Akhirnya Elena pun pindah ke kursi depan, Evan pun tampak menyungging senyum kepuasan.
"Pakai seat beltnya!"
"Baik Pak."
Elena pun segera memasang sabuk pengamannya namun dia tampak kebingungan memasangnya, maklum saja dia baru pertama kali menaiki mobil.
"Seandainya aku tidak bisa, pasti Pak Evan akan menertawakan ku." Elena masih bergumam di dalam hati.
Elena pun sangat gugup sekali saking gugupnya dia pun sampai berkeringat. Aku tampak bodoh sekali didepan Pak Evan sambil sesekali melirik ke bosnya.
Elena berharap bosnya tidak melihat dirinya yang susah payah memakai seat beltnya. Evan yang sedari tadi pura-pura tidak memperhatikannya pun, Akhirnya tidak bisa menahan tawanya.
"Kamu tidak bisa memakainya? kenapa tidak minta tolong!" ucap Evan sambil tertawa.
"Bisa kok Pak bisa, Sebentar lagi. ini sepertinya seat beltnya rusak Pak, kenapa tidak bisa di pasang dari tadi."
"Ha ha ha... kamu itu memasangnya terbalik bagaimana mau masuk."
"Benarkah?"
Tapi Evan tiba-tiba meraih seat belt yang di pegang Elena, Evan pun memiringkan badannya dan ingin membatu Elena memasang seat belt.
Posisi Evan sangat dekat sekali dengan Elena, bahkan Elena sampai sesak napas berada di dekatnya. hembusan nafas Evan pun bisa dirasakan oleh Elena, keharuman tubuh Evan pun sangat khas dengan keharuman parfum dengan aroma citrus yang terkesan maskulin, membuat Elena tidak bisa berkutik.
Sebenarnya Evan pun sangat gugup dia pun merasakan hembusan nafas Elena yang begitu dekat dengannya, keharuman Elena pun membuat Evan sangat candu, berada di dekat Elena. rasanya Evan pun ingin berlama-lama memasang seat beltnya.
"Sudah, Kamu lihat...Besok pakainya seperti ini." Evan pun akhirnya kembali keposisinya. Elena pun tidak bisa berkata apa-apa, dia mulai bisa bernafas lega setelah Evan kembali ke posisi semula.
Akhirnya Evan pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah, membelah jalanan menyusuri kota, untungnya siang itu tidak begitu macet.
Di sepanjang jalan baik Evan maupun Elena masih sama-sama terdiam. Elena pun sebenarnya sangat risih duduk berada di dekat bosnya, apalagi setelah kejadian yang memalukan bagi dirinya.
Elena pun segera menyibukan diri membaca berkas yang harus dia pelajari, Evan terlihat tampak fokus menyetir dan hanya beberapa kali Evan melirik ke arah Elena.
"Bagaimana, Apa sulit mempelajarinya?" Evan pun mulai membuka obrolan.
"Saya akan usahakan Pak, tapi maaf kalau saya dalam bekerja kurang sempurna di mata Bapak?"
"Kamu sangat sempurna di mata saya." tanpa sadar Evan berucap.
"Maksud Bapak?" Elena pun meminta penjelasan.
"Em..Maksud saya, Saya berharap kamu bisa sesempurna mungkin dalam bekerja, agar klien tidak kabur." Evan pun baru sadar dengan apa yang dia ucapkannya,akhir-akhir ini ucapannya selalu di luar kendali.
"Bapak bisa saja." Elena pun mulai melihat sisi baik dari diri bosnya, tidak seseram yang dia bayangkan, walaupun kadang sifat bosnya masih berubah-ubah.
Akhirnya mereka berdua pun sampai ketempat yang mereka tuju, mereka berhenti di sebuah restoran ternama yang berada di tengah-tengah kota.
Mereka berdua pun akhirnya turun, sebelumnya Mario sudah terlebih dahulu memesankan tempat untuk pertemuan bosnya dan kliennya.
Seorang pelayan membawa mereka menuju meja yang Mario pesankan, Evan memang sengaja datang lebih awal dari perjanjian, dia ingin makan siang di luar kali ini di temani Elena. Akhirnya salah satu pelayan pun datang untuk memberikan buku menu.
"Elena kamu bisa pesan sesukamu." ucap Evan sambil memberikan buku menu kepada Elena.
Elena pun bingung dengan menu-menu yang ditawarkan di restoran itu, semuanya sangat asing dan mahal. Biasanya makanan terenak yang dia dan Siska makan itu hanya seporsi nasi Padang.
"Bagaimana kalau Pak Evan saja yang pilih? Saya ikut saja Pak!" Elena pun mengembalikan buku menu kepada Evan.
Evan nampak tersenyum, dia paham sepertinya Elena belum pernah makan hidangan yang ada di buku menu. Akhirnya Evan lah yang memilihkan menu.
Tak perlu menunggu lama pelayan pun akhirnya datang membawakan makanan yang Evan pesan, ada berbagai macam makanan sudah terhidang di atas meja. Elena yang melihatnya pun sangat kaget dan juga bingung.
"Pak apa ini tidak berlebihan? Bapak memesan begitu banyak menu, sedangkan kita cuma berdua!"
"Saya tidak tau apa yang kamu suka, jadi saya pesankan semua menu biar kamu bisa memilihnya sendiri."
"Tapi Pak ini kebanyakan, nanti Bapak terlalu banyak mengeluarkan uang." ucap Elena sambil berbisik.
Sebenarnya bagi Evan itu tidaklah seberapa, bahkan Evan saja mampu membeli restoran yang ia datangi sekarang.
Evan terdiam sejenak Elena benar-benar gadis lugu, baru pertama kali Evan bertemu seorang Elena yang tidak matre dengan segala yang Evan punya. Bahakan hanya mengeluarkan uang tak seberapa saja menurut Elena itu berlebihan.
"Kalau begitu nanti sisanya kita bungkus untuk kamu bawa pulang, bagaiman?" Evan pun memberikan pilihan.
Elena pun langsung teringat dengan sahabatnya Siska, pasti dia akan senang kalau di bawakan makanan dari restoran mahal.
"Beneran Pak, apa boleh dibawa pulang?" Elena nampak antusias.
"Tentu saja, kamu bisa membawanya pulang!"
"Baik lah kalau begitu, terimakasih banyak ya Pak!' Elena akhirnya mengambil beberapa saja untuk dia makan.
Didepannya Evan masih terdiam melihat Elena yang begitu lahap memakan makanannya, entah rasa apa yang Evan rasakan saat ini, dia sangat mengagumi tingkah lugu Elena.
"Bapak tau, sewaktu di panti saya belum pernah makan makanan seenak ini Pak!"
"Benarkah, apa dulu kamu tinggal di panti?" Evan pun bertambah penasaran setelah mendengar ucapan dari Elena.
"Benar Pak, dari bayi saya ditinggalkan Ibu saya, bahkan sampai sekarang saya tidak tau Ibu saya siapa, yang saya tau saya hidup bersama Ibu panti yang baik hati.
Elena pun tiba-tiba bersedih setelah mengingat betapa rindunya dia dengan suasana panti, Evan yang melihatnya langsung merasa iba, dan dengan segera mengusap bahu Elena. "Apakah hidupmu begitu sulit Elena?" ucap Evan dalam hati.
Mereka pun akhirnya selesai makan, Evan dengan segera meminta pelayan untuk membungkus sisa makanan yang belum sempat termakan untuk di bawa Elena pulang nanti.
Akhirnya mereka pun bertemu dengan klien, Evan tidak menyangka Elena akan secepat itu mempelajari materi yang sudah Mario siapkan.
Kliennya pun sangat tertarik dengan apa yang di sampaikan Elena, bahkan mereka memutuskan untuk menjalin kerjasama.
Akhirnya pertemuan mereka dengan klien pun selesai, dengan memakan waktu tiga jam mereka melakukan pertemuan.
Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, Evan dan Elena pun akhirnya memutuskan untuk kembali kekantor, di tengah perjalanan Evan melintasi sebuah pusat perbelanjaan.
Tanpa berfikir panjang, akhirnya Evan memutuskan untuk membawa mobilnya masuk keparkiran di sebuah pusat perbelanjaan ternama itu.
"Pak kita mau kemana?" Elena pun sebenarnya sudah ada janji dengan Siska, sepulang kerja dia ingin membeli beberapa baju buat besok ia kenakan, ternyata Pak Evan tidak segera pulang ke kantor.
"Kita akan masuk sebentar, saya sedang membutuhkan beberapa pakaian. Apa kamu mau menemani saya?"
"Baik Pak saya bisa temani Bapak!" Elena pun mengikuti Evan masuk kedalam pusat perbelanjaan itu, Evan ternyata berhenti di sebuah butik
Disana Evan dan Elena akhirnya masuk, mereka di sambut beberapa pelayan. Mereka semua sudah tau karena Pak Evan juga salah satu pemilik saham butik ternama itu.
"Ada yang bisa saya bantu Pak?"
"Tolong pilihkan baju-baju terbaru untuk teman saya!"
Elena yang mendengarnya pun kaget, bukannya Pak Evan tadi yang ingin membeli beberapa baju.
"Silahkan mba, ikut dengan saya?" Pelayan itu pun menyuruh Elena mengikutinya.
"Pak bukannya Bapak tadi yang mau beli? kenapa saya?" Saya tidak mau Pak!" disini baju-bajunya sangat mahal, saya tidak mampu membelinya?" Elena pun sedikit berbisik ke bosnya, Evan yang mendengar ucapan Elena pun kembali tersenyum.
"Tenang saja semua saya yang belikan, kamu pilih saja baju apa yang kamu mau?" Sudah sana ikuti pelayan itu!"
"Tapi Pak, Saya..??? Belum sempat Elena berucap telunjuk Evan pun sudah berada di bibirnya.
"Kali ini jangan kamu tolak lagi? kamu mengerti!" Elena yang di perlakukan seperti itu pun hanya bisa terpaku, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
yukmier
udah elena trima aja rejeki,,,heheehee
2024-05-11
1
Ney Maniez
gercep
2024-05-10
1
SRI HANDAYANI
andaikan aku jadi Elena...🥰🥰🥰🧚♀️🧚♀️🧚♀️
2024-04-06
2