Malam harinya, Elena masih sibuk memikirkan baju apa yang besok akan ia kenakan. Dia tidak punya baju resmi untuk penampilannya besok untuk pertama kalinya jadi seorang sekretaris. Siska yang melihat Elena sedang kebingungan memilah-milah bajunya akhirnya mendekati Elena.
"Kamu kenapa El?"
"Ini Sis, aku bingung, aku tidak punya baju yang bagus untuk aku kenakan besok. Aku harus pakai baju apa ya Sis?"
"Aku dulu punya rok span hitam punya kakakku, apa kamu mau mencobanya?, mungkin cocok buat kamu pakai besok." Siska segera membuka lemarinya, dan mencari rok itu. "Nah ini ketemu, coba kamu pakai El!"
"Terimakasih banyak ya Sis, kamu memang teman terbaikku. Oya kalau aku pakai kemeja ini buat atasanya bagus tidak?" Elena menunjukan sebuah kemeja warna abu-abu hadiah ulang tahun yang di berikan Ibu panti untuknya.
"Sepertinya bagus, sekarang, Coba kamu pakai keduanya!" Siska menyuruh Elena untuk segera mencoba baju yang akan dia kenakan esok hari.
Akhirnya Elena bergegas menuju ke kamar mandi untuk mencoba baju yang akan ia kenakan besok. Setelah hampir lima menit, Elena akhirnya keluar dengan memakai baju kemeja serta rok span yang panjangnya seatas lutut itu tapi masih kelihatan sopan.
"Gimana Sis bagus tidak!" Apa terlalu berlebihan?" Siska yang baru pertama kali melihat Elena berpakaian sedikit terbuka itu jadi tercengang melihat menampilkan Elena.
"El.. Ini bagus sekali, kamu sangat cantik berpakaian seperti ini!" Siska pun memutar badan Elena untuk melihat dari depan dan belakang pakaian yang Elena kenakan.
"Beneran Sis, ini masih sopan kan?, tidak terlalu ketat kan?, aku kurang nyaman berpakaian seperti ini, aku tidak terbiasa."
"Tidak El, menurutku ini masih sopan tidak berlebihan. Besok rambutmu jangan diikat seperti ini, rambut kamu harus di gerai biar kelihatan tambah cantik." Siska pun mencoba merapikan rambut Elena.
"Tapi Sis, ini untuk baju besok. Untuk besoknya lagi aku harus pakai baju apa lagi ya?" Elena nampak berfikir keras.
"Udah, besok pulang kerja kita beli beberapa baju lagi buat kamu oke!"
"Tapi Sis, uangku saja sudah menipis. Bagaimana aku bisa beli baju lagi?" Elena tampak bersedih.
"Sudahlah, aku punya sedikit tabungan. Besok kamu pakai saja dulu buat beli baju."
"Sis, kamu baik banget sama aku, jadi pengen nangis. Aku janji, nanti kalau aku sudah gajian aku akan mengembalikan uang yang aku pinjam darimu!" Elena dengan segera memeluk Siska.
"Sudahlah, jangan khawatirkan soal itu. Ayo kita sekarang istirahat, besok kamu harus siap-siap jadi sekretaris Pak Evan, bos yang ganteng itu." Mereka berdua sama-sama tertawa.
**
Pagi itu Elena dan Siska berangkat pagi-pagi menuju tempat kerja, Disana Elena terlihat sangat cantik dengan berbalut kemeja abu-abu, dengan bawahan rok hitam yang panjangnya seatas lutut, tidak lupa ia padu dengan sepatu high heels yang tidak terlalu tinggi. Rambutnya juga dibiarkan tergerai begitu saja, menambah keanggunan seorang Elena Rosalina.
Sebenarnya Elena sangat tidak nyaman dengan penampilannya hari ini, dia sudah terbiasa memakai baju kerja dengan celana panjang di bawahnya.
"Sis, aku sangat gugup, aku harus bagaimana nanti?" Elena salah tingkah sendiri sambil beberapa kali Elena merapikan bajunya, Elena merasa tidak percaya diri.
"Sudahlah, kamu santai saja. Kamu lebih baik tunggu saja sampai Pak Evan datang, kamu bisa menunggunya di lobby bawah, kamu pasti gugup karena bingung pertama kali kerja, iya kan?"
"Iya Sis, aku bingung, kalau begitu aku tunggu Pak Evan datang saja di lobby!"
"Ya sudah sana kamu tunggu di sana saja ya!" Aku harus siap-siap bekerja sebelum Pak Evan datang!"
"Apa aku bantuin kamu kerja dulu Sis, sambil menunggu Pak Evan datang?" ucap Elena.
"Iiih...Apa-apaan kamu!, kamu itu calon sekretaris Pak Evan, kamu bukan cleaning service lagi, Inget itu!! he.. he.. he.....
Siska akhirnya meninggalkan Elena disana, hari ini memang terlalu pagi buat Elena, biasanya dia memang sudah berangkat dan mulai bersih-bersih bersama Siska. Disana dia masih bingung apa yang harus dia lakukan hari ini, sebelumnya dia belum pernah mempunyai pengalaman sebagai seorang sekretaris.
Satu persatu karyawan mulai berdatangan, tidak terkecuali dengan Bu Maya. Melihat kedatangan Bu Maya, Elena pun langsung berdiri. Bu Maya yang melihat Elena disana sungguh sangat kaget.
"Kamu...Kamu ngapain di sini!" pakaianmu juga, kamu itu cleaning service kenapa berpakaian seperti ini?, Apa kamu sengaja ya biar cowok-cowok disini melirik kamu hah!!" Maya sangat geram melihat penampilan Elena yang begitu cantik, dan tidak seperti biasanya.
"Saya...Saya menunggu...?? belum sempat Elena menjawab, Bu Maya sudah menarik tangan Elena untuk membawanya pergi dari tempat itu.
"Kamu tidak pantas di sini, tempat kamu di cleaning service!" Bu Maya mencoba membawa Elena pergi dari lobby itu, tapi tiba-tiba..??
"Elena!!"
Tiba-tiba terdengar suara yang sudah tidak asing di telinga Elena, "Pak Evan?? Akhirnya Elena langsung menoleh ke arah belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya, begitu juga dengan Maya.
Sebetulnya Evan sudah melihat semuanya, bagaimana Maya menarik tangan Elena untuk pergi dari lobby, dengan segera Evan menghentikan aksi Maya. Disana Evan langsung mendekati Maya dan Elena, Tanpa basa-basi Evan segera menarik tangan Elena dari tangan Maya.
"Elena ikut dengan saya!!
Evan menarik tangan Elena, menggenggamnya, dan membawa Elena berjalan melewati karyawan yang mulai ramai berdatangan. Mereka mulai berkerumun melihat keributan yang terjadi, disana Evan tidak sadar aksinya telah membuat semua mata melihatnya.
Para hati wanita benar-benar sangat hancur melihat sang CEO menggandeng seorang karyawan yang entah siapa itu, hanya sedikit orang yang tau Elena adalah seorang cleaning service.
Maya di sana nampak kaget atas aksi yang di lakukan oleh bosnya, dia tidak menyangka bosnya akan menunjukan sikap yang menjatuhkan harga dirinya, dengan membawa seorang cleaning service bersamanya.
Elena sangat bingung dengan aksi sang CEO dia melihat Evan begitu erat menggenggamnya, dan menggandengnya bahkan disana bosnya tidak malu terlihat oleh semua karyawan yang melihat.
"Pak...Tangan saya?" Elena mencoba mengingatkan Evan agar segera melepaskan genggamannya.
Evan baru sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan dia pun segera melepaskan tangan Elena. Entahlah tangan Elena begitu nyaman dalam genggamannya.
"Maaf!" hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya.
"Terimakasih ya Pak, Bapak sudah menyelamatkan saya dari Bu Maya!" disana Elena masih berjalan mengikuti Evan sampai keruangan sang CEO.
Mario yang baru saja datang sungguh sangat heran dengan semua karyawan yang sedang berbisik-bisik, entah mereka membicarakan apa. Akhirnya Mario bertemu dengan Bara, dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Bara ada apa sebenarnya?, pagi-pagi sudah pada heboh di bawah!"
"Itu Pak, tadi mereka melihat Pak Evan yang membela Elena dari keributan dengan Bu Maya, ditambah aksi Pak Evan yang tiba-tiba menggandeng tangan Elena menuju keruangannya!" Mario yang mendengarnya sangat kaget dan hampir tidak percaya.
"Apa kamu tidak salah memberikan informasi ke saya!" Mario sebenarnya tidak percaya begitu saja dengan apa yang di katakan oleh Bara.
Mario tahu sifat bosnya yang sangat anti dengan urusan perempuan, apalagi sampai menggandengnya. Itu seperti tidak mungkin untuk seorang CEO yang dia kenal.
"Benar Pak, saya tadi juga melihatnya sendiri!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
yukmier
pak evan gass kan paak...hehehee
2024-05-10
1
Ney Maniez
wowww
2024-05-10
1
Nunik Wahyuni
Evan ga sadar udh menggenggam tangan cln istri 😂😂😂thorrr ungkap donk masa lalu elena knp bisa dibuang di panti asuhan sbnrx ortu siapa?
2024-02-14
2