 Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32 Bab 32 : Undangan reuni
33 Bab 33 : Reuni
34 Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35 Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36 Bab 36 : Rasa yang berbeda
37 Bab 37 : Jangan salahkan aku
38 Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39 Bab 39 : Terjerumus
40 Bab 40 : Menghindar
41 Bab 41 : Maju kena mundur kena
42 Bab 42 : Sosialita gadungan
43 Bab 43 : Bukan level kamu
44 Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45 Bab 45 : Bar bar
46 Bab 46 : Bertemu Naya
47 Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48 Bab 48 : Menepi
49 Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50 Bab 50 : Berani melangkah
51 Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52 Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53 Bab 53 : Collapse
54 Bab 54 : Dipinang
55 Bab 55 : Sah
56 Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57 Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58 Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59 Bab 59 : Bukan Ngidam
60 Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61 Bab 61 : Epilog
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pernikahan Akbar
2
Bab 2 : Aku milikmu
3
Bab 3 : Masih tentang itu
4
Bab 4 : Satu fakta baru.
5
Bab 5 : Lakukan tugasmu dengan benar
6
Bab 6 : Firasat
7
Bab 7 : Pertengkaran pertama
8
Bab 8 : Radit si anak ibu
9
Bab 9 : Kericuhan di pagi hari
10
Bab 10 : Antara ayah dan suami
11
Bab 11 : Teman lama
12
Bab 12 : Godaan yang meresahkan.
13
Bab 13 : Firasat itu menjadi kenyataan.
14
Bab 14 : Terjerat rayuan janda gatel
15
Bab 15 : Musibah bertubi-tubi
16
Bab 16 : Semua tak mudah
17
Bab 17 : Pillowtalk
18
Bab 18 : Tugas baru Naya
19
Bab 19 : Tawaran Kerja
20
Bab 20 : Kecurigaan Rania VS keluguan Naya
21
Bab 21 : Menutupi Sesuatu
22
Bab 22 : Teror Yang menyakitkan
23
Bab 23 : Separuh jiwaku pergi
24
Bab 24 : Rasanya sesakit ini
25
Bab 25 : Bangkit dan Berdiri
26
Bab 26 : Wasiat ibu
27
Bab 27 : You and Me.... end?
28
Bab 28 : Punishment dari Naya
29
Bab 29 : Radit dan segala tipu dayanya
30
Bab 30 : Hati yang kau sakiti itu memilih pergi
31
Bab 31 : Pertemuan dua keluarga
32
Bab 32 : Undangan reuni
33
Bab 33 : Reuni
34
Bab 34 : Bukan cinta monyet lagi
35
Bab 35 : Kembali ke dunia nyata
36
Bab 36 : Rasa yang berbeda
37
Bab 37 : Jangan salahkan aku
38
Bab 38 : Saatnya menikmati hasil dari menikung
39
Bab 39 : Terjerumus
40
Bab 40 : Menghindar
41
Bab 41 : Maju kena mundur kena
42
Bab 42 : Sosialita gadungan
43
Bab 43 : Bukan level kamu
44
Bab 44 : Ternyata tak seindah kenyataannya
45
Bab 45 : Bar bar
46
Bab 46 : Bertemu Naya
47
Bab 47 : Jangan memohon kepada perempuan seperti saya
48
Bab 48 : Menepi
49
Bab 49 : Ternyata masih bisa berguna
50
Bab 50 : Berani melangkah
51
Bab 51 : Bahagia itu sederhana
52
Bab 52 : Be gentle, terima akibat dari semua kesalahanmu.
53
Bab 53 : Collapse
54
Bab 54 : Dipinang
55
Bab 55 : Sah
56
Bab 56 : Paling tidak aku melihatmu bahagia
57
Bab 57 : Aku kenal kamu yang sekarang
58
Bab 58 : Siap menambah anggota baru
59
Bab 59 : Bukan Ngidam
60
Bab 60 : Berdamai dengan masa lalu.
61
Bab 61 : Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!