Benar saja, sepulang kerja Siska langsung menemaniku mengemasi semua barang-barang yang ada di kos tempatku tinggal, setelah semua selesai aku kemasi, Aku dan Siska akhirnya segera berpamitan pada Ibu kos dan segera meninggalkan kosanku yang berada di gang sempit.
Sebetulnya sayang baru satu Minggu aku tempati, Tapi Siska dengan senang hati menawariku untuk tinggal bersamanya.
Setelah melakukan perjalanan akhirnya aku dan Siska sampai di tempat Siska, tempatnya Siska lebih besar dari tempat kos yang aku sewa, tempatku saja hanya satu petak, itu pun aku pertimbangkan dengan uang yang aku punya.
Di kos tempat Siska ada tiga ruangan disana, ada ruangan untuk tamu, ruang tidur, dan di belakang ada dapur yang jadi satu dengan kamar mandi.
"Elena..Semoga kamu betah ya di sini, maaf dengan gajiku sebagi cleaning service aku cuma bisa menyewa kos seperti ini."
"Apaan sih Sis, ini lebih bagus dari tempatku Sis, tempatmu saja lebih luas, bersih lagi. Makasih banyak ya Sis, kamu sudah mau jadi temanku?"
"Sama-sama."
**
Pagi-pagi sekali, Mario sudah datang dengan membawa berkas-berkas yang bosnya minta. Hari ini Evan masih cuti, dan hari ini juga hari terakhir bosnya cuti.
Besok sang CEO akan terbang kejepang dengan sang asisten, dan tentunya Elena yang ikut serta dalam perjalanan bisnis. Disana Mario bergegas menghubungi Bara.
''Halo Bara!''
''Ya halo Pak."
''Tolong panggilkan Elena keruangan saya sekarang!"
''Baik Pak, akan segera saya laksanakan!'' Dengan cepat Bara menuju ke ruangan belakang menemui Bu Intan.
''Pak Bara, ada apa pagi-pagi kesini?, Bapak bisa panggil saya keruangan Bapak, jadi Bapak tidak perlu repot-repot kesini Pak?" Bu Intan merasa tidak enak dengan kedatangan Bara.
''Tidak apa-apa Bu, bisa saya minta tolong panggilkan Elena!"
''Bisa Pak, tunggu sebentar!" Bu Intan segera berjalan untuk memanggil Elena, Elena yang sedang berbicara di telepon dengan Ibu panti pun akhirnya berhenti berbicara setelah melihat kedatangan Bu Intan.
''Bu Intan, ada apa Bu?"
"Kamu di panggil Pak Bara." Bu Intan bergegas menggandeng tangan Elena untuk bertemu Bara.
Akhirnya disana Elena bertemu dengan Bara, tanpa sadar ponselnya masih terhubung dengan Ibu panti, Elena lupa mematikan ponselnya, tapi Ibu panti tau kalau Elena sedang bekerja, akhirnya Bu panti mengakhiri pembicaraannya dan mematikan ponselnya.
"Bapak memanggil saya?" Elena pun di persilahkan duduk oleh Bara.
"Elena bisa kamu ikut saya ke ruangan Pak Mario?"
"Bisa Pak!" "Pak Mario ada apa? Apa aku salah dalam bekerja" Elena masih bingung dengan pikirannya sendiri.
Akhirnya Bara berjalan menuju keruangan Mario, dengan di ikuti Elena di belakangnya, tanpa mereka sadari dari jauh ada seseorang yang memperhatikan langkah mereka.
Bu Maya sangat kaget melihat Elena berjalan mengikuti Bara keruangan Mario, dengan cepat Bu Maya diam-diam mengikuti Bara dan Elena.
Tok...tok....tok...
"Masuk!" Terdengar jawaban Mario dari dalam ruangannya.
"Pak, saya sudah membawa Elena kemari!"
"Duduklah!" Disana Mario memperhatikan kedatangan Elena, wanita ini sangat cantik. Diam-diam Mario mulai simpati dengan Elena.
"Pak apa saya harus keluar?" Ucap Bara
"Kamu bisa meninggalkan ruangan ini!"
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi." Bara akhirnya keluar dari ruangan Mario, alangkah kagetnya setelah Bara membuka pintu terdengar suara benturan kepala dari luar.
"Bu Maya?, Apa yang Bu Maya lakukan di sini!"
"Eh...Em..Itu, tadi saya sedang lewat mau ambil minum Pak!"
"Bukannya pantry ada di bawah?" Bara sebenarnya sangat penasaran dengan tingkah Bu Maya.
"Iiiya...Saya lupa, kenapa saya bisa lewat sini?" Bu Maya pun pura-pura amnesia.
Bara tidak mau terlalu terlibat dengan aksi Bu Maya, akhirnya Bara berjalan meninggalkan Bu Maya disana, tapi baru beberapa langkah tiba-tiba Bu Maya sudah memanggilnya.
"Bara!, tunggu sebentar!" Bu Maya akhirnya berjalan menghampiri Bara.
"Ada apa Bu?" ada yang bisa saya bantu?"
"Em...Begini, sebenarnya tadi saya penasaran dengan perempuan tadi!"
"Elena maksudnya?"
"Iya dia, ada apa dia di panggil ke ruangan Pak Mario?"
"Oh kalau itu saya kurang tau, saya hanya di minta untuk memanggil Elena dan bertemu Pak Mario." Bara sebenarnya berbohong pada Bu Maya, Bara tau kalau Bu Maya tidak suka dengan Elena.
"Benarkah kamu tidak tau?"
"Benar, kalau Ibu mau tau, silahkan tanyakan sendiri ke Pak Mario!" Akhirnya Bara meninggalkan Bu Maya sendirian.
"Apa sebenarnya yang di lakukan Elena, mengapa dia sampai di panggil ke ruangan Mario. Aku harus cari tau" Bu Maya akhirnya memilih untuk pergi.
Di ruangan, Mario sedang berbincang dengan Elena, sebelum memberi taukan apa yang sebenarnya di perintahkan oleh sang CEO.
"Elena, kamu tau kenapa saya panggil kamu kesini!"
"Maaf, saya tidak tau Pak, apa saya melakukan kesalahan dalam bekerja?"
"Tidak, kamu tidak melakukan kesalahan, ini saya kembalikan kartu identitasmu, oya besok kamu harus siap-siap jam tujuh pagi saya akan menjemputmu. Berikan alamat di mana kamu tinggal!"
"Maksud Bapak apa ini? Saya tidak tau Pak saya harus siap-siap, dan saya akan di jemput jam tujuh pagi maksud Bapak apa?" Tolong jelaskan ke saya!"
"Kita akan berangkat ke jepang bersama Pak Evan!"
"Hah???" Maksud Bapak!" Elena merasa seperti mimpi "Jepang????" Apa sebenarnya yang terjadi? Belum pernah dia di hadapkan di situasi ini. Pikirannya pun mulai kacau.
"Mungkin kamu kaget mendengarnya, Pak Evan akan mewawancari kamu yang nantinya mungkin saja Pak Evan bisa menjadikanmu sekretarisnya, tapi itu nanti setelah kita sampai di jepang!"
"Apa itu tidak berlebihan Pak?, saya hanya seorang cleaning service, Pak Evan bisa mewawancari saya di sini saja Pak!"
Mario sangat heran dengan sikap Elena, Biasanya seorang wanita yang di beri kesempatan seperti ini pasti tidak akan menolaknya, tapi wanita ini??
"Pak maaf, bisa saya berbicara dengan Pak Evan?, saya bisa katakan, kalau di perbolehkan saya akan meminta Pak Evan mewawancarai saya di sini saja. Bukan saya menolak, tapi saya tidak pantas di perlakukan bak seperti ratu. saya hanya seorang cleaning service. Apa kata karyawan lain?, hanya cuma di wawancarai saja saya harus ikut kejepang, saya bukan siapa-siapa Pak!"
"Tapi visamu semua sudah saya buatkan, kamu tinggal berangkat, semua biaya di tanggung Pak Evan!"
"Saya mohon Pak, ijinkan saya berbicara dengan Pak Evan." Elena sangat memohon ke Mario dia merasa tidak pantas, hanya sekedar di wawancarai saja harus di jepang.
"Baiklah, saya akan berbicara dengan Pak Evan!" Akhirnya mau tak mau Mario menghubungi bosnya.
"Halo Pak, maaf bisa minta waktunya sebentar?"
"Mario, ada masalah apa di perusahaan selama saya cuti?"
"Tidak ada masalah Pak, cuma ada kendala sedikit tentang Elena."
"Elena siapa Elena?""
"Oya Elena Rosalina yang kemarin di jadikan cleaning service oleh Bu Maya!"
"Oh....Saya baru ingat, apa kamu sudah membuatkannya visa?"
"Sudah Pak, bahkan Elena sedang ada di hadapan saya saat ini."
"Lalu?" Evan yang sedang makan bersama Ibunya akhirnya menghentikan makannya.
"Ada apa Van?, Apa ada masalah di kantor?" Ibunya mulai memperhatikan Evan.
"Hanya masalah kecil Bu, boleh saya bicara sebentar dengan Mario?"
"Lanjutkan saja, tidak apa-apa, Ibu tidak terganggu."
Mario yang masih mendengarkan percakapan bosnya pun masih menunggu pembicaraan antara Evan dan Ibunya, sedangkan Elena masih begitu kacau pikirannya. "Apa yang harus aku katakan kepada Pak Evan, apa aku salah menolaknya?"
"Ya Mario lanjutkan!"
"Ya Pak, begini Elena menolak secara halus atas kepergian kita besok Pak, dia meminta ingin berbicara sendiri ke Pak Evan, Kalau di perbolehkan?"
Mario pun tampak ragu-ragu dia takut bosnya akan marah atas perintah yang tidak sesuai dengan perintah bosnya.
"Baiklah, berikan teleponmu itu ke Elena!"
"Baik, sebentar." Mario pun memberikan teleponnya ke Elena, Dengan ragu-ragu Elena menerimanya.
"Halo Pak Evan." Dengan nada bergetar Elena memberanikan dirinya untuk berbicara kepada bos besarnya.
"Ya, silahkan bicara!" Dengan nada ketus Evan berucap.
Elena pun nampak menjauhkan teleponnya dari telinganya, dan akhirnya menempelkannya lagi di telinganya.
"Begini Pak, maaf sekali bukannya saya menolak perintah Bapak, cuma sepertinya saya kurang layak diperlakukan seperti ini, kalau bisa saya di wawancarainya di sini saja Pak, di kantor ini?, Toh saya hanya seorang cleaning service Pak??"
Disana Evan masih terdiam, biasanya semua orang yang di perintahnya tidak akan menolak semua kata-katanya.
"Apa maksud kamu!" Saya di sini CEO, kamu juga adalah karyawan saya walau pun di bagian cleaning service, apa pantas bawahanku menolak perintahku!"
"Bukan begitu Pak, saya sangat menghargai perintah Bapak, saya cuma tidak layak Pak."
"Berikan teleponnya ke Mario!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
yukmier
elena kamu beruntung lhooo
2024-05-10
1
Ney Maniez
itu loyalitas
2024-05-10
1
reza indrayana
🤔🤔 Bahaye nichh...., Evan ngamuk tdk y dg sebuah penolakan ..🥰🥰🥰.
2024-02-15
1