Bab 18 #Perhatian Evan

Pagi itu Elena pun masih tertidur pulas, mungkin karena efek obat yang di berikan Dokter membuat Elena bisa tertidur nyenyak, Evan pun masih terjaga di samping Elena, dia tidak pernah sedikit pun meninggalkan Elena disana. Elena yang mulai terbangun sangat kaget melihat bosnya duduk disebuah kursi di sampingnya.

"Pak Evan, Apa Pak Evan dari semalam disini?" Apa Pak Evan tidak tidur?" Evan pun tersenyum.

Evan yang sedari tadi menatap wajah Elena pun tidak bisa tertidur sama sekali, entah mengapa berada disisih Elena seperti tempat ternyaman untuknya.

"Apa kamu sudah lebih baik?" Evan berusaha menanyakan keadaan Elena, sebenarnya dia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi mungkin ini waktu yang tepat menanyakan pada Elena.

"Badan saya masih sakit semua Pak, Saya di hajar habis-habisan sampai saya babak belur seperti ini, sungguh mereka tidak punya perasaan memperlakukan saya seperti itu!"

Evan yang mendengar Elena berbicara pun mengepalkan tangannya dia benar-benar sangat marah dia tidak akan melepaskan orang-orang yang sudah menyakiti Elena.

"Apa kamu bisa menceritakan apa sebenarnya yang terjadi?"

"Bisa Pak." Elena ingin mengatakan semuanya, tapi posisi dia berbaring tidak begitu nyaman, dia berusaha ingin menyandarkan tubuhnya di sandaran bet tempat tidurnya tapi.

Aaaauwww.....Elena pun menjerit kesakitan, badannya benar-benar sakit untuk di gerakkan, Evan pun dengan cepat membantunya.

"Badanmu masih sakit, jangan dipaksakan untuk duduk,tetap berbaring!"

Evan pun dengan cepat memegang punggung Elena untuk membatunya berbaring kembali, entah perasaan apa menyentuh punggung Elena pun sudah membuat tubuh Evan merespon, darahnya pun berdesir hebat, mereka sungguh sangat dekat.

Elena pun merasakan hal yang sama sentuhan bosnya pun sudah membuat jantungnya seperti sedang lari maraton, Akhirnya mereka berdua pun sama-sama terdiam dengan perasaan masing-masing.

"Maaf, saya hanya ingin sekedar membantumu." ucap Evan yang sedikit canggung.

"Iiiya...Tidak apa-apa Pak." dengan terbata Elena menjawabnya.

Seorang suster pun datang keruangan Elena untuk mengecek keadaan Elena, Evan pun memperhatikan dengan seksama, dia tidak mau ada kesalahan sedikit pun dalam perawatan Elena.

"Apa Ibu sudah sarapan?" ucap seorang suster.

"Belum sus saya baru saja bangun, dan belum sempat sarapan." ucap Elena.

"Baik, segera sarapan dan minum obatnya ya Bu, biar cepat pulih!" suster itu pun ikut menyemangati kesembuhan Elena.

"Terimakasih Sus."

Akhirnya suster itu pun meninggalkan mereka berdua, Evan pun melirik makanan yang ada di samping Elena, dengan cepat dia segera mengambilnya.

"Karena kamu sudah bangun, kamu harus segera sarapan!" Evan pun membuka penutup plastik yang ada di sebuah nampan yang berisi makanan Elena, dan berusaha menyuapi Elena.

"Pak saya bisa makan sendiri." ucap Elena yang merasa tidak enak pada bosnya.

"Oya?" Tanganmu saja masih ada selang infus, tangan satu lagi masih banyak luka apa kamu bisa makan sendiri?" disana Evan mengulam senyum.

"Biarkan saya membantumu?" Elena pun tidak bisa membantah lagi perintah bosnya.

Suapan demi suapan Evan berikan, tatapan Evan pun tidak pernah sedikit pun dia alihkan dari wajah cantik Elena, Elena yang merasa di perhatikan sungguh sangat malu.

"Kenapa Bapak melihat saya seperti itu?, Saya jadi malu Pak?"

Evan disana hanya tersenyum, dia tidak bisa membohongi hatinya, dia sangat suka sekali berada di samping Elena. Saat kehilangan Elena saja hatinya seperti kehilangan tumpuan, "Apakah ini yang dinamakan cinta?" Evan pun bertanya pada dirinya sendiri.

"Karena kamu begitu cantik, Em...maksud saya kamu sangat catik walaupun kamu sedang sakit." Evan pun tidak bisa mencari alasan lain.

Elena yang mendengar ucapan bosnya wajahnya sudah seperti kepiting rebus, apalagi mendengar pujian dari bosnya, sungguh semua itu membuat hati Elena terbang di atas awan.

Tiba-tiba ponsel milik Evan berbunyi membuat mereka sama-sama terperanjat dari perasaan mereka masing-masing, Evan segera mengambil ponselnya disana, dia melihat ke layar ponselnya disana tertera nama "Mario" Evan pun segera mengangkatnya.

"Halo Pak, ada kabar penting Pak!" ucap Mario dari ujung telepon.

"Katakan!" Evan pun tidak sabar mendengar informasi yang Mario bawa.

"Salah satu orang yang menculik Elena sudah di ketahui identitasnya Pak, anak buah saya sudah menangkapnya, apa kita akan laporkan ke Polisi?"

"Jangan dulu sebelum saya menemuinya, saya yang akan menanyakan sendiri siapa dalang dari semua ini!"

Evan pun kembali mengepalkan satu tangannya, dia merasa belum adil kalau belum menghajar orang yang sudah membuat Elena luka-luka.

Akhirnya Mario segera mengakhiri pembicaraanya dia segera menjalankan tugas yang diberikan oleh bosnya, disana Elena mendengarnya pembicaraan bosnya masih bertanya-tanya.

"Apa pelakunya sudah di temukan Pak?" Evan pun mengangguk.

"Kamu jangan khawatir, saya akan memberikan balasan pada orang-orang yang sudah membuatmu seperti ini!" Elena yang mendengarnya sungguh merasa tersentuh dengan ucapan Evan.

"Terimakasih banyak Pak." tanpa sadar Elena memegang tangan Evan di sampingnya.

Evan yang merasa tangannya disentuh segera melihat kearah tangan Elena berada, darahnya pun mulai berdesir hebat bahkan ini lebih hebat dari sebelumnya. dia tidak pernah sekali pun disentuh oleh seorang wanita sebelumnya, dia dengan cepat membalas genggaman tangan Elena.

"Kamu tidak perlu berterimakasih, ini sudah tanggung jawab saya untuk melindungi seorang wanita, apalagi wanita itu adalah kamu."

Degggg...Hati Elena sudah seperti terkena bom, hatinya benar-benar sudah terbang ke langit ketujuh ,susah di ungkapkan. Pak Evan benar-benar sudah menjadi hero untuknya.

Elena segera sadar kalau tangannya ada di genggaman bosnya, dia pun segera melepaskannya. Dia tidak bisa berlama-lama bersentuhan dengan tangan bosnya, apa jadinya kalau bosnya merasa anak buahnya tidak sopan terhadapnya.

"Maafkan saya Pak, itu tadi saya cuma ingin mengucapkan terimakasih, dan bukan bermaksud tidak sopan.

Evan pun menahan tawanya setelah mendengar ucapan Elena, "Dalam keadaan seperti ini Elena bisa-bisanya memikirkan hal kesopanan"

Padahal Evan sangat nyaman menggenggam tangan Elena, entah sudah keberapa kalinya Evan menyentuhnya.

Tiba-tiba pintu ruangan Elena terbuka, disana sudah ada Siska yang ingin menjenguk Elena. Siska yang melihat Elena terbaring sungguh sangat prihatin.

"Elena kamu baik-baik saja?" Elena yang melihat sahabatnya datang menjenguknya benar-benar sangat senang, ternyata Siska baik-baik saja.

"Siska kamu kesini, kamu baik-baik saja, aku sangat menghawatirkanmu?, Aku kira kamu di culik juga!" Siska yang melihat ada Pak Evan pun segera memberi hormat.

"Siang Pak, maaf saya tadi minta ijin Bu Intan untuk menjenguk Elena." ucap Siska yang takut kalau bosnya marah.

Evan hanya tersenyum dan mengangguk, Siska dan Elena saling berpelukan walaupun Elena masih dalam keadaan berbaring.

Tiba-tiba Siska teringat dengan ponsel milik Elena yang terjatuh pada waktu kejadian penculikan itu.

"Oya El, aku membawa ponsel kamu yang terjatuh pas kamu diculik, tapi ponselmu tiba-tiba mati layarnya pun jadi retak pas terjatuh kemarin." Evan yang mendengarnya segera berjalan dan mendekati Siska.

"Berikan ponselnya pada saya, biar nanti saya yang akan memperbaiki!" Siska langsung segera memberikan ponselnya pada bosnya.

"Terimakasih banyak ya Sis, kamu sudah membantuku menelepon Pak Evan, kalau tidak mungkin aku sudah??? Evan disana segera mendekati Elena.

"Sudah, jangan katakan itu lagi, kamu akan aman bersamaku." Ucap Evan yang tidak ingin mendengar Elena bersedih lagi.

Siska disana hanya bisa bertanya dalam hati, sepertinya Pak Evan menyukai Elena terbukti dari ucapannya saja Pak Evan sangat menjaga perasaan Elena. Sebenarnya mereka sudah terlihatan cocok.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

udahhh kliatan suka ny

2024-05-10

1

SRI HANDAYANI

SRI HANDAYANI

bunga bunga sudah mulai tampak ❤❤❤🌹🌹🌹

2024-04-06

1

Pie Yana

Pie Yana

lampu hijau terang untuk elena dan sang bos, lanjut thor

2024-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #kecewa
2 Bab 2#Kisah Elena
3 Bab 3 #Penolakan Elena
4 Bab 4 #Terbang ke Tokyo
5 Bab 5 #Pertemuan dengan sang CEO
6 Bab 6 #Calon Sekretaris Evan
7 Bab 7 #Keributan di kantor
8 Bab 8#Mulai bekerja
9 Bab 9 #Perlakuan Evan
10 Bab 10 #Di belikan banyak baju
11 Bab 11 #Kedatangan Tania
12 Bab 12 #Sebuah Rencana
13 Bab 13 #Permintaan Ibu Sindy
14 Bab 14 #Kedatangan Bu Sindy
15 Bab 15 #Penculikan Elena
16 Bab 16 #Penyekapan Elena
17 Bab 17 #Penemuan Elena
18 Bab 18 #Perhatian Evan
19 Bab 19 #Introgasi
20 Bab 20 #Mengungkapkan Perasaan
21 Bab 21#Kepulangan Elena
22 Bab 22 #Sebuah Apartemen
23 Bab 23 #Kejutan
24 Bab 24 #Pertemuan dengan Adrian Company
25 Bab 25 #Kedatangan Evan
26 Bab 26 #Alergi
27 Bab 27#First kiss
28 Bab 28 #Salah paham
29 Bab 29 #Kedatangan bu Sindy ke Apartemen
30 Bab 30 #Tuduhan Tania
31 Bab 31 #Tak ada Penolakan
32 Bab 32 #Makan Malam Barsama bu Sindy
33 Bab 33 #Menjemput Elena
34 Bab 34 #Musuh Baru
35 Bab 35 #Musuh Dari Masa lalu
36 Bab 36 #Kemunculan Damian
37 Bab 37 #Penuh dengan Kesedihan
38 Bab 38 #Datang ke panti
39 Bab 39 #Putri Tidur
40 Bab 40 #Kemunculan Rita Rosalina
41 Bab 41 #Vila milik Damian
42 Bab 42 #Luluh lantah
43 Bab 43 #Makan malam Romantis
44 Bab 44 #Kebencian Tania
45 Bab 45 #Kebahagiaan Evan
46 Bab 46 #Pertemuan dengan klien
47 Bab 47 #Anak angkat Pak Renaldy
48 Bab 48 #Sebuah Informasi
49 Bab 49 #Tak bisa jauh
50 Bab 50 #Mengorek informasi
51 Bab 51 #Jalan-jalan
52 Bab 52 #Bertemu dengan Bu Sindy
53 Bab 53 #Hancur Berkeping-keping
54 Bab 54 #Penuh dengan air mata
55 Bab 55 #Penyesalan dan kebahagiaan
56 Bab 56 #Mendapat titik terang
57 Bab 57 #Penculikan
58 Bab 58 #Penjelasan Ibu Panti
59 Bab 59 #Bantuan dari Pak Renaldy
60 Bab 60 #Menemukan titik lokasi
61 Bab 61 #Manipulasi
62 Bab 62 #Penemuan Elena
63 Bab 63 #Melewati masa kritis
64 Bab 64 #Kedatangan Pak Renaldy
65 Bab 65 #Penjelasan Pak Renaldy
66 Bab 66 #Melakukan Tes DNA
67 Bab 67 #Kedatangan Bu Sindy ke Rumah Sakit
68 Bab 68 #Tania Dibawa ke Rumah Sakit
69 Bab 69 #Hasil Tes DNA
70 Bab 70 #Pertemuan
71 Bab 71 #Tawaran Bulan Madu
72 Bab 72 #Tania Kabur
73 Bab 73 #Rahasia Terkuak
74 Bab 74#Kemunculan Bela
75 Bab 75 #Pertemuan dengan Sang Nenek
76 Bab 76 #Membuka Isi Box
77 Bab 77 #Mengetahui Rahasia
78 Bab 78 #Meminta kejelasan
79 Bab 79 #Bertemu dengan Putrinya
80 Bab 80 #Pertemuan
81 Bab 81 #Penangkapan Tania
82 Bab 82 #Penjelasan
83 Bab 83 #Menemui Tania Di Kantor Polisi
84 Bab 84 #Bertemu Dengan Putrinya
85 Bab 85 #Aksi Evan
86 Bab 86 #Pertemuan dengan Tania
87 Bab 87 #Perselisihan
88 Bab 88 #Kecewa
89 Bab 89 #Sebuah Kabar
90 Bab 90 #Diserang Musuh
91 Bab 91 #Acara Lamaran Evan
92 Bab 92 #Buka Suara
93 Bab 93 #Emosi Yang Membara
94 Bab 94 #Pencarian Damian
95 Bab 95 #Bom waktu
96 Bab 96 # Bom Waktu 2
97 Bab 97 #Pertemuan
98 Bab 98 #Saling Memaafkan
99 Bab 99 #Mendapat Hukuman
100 Bab 100 #Akhir Cerita Indah
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 #kecewa
2
Bab 2#Kisah Elena
3
Bab 3 #Penolakan Elena
4
Bab 4 #Terbang ke Tokyo
5
Bab 5 #Pertemuan dengan sang CEO
6
Bab 6 #Calon Sekretaris Evan
7
Bab 7 #Keributan di kantor
8
Bab 8#Mulai bekerja
9
Bab 9 #Perlakuan Evan
10
Bab 10 #Di belikan banyak baju
11
Bab 11 #Kedatangan Tania
12
Bab 12 #Sebuah Rencana
13
Bab 13 #Permintaan Ibu Sindy
14
Bab 14 #Kedatangan Bu Sindy
15
Bab 15 #Penculikan Elena
16
Bab 16 #Penyekapan Elena
17
Bab 17 #Penemuan Elena
18
Bab 18 #Perhatian Evan
19
Bab 19 #Introgasi
20
Bab 20 #Mengungkapkan Perasaan
21
Bab 21#Kepulangan Elena
22
Bab 22 #Sebuah Apartemen
23
Bab 23 #Kejutan
24
Bab 24 #Pertemuan dengan Adrian Company
25
Bab 25 #Kedatangan Evan
26
Bab 26 #Alergi
27
Bab 27#First kiss
28
Bab 28 #Salah paham
29
Bab 29 #Kedatangan bu Sindy ke Apartemen
30
Bab 30 #Tuduhan Tania
31
Bab 31 #Tak ada Penolakan
32
Bab 32 #Makan Malam Barsama bu Sindy
33
Bab 33 #Menjemput Elena
34
Bab 34 #Musuh Baru
35
Bab 35 #Musuh Dari Masa lalu
36
Bab 36 #Kemunculan Damian
37
Bab 37 #Penuh dengan Kesedihan
38
Bab 38 #Datang ke panti
39
Bab 39 #Putri Tidur
40
Bab 40 #Kemunculan Rita Rosalina
41
Bab 41 #Vila milik Damian
42
Bab 42 #Luluh lantah
43
Bab 43 #Makan malam Romantis
44
Bab 44 #Kebencian Tania
45
Bab 45 #Kebahagiaan Evan
46
Bab 46 #Pertemuan dengan klien
47
Bab 47 #Anak angkat Pak Renaldy
48
Bab 48 #Sebuah Informasi
49
Bab 49 #Tak bisa jauh
50
Bab 50 #Mengorek informasi
51
Bab 51 #Jalan-jalan
52
Bab 52 #Bertemu dengan Bu Sindy
53
Bab 53 #Hancur Berkeping-keping
54
Bab 54 #Penuh dengan air mata
55
Bab 55 #Penyesalan dan kebahagiaan
56
Bab 56 #Mendapat titik terang
57
Bab 57 #Penculikan
58
Bab 58 #Penjelasan Ibu Panti
59
Bab 59 #Bantuan dari Pak Renaldy
60
Bab 60 #Menemukan titik lokasi
61
Bab 61 #Manipulasi
62
Bab 62 #Penemuan Elena
63
Bab 63 #Melewati masa kritis
64
Bab 64 #Kedatangan Pak Renaldy
65
Bab 65 #Penjelasan Pak Renaldy
66
Bab 66 #Melakukan Tes DNA
67
Bab 67 #Kedatangan Bu Sindy ke Rumah Sakit
68
Bab 68 #Tania Dibawa ke Rumah Sakit
69
Bab 69 #Hasil Tes DNA
70
Bab 70 #Pertemuan
71
Bab 71 #Tawaran Bulan Madu
72
Bab 72 #Tania Kabur
73
Bab 73 #Rahasia Terkuak
74
Bab 74#Kemunculan Bela
75
Bab 75 #Pertemuan dengan Sang Nenek
76
Bab 76 #Membuka Isi Box
77
Bab 77 #Mengetahui Rahasia
78
Bab 78 #Meminta kejelasan
79
Bab 79 #Bertemu dengan Putrinya
80
Bab 80 #Pertemuan
81
Bab 81 #Penangkapan Tania
82
Bab 82 #Penjelasan
83
Bab 83 #Menemui Tania Di Kantor Polisi
84
Bab 84 #Bertemu Dengan Putrinya
85
Bab 85 #Aksi Evan
86
Bab 86 #Pertemuan dengan Tania
87
Bab 87 #Perselisihan
88
Bab 88 #Kecewa
89
Bab 89 #Sebuah Kabar
90
Bab 90 #Diserang Musuh
91
Bab 91 #Acara Lamaran Evan
92
Bab 92 #Buka Suara
93
Bab 93 #Emosi Yang Membara
94
Bab 94 #Pencarian Damian
95
Bab 95 #Bom waktu
96
Bab 96 # Bom Waktu 2
97
Bab 97 #Pertemuan
98
Bab 98 #Saling Memaafkan
99
Bab 99 #Mendapat Hukuman
100
Bab 100 #Akhir Cerita Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!