Bab 13 #Permintaan Ibu Sindy

Mobil Evan melaju dengan kecepatan tinggi, Evan memang sengaja menyuruh sopirnya agar lebih cepat lagi, dia benar-benar sangat panik.

Setelah menempuh kurang lebih satu jam akhirnya mobil Evan sampai di sebuah rumah sakit besar, dia segera masuk dan menuju ruangan VIP di mana di sanalah ibunya di rawat, setelah masuk keruangan itu di sana dia bertemu dengan Bi Imah.

"Bi bagaimana keadaan ibu? Evan pun segera mendekati Ibunya yang masih tidak sadarkan diri dengan selang infus di tangannya.

"Nyonya Masih belum sadar mas, tapi Dokter tadi sudah menanganinya dengan cepat." ucap Bi Imah. Akhirnya Evan bergegas menemui salah satu Dokter yang menagani ibunya di rumah sakit itu. Disana Evan di persilahkan masuk oleh salah satu asisten Dokter Hartawan.

"Silahkan masuk Pak, Dokter Hartawan sudah ada didalam." Ucap asisten Dokter Hartawan disana akhirnya Evan pun segera berjalan dan masuk keruangan itu.

"Siang Dok." ucap Evan pada Dokter Hartawan.

"Siang Pak Evan, silahkan duduk." Dokter pun mempersilahkan Evan duduk.

"Dok bagaimana keadaan Ibu saya?, apa Ibu saya baik-baik saja?". Evan ingin meminta kejelasan.

"Ibu Sindy baik-baik saja, keadaannya masih stabil tapi mungkin beliau akhir-akhir ini kurang memperhatikan pola makannya. Asam lambung Ibu Sindy naik, dan akhirnya pingsan. Saya sarankan Ibu Sindy harus di jaga pola makannya, kalau tidak asam lambungnya akan semakin parah."

**

"Evan kamu di mana sayang?" Bu Sindy pun sudah mulai sadar, Bi Imah yang melihat Nyonya besarnya sadar segera mendekati nyonya besarnya.

"Nyonya sudah sadar?" Bi Imah segera memencet tombol untuk segera memanggil suster." Mas Evan sedang ada di ruangan Dokter Nyah, mungkin sebentar lagi kesini" ucap Bi Imah.

Mengetahui ada panggilan dari ruangan Bu Sindy seorang suster segera datang keruangan itu, dan segera melihat keadaan Bu Sindy.

"Ibu Sindy sudah sadar, sebentar saya panggilkan Dokter dulu ya Bu." ucap sorang suster dengan sangat ramah. Suster itu pun segera bergegas keruangan Dokter Hartawan. Sesampainya di depan ruangan Dokter Hartawan suster itu pun meminta ijin dengan mengetuk pintu untuk bisa masuk keruangan itu, setelah di persilahkan masuk suster itu akhirnya mengatakan maksud kedatangannya.

"Dok maaf Ibu Sindy sudah sadar." Evan yang mendengar ucapan suster pun langsung kaget dan segera berdiri.

"Dok Ibu saya sudah sadar, mari Dokter segera keruangan Ibu saya. Tolong beri pelayanan terbaik pada Ibu saya!".

"Tentu saja Pak Evan, mari kita bersama ke ruangan Ibu anda." Dokter Hartawan dan Evan pun segera menuju keruangan Ibu Sindy dengan suster yang mengikuti mereka di belakangnya. Sesampainya di ruangan itu Evan langsung berlari memeluk Ibunya.

"Ibu..Ibu sudah sadar, syukurlah Evan sangat mencemaskan Ibu." Ibu Sindy pun sangat bahagia di perhatikan oleh putra semata wayangnya.

"Ibu baik-baik saja Van, kamu jangan khawatirkan Ibumu ini." Dokter Hartawan pun segera memeriksa keadaan Ibu Sindy.

"Keadaan Ibu Sindy sudah stabil, saya akan meresepkan obat terbaik untuk kesembuhan Ibu, jangan lupa Bu Sindy tidak boleh telat makan lagi ya?"

"Apa saya sudah boleh pulang Dok?" ucap Bu Sindy. Dokter Hartawan pun tersenyum melihat ke arah Bu Sindy.

"Tentu saja kalau Bu Sindy keadaannya sudah stabil ibu Sindy boleh pulang." Bu Sindy pun nampak senang setelah mendengar ucapan Dokter Hartawan. Evan yang berada di sebelahnya pun ikut bahagia melihat Ibunya sudah baik-baik saja. Dokter Hartawan pun dengan segera memberi resep obat untuk Bu Sindy.

"Kalau begitu Evan ke administrasi dulu ya Bu?" Evan segera meminta ijin kepada ibunya.

"Iya Van segera ya, Ibu ingin cepat-cepat pulang. Evan pun segera bergegas menuju ke ruang administrasi, setelah menyelesaikan semuanya Evan pun baru sadar kalau dia belum memberi tahu Elena tentang kepergiannya dari kantor.

Dengan segera Evan mengambil ponselnya dan menghubungi Elena. Sedang Elena yang sedang melamun disana malah di kagetkan dengan suara panggilan di ponselnya, dia melihat nama Pak Evan tertera di layar ponselnya."Pak Evan?Elena pun segera mengangkatnya.

"Halo Pak apa Bapak baik-baik saja? bagaimana keadaan Ibunya Bapak?" Elena mencerca pertanyaan pada bosnya, dia memang benar-benar khawatir. Evan yang mendengarnya pun bertanya-tanya apa Elena mengkhawatirkanku?

"Halo Elena saya baik-baik saja, Ibu saya pun sudah membaik." ucap Evan di seberang sana.

"Pak maafkan saya, saya sebagai sekertaris Bapak sungguh tidak berguna. Bapak pergi pun saya tidak mengetahuinya, maafkan saya Pak." Elena tampak menyesal atas ketidak tahuan nya. Evan yang mendengarnya pun merasa bahagia, saat mendengar kekhawatiran Elena padanya.

"Saya memang buru-buru kemarin, jadi saya tidak sempat meninggalkan pesan. Apa kamu sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan kemarin?"

"Sudah Pak, semua sudah selesai, Bapak tinggal menandatanganinya saja."

"Baiklah kalau begitu, terimakasih banyak."

"Itu sudah kewajiban saya Pak." Akhirnya Evan pun mengakhiri pembicaraannya dengan Elena dan segera bergegas menuju keruangan Ibunya. Ternyata disana Ibu Sindy sudah bersiap-siap mengemasi barang-barangnya.

"Apa Ibu sudah benar-benar membaik?" tanya Evan yang masih menghawatirkan keadaan Ibunya.

"Sudah Van, Ibu ingin pulang, apa kamu sudah mengambil obatnya?"

"Sudah Bu, ini semua obat Ibu." Ibu jangan telat makan ya, mulai sekarang Ibu harus bisa menjaga kesehatan. Evan tidak mau Ibu sakit lagi!".

"Makanya kamu segera menikah Van, agar Ibu ada yang memperhatikan. Ibu benar-benar sangat kesepian di rumah." Ibu Sindy pun mulai mendesak putranya untuk segera menikah, Evan yang mendengarnya sebenarnya ingin mengabulkan keinginan Ibunya. Tapi untuk saat ini Evan belum menjatuhkan pilihan.

"Baiklah Bu Evan akan segera mencari pendamping, tapi Evan mohon Ibu tidak boleh sakit-sakitan lagi." Ibu Sindy yang mendengarnya pun langsung bahagia, selama ini Evan tidak pernah membuka hatinya untuk siapa pun.

"Benarkah itu Van, kamu janji?, Ibu ingin sekali menggendong cucu." di dalam hati Evan sungguh sangat tersentuh, betapa Ibunya sangat menginginkan dirinya untuk segera menikah.

**

Pagi-pagi sekali Evan sudah berada di kantor, dia memang sengaja datang lebih awal sebelum jam masuk kerja, di sana Siska yang sedang membersihkan ruangannya pun sangat kaget dengan kedatangan bosnya.

"Pak Evan?, bukankah belum jam masuk kerja, apa saya kesiangan?, kenapa Pak Evan sudah datang?" Siska pun sedikit ketakutan.

"Saya memang ingin berangkat lebih awal, oya lanjutkan saja pekerjaanmu."

"Tapi Pak ruangannya masih kotor, Bapak lebih baik menunggu diluar dulu Pak!"

"Baiklah oya Sis, apa kamu tau makanan kesukaan Elena?" entah ada apa dengan Evan yang ingin menanyakan hal itu kepada Siska, dia tau Siska adalah salah satu teman Elena. Siska yang mendengar pertanyaan bosnya pun sedikit kaget.

"Maaf Pak saya kurang tau, sepertinya semua makanan dia suka, bagaimana kalau Bapak tanyakan sendiri pada Elena?" Evan sebenarnya ingin memberikan sedikit kejutan untuk Elena, tapi dia tidak mendapat petunjuk dari Siska.

"Ya sudah kalau begitu, kamu jangan katakan ke Elena kalau saya bertanya soal itu ya?"

"Baik Pak." Evan pun akhirnya segera meninggalkan ruangannya dia bermaksud ingin keruangan Mario, tapi baru beberapa langkah dia berjalan disana dia melihat Elena sedang berjalan menuju keruangannya.

"Pak Evan?" Bapak sudah datang!" Elena pun segera berhenti di depan Evan berada. Evan pun disana merasa senang setelah melihat kedatangan Elena.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Mira Ratmi rahayu

Mira Ratmi rahayu

udah pak evan langsung gaass aja ke elena,,keburu di embat orla...heheh

2024-05-11

2

Ney maniez

Ney maniez

lagi usaha yaa🤭😂

2024-05-10

1

Widia Sari

Widia Sari

evan tidak salah pilih elena

2024-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #kecewa
2 Bab 2#Kisah Elena
3 Bab 3 #Penolakan Elena
4 Bab 4 #Terbang ke Tokyo
5 Bab 5 #Pertemuan dengan sang CEO
6 Bab 6 #Calon Sekretaris Evan
7 Bab 7 #Keributan di kantor
8 Bab 8#Mulai bekerja
9 Bab 9 #Perlakuan Evan
10 Bab 10 #Di belikan banyak baju
11 Bab 11 #Kedatangan Tania
12 Bab 12 #Sebuah Rencana
13 Bab 13 #Permintaan Ibu Sindy
14 Bab 14 #Kedatangan Bu Sindy
15 Bab 15 #Penculikan Elena
16 Bab 16 #Penyekapan Elena
17 Bab 17 #Penemuan Elena
18 Bab 18 #Perhatian Evan
19 Bab 19 #Introgasi
20 Bab 20 #Mengungkapkan Perasaan
21 Bab 21#Kepulangan Elena
22 Bab 22 #Sebuah Apartemen
23 Bab 23 #Kejutan
24 Bab 24 #Pertemuan dengan Adrian Company
25 Bab 25 #Kedatangan Evan
26 Bab 26 #Alergi
27 Bab 27#First kiss
28 Bab 28 #Salah paham
29 Bab 29 #Kedatangan bu Sindy ke Apartemen
30 Bab 30 #Tuduhan Tania
31 Bab 31 #Tak ada Penolakan
32 Bab 32 #Makan Malam Barsama bu Sindy
33 Bab 33 #Menjemput Elena
34 Bab 34 #Musuh Baru
35 Bab 35 #Musuh Dari Masa lalu
36 Bab 36 #Kemunculan Damian
37 Bab 37 #Penuh dengan Kesedihan
38 Bab 38 #Datang ke panti
39 Bab 39 #Putri Tidur
40 Bab 40 #Kemunculan Rita Rosalina
41 Bab 41 #Vila milik Damian
42 Bab 42 #Luluh lantah
43 Bab 43 #Makan malam Romantis
44 Bab 44 #Kebencian Tania
45 Bab 45 #Kebahagiaan Evan
46 Bab 46 #Pertemuan dengan klien
47 Bab 47 #Anak angkat Pak Renaldy
48 Bab 48 #Sebuah Informasi
49 Bab 49 #Tak bisa jauh
50 Bab 50 #Mengorek informasi
51 Bab 51 #Jalan-jalan
52 Bab 52 #Bertemu dengan Bu Sindy
53 Bab 53 #Hancur Berkeping-keping
54 Bab 54 #Penuh dengan air mata
55 Bab 55 #Penyesalan dan kebahagiaan
56 Bab 56 #Mendapat titik terang
57 Bab 57 #Penculikan
58 Bab 58 #Penjelasan Ibu Panti
59 Bab 59 #Bantuan dari Pak Renaldy
60 Bab 60 #Menemukan titik lokasi
61 Bab 61 #Manipulasi
62 Bab 62 #Penemuan Elena
63 Bab 63 #Melewati masa kritis
64 Bab 64 #Kedatangan Pak Renaldy
65 Bab 65 #Penjelasan Pak Renaldy
66 Bab 66 #Melakukan Tes DNA
67 Bab 67 #Kedatangan Bu Sindy ke Rumah Sakit
68 Bab 68 #Tania Dibawa ke Rumah Sakit
69 Bab 69 #Hasil Tes DNA
70 Bab 70 #Pertemuan
71 Bab 71 #Tawaran Bulan Madu
72 Bab 72 #Tania Kabur
73 Bab 73 #Rahasia Terkuak
74 Bab 74#Kemunculan Bela
75 Bab 75 #Pertemuan dengan Sang Nenek
76 Bab 76 #Membuka Isi Box
77 Bab 77 #Mengetahui Rahasia
78 Bab 78 #Meminta kejelasan
79 Bab 79 #Bertemu dengan Putrinya
80 Bab 80 #Pertemuan
81 Bab 81 #Penangkapan Tania
82 Bab 82 #Penjelasan
83 Bab 83 #Menemui Tania Di Kantor Polisi
84 Bab 84 #Bertemu Dengan Putrinya
85 Bab 85 #Aksi Evan
86 Bab 86 #Pertemuan dengan Tania
87 Bab 87 #Perselisihan
88 Bab 88 #Kecewa
89 Bab 89 #Sebuah Kabar
90 Bab 90 #Diserang Musuh
91 Bab 91 #Acara Lamaran Evan
92 Bab 92 #Buka Suara
93 Bab 93 #Emosi Yang Membara
94 Bab 94 #Pencarian Damian
95 Bab 95 #Bom waktu
96 Bab 96 # Bom Waktu 2
97 Bab 97 #Pertemuan
98 Bab 98 #Saling Memaafkan
99 Bab 99 #Mendapat Hukuman
100 Bab 100 #Akhir Cerita Indah
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 #kecewa
2
Bab 2#Kisah Elena
3
Bab 3 #Penolakan Elena
4
Bab 4 #Terbang ke Tokyo
5
Bab 5 #Pertemuan dengan sang CEO
6
Bab 6 #Calon Sekretaris Evan
7
Bab 7 #Keributan di kantor
8
Bab 8#Mulai bekerja
9
Bab 9 #Perlakuan Evan
10
Bab 10 #Di belikan banyak baju
11
Bab 11 #Kedatangan Tania
12
Bab 12 #Sebuah Rencana
13
Bab 13 #Permintaan Ibu Sindy
14
Bab 14 #Kedatangan Bu Sindy
15
Bab 15 #Penculikan Elena
16
Bab 16 #Penyekapan Elena
17
Bab 17 #Penemuan Elena
18
Bab 18 #Perhatian Evan
19
Bab 19 #Introgasi
20
Bab 20 #Mengungkapkan Perasaan
21
Bab 21#Kepulangan Elena
22
Bab 22 #Sebuah Apartemen
23
Bab 23 #Kejutan
24
Bab 24 #Pertemuan dengan Adrian Company
25
Bab 25 #Kedatangan Evan
26
Bab 26 #Alergi
27
Bab 27#First kiss
28
Bab 28 #Salah paham
29
Bab 29 #Kedatangan bu Sindy ke Apartemen
30
Bab 30 #Tuduhan Tania
31
Bab 31 #Tak ada Penolakan
32
Bab 32 #Makan Malam Barsama bu Sindy
33
Bab 33 #Menjemput Elena
34
Bab 34 #Musuh Baru
35
Bab 35 #Musuh Dari Masa lalu
36
Bab 36 #Kemunculan Damian
37
Bab 37 #Penuh dengan Kesedihan
38
Bab 38 #Datang ke panti
39
Bab 39 #Putri Tidur
40
Bab 40 #Kemunculan Rita Rosalina
41
Bab 41 #Vila milik Damian
42
Bab 42 #Luluh lantah
43
Bab 43 #Makan malam Romantis
44
Bab 44 #Kebencian Tania
45
Bab 45 #Kebahagiaan Evan
46
Bab 46 #Pertemuan dengan klien
47
Bab 47 #Anak angkat Pak Renaldy
48
Bab 48 #Sebuah Informasi
49
Bab 49 #Tak bisa jauh
50
Bab 50 #Mengorek informasi
51
Bab 51 #Jalan-jalan
52
Bab 52 #Bertemu dengan Bu Sindy
53
Bab 53 #Hancur Berkeping-keping
54
Bab 54 #Penuh dengan air mata
55
Bab 55 #Penyesalan dan kebahagiaan
56
Bab 56 #Mendapat titik terang
57
Bab 57 #Penculikan
58
Bab 58 #Penjelasan Ibu Panti
59
Bab 59 #Bantuan dari Pak Renaldy
60
Bab 60 #Menemukan titik lokasi
61
Bab 61 #Manipulasi
62
Bab 62 #Penemuan Elena
63
Bab 63 #Melewati masa kritis
64
Bab 64 #Kedatangan Pak Renaldy
65
Bab 65 #Penjelasan Pak Renaldy
66
Bab 66 #Melakukan Tes DNA
67
Bab 67 #Kedatangan Bu Sindy ke Rumah Sakit
68
Bab 68 #Tania Dibawa ke Rumah Sakit
69
Bab 69 #Hasil Tes DNA
70
Bab 70 #Pertemuan
71
Bab 71 #Tawaran Bulan Madu
72
Bab 72 #Tania Kabur
73
Bab 73 #Rahasia Terkuak
74
Bab 74#Kemunculan Bela
75
Bab 75 #Pertemuan dengan Sang Nenek
76
Bab 76 #Membuka Isi Box
77
Bab 77 #Mengetahui Rahasia
78
Bab 78 #Meminta kejelasan
79
Bab 79 #Bertemu dengan Putrinya
80
Bab 80 #Pertemuan
81
Bab 81 #Penangkapan Tania
82
Bab 82 #Penjelasan
83
Bab 83 #Menemui Tania Di Kantor Polisi
84
Bab 84 #Bertemu Dengan Putrinya
85
Bab 85 #Aksi Evan
86
Bab 86 #Pertemuan dengan Tania
87
Bab 87 #Perselisihan
88
Bab 88 #Kecewa
89
Bab 89 #Sebuah Kabar
90
Bab 90 #Diserang Musuh
91
Bab 91 #Acara Lamaran Evan
92
Bab 92 #Buka Suara
93
Bab 93 #Emosi Yang Membara
94
Bab 94 #Pencarian Damian
95
Bab 95 #Bom waktu
96
Bab 96 # Bom Waktu 2
97
Bab 97 #Pertemuan
98
Bab 98 #Saling Memaafkan
99
Bab 99 #Mendapat Hukuman
100
Bab 100 #Akhir Cerita Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!