Benar saja akhirnya Evan mengambil cuti selama empat hari, tujuan utamanya yaitu untuk menemui Ibunya.
Di rumah yang megah itu Evan dulu di besarkan, selama Ayahnya sudah tiada hanya Ibunya yang sekarang menempati rumah itu, Evan sendiri mempunyai rumah di kota yang besarnya juga sama dengan rumah Ibunya.
"Pagi Bu, Ibu sehat?" Evan berjalan dan mendekati Ibunya, dia pun segera memeluk wanita paruh baya itu.
"Akhirnya kamu datang juga." Dengan lembut Ibu Sindy membalas pelukan putranya.
"Tentu saja Bu, hal utama semua alasan hanya Ibu tujuan Evan." Mengecup kening sang Ibu membuat hati sang Ibu bahagia.
"Evan kapan kamu mau memberi Ibumu ini cucu?" Dengan lembut Ibu Sindy membelai wajah tampan putranya.
Ibu Sindy memang ingin melihat Evan menikah, dan segera mempunyai cucu agar bisa melihat keturunan Mahendra hadir di tengah-tengah mereka.
"Ibu bersabarlah, aku tidak mau terburu-buru."
Evan menatap wajah sang Ibu dengan lekat dan berusaha meyakinkan pada Ibunya bahwa suatu saat dia juga ingin mempunyai pendamping dan tentunya mendapat keturunan.
"Iya tapi kapan? Ibu tidak mau tau, tahun depan kamu harus segera menikah!"
"Doakan yang terbaik saja Bu." Oya Minggu depan, Evan akan terbang ke jepang untuk perjalanan bisnis, doakan semua lancar ya Bu?"
"Iya Van... Sudah pasti Ibumu ini akan selalu mendoakan anaknya, Tapi mau sampai kapan Umurmu sudah dua puluh tujuh tahun, hartamu juga sudah melimpah. Apa kamu tidak ingin mempunyai keturunan Evan Mahendra?"
"Tentu saja Bu, nanti disaat aku sudah menemukan yang terbaik."
Evan Mahendra adalah keturunan dari Erlangga Mahendra, dulunya dia adalah seorang anak kecil yang sudah dididik sebagai seorang pembisnis. Setiap harinya dia hanya belajar dan belajar, Orang tuanya sangat ketat dalam mendidik, serta memberikan fasilitas terbaik untuknya.
Tidak heran sekarang Evan menjadi CEO yang tidak lagi di ragukan dalam kemampuannya dalam berbisnis, Ayahnya dulu adalah pemilik Skyline Corporation. Kematian Ayahnya yang begitu mendadak membuat Evan sangat terpuruk, bagaimana tidak Ayahnya meninggal dengan sangat misterius.
Sampai sekarang Evan belum bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada Ayahnya. Yang dia tau, Ibunya sudah menutup rapat-rapat atas kasus kematian Ayahnya.
**
Namaku Elena Rosalina, dari kecil aku hidup di panti asuhan. Aku tidak tau siapa kedua orang tuaku, yang aku tau dari Ibu panti, Ibuku meninggalkan aku saat aku masih bayi. Aku tidak tau alasan Ibuku meninggalkan aku pada saat itu, bahkan sampai sekarang rasanya aku tidak ingin tau siapa Ibuku.
Aku sudah sangat bersyukur memiliki Ibu panti yang baik hati, Aku di besarkan hingga aku bisa kuliah, semenjak sekolah aku sering mendapatkan beasiswa dari prestasi yang aku dapat. Aku selalu juara kelas hingga aku masuk SMA, setelah lulus aku mendapatkan beasiswa untuk bisa melanjutkan kuliah. Semenjak kuliah, aku ikut kerja sampingan menjadi tukang cuci piring di sebuah rumah makan. Dari situlah aku bisa dapat gaji dan tentunya makan gratis.
Aku ingin mandiri, tapi sebenarnya Ibu panti tidak mengijinkan aku untuk tinggal jauh dari panti, tapi tempat panti dan kuliahku sangatlah jauh. Aku tidak mau merepotkan Ibu panti untuk minta ongkos pulang pergi kuliah, maka aku putuskan untuk bisa kos sendiri.
Setelah lulus kuliah, aku beranikan diri untuk pergi ke kota mengadu nasib dengan membawa bekal ijazah kuliahku, waktu itu aku melihat ada sebuah lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan besar.
Aku mencoba memasukan lamaran kerja, selang dua hari, ternyata aku mendapat panggilan untuk interview. Aku sangat bersemangat sekali kala itu, Membayangkan aku bisa mendapatkan pekerjaan itu sesuatu yang aku harapkan.
"Pagi Pak, Saya ada panggilan interview hari ini."
"Baik, tunggu saja di dalam Mba, di dalam ada beberapa juga yang mau interview!"
Dengan semangat aku langkahkan kaki masuk ke sebuah kantor yang sangat besar, baru kali ini aku melihat sebuah perusahaan yang sangat megah menurutku. Disana aku melihat satu persatu calon yang akan di interview masuk dan keluar lagi, setelah menunggu lama akhirnya sekarang giliranku untuk masuk.
"Atas nama Elena Rosalina!"
"Saya Bu." kulangkahkan kakiku untuk masuk keruangan itu, disana aku melihat ada seorang wanita yang mungkin akan mewawancaraiku, tatapannya sangat tajam dan sungguh punya selidik, dia menatapku dengan sangat tajam dari ujung kaki sampai ujung kepalaku. Mungkin penampilanku kurang menarik, Entahlah...?
"Siapa nama kamu?"
"Elena Rosalina."
"Kamu tau, perusahaan ini membuka lowongan bagian apa?"
"Yang saya dengar perusahaan ini mencari seorang sekretaris."
"Sayangnya, lowongan itu sudah terisi, Saya sarankan anda silahkan pulang!"
"Tapi Bu, tadi saya disuruh masuk untuk interview?'' Dengan sekuat tenaga aku mempertahankan diri.
"Bagian sekretaris sudah terisi!"
"Apa tidak ada pekerjaan lain Bu?" Aku pun sampai bersimpuh di hadapannya.
"Em...Ada, tapi di bagian cleaning service!"
"Kalau begitu, tidak apa-apa Bu, saya mau, saya sangat membutuhkan pekerjaan."
"Baiklah, besok kamu bisa langsung bekerja!"
"Aku pikir orang ini berpendidikan tinggi, tapi sepertinya dia tidak bisa memanusiakan orang.
Padahal jelas-jelas aku mendapatkan panggilan untuk interview, tapi mengapa dia bilang bagian itu sudah terisi, dan menyuruhku untuk pulang. lantas untuk apa panggilan itu? Aku sudah terlanjur berharap akan di terima."
"Sudah berhari-hari aku di kota ini, aku hanya membawa uang pas-pasan untuk sewa kos, dan sisa sedikit uang untuk biaya hidup. Ku jatuhkan harga diriku meminta pekerjaan lain, karena aku sudah tidak tau bagaimana kedepannya kalau aku tidak punya pekerjaan. Mungkin aku akan jadi gelandangan!
Pagi itu juga, aku datang kembali ke perusahaan itu, disana aku menemui seorang security, dan di bawa masuk menemui orang yang kemarin menyuruhku pulang. Aku dengar namanya Bu Maya, setelah bertemu dengan Bu Maya aku di arahkan lagi ke ruangan lain dan aku tidak tau siapa orang yang akan aku temui.
"Kamu Elena yang kemarin bukan?"
"Benar Pak!"
"Kenapa kamu mau jadi cleaning service? Secara kamu cantik, kamu juga berpendidikan tinggi?"
"Saya butuh pekerjaan Pak, saya baru datang dari desa, dan saya tidak punya siapa-siapa di sini."
Aku pikir orang itu lebih bijak dari Bu Maya, Akhirnya aku di antar orang itu menuju ke sebuah ruangan, dan disana aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya. Aku pikir orang ini adalah kepala pekerja di bagian cleaning service, orangnya ramah, dan baik. Aku di pertemukan dengan Siska, dia rekanku bekerja membersihkan ruangan CEO di perusahaan ini.
Hari itu juga aku langsung bisa bekerja, akhirnya aku di ajak Siska untuk mulai bekerja.
"Ayo Elena kita bawa peralatan bersih-bersihnya, kita akan membersihkan ruangan Pak Evan!"
"Iya Sis..!! Aku pun mengikuti Siska di belakangnya, semua ruangan masih sepi, kata Siska karyawan di sini akan masuk pada pukul delapan, dan sebelum jam itu, aku dan Siska harus selesai membersihkan ruangan itu.
Siska benar-benar sangat terampil dalam bekerja, dia sangat baik denganku yang masih amatiran. Setelah semua selesai aku dan Siska akhirnya kembali ke ruangan belakang.
Perusahaan ini mengharuskan khusus ruangan Pak Evan hanya boleh dilakukan satu atau dua orang pekerja saja, Itu pun hanya membersihkan ruangannya saja, sebelum dan pulangnya Pak Evan bekerja.
Menurut Siska, dia pernah menunggu kepulangan Pak Evan sampai jam sebelas malam, hanya untuk membersihkan ruangannya saja harus menunggu Pak Evan pulang. Siang itu, aku di kejutkan dengan kedatangan orang yang tadi mengantarku bertemu Bu Maya.
"Elena boleh aku minta kartu identitasmu!"
"Boleh Pak." Dengan segera, aku mengambil tas yang aku simpan di sebuah loker, aku segera mengambil kartu identitasku disana.
"Ini Pak!"
"Terimakasih, saya bawa dulu ya, Mungkin besok kamu bisa mengambilnya di ruangan saya!'
"Baik Pak." Aku di beri tau Siska kalau tadi adalah Pak Bara, mungkin Pak Bara membutuhkan kartu identitasku, untuk memasukan dataku sebagai pekerja di perusahaan ini. Disana tiba-tiba Siska mendekatiku.
"Elena kamu tinggal di mana?"
"Aku tinggal tidak jauh dari perusahaan ini Sis."
"Apa kamu tinggal sendiri, kebetulan aku juga kos sendiri. Apa kamu mau tinggal bersamaku?
"Bisa Sis, kebetulan aku di sini juga baru, aku sangat senang kalau kamu mau berteman denganku, apalagi kos bareng."
"Oke, Nanti sepulang kerja kamu segera angkat barang-barang kamu ke kosanku ya!"
"Tapi aku tidak punya barang-barang Sis, aku cuma punya satu tas, itu pun isinya hanya baju-bajuku."
"Tidak masalah, kita malah lebih gampang untuk membawanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ney Maniez
di ulang percakapan sama pov
2024-05-10
1
Widia Sari
wah seru baca ceritanya
2024-03-26
3
Ahmad Al Hambaly
membbosannkannnn
2024-02-25
1