Sementara itu, Siska masih menanyakan pada Elena tetang kantong-kantong belanjaan yang Elena bawa, dia sedikit curiga, bagaimana tidak baru sehari Elena bekerja tapi sudah di belikan banyak sekali baju-baju dengan harga yang sangat mahal.
"El..Jelaskan padaku apa yang terjadi!" Siska meminta penjelasan.
"Ini semua Pak Evan sendiri Sis yang membelikan, aku tidak pernah memintanya, Pak Evan bilang ini hanya sebuah hadiah, karena aku bisa membuat klien mau menjalin kerja sama dengan perusahaan Skyline Corporation."
"Apa hanya itu saja?" Siska pun masih penasaran.
"Cuma itu, ga ada yang lain beneran Sis!" Elena pun meyakinkan Siska."Oiya...Ada banyak makanan buat kamu, aku sampai lupa." Elena segera mengambilkan sebuah kantong makanan yang berisi berbagai macam makanan.
"Ini Sis kamu belum makan bukan?"
"Wah ini banyak sekali El, apa ini Pak Evan juga yang membelikan?"
"Iya Sis...." Akhirnya Elena menceritakan bagaimana dia bisa membawa pulang makanan sebanyak itu, Siska pun tak bisa percaya, Ternyata Pak Evan sangat baik.
Siska terlalu kenyang menikmati makanan yang Elena bawa hingga akhirnya rasa kantuk pun melanda.
**
Pagi itu Elena sudah bersiap untuk pergi bekerja, Dia sudah mencoba beberapa baju yang Evan belikan.Tapi sepertinya dia belum menemukan pilihan yang mana yang akan dia pakai.
Siska yang sudah sedari tadi berangkat pun tidak bisa dimintain tolong untuk memilihkan baju, Akhirnya Elena hanya bisa memilih salah satu baju yang akan ia kenakan. Setelah dia bersiap dia segera berangkat menuju kantor, kos tempat dia tinggal tidak begitu jauh dari tempat dia bekerja, dia hanya perlu jalan kaki untuk sampai di kantornya.
Setelah kurang lebih sepuluh menit, akhirnya Elena pun sudah sampai di kantor, dia melihat Sepertinya sudah banyak karyawan yang berdatangan. Elena segera menuju ke ruangan tempat sang CEO, karena ruangan Elena memang bersama bosnya.
Sebuah informasi memberitahukan bahwa Pak Evan sudah datang, Semua karyawan akhirnya mulai berkumpul untuk menyambut sang CEO disana.
Tidak terkecuali Elena yang berada di tengah-tengah mereka, Bu Maya yang sedari tadi memperhatikan Elena pun menujukan rasa ketidak sukaannya, Dia berusaha menutupi Elena dengan berdiri di barisan paling depan.
Disana Evan sudah datang bersama Mario, dia berjalan dan mulai melewati karyawannya. Semua karyawan disana mulai memberi hormat atas kedatangan bos besarnya.
Evan pun melintasi satu demi satu karyawannya, dan tibalah sang CEO berjalan di barisan Elena berada, dengan Bu Maya di barisan paling depan disana.
Evan pun tiba-tiba berhenti, dia melihat keberadaan Elena disana, Bu Maya pun tampak salah tingkah, dia dengan segera merapikan baju yang iya kenakan.
Entah mengapa Evan hanya ingin melihat pakaian yang Elena kenakan saja, Elena yang tau Evan memperhatikannya pun hanya bisa menundukan wajahnya. Sedangkan Mario mulai bertanya ada apa dengan bos besarnya.
Akhirnya Evan melanjutkan langkahnya tanpa berkata apa-apa, Bu Maya merasa sangat kecewa tak sedikit pun Evan melihat keberadaannya disana, Dia tau Pak Evan hanya memperhatikan Elena di belakangnya. Sungguh tidak bisa di biarkan Elena harus segera di singkirkan kalau tidak?? Bu Maya pun sangat geram.
Setelah penyambutan sang CEO usai semua karyawan mulai kembali bekerja di tempat mereka masing-masing, tidak terkecuali Elena, Dia pun segera masuk keruang kerjanya bersama bosnya Evan.
Evan yang melihat kedatangan Elena segera duduk di kursi kebesarannya, setelah Elena masuk, Evan tak melepaskan sedikit pun pandangannya dari wajah Elena, Elena yang masuk dan tau sedang di tatap bosnya pun merasa gugup.
"Pagi Pak." Elena hanya mampu menundukan wajahnya.
"Pagi...Evan hanya menjawab dengan singkat tanpa melepas pandangannya sedikit pun. Di dalam hatinya dia sangat senang Elena memakai pakaian yang ia belikan.
Pakainnya pun sangat pas sekali di badan Elena. di tambah Elena membiarkan rambutnya tanpa mengikatnya, dan membiarkan rambutnya yang panjang tergerai, sungguh cantik, entah sejak kapan Evan sangat suka sekali melihat wajah cantik Elena.
Padahal sebelumnya dia tidak pernah melirik perempuan mana pun, kebanyakan perempuan itu yang malah sering mendekati Evan.
Mario akhirnya datang keruangan sang CEO dengan membawa berkas-berkas yang ia bawa, disana Mario segera meletakkan berkas itu di meja Elena.
"Elena tolong revisi dulu berkas-berkas ini sebelum Pak Evan menandatanganinya!"
"Baik Pak." Elena pun dengan cepat memeriksa berkas-berkas yang di bawa oleh Mario untungnya dia sudah mempelajarinya dari kemarin.
"Pak perjanjian yang kita buat untuk Mr.Harosi sudah di sah kan, kita sudah bisa melakukan hubungan bisnis mulai sekarang!"
"Bagus kamu urus persiapan kerja sama kita, jangan ada kesalahan sedikit pun!"
"Baik Pak, saya akan memberikan yang terbaik untuk Skyline Corporation." Akhirnya Mario segera meninggalkan ruangan bosnya.
Elena masih sibuk dengan berkas-berkas yang akan di tanda tangani oleh bosnya, Dia pun tidak sadar kalau sedari tadi Evan selalu memperhatikannya.
Elena dengan cepat sudah menyelesaikan tugasnya dan akan segera memberikan berkas itu ke meja bosnya, Evan yang tau Elena berjalan mendekatinya pun segera berpura-pura menyibukkan diri.
"Pak ini berkas-berkas yang harus Bapak tanda tangani." Elena segera meletakkan berkas-berkas itu di atas meja kerja bosnya. dia akhirnya segera berjalan dan akan kembali ke mejanya, tapi tiba-tiba Evan mengucapkan kata-kata yang membuat Elena berhenti melangkahkan kakinya.
"Kamu sangat cantik memakai pakaian itu!" Evan berucap tanpa memindahkan pandangannya ke arah Elena. Elena pun membalikan badannya dan segera melihat kearah bosnya disana dia melihat bosnya sedang menatapnya.
"Terimakasih banyak Pak, pakaian ini sangat bagus.
Elena yang mendengar pujian Evan wajahnya sudah seperti kepiting rebus, dia tampak malu sekali, tapi dia segera berjalan dan kembali ke mejanya. Evan yang melihat tingkah Elena hanya bisa tersenyum disana.
Jam makan siang pun tiba, Elena segera meminta ijin bosnya untuk segera pergi makan siang. Dia bergegas meninggalkan ruangannya menuju ke tempat Siska berada.
Evan yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun membiarkan Elena pergi, tapi belum sampai Elena membuka pintu tiba-tiba datang seorang wanita cantik disana dengan baju yang sedikit terbuka tiba-tiba masuk begitu saja. Elena pun masih terpana melihat wanita itu tanpa sadar Elena masih berdiri di depan pintu.
"Halo Evan sayang, kamu tau aku membawakan makan siang untukmu?" Tania pun berjalan mendekati Evan.
"Tania kamu!" Evan pun segera melihat Elena yang masih berada di depan pintu, dia merasa tidak enak dengan Elena.
Entahlah perasaan apa yang membuat Evan takut Elena berfikiran yang tidak-tidak tentang dirinya, sedang Tania tau kalau sebenarnya Evan sedang menatap perempuan yang ada di depan pintu.
"Hey kamu!, kamu karyawan baru ya!" Tania pun mulai meperhatikan ketidak sukaanya. Elena sangat kaget mendengar ucapan Tania disana dia ingin segera pergi dari ruangan itu.
"Iiiya saya karyawan baru, kalau begitu saya permisi." Elena segera berjalan dan pergi dari ruangannya.
"Siapa perempuan itu, apa dia kekasih Pak Evan? dia sangat cantik sekali." gumam Elena sambil berjalan.
Evan di dalam pun merasa tidak suka dengan kedatangan Tania, dia masih sibuk dengan pekerjaannya. di dalam hatinya Evan masih memikirkan perasaan Elena, padahal dia tau Elena bukan siapa-siapanya. Tapi entah kenapa pikirannya sangat kacau.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
yukmier
tania si ulet bulu yaa...hehehee
2024-05-11
1
Ney Maniez
🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2024-05-10
1
Nunik Wahyuni
Evan khawatir elena cemburu dan slh paham pada kehadiran Tania 😅😅🙈🙈
2024-02-14
1